Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Tugas Akhir yang
berjudul SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KENDARI DENGAN
PENEKANAN ARSITEKTUR HIJAU tak luput pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Nur, S.P., M.Si. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Kendari.
2. Bapak Moch. Assiddieq, ST., M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Kendari.
3. Ibu Nahdatunnisa.ST.,M.Si selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari yang telah
banyak memberikan saran, dan petunjuk sehingga penulisan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
4. Bapak Dr. Ishak Kadir, ST., MT selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran, dan petunjuk sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak Ali Amin Soewarno, ST., MURP selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan saran, dan petunjuk sehingga penulisan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
6. Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari terima kasih
atas bimbingan dan ilmu pengetahuannya
7. Ibu Fitriani yang telah banyak membantu dalam Pengurusan administrasi
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Kendari.
8. Yang teramat sangat khusus saya ucapkan kepada kedua orang tua ku yang
sangat tercinta Ayah Tekad Suprapto dan Ibu Wiarsih yang telah
memberikan kasih sayangnya tanpa kenal lelah, dengan kesabarannya
mendidik dan membesarkanku hingga ku seperti ini, serta segala pengorbanan
yang telah diberikan kepadaku.
9. Untuk sahabat dan teman yang sangat banyak membantu dan mendukung
dalam Pembuatan Tugas Akhir ini.
i
10. Untuk semua mahasiswa Arsitektur Angkatan 2011, terima kasih untuk
pertemanan dan persahabatan yang terjalin, serta pengalaman hidup kita
bersama selama bangku kuliah.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dan mengajarkan tentang banyak hal baik secara langsung maupun
tidak langsung, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dan memberi
rahmat dan taufiknya buat kita semua.
SURYADI
ii
DAFTAR ISI
iii
2.5 Green Architecture ................................................................................................ 57
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 29. Suasana ruang dalam oslo internasional school............................... 51
Gambar 30. Master plan zhuai internasional school............................................ 52
Gambar 31. Eksterior bangunan zhuhai internasional school ............................. 53
Gambar 32. Fasilitas di zhuhai internasional school ........................................... 54
Gambar 33. Suasana kelas dan cafetaria di zhihai internasional school ............. 55
Gambar 34. Kegiatan siswa di binus internasional school .................................. 56
Gambar 35. eksterior hazelwood school.............................................................. 63
Gambar 36. Suasana Eksterior Hazelwood School Pada Malam Hari ................ 64
Gambar 37. Suasana lorong hazelwood school yang menggunakan dinding sensor
............................................................................................................................... 65
Gambar 38. Eksterior trafacon office building .................................................... 65
Gambar 39. Denah Ground Floor Trafacon Office Building .............................. 66
Gambar 40. Suasana Ruang Dalam Trafacon Office Building ........................... 66
Gambar 41. Sistem Pengaturan Air di Trafacon Office Building ....................... 67
Gambar 42. Peta Administrasi kota kendari ........................................................ 69
Gambar 43. Rencana Pusat Layanan Kota Kendari ............................................ 78
Gambar 44. Peta Rencana Pola Ruang Kota Kendari ......................................... 80
Gambar 45. Gambar hubungan Sekolah dan komunitas ..................................... 81
Gambar 46. Peta Lokasi A ................................................................................... 82
Gambar 47. Peta Lokasi B ................................................................................... 83
Gambar 48. Peta Lokasi C ................................................................................... 84
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULAN
1
melalui Pacific Social and Economic Solidarity Forum (PASIAD) itu akan dikelola
oleh Yayasan Al Firdaus Indonesia bersama Asosiasi PASIAD, yang rencananya
pemerintah sulawesi tenggara diminta menyediakan lahan untuk pembangunan
kompleks gedung sekolah. Sistem pendidikan yang di gunakan berbasis siswa
dengan bahasa pengantar bahasa inggris,fasilitas modern,dan tenaga pengajar
professional (Antara new.com)
Dengan demikian Kota Kendari yang dimana sebagai Ibu kota Sulawesi
Tenggara masih membutuhkan sarana dan prasana pendidikan yang berstandar
internasional, hal tersebut di dasari oleh adanya Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI), kemudian karena tingginya angka penduduk usia sekolah, serta
di dasari oleh adanya wacana bahwa Dinas Pendidikan Nasional Sulawesi Tenggara
akan bekerja sama dengan pemerintah Turki untuk mendirikan sekolah bertaraf
internasional.
2
1. Bagaimana memanfaatkan kondisi tapak untuk menciptakan lingkungan
binaan yang secara fungsional dapat mengakomodasi aktivitas sekolah,
2. Bagaimana merancang lingkungan binaan agar dapat menampung
aktivitas sekolah dengan menerapkan tema rancangan.
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan proyek ini adalah:
1. Merencanakan sarana dan prasarana pendidikan bertaraf internasional
dengan memanfaatkan kondisi tapak sebaik mungkin agar dapat
menampung anak-anak sekolah (WNI maupun WNA) dengan kualitas
internasional di Kendari,
2. Merancang lingkungan binaan dengan menerapkan konsep arsitektur hijau
untuk mencapai aspek-aspek kenyamanan, keindahan dan keamanan
dalam aktivitas sekolah.
3
direncanaan dengan memadukan aspek fisik berupa tampilan (fasade)
maupun yang saling berhubungan.
BAB I : PENDAHULUAN
Mengemukakan gambaran umum tentang latar belakang
masalah, Tujuan dan sasaran penulisan , lingkup
pembahasanserta metode dan sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Studi pustaka mengenai Bangunan Sekolah Internasional,
Green Architecture, studi literature, studi lapangan dan
studi data, serta teori-teori arsitektur yang menunjang
pembahasan
BAB III : TINJAUAN TERHADAP LOKASI PERENCANAAN
Membahas kondisi geografis serta kondisi administrasi
Kota Kendari yang meliputi luas wilayah, topografi,
geologis, hidrologi, curah hujan, suhu, jumlah penduduk,
agama, pertumbuhan penduduk, pendidikan,
penyebarannya dan tinjauan umum mengenai perencanaan
Bangunan Sekolah Internasional meliputi fisik dan non
fisik.
4
BAB II
5
2.2 Perkembangan Sekolah Secara umum
Klasifikasi Sekolah
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
6
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Jalur pendidikan terdiri atas (www.kemdiknas.go.id) :
1. Pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan non formal, yang meliputi:
a. pendidikan kecakapan hidup,
b. pendidikan anak usia dini,
c. pendidikan kepemudaan,
d. pendidikan pemberdayaan perempuan,
e. pendidikan keaksaraan,
f. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
g. pendidikan kesetaraan, serta
h. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
a. lembaga kursus,
b. lembaga pelatihan,
c. kelompok belajar,
d. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
e. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
3. Pendidikan informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan
informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Klasifikasi sekolah menurut status sekolah terbagi dari 2:
1. Sekolah Negeri (Public school), yaitu sekolah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.
2. Sekolah Swasta (Private School), yaitu sekolah yang
diselenggarakan oleh nonpemerintah/ Swasta, penyelenggara
7
berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan
hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan
peraturan pemerintah.
1. Kompetensi lulusan
Tujuan penyelenggaraan Sekolah Internasional adalah untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki :
a. kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya
dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi
di negara anggota OECD atau Negara maju lainnya;
b. daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan
menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;
c. kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang
dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan
bentuk penghargaan internasional lainnya;
d. kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan
sekolah menengah kejuruan;
e. kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris (skor TOEFL
Test > 7,5) dalam skala internet based test bagi SMA, skor TOEIC
450 bagi SMK), dan/atau bahasa asing lainnya;
f. kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif
ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup;
g. kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi
komunikasi dan informasi secara professional.
8
2. Kurikulum
a. Kurikulum SBI disusun berdasarkan standar isi dan standar
kompetensi lulusan yang diperkaya dengan standar dari negara
anggota OECD atau negara maju lainnya.
b. SBI menerapkan satuan kredit semester (SKS) untuk SMP, SMA,
dan SMK.
3. Proses pembelajaran
a. SBI melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model
proses pembelajaran di negara anggota OECD atau negara maju
lainnya.
b. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud ayat (1) menerapkan
pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan kontekstual.
c. SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan/atau
bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional
bagi mata pelajaran tertentu.
d. Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah,
dan muatan local menggunakan bahasa pengantar bahasa
Indonesia.
e. Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dimulai dari kelas IV
untuk SD.
4. Sarana dan Prasarana
a. SBI memenuhi standar sarana dan prasarana yang diperkaya
dengan standar sarana dan prasarana pendidikan dari negara
anggota OECD atau negara maju lainnya.
b. Setiap ruang kelas SBI dilengkapi dengan sarana pembelajaran
berbasis TIK.
c. SBI memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan sarana digital
yang memberikan akses ke sumber pembelajaran di seluruh dunia
(e-library).
9
d. SBI memiliki ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan
profesionalisme guru.
e. SBI melengkapi sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan
peserta didik untuk mengembangkan potensinya dibidang
akademik dan non-akademik.
5. Pengelolaan
a. memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar
pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju
lainnya;
b. menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000
versi terakhir;
c. menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri
dan/atau di Negara maju;
d. mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih
prestasi tingkat nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau seni; dan
e. menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi
informasi dan komunikasi pada 8 (delapan) standar nasional
pendidikan.
6. Pembiayaan
a. Biaya penyelenggaraan SBI memenuhi standar pembiayaan
pendidikan dan menerapkan tata kelola keuangan yang transparan
dan akuntabel.
b. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
masyarakat sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
membiayai penyelenggaraan SBI.
c. SBI dapat memungut biaya pendidikan untuk menutupi
kekurangan biaya di atas standar pembiayaan yang didasarkan pada
RPS/RKS dan RKAS.
d. Pemerintah dapat menyediakan bantuan dana sarana dan prasarana,
pendidik, dan tenaga kependidikan serta bantuan lainnya untuk
10
keperluan penyelenggaraan SBI yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah atau masyarakat
e. Pemerintah provinsi dapat menyediakan bantuan dana, sarana dan
prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan serta bantuan lainnya
untuk keperluan penyelenggaraan SBI yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah kabupaten/kota, atau masyarakat.
f. Pemerintah kabupaten/kota dapat menyediakan bantuan dana,
sarana dan prasarana, pendidik, dan tenaga kependidikan serta
bantuan lainnya untuk keperluan penyelenggaraan SBI yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, atau
masyarakat.
g. Masyarakat dapat menyediakan bantuan dana, sarana dan
prasarana, pendidik, dan tenaga kependidikan serta bantuan
lainnya untuk keperluan penyelenggaraan SBI yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat.
h. Bantuan pada SBI dituangkan dalam dan digunakan sesuai dengan
rencana pengembangan sekolah/rencana kerja sekolah, rencana
kegiatan, dan anggaran sekolah.
i. Bantuan pada SBI dapat dihentikan apabila sekolah yang
bersangkutan tidak menunjukkan kinerja yang sesuai dengan
tujuan penyelenggaraan SBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
7. Penilaian
a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem
penilaian pendidikan sekolah unggul di negara anggota OECD atau
negara maju lainnya.
b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan
model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
c. Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional.
d. SBI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum
satuan pendidikan yang bersangkutan.
11
e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
f. SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses
sertifikasi yang diakui
g. secara internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang
sederajat dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
12
C. Kurikulum Pendidikan Formal Dan Belajar
Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional
tahun 1993, kurikulum dalam Bab IX pasal 18 ayat 2 memuat kajian
dan pelajaran misalnya Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Pancasila
b. Pendidikan Agama
c. Kewarganegaraan
d. Bahasa Indonesia
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Alam
g. Ketrampilan Khusus
h. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
i. Seni Lukis
D. Waktu Belajar
Waktu belajar pendidikan formal untuk SD harus sesuai
Pendidikan Nasional dengan waktu belajar mulai jam 07.00- 13.00
selama 6 hari.
E. Tenaga Pengajar Dalam Pendidikan Formal
Menurut Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 1993 pada BAB VIII pasal 17 dijelaskan bahwa tenaga
kependidikan formal terdiri dari:
a. Kepala Sekolah satu orang
b. Guru kelas satu orang merangkap salah satu pengampu mata
pelajaran
c. Guru mata pelajaran
13
Tabel 1. Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu di Sekolah Umum
14
positif murid dalam menghadapi dunia yang terus berubah menuju
masa depan, dan merefleksikan komunitas internasional.
3) Filosofi
Berdasarkan keragaman siswa dan pentingnya siswa sebagai peserta
didik, maka filosofi yang dianut sekolah internasional adalah :
a. Internasional Environment
Lingkungan internasional harus mencerminkan fleksibilitas
mengingat siswa dari beragam bangsa di dunia.
b. Education
Pendidikan menyangkut skill ( keahlian) dan knowledge
(pengetahuan)
c. Cooperation, Tolerance, Comunication, Self Motivation
Memelihara kerjasama, toleransi, komunikasi, motivasi diri dan
kasih saying dalam belajar
d. Love and Learning, Apreciation
Kecintaan dan keinginan untuk memepelajari serta mengapresiasi
budaya indonesia
e. Discovery, Problem Solving, Inquiri, Creative and Critical
Thinking, And Self Direction
Sekolah menekan kan pada penemuan, pemecahan masalah,
penyelidikan dan pemikiran kreatif dan kritis.
15
2) Pendirian Sekolah
Pendirian sekolah dasar internasional memerlukan izin dari Menteri
pendidikan dan Kebudayaan, serta setiap yayasan diizinkan
mendirikan dan menyelenggarakan sebanyak-banyaknya hanya satu
unit lengkap sekolah di satu kotamadya atau kabupaten saja, dimana
yayasan tersebut berdomisili.
16
2) Aktivitas Penunjang
Aktivitas penunjang dapat dibagi menjadi aktivitas
adminitrasi, pengelolaan, komunikasi, evaluasi dan pelayanan.
F. Kurikulum
Kurikulum International Baccalaureate (IB)
Kurikulum IB menawarkan tiga program pendidikan internasional
untuk siswa berusia 3 - 19 tahun (tingkat SD sampai dengan SMA). IB
dikenal sebagai kepala dalam bidang pendidikan internasional. IB
adalah sebuah yayasan yang tidak meraup keuntungan, tetapi
mempunyai misi yang jelas dalam menawarkan tiga program
bertantangan bagi siswa berusia 3 19 tahun (www.jisedu.org).
Penjelasan singkat tentang ketiga program tersebut
Primary Years Programme (PYP), ini adalah program untuk siswa
tingkat SD yang berusia 3 12 tahun. Program ini fokus pada
perkembangan keseluruhan siswa di dalam kelas maupun di luar.
Middle Years Programme (MYP), program untuk siswa tingkat
menengah yang berusia 11 16 tahun yang menawarkan tantangan
akademis dan keahlian hidup melalui dan melampaui pelajaran
sekolah tradisonal, dan
Diploma Programme ditujukan bagi siswa berusia 16 19 tahun
yang mempunyai kualifikasi untuk diterima di berbagai universitas
di dunia.
17
5. Menawarkan muatan internasional, di samping itu bertanggung jawab
pada permintaan dan minat lokal
6. Mendukung keanekaragaman dan fleksibilitas metode pengajaran, dan
7. Menyediakan bentuk penaksiran dan perbandingan internasional.
18
Bagaimana kita mengatur diri kita sendiri, dan
Berbagi dengan yang lainnya.
Keenam tema pokok tersebut dapat diterapkan dalam 6 mata pelajaran
seperti:
1. Bahasa,
2. Sosial,
3. Matematika,
4. Seni,
5. Ilmu Pengetahuan Alam, dan
6. Pendidikan personil, sosial, dan fisik.
19
Kurikulum ini digambarkan dengan bentuk segidelapan dengan lima
interaksi lainnya.
Essay yang dikerjakan adalah berupa essay hasil penelitian siswa dari
salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari. Untuk kelas theory of
knowledge adalah kelas yang mendukung siswa dalam pengetahuan alam
dengan pemahaman yang beda (persepsi, emosi, bahasa, dan alasan) dan
pengetahuan yang berbeda (IPA, seni, matematika, dan sejarah). Kreativitas
yang dimaksud dapat berupa kreativitas dari pelajaran seni di dalam kelas.
20
Standar kompetensi lulusan Sekolah Bertaraf Internasional adalah
keberhasilan lulusan yang melanjutkan ke sekolah internasional dalam
negeri maupun di luar negeri dengan tetap berkepribadian bangsa
Indonesia, menguasai dan terampil menggunakan ICT(Information
Communication Technology), mampu debat dengan Bahasa Inggris,
terdapat juara internasional dalam bidang:
a. Olahraga, kesenian, kesehatan, budaya, dll,
b. Mampu menyelesaikan, tugastugas dan mengumpulkan portofolio
dengan baik,
c. Mampu meyampaikan/mendemonstrasikan tugas-tugas dari
guru/sekolah,
d. Mampu melaksanakan eksprimen dalam pengembangan pe
ngetahuan dan keterampilan,
e. Mampu menemukan / mem buktikan pengalaman bela jarnya dengan
berbagai karya,
f. Mampu menulis dan mengarang dengan bahasa asing atau dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar,
g. Memperoleh kejuaraan olimpiade internasional dalam bidang:
matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, dan atau lainnya
ditunjukkan dengan sertifikat internasional),
h. NUAN rata-rata tinggi (> 7,5), memiliki kemampuan penguasaan
teknologi dasar,
i. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik secara
individual, kelompok/kolektif (lokal, nasional, regional, dan global)
dengan bukti ada piagam kerjasama atau MoU yang dilakukan oleh
lulusan,
j. Memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan,
administrasi sekolah, penelitian, dll dalam bahasa asing atau dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar,
k. Memiliki dokumen dan pelaksanaan, pengelolaan kegiatan belajar
secara baik (ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengkoordinasian, dan evaluasi) dari lulusan,
21
l. Menguasai budaya bangsa lain, memiliki dokumen karya tulis, nilai,
dll tentang pemahaman budaya bangsa lain dari lulusan,
m. Memiliki pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan
sekitar sekolah, baik lingkungan sosial, fisik maupun budaya,
n. Memiliki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain, bangsa, dll, dan
o. Terdapat usaha-usaha dan atau karya yang mencerminkan jiwa
kewirausahaan lulusan.
Lesson 6: 11.55
Lunch 12.05 12.45 12.05 12.45
12.35
(Sumber:www.jisedu.org,2017)
22
Tabel 3. Mata Pelajaran di Sekolah Internasional
23
Drama Drama Drama Creativity, action Creativity, Creativity, action Creativity, Creativity, Creativity, action
action & action &
1 lesson / week 2 lesson / week 2 lesson / week & service (CAS) action & service & service (CAS) & service (CAS)
and the theory of (CAS) and the and the theory of service (CAS) service and the theory of
knowledge theory of knowledge knowledge
(TOK) course (TOK) course and the (CAS) and the (TOK) course
knowledge theory of theory of
2 lesson / week (TOK) course 2 lesson / week 2 lesson / week
knowledge knowledge
2 lesson / week
(TOK) course (TOK)
Bersambung....
24
(Sumber:www.jisdu.org,2017)
Sekolah Internasional (Diploma Program) Sekolah Umum (kelas X, XI, XII )
Ruang/Karakteristik
Belajar formal Ruang Kelas Ruang Kelas
Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah
diskusi.Jumlah pengguna sedikit ( 25 orang)
Kelas Outdoor Tidak ada kelas outdoor
Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu
Ruang diskusi Tidak ada ruang diskusi
Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana
ruang kelas tidak memungkinkan untuk course
2 lesson /
berdiskusi. Disediakan 1 ruang setiap tingkat
2 lesson / week
week
6 penjurusan Ruang kelas, kelas outdoor, ruang diskusi 2 penjurusan Ruang Kelas
Geography Geography Jumlahnya
Geography lebih banyak, dengan jumlah Jumlah ruang kelas lebih sedikit dari sekolah
pengguna yang lebih sedikit internasional
2 lessons / week 2 lesson / week 2 lesson / week Tidak ada ruang diskusi
Praktikum Ruang Laboratorium Praktikum Ruang Laboratorium
History History Jumlah
Historylebih banyak, karena pengguna lebih banyak Jumlah lebih sedikit daripada sekolah internasional
Makan
2 lessondan minum
/ week 2 lesson / week Kantin
2 lesson / week Makan dan minum Kantin
Ruangan harus dapat menampung semua siswa. Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu
Information and Information and Tidak perlu dapur,
Information and menu ditentukan di awal dapur karena siswa pesan sendiri
masa ajar.
Communication Communication Communication
Antar Jemput
Technology Technology Area antar jemput disediakan
Technology Antar jemput Area antar jemput biasanya tidak disediakan
Tabel 4. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum (Sekolah Menengah Atas)
25
(Sumber:www.jisdu.org,2017)
26
Struktur Organisasi Sekolah Secara Umum
(Sumber: www.jisedu.org,2017)
1) Kepala Sekolah
2) Wakil Kepala Sekolah:
a. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum
b. Wakil Kepala Sekolah bagian Pengembangan siswa
c. Wakil Kepala Sekolah bagian Operasional
3) Asisten administratif Kepala Sekolah
4) Asisten administratif bagian Kurikulum
5) Kurikulum bagian PYP (Primary Years Programme)
6) Kurikulum bagian MYP (Middle Years Programme)
OPERASIONAL SEKOLAH
27
5) Kepala perpustakaan dan pusat pembelajaran
6) Kepala bagian konsultasi siswa
7) Manager keuangan
28
Berikut ini adalah pertimbangan keamanan yang harus diperhatikan:
1) Keamanan struktur
Kekuatan material dan faktor keamanan dari segi ketahanan api
Tahan gempa
Tahan angin yang kencang
2) Tahan api
Perhatian keamanan dan perlindungan pada bagian pintu darurat,
koridor, dan tangga
Pendeteksi api dan sistem alarm
Sistem sprinkler
Material dan bahan finishing yang tidak mudah terbakar dan tidak
beracun
3) Kesehatan
Sistem ventilasi yang standar
Pencahayaan dan elektrikal yang standar
Sistem pemipaan
4) Keadaan darurat khusus
Sistem pencahayaan pada saat keadaan darurat
Perlindungan pada saat darurat
Permukaan yang tidak licin (terutama pada tangga, ramp, ruang
loker, dan bagian kolam renang)
Panel kaca pada pintu, putaran pintu, dan railing pada tangga
5) Pendekatan untuk orang cacat
Membutuhkan akomodasi pada entrance dalam sirkulasi, toilet, dan
akomodasi publik lainnya. Rancangan koridor sebaiknya
memperhatikan lokasi tangga dan pintu darurat, sehingga pengguna
tidak berdesakan ketika koridor dalam keadaan ramai.
D. Area Masuk
Area masuk harus bersifat mengundang dan ramah, tidak terkesan
dilarang. Seperti yang kita ketahui, keterlibatan diri dalam sebuah
komunitas adalah salah satu kunci sukses. Komunitas siswa diharapkan
melibatkan diri mereka dalam sekolah, karena itu sebuah sekolah
29
sebaiknya dibuat seperti milik mereka. Area masuk yang bersifat
mengundang juga harus diimbangi dengan tingkat keamanan yang
cukup pada area masuk dan dipisahkan dari area publik.
30
Gambar 5. Panel kaca dan ukuran standar pintu kelas
(Sumber: Nair, 2000)
G. Koridor
Sebuah koridor yang baik adalah koridor dimana siswa dapat
bergerak bebas di dalamnya. Dinding koridor harus bersih dari segala
halangan. Untuk lemari loker, hydrant box, pintu kelas, dan lainnya
sebaiknya dimundurkan sehingga semua itu tidak mengganggu
aktivitas siswa. Jika koridor lebih panjang dari 60 meter maka pola
lantai atau perspektif harus dibedakan.
31
Gambar 7. Potongan tangga
(Sumber: Nair, 2000)
I. Ruang Kelas
Standar kapasitas ruangan kelas berbeda-beda tergantung dari
tingkat dan fungsi kelas tersebut. Untuk kelas tingkat dasar dan
menengah, umumnya kapasitas yangdiizinkan sekitar 27 murid
sedangkan untuk sekolah taman kanak-kanak adalahmaksimal 20
murid.
32
diskusi maupun ruang belajar bersama bagi murid-murid. Untuk
gambar ketiga adalah ruangan kelas yang menampung siswa dalam
jumlah yang banyak (dapat menampung sekitar 64 siswa) dan setiap
barisan kursi ditinggikan sedikit agar pandangan dari belakang tidak
terganggu. Kelas berbentuk persegi terbukti lebih efisien dibandingkan
dengan kelas berbentuk persegi panjang.
Luas ruangan kelas yang direkomendasi bagi kelas tingkat dasar
menurut buku Time Saver Standards for Building Types adalah sekitar
85-115 m2, untuk tingkat menengah, luas ruangan kelas berkisar antara
75-90 m2. Penggabungan kelas untuk belajar bersama bisa saja terjadi,
maka dengan pertimbangan hal tersebut, sebaiknya ada beberapa
ruangan kelas yang dinding pemisahnya berupa pintu lipat dengan nilai
akustik yang cukup tinggi sehingga kedua kelas tidak saling
mengganggu ketika dipisahkan.
33
Material dinding dan langit-langit harus memiliki nilai akustik yang
tinggi.
Lokasi ruangan kelas tentunya harus berada pada lokasi yang tingkat
kebisingannya paling rendah, terbebas dari gangguan kebisingan dari
luar.
34
disarankan berbentuk L dengan pembagian zoning seperti gambar
berikut.
35
J. Area Display
Area display yang berada di depan pintu masuk dapat memperkuat
pernyataan misi belajar di sekolah. Secara tipikal, sebuah area display
tidaklah cukup untuk memajang karya siswa, dan setiap ada
kesempatan, maka area display perlu ditata dan diganti dengan tugas
atau karya siswa yang lain.
36
Sirkulasi untuk pengguna dan pengawas,
Buffer,
Akses menuju shower, ruang kelas, dan area parkir,
Fleksibel agar dapat digunakan untuk keperluan panggung atau
perluasan bangunan pada suatu saat,
Menciptakan suasana dan pengalaman belajar bagi anak-anak,
Aman dan mudah diawasi
Cocok untuk segala usia belajar dan jenis kelamin,
Perbedaan ketinggian untuk keperluan drainase, dan
Berhubungan dengan fasilitas masyarakat di sekitarnya.
37
Ukuran, bentuk, material adalah faktor lain yang penting untuk
dipertimbangkan dalam merencanakan dan merancang fasilitas ruang
musik. Ruang musik haruslah bersifat akustik, bergema, dan menyerap
suara. Hal ini dapat diterapkan melalui pemilihan material dinding,
langit-langit dan lantai.
Gambar 2.
Gambar 15.Contoh
Contohsusunan
susunanruang
ruangmusik
musik
(Sumber: Nair, 2000)
38
murid di dalamnya. Rancangan ruang serbaguna juga harus mempunyai
dasar fungsi bangunan yang akan diterapkan di dalamnya, misalnya
jika ruang serbaguna difungsikan sebagai ruang pertunjukkan maka
ruang serbaguna haruslah mempunyai area panggung dan backstage,
jika ruang serbaguna difungsikan sebagai kantin sementara maka dapur
kecil haruslah tersedia.
N. Lingkungan Belajar
39
O. Pencahayaan Ruang Kelas
Untuk sistem pengajaran mendatang, banyak sekolah akan
menggunakan proyektor, slide, televise, dan alat elektronik lainnya
sebagai media mengajar. Hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk
pengaturan cahaya di dalam ruangan kelas. Tirai jendela sebaiknya
disediakan untuk digunakan apabila pengguna kelas merasa silau di
dalam kelas. Sebuah jenis penutup jendela yang disebut venetian blinds
adalah jenis jendela yang dianjurkan dalam pemakaian di dalam kelas
karena jenis penutup jendela ini mudah digunakan dan gampang untuk
dibersihkan dibandingkan jenis penutup kaca lainnya.
40
Q. Teknologi
Siswa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, menemukan
sesuatu yang baru bagi mereka, bermain game, kolaborasi,
menciptakan, menulis, dan membaca. Berikut adalah gambar yang
menunjukkan teknologi yang seharusnya dihadirkan pada sebuah
bangunan sekololah untuk mendukung kegiatan siswa di dalamnya.
41
S. Cave Space
Maksud dari Cave Space adalah sebuah dinding yang sedikit
menjorok ke dalam di antara jalur seperti jalur koridor. Area ini
nyaman digunakan untuk kegiatan membaca, berkomunikasi, ataupun
berdiskusi karena area ini mempunyai suasana lebih privasi dan tenang.
Umumnya sekolah hanya menyediakan perpustakaan sebagai tempat
membaca, dan di ruang tersebut siswa harus diam dan tidak
diperbolehkan mengganggu siswa yang lain ketika berdiskusi. Secara
psikologis, hal ini tentunya membuat siswa merasa perpustakaan adalah
ruang yang membosankan dan tidak bebas dan ini membuat mereka
untuk tidak ingin mengunjungi dan membaca di dalam perpustakaan.
Dengan adanya Cave Space ini maka siswa dapat membawa buku
ataupun berdiskusi di area ini dengan bebas tanpa harus dengan suara
yang sangat kecil seperti di perpustakaan.
42
2.4 Studi Banding Fungsi Sejenis
Jakarta International School
a. Gambaran Umum
43
Gambar 25. Persentase murid dari berbagai
negara di Jakarta Internasioanal school
(Sumber:www.jisedu.org, 2017)
b. Lokasi Sekolah
Dalam perkembangannya JIS menempati 3 lokasi , yaitu: kampus
Cilandak, untuk tingkat middle, school dan high school, kampus
pondok indah dan kampus pattimura untuk tingkat prep dan elementary
school.
Kampus Cilandak: 93.000m2
Kampus Pondok Indah 36.000m2
Kampus Pattimura : 17.000m2
c. Filosofi
Jakarta international school mempunyai filosofi bahwa anak-anak
memerlukan lingkungan pendukung yang baik, komunikasi dan terpilih
sebagai penunjang program pendidikan, sehingga akan mewujudkan
alam kerjasama yang baik antar guru dan siswa. JIS mampercayai
bahwa:
Lingkungan sekolah harus dapat mewujudkan rasa saling hormat-
menghormati dan toleransi antar sesama.
Budaya dan lingkungan Indonesia akan mendukung perkembangan
pendidikan siswa.
Lingkungan yang mencerminkan masa depan positif merupakan
tempat belajar yang baik bagi anak-anak.
44
d. Pengelolaan
JIS dalam pelaksanaannya dikelola oleh suatu tim yang terdiri dari:
headmaster, deputy headmaster, dan principal (dari masing-masing
tingkatan) vice principal, collegeadvisor, activies director, athletics
director, counsellor. Karena dalam kepemilikan JIS adalah yayasan non
komersiil, sehingga dana diperoleh dari biaya pendidikan dan bantuan
bantuan kedutaan besar.
Struktur organisasi Jakarta International School :
Principal
Prep dan Elementary school
Middle School
High School
Staff dalam struktur organisasi termasuk guru-guru, sekertaris dan
pegawai lainnya.
e. Sistem Pendidikan.
Kurikulum yang digunakan pada JIS adalah north American
curriculum. Pada tingkat high school juga disediakan program
international baccalaureate (IB) guna mempersiapkan siswa untuk
memasuki perguruan tinggi di seluruh dunia. Selain itu untuk siswa
yang negaranya tidak berbahasa ingris disediakan program ESOL, atau
English for speaker of other languages.
Standar bagi sekolah ini mengikuti ketentuan dari international
school service, sebuah asosiasi yang berkedudukan di New Jersey,
Amerika Serikat. Asososiasi ini mengorganisir sekolah-sekolah
international yang dianggap memenuhi syarat di seluruh dunia.
Sedangkan kurikulum JIS dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
Elementary School
Middle School Curriculum.
High School Curriculum.
45
Adapun fasilitas JIS adalah sebagai berikut :
1. 115 buah ruang kelas dengan air conditioner.
2. Perpustakan untuk masing-masing tingkat middle school dan high
school
3. Ruang laboratorium science (fisika, bialogi dan kimia)
4. Studio seni (keramik, seni lukis, seni batik)
5. Kamar gelap
6. Ruang musik
7. Ruang drama
8. buah ruang konferensi untuk masing-masing tingkatan
9. 9 buah ruang computer
10. buah Theatre
11. buah gymnastium dengan weight training room dan shower
12. Ruang dansa
13. Lapangan tennis
14. Lapangan olahraga dan athletic track
15. Kolam renang
16. Cafeteria dan runag makan resmi
17. Rungan kesehatan (nursery room)
18. Telepon umum
19. Tempat minum (dringking fountain)
20. Toko perlengkapan sekolah dan toko souvenir
21. Bank
22. Gazebo-gazebo
23. Transportasi berupa bus antar jemput
46
Oslo International School
47
untuk menjadi mandiri, mampu menghadapi tantangan dunia sekarang ini
dan menerima keragaman individu dan budaya.
Jaminan mutu juga disediakan melalui akreditasi kami dengan Dewan
Sekolah Internasional (CIS) dan New England Association Sekolah dan
Sekolah Tinggi (NEASC), OIS juga disetujui oleh Departemen Pendidikan
Norwegia. Kami tidak menerima subsidi untuk sekolah dari pemerintah
nasional atau lokal.
48
Arsitektur ini dikembangkan sebagai kosakata baru dari bentuk-bentuk yang
lembut dan organik, pelunakan hubungan spasial antara daerah baru dan
lama. Pada saat yang sama bidang-bidang baru berisi program khusus
dibingkai oleh struktur bujursangkar yang lama. Daylight mengisi ruangan
dari celah sempit yang ada pada langit-langit dikombinasikan dengan
lampu.
Tahap 3 di bawah perencanaan, akan ada area baru untuk drama, musik dan
pendidikan jasmani. Bagian ini merupakan area terbuka
Bahan:
Dinding yang berbentuk organik dilapisi dengan panel kayu yang
digiling khusus dalam bentuk cembung dan cekung. Di dalam, dinding kayu
bercat putih. Tahap 2 memiliki faade yang ditutupi dengan serat papan dan
semen dalam 10 warna berbeda. Bahan luar juga digunakan pada bagian
dalam dinding luar.
Dengan mengacu pada kualitas struktur lama, bangunan baru
diorganisir di sekitar tiga atrium baru sehingga cocok untuk area bermain
dan rekreasi untuk berbagai kelompok anak-anak.
Atrium yang ada didesain sebagai taman dengan kerikil putih, bangku
dan tanaman hijau cocok untuk bermain. Atrium dalam fase dua memiliki
lantai karet cocok untuk bermain untuk anak-anak terkecil. Halaman
sekolah terbuka yang berada di barat direncanakan untuk bermain bola.
49
Area bermain out door
Ruang baca
50
Beberapa Interior
Ruang kelas
51
Zhuhai International School
Zhuhai International School (ZIS) diberikan persetujuan resmi oleh
pemerintah Zhu Hai untuk beroperasi sebagai sekolah internasional pada
tahun 2004. Persetujuan tersebut diberikan sebagai bagian dari langkah
untuk memperbaiki lingkungan investasi di Kota Zhu Hai. Sekolah itu
didirikan oleh investor independen yang telah ditetapkan sebelumnya.
52
Etika: Sadar akan tradisi dan pentingnya perilaku etis
Budaya-fasih: Di rumah dengan orang-orang banyak budaya dunia dan
dalam pengaturan beragam dunia.
Grateful: Appreciative hadiah pribadi mereka, lingkungan mereka, dan
kekayaan indah kehidupan.
Fleksibel: Adaptable terhadap tantangan abad ke-21
53
Fasilitas olahraga
Plaza
54
Kelas musik
Kelas komputer
Cafetaria
55
Binus International School
56
Laboratorium IPA
Studio musik dan visual art
Ruang tari dan balet
Pusat drama
Area dengan fasilitas wi-fi
Seluruh ruangan menggunakan AC
Loker
Akses untuk fasilitas fotokopi
Klinik kesehatan
Pembimbing yang berpengalaman
57
bangunan mulai dari rancangan, konstruksi, operasi, perawatan,
renovasi, dan dekonstruksi. Praktisi ini memperpanjang dan
mempertimbangkan juga aspek ekonomi, utilitas, dan kenyamanan.
58
ulang materialbangunan,penampungan air hujan untuk keperluan
tanaman dan mencuci, pengaturan pembuangan.
59
Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya
Penggunaan material yang ramah lingkungan
d. Menghargai pemakai
Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari
bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan
pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun
selaras dengan prinsip green architekture yang lainnya. misalnya;
daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya
menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangan
dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak
energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap
nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architeture
menerapkan pencahayaan alami.
e. Menghargai Site
Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan
mempertahankan kontur tanah. Tidak menubah jalan pintas dengan
cara cut and fill site dalam pembangunan tapak. Memberi pori-pori
bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt Seorang yang
menyentuh bumi secara ringan yang ia kutip dari kata-kata
aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green
Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi,
menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya
tidak menyentuh bumi secara ringan.
f. Holistik
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dlaam
suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun
60
Kriteria Green Architecture
Beberapa kriteria umum dalam Green Design menurut majalah Ids adalah:
Material yang berdampak seminimal mungkin terhadap lingkungan:
pemilihan material yang tidak beracun, material yang dapat didaur
ulang, dimana membutuhkan proses energi yang sedikit,
Efisiensi energi: pemilihan produk yang membutuhkan energy paling
sedikit dalam proses pembuatannya,
Berkualitas dan tahan lama: pemilihan produk yang tahan lama dan
berkualitas tinggi,
Rancangan yang diarahkan pada penggunaan kembali dan daur ulang:
produk, proses,dan sistem hendaknya dapat didaur ulang maupun dapat
digunakan kembali
Bangunan yang sehat: rancangan sustainable bertujuan ke arah
menciptakan
bangunan yang tidak berbahaya dan sehat bagi pengguna di dalamnya.
Hal ini ditekankan dalam rancangan ruang dalamnya, terutama udara
ruangan dalam.
Ada 6 kriteria besar untuk mendukung sebuah bangunan sekolah agar dapat
memenuhi kriteria Arsitektur Hijau menurut Green Building Council
Indonesia, yaitu:
1. Tepat Guna Lahan
a. Pemilihan tapak
b. Aksesibilitas komunitas
c. Transportasi umum
d. Fasilitas pengguna sepeda
e. Lansekap pada lahan
f. Iklim mikro
g. Manