Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota (TKP 345)

Dosen Pengampu: Dr. Broto Sunaryo, MSP

Disusun oleh:
Istiqomah Tya Dewi P
NIM 21040111130075

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perencanaan suatu wilayah agar dapat sesuai dengan apa yang diinginkan tidak
hanya mempertimbangkan aspek fisik, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek non
fisik seperti sosial, ekonomi, budaya dan politik. Ekonomi Wilayah dan Kota memasukkan
unsur ruang serta keragaman ruang ke dalam teori, analisis dan metodelogi ilmu
ekonomi, yang mana hasil analisis tersebut dapat diaplikasikan dalam mendukung
perencanaan suatu wilayah/kota. Selain itu juga dalam rangka mengatasi permasalahan
ekonomi di masyarakat sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat di wilayah/kota menjadi lebih optimal. Perencanaan pembangunan ekonomi
suatu daerah perlu dilakukan karena jika suatu wilayah/kota mengalami pembangunan
ekonomi maka dapat dipastikan mengalami pertumbuhan ekonomi juga. Ini semua
ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi positif yang lebih besar dari laju pertumbuhan
penduduk.
Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional) adalah menciptakan
pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau
menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparity), dan pengangguran
(Todaro, 2000). Kebijakan pembangunan selama ini diarahkan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Setiap wilayah dituntut untuk mampu mengoptimalkan
semua potensi dan sumber daya yang ada sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang pertumbuhan ekonomi
wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah dan pemerataan pembangunan menjadi
permasalahan utama dalam pertumbuhan wilayah. Kesenjangan ini yang sering disebut
dengan Disparitas Spatial.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun terus meningkat.
Hal ini didukung dari pertumbuhan sektor-sektor yang ikut berkontribusai dalam PDRB
Provinsi Jawa Tengah. Salah satunya adalah sektor bangunan atau kontruksi yang
sekarang ini meningkat seperti pembangunan gedung-gedung dan permukiman penduduk
mengikuti jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah yang cukup tinggi. Namun terdapat
beberapa kabupaten yang sektor bangunannya masih berada dibawah kabupaten
lainnya. Sektor bangunan ini akan dianalisis untuk menunjukan kontribusi sektor ini dalam
menyumbang disparitas spatial di Provinsi Jawa Tengah.
Ketimpangan Keruangan (Disparitas Spatial)
Disparitas spatial merupakan salah satu ukuran hasil pembangunan yang ditandai
dengan meningkatnya hasil pembangunan (welfare) yang didekati dari besaran income
perkapita. Adanya ketimpangan income perkapita antara wilayah yang satu dengan
Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 2
wilayah yang lain ini yang menyebabkan disparitas spatial atau ketimpangan wilayah.
Ketimpangan wilayah dapat dihitung dengan beberapa tolak ukur salah satunya adalah
Index Williamson. Index Williamson merupakan besaran angka yang menunjukan
disparitas spatial pada suatu ruang. Besarnya Index Williamson (IW) bergerak dari 0,00
sampai dengan tak terhingga. Dengan ketentuan besaran nilai :
IW = 0,00 tidak terjadi disparitas spatial.
IW = kecil disparitas spatial yang terjadi kecil.
IW = besar disparitas yang terjadi besar.
Rumus Index Williamson

( )2
=

Keterangan:
Wi = index williamson
fi = jumlah penduduk pada masing-masing region
n = jumlah penduduk nation
yi = pendapatan perkapita pada masing-masing region
y = pendapatan perkapita nation
Ruang Lingkup
- Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah studi pada laporan ini adalah Provinsi Jawa Tengah, memiliki
luas wilayah 3,25 juta ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Barat : Provinsi Jawa Barat
Selatan : Samudera Hindia dan Provinsi DIY
Timur : Propinsi Jawa Timur
- Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan ini menitikberatkan perhitungan Index
Williamson dengan dan tanpa salah satu sektor dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah
yaitu sektor bangunan. Serta kontribusi sektor bangunan ini terhadap disparitas
spatial yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah.

PEMBAHASAN
Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 3
PDRB Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa
Tengah dapat dilihat PDRB tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Cilacap dan terendah dimiliki
oleh Kota Salatiga. Tingginya PDRB di Kabupaten Cilacap dikarenakan disana bnyak
terdapat perusahaan-perusahaan yang berinvestasi seperti Pertamina dan Semen
Holcim.
Tabel 1
PDRB Total Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Cilacap 20.564.936 21.108.694 22.390.016 22.732.979 23.739.173
Kabupaten Banyumas 3.759.548 3.958.646 4.171.469 4.400.542 4.654.634
Kabupaten Purbalingga 2.018.808 2.143.746 2.257.393 2.390.245 2.525.873
Kabupaten Banjarnegara 2.376.695 2.495.786 2.619.990 2.753.936 2.888.524
Kabupaten Kebumen 2.460.817 2.572.063 2.721.254 2.828.395 2.945.829
Kabupaten Purworejo 2.442.927 2.591.535 2.737.087 2.872.724 3.016.598
Kabupaten Wonosobo 1.621.132 1.679.150 1.741.148 1.811.093 1.888.808
Kabupaten Magelang 3.405.369 3.582.648 3.761.389 3.938.765 4.116.390
Kabupaten Boyolali 3.601.225 3.748.102 3.899.373 4.100.520 4.248.048
Kabupaten Klaten 4.253.788 4.394.688 4.567.201 4.761.019 4.843.247
Kabupaten Sukoharjo 4.120.437 4.330.993 4.540.752 4.756.903 4.978.263
Kabupaten Wonogiri 2.528.852 2.657.069 2.770.436 2.901.577 2.992.794
Kabupaten Karanganyar 4.401.302 4.654.055 4.900.690 5.172.268 5.452.435
Kabupaten Sragen 2.442.570 2.582.492 2.729.450 2.893.427 3.068.864
Kabupaten Grobogan 2.682.467 2.779.701 2.948.794 3.097.093 3.253.399
Kabupaten Blora 1.803.169 1.871.131 1.979.627 2.078.031 2.182.809
Kabupaten Rembang 1.926.563 1.999.951 2.093.413 2.186.736 2.283.966
Kabupaten Pati 3.770.331 3.966.062 4.162.082 4.357.144 4.579.853
Kabupaten Kudus 10.881.160 11.243.359 11.683.820 12.144.952 12.650.309
Kabupaten Jepara 3.554.051 3.772.678 3.889.989 4.085.438 4.270.257
Kabupaten Demak 2.570.574 2.677.367 2.787.524 2.901.152 3.020.821
Kabupaten Semarang 4.652.042 4.871.444 5.079.004 5.300.723 5.560.552
Kabupaten Temanggung 2.060.140 2.143.221 2.219.156 2.309.842 2.409.386
Kabupaten Kendal 4.434.408 4.625.456 4.822.465 5.090.287 5.392.966
Kabupaten Batang 2.022.301 2.092.974 2.169.855 2.250.617 2.362.482
Kabupaten Pekalongan 2.710.378 2.834.685 2.970.215 3.098.071 3.230.351
Kabupaten Pemalang 2.865.095 2.993.297 3.142.809 3.293.056 3.455.713
Kabupaten Tegal 2.955.260 3.120.396 3.286.263 3.460.133 3.627.200
Kabupaten Brebes 4.551.197 4.769.145 4.998.528 5.247.897 5.507.403
Kota Magelang 899.565 946.098 993.835 1.044.650 1.108.604
Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009 2010
Kota Surakarta 4.067.530 4.304.287 4.549.343 4.817.878 5.103.886

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 4
Kota Salatiga 752.149 792.680 835.155 869.453 913.020
Kota Semarang 17.118.705 18.142.640 19.156.814 20.180.578 21.365.818
Kota Pekalongan 1.753.406 1.820.001 1.887.854 1.978.082 2.087.114
Kota Tegal 1.054.499 1.109.438 1.166.588 1.225.102 1.281.528
Total 35 Kabupaten/Kota 139.083.398 145.375.679 152.630.779 159.331.309 167.006.918
Sumber: BPS Jawa Tengah
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 31.382.657 jiwa atau
sekitar 13,54% dari jumlah penduduk Indonesia. Ini menempatkan Jawa Tengah sebagai
provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan
Jawa Timur. Ratio jenis kelamin penduduk Jawa Tengah sebesar 99,42. Penduduk Jawa
Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kabupaten
Cilacap merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk
terbanyak selama 5 tahun dari 2006-2010.
Tabel 2
Jumlah Penduduk Tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Cilacap 1.621.644 1.623.176 1.626.792 1.629.908 1.642.107
Kabupaten Banyumas 1.490.665 1.495.981 1.503.262 1.510.102 1.554.527
Kabupaten Purbalingga 816.720 821.870 828.125 834.164 848.952
Kabupaten Banjarnegara 859.668 864.148 869.777 875.167 868.913
Kabupaten Kebumen 1.203.230 1.208.716 1.215.801 1.222.542 1.159.926
Kabupaten Purworejo 717.439 719.396 722.293 724.973 695.427
Kabupaten Wonosobo 752.136 754.447 757.746 760.819 754.883
Kabupaten Magelang 1.153.234 1.161.278 1.170.894 1.180.217 1.181.723
Kabupaten Boyolali 928.164 932.698 938.469 943.978 930.531
Kabupaten Klaten 1.126.165 1.128.852 1.133.012 1.136.829 1.130.047
Kabupaten Sukoharjo 813.657 819.621 826.699 833.575 824.238
Kabupaten Wonogiri 978.808 980.132 982.730 985.024 928.904
Kabupaten Karanganyar 799.595 805.462 812.423 819.186 813.196
Kabupaten Sragen 856.296 857.844 860.509 862.910 858.266
Kabupaten Grobogan 1.318.286 1.326.414 1.336.322 1.345.879 1.308.696
Kabupaten Blora 829.745 831.909 835.160 838.159 829.728
Kabupaten Rembang 570.870 572.879 575.640 578.232 591.359
Kabupaten Pati 1.165.159 1.167.621 1.171.605 1.175.232 1.190.993
Kabupaten Kudus 764.563 774.838 786.269 797.617 777.437
Kabupaten Jepara 1.058.064 1.073.631 1.090.839 1.107.973 1.097.280
Kabupaten Demak 1.017.884 1.025.388 1.034.286 1.042.932 1.055.579
Kabupaten Semarang 890.898 900.420 911.222 921.865 930.727
Kabupaten Temanggung 694.949 700.845 707.707 714.411 708.546
Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Kendal 925.620 938.115 952.011 965.808 900.313

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 5
Kabupaten Batang 676.152 678.909 682.561 686.016 706.764
Kabupaten Pekalongan 837.906 844.228 851.700 858.967 838.621
Kabupaten Pemalang 1.344.597 1.358.952 1.375.240 1.391.284 1.261.353
Kabupaten Tegal 1.406.796 1.410.290 1.415.625 1.420.532 1.394.839
Kabupaten Brebes 1.765.564 1.775.939 1.788.687 1.800.958 1.733.869
Kota Magelang 129.952 132.177 134.615 137.055 118.227
Kota Surakarta 512.898 517.557 522.935 528.202 499.337
Kota Salatiga 171.248 174.699 178.451 182.226 170.332
Kota Semarang 1.468.292 1.488.645 1.511.236 1.533.686 555.984
Kota Pekalongan 271.808 273.342 275.241 277.065 281.434
Kota Tegal 239.038 239.860 240.502 241.070 239.599
Total 35 Kabupaten/Kota 32.177.710 32.380.279 32.626.386 32.864.563 31.382.657
Sumber: BPS Jawa Tengah,2010

Analisis Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah


Berdasarkan Index Williamson
Perhitungan disparitas spatial pada Provinsi Jawa Tengah ini memerlukan data PDRB Jawa
Tengah dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah seperti yang sudah disajikan di atas. Pendapatan
perkapita yang digunakan merupakan hasil bagi antara PDRB total dengan jumlah penduduk.
Tabel 3
PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Pendapatan Per Kapita
Kabupaten/Kota
2006 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Cilacap 12,68154 13,00456 13,76329 13,94740 14,45653
Kabupaten Banyumas 2,52206 2,64619 2,77494 2,91407 2,99424
Kabupaten Purbalingga 2,47185 2,60838 2,72591 2,86544 2,97528
Kabupaten Banjarnegara 2,76467 2,88815 3,01225 3,14675 3,32430
Kabupaten Kebumen 2,04518 2,12793 2,23824 2,31354 2,53967
Kabupaten Purworejo 3,40507 3,60238 3,78944 3,96253 4,33776
Kabupaten Wonosobo 2,15537 2,22567 2,29780 2,38045 2,50212
Kabupaten Magelang 2,95289 3,08509 3,21241 3,33732 3,48338
Kabupaten Boyolali 3,87994 4,01856 4,15504 4,34387 4,56519
Kabupaten Klaten 3,77723 3,89306 4,03103 4,18798 4,28588
Kabupaten Sukoharjo 5,06410 5,28414 5,49263 5,70663 6,03984
Kabupaten Wonogiri 2,58360 2,71093 2,81912 2,94569 3,22186
Kabupaten Karanganyar 5,50441 5,77812 6,03219 6,31391 6,70495
Kabupaten Sragen 2,85248 3,01045 3,17190 3,35310 3,57566
Kabupaten Grobogan 2,03481 2,09565 2,20665 2,30117 2,48598
Kabupaten Blora 2,17316 2,24920 2,37036 2,47928 2,63075
Kabupaten Rembang 3,37478 3,49105 3,63667 3,78176 3,86223
Kabupaten Pati 3,23589 3,39670 3,55246 3,70748 3,84541
Kabupaten Kudus 14,23187 14,51059 14,85982 15,22655 16,27181
Kabupaten Jepara 3,35901 3,51394 3,56605 3,68731 3,89167
Kabupaten/Kota Pendapatan Per Kapita
Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 6
2006 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Semarang 5,22174 5,41019 5,57384 5,75000 5,97442
Kabupaten Temanggung 2,96445 3,05805 3,13570 3,23321 3,40047
Kabupaten Kendal 4,79074 4,93058 5,06556 5,27050 5,99010
Kabupaten Batang 2,99090 3,08285 3,17899 3,28071 3,34268
Kabupaten Pekalongan 3,23470 3,35772 3,48740 3,60674 3,85198
Kabupaten Pemalang 2,13082 2,20265 2,28528 2,36692 2,73969
Kabupaten Tegal 2,10070 2,21259 2,32142 2,43580 2,60044
Kabupaten Brebes 2,57776 2,68542 2,79452 2,91395 3,17637
Kota Magelang 6,92229 7,15781 7,38280 7,62212 9,37691
Kota Surakarta 7,93049 8,31655 8,69963 9,12128 10,22133
Kota Salatiga 4,39216 4,53741 4,68002 4,77129 5,36024
Kota Semarang 11,65892 12,18735 12,67626 13,15822 38,42884
Kota Pekalongan 6,45090 6,65833 6,85891 7,13942 7,41600
Kota Tegal 4,41143 4,62536 4,85064 5,08194 5,34864
Total 35 Kabupaten/Kota 4,38210 4,54785 4,72555 4,89817 5,94527
Sumber: BPS Jawa Tengah, 2010
Perhitungan ini menggunakan PDRB berdasarkan harga konstan karena PDRB
konstan ini sudah dikeluarkan unsur inflasinya sehingga merupakan pendapatan riil
nasional. PDRB berdasarkan harga berlaku tidak digunakan karena masih adanya
kenaikan pendapatan nasional disebabkan terjadinya inflasi sehingga ini merupakan
pendapatan nasional nominal. Cara menghitung disparitas spatial menggunakan Index
Williamson menggunakan rumus Index Williamson yang perhitungannya ada di lampiran.
Setelah dihitung maka akan didapat disparitas spatial Provinsi Jawa Tengah tahun
2006-2010 dengan menggunakan metode Index Williamson seperti berikut ini:

Tabel 4
Indeks Williamson di Provinsi Jawa Tengah
Tahun Indeks Williamson
2006 0,747795137
2007 0,741407384
2008 0,745167081
2009 0,734835933
2010 0,938683520
Sumber: Pengolahan data sekunder

Grafik 1

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 7
Grafik Disparitas Spatial Provinsi Jawa Tengah

Index Williamson
1.000
0.950
0.900
0.850
0.800
0.750 Index Williamson
0.700
0.650
0.600
2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: pengolahan data sekunder

Tabel dan grafik di atas memperlihatkan bahwa disparitas spatial di Provinsi Jawa
Tengah dari tahun 2006-2010 rata-rata sebesar 0,78 (mendekati 1), maka berdasarkan
ketentuan index williamson di Provinsi Jawa Tengah terjadi ketimpangan keruangan yang
cukup tinggi atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi antar daerah di Provinsi Jawa
Tengah tidak merata. Dilihat dari pergerakan grafik menunjukan bahwa spatial disparitas
semakin tinggi di tahun 2010, hal ini berarti semakin terjadi ketidakmerataan pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
Kontribusi Sektor Bangunan terhadap Disparitas Spatial Jawa Tengah
Sektor bangunan atau kontruksi merupakan salah satu sektor penyumbang PDRB
Provinsi Jawa Tengah. Pengaruh sektor ini terhadap disparitas spatial yang terjadi di
Provinsi Jawa Tengah tidak terlalu besar yang dapat dianalisis dari perhitungan index
williamson dengan dan tanpa sektor bangunan. Berikut perbandingan keduanya:
Tabel 5
Indeks Williamson di Provinsi Jawa Tengah
Tahun Indeks Williamson
Keseluruhan sektor Tanpa Bangunan Selisih
2006 0,747795137 0,7544083033 0,0066131664
2007 0,741407384 0,7451374595 0,0037300760
2008 0,745167081 0,7490875157 0,0039204351
2009 0,734835933 0,7368354501 0,0019995169
2010 0,938683520 0,9014841371 0,0371993834
Sumber: pengolahan data sekunder
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sektor bangunan kontribusinya kecil
terhadap disparitas spatial di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari selisih
antara keseluruhan sektor dengan tanpa sektor bangunan yang hanya berkisar antara
0,001 sampai 0,03.
KESIMPULAN

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 8
Pertumbuhan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tergolong
belum merata. Hal ini ditunjukan dari disparitas spatial di provinsi ini yang cukup besar,
dengan perhitungan indeks williamson rata-rata dari tahun 2006-2010 sebesar 0,78
(mendekati 1). Angka index williamson yang mendekati 1 ini berarti terjadi ketimpangan
keruangan yang cukup tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Perhitungan disparitas spatial
suatu wilayah tidak lepas dari sektor-sektor lain yang berkontribusi dalam PDRB Provinsi
Jawa Tengah. Sektor bangunan kontribusinya terhadap disparitas spatial/ketimpangan
keruangan Provinsi Jawa Tengah kecil yang dilihat dari selisih antara keseluruhan sektor
dengan tanpa sektor bangunan yang hanya berkisar antara 0,001 sampai 0,03.

DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 9
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2006. Jawa Tengah dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2007. Jawa Tengah dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2008. Jawa Tengah dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2009. Jawa Tengah dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2010. Jawa Tengah dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2012. Jawa Tengah dalam Angka.

Diktat Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota, 2012.

http://www.jatengprov.go.id. 2010. Tahun 2011, Jateng Targetkan Pertumbuhan Ekonomi


6,25%, dalam jatengprov.go.id. diunduh Minggu, 11 November 2012

Ekonomi Wilayah dan Kota |Disparitas Spatial Sektor Bangunan Provinsi Jawa Tengah 10

Anda mungkin juga menyukai