Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SOSIALISASI K3 UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA


DALAM INSTALASI LISTRIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahsa Indonesia Keilmuan


yang dibimbing oleh Ibu Rizka Amaliah, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Ahsan Walad (160536612053)

Arizal Ismoyo Wijanarko (160536612035)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO

APRIL 2017
A. PENDAHULUAN
Pada bagian ini disajikan masalah, sebab, dampak, dan solusi yang
mendasari ditulisnya makalah ini.

1. Latar Belakang

Kecelakaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam melakukan


suatu pekerjaan. Tidak terkecuali dalam instalasi listrik. Walaupun saat
pemasangan dilakukan oleh orang yang mengerti dan berpengalaman dalam
instalasi listrik, tetapi tetap saja kecelakaan kerja tetap bisa terjadi. Kecelakaan
kerja bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kurangnya
pengetahuan tentang K3.
Dikutip dari Detik.com (Rabu 1 Oktober 2014) bahwa seorang petugas
PLN tewas tersengat aliran listrik saat pemasangan sambungan kabel yang diduga
akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan fakta tersebut, pada saat instalasi listrik pun
kecelakaan kerja bisa terjadi walaupun orang tersebut sudah berpengalaman dalam
instalasi listrik. Kurangya pengetahuan tentang K3 merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja terjadi selain faktor eksternal yang lain, seperti
kualitas komponen listrik yang tidak sesuai dan lingkungan yang kurang
mendukung kelistrikan.
Musibah kebakaran yang terjadi akhir-akhir ini juga erat kaitannya dengan
instalasi listrik yang tidak sesuai standar dan juga K3. Kebakaran biasa terjadi
akibat hubungan arus pendek listrik. Penyebabnya yaitu kelalaian dari orang yang
memasang instalasi listrik di daerah itu, seperti menggunakan komponen yang
kualitasnya buruk agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Ini adalah salah
satu kurangnya pengetahuan tentang instalasi listrik dan K3 yang membuat orang
tersebut tidak berpikir dua kali untuk menggunakan komponen yang kualitasnya
baik. Dari adanya musibah kebakaran dan orang yang tewas pada saat
pemasangan listrik, masyarakat akan ragu untuk menjadi teknisi listrik.
Menurunnya minat masyarakat akan berdampak pula pada perusahaan listrik yang
pasti akan terkena imbasnya.
Masalah yang terjadi dalam pemasangan instalasi listrik ini dapat
diselasaikan dengan berbagai solusi, yaitu dengan sosialisasi. Sosialisasi K3 dapat
dilakukan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah banyaknya
kecelakaan kerja dan kebakaran yang diakibatkan pemasangan instalasi listrik.
Solusi ini dilakukan agar orang yang akan melakukan instalasi listrik tahu tentang
pemasangan listrik yang sesuai standar. Serta untuk memberikan pengetahuan
tentang K3 secara penuh agar masalah pada instalasi listrik dapat teratasi.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep sosialisai K3 untuk mengurangi kecelakaan kerja dalam
instalasi listrik ?
2. Bagimana cara sosialisasi K3 untuk mengurangi kecelakaan kerja dalam
instalasi listrik ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan sosialisasi K3?

B. BAHASAN
1. Konsep Sosialisasi K3 Untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja Dalam
Instalasi Listrik
Kesehatan kerja menurut Sumamur (1981) merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak
berubah, bukan sekedar kesehatan pada sektor industri saja melainkan juga
mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaan.
Sosialisasi menurut Setiadi (2010) adalah sebagai sebuah proses seumur
hidup yang berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan niali
sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi
yang dapat diterima oleh kelompoknya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah meniru kegiatan yang ada dalam
kelompoknya. Dengan meniru kegiatan yang ada di kelompoknya, individu
tersebut dapat menjadi pribadi yang dapat diterima dan diakui oleh kelompoknya.
Demikian juga sebaliknya, apabila individu tersebut tidak dapat meniru atau
menjadi seperti kelompoknya, maka individu tersebut tidak diterima oleh
kelompok tersebut.
Sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sosialisasi tentang K3
kepada masyarakat agar masyarakat tahu tentang pentingya K3 . Hal ini dilakukan
untuk mengurangi banyaknya kecelakaan kerja pada saat pemasangan instalasi
listrik dan juga banyaknya kebakaran akibat arus pendek listrik yang akhir-akhir
ini seing terjadi.
Sosialisasi K3 yang efisien berdasarkan pembahasan sebelumnya adalah
sosialisai yang didalamnya juga diberikan simulasi pada saat pemasangan instalasi
listrik yang didalamnya juga memberikan pengetahuan tentang K3 pada saat
melakukan suatu pekerjaan. Dengan begitu masyarakat akan lebih memahami
materi yang disampaikan pada saat pelaksanaan sosialisasi. Serta dapat lebih
menarik perhatian masyarakat untuk yang datang untuk menerima informasi
tentang instalasi listrik dan K3.
Dengan mengadakan simulasi pada saat proses sosialisasi, dapat
menunjang proses sosialisasi agar dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini sesuai
dengan tahapan-tahapan dalam sosialisasi. Salah satu tahapan sosialisasi adalah
tahap meniru dan siap bertindak. Pada tahap ini, setelah masyarakat melihat
simulasi, mereka akan mempersiapkan diri untuk menerima atau mengenal apa
yang disimulasikan. Tahap ini ditandai dengan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. Tahap selanjutnya adalah meniru secara menyeluruh yang ditandai
dengan semakin sempurnanya masyarakat untuk meniri apa yang telah mereka
lihat dalam simulasi tersebut. Tahap terakhir adlah tahap siap bertindak yaitu
tahap dimaan mereka memainkan peran atau melakukan hal yang sama dengan
apa yang mereka lihat pada saat simulasi.
2. Cara Sosialisasi K3 Untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja Dalam
Instalasi Listrik
1. Tahap Persiapan
Apapun bentuk kegiatan perlu adanya persiapan. Persiapan dilakukan agar
kegiatan dapat berjalan lancar dan mempersiapkan materi-materi yang akan
digunakan dalam acara yang ingin dilaksanakan. Dalam tahap ini beberapa
kegiatan yang dilakukan sebagai berikut.
a) Menentukan Pokok Bahasan
Pokok bahsan atau tema. Tema diperlukan agar sosialisai dapat
mengarah pada bahasan utama. Tema juga digunakan untuk merancang
kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan. Sehingga dengan penentuan
tema itu dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti ketersediaan waktu,
ketertarikan peminat dengan terhadap sosialisasi, dan kebermanfaatan
sosialisasi.
b) Mempersiapkan Alat dan Bahan
Alat dan bahan perlu disiapkan. Alat dan bahan memiliki peran
penting untuk pelaksanaan sosialisasi yang akan dilaksanakan. Beberapa
alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan
dilaksankan agar pada saat pelaksanaan dapat berjalan tanpa kendala. Alat
dan bahan yang diperlukan seperti : proposal, undangan yang ditujukan
untuk warga, mic & speaker, LCD projector, dan konsumsi untuk peserta.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah kegiatan utama dalam suatu bentuk kegiatan.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan agenda yang telah dibuat pada saat
perencanaan kegiatan. Pelaksanaan dapat dilaksanakan setelah tahapan-tahapan
sebelumnya telah dilaksanakan. Sehingga sosialisasi dapat dilakukan. Sosialisasi
diadakan sesuai dengan agenda yang telah dibuat pada saat perencanaan kegiatan.
Sosialisasi bertujuan agar warga mendapat pengetahuan tentang materi yang telah
dipersiapkan pada tahap persiapan. Selain itu dengan dengan pelaksanaan ini
dapat mempertimbangkan faktor-faktor diantaranya: materi yang diberikan,
kesesuaian dengan proposal atau agenda, dan pengaruh sesudah sosialisasi
diadakan.
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi sangat penting, karena evaluasi bertujuan untuk mengoreksi
apakah pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
Dengan melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan perencanaan, akan didapat
hal positif atau negatifnya berdasarkan hasil evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut
dapat digunakan untuk lebih menigkatkan kualitas kegiatan yang akan diadakan.
Evaluasi juga digunakan sebagai perbaikan dan pengembangan kegiatan yang
sedang berjalan (Tayipnapis, 1989:3). Selain itu, evaluasi juga dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Sosialisasi K3


Kelebihan :
1. Memaparkan secara jelas dan lengkap latar belakang dari
permasalahan mengapa dilaksanakannya sosialisasi ini.
2. Penjelasan yang disampaikan pada landasan teori cukup jelas.
3. Keuntungan bagi para peserta sosialisasi adalah pengetahuan
tentang K3
Kekurangan :
1. Tidak dijelaskan secara detail kegiatan sosialisasi K3
2. Tidak terdapat tujuan diadakannya sosialisasi K3
3. Sosialisasi kurang diminati oleh orang-orang
C. SIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap masyarakat. Dengan
sosialisasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kecelakaan kerja bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya


adalah kurangnya pengetahuan tentang K3.
2. Dengan adanya sosialisasi K3 dapat mengurangi banyaknya
kecelakaan kerja
2. Saran
1. Perlunya penambahan kegiatan sosialisasi yang menarik
2. Pemerintah diharap mengalokasikan dana operasional terhadap upaya
sosialisasi khususnya sosialisasi K3
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kemudian hari

Daftar Rujukan
Detik.com. Rabu 1 Oktober 2014. Petugas PLN Tewas Kesetrum Saat Pasang
Sambungan Listrik di Bintaro. (Online),
(http://detik.com/news/berita/2706933/petugas-pln-tewas-kesetrum-saat-
pasang-sambungan-listrik-di-bintaro), diakses 16 Februari 2017
Sumamur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung.
Setiadi, Elly M., Kolip, Usman. 2010. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.
Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai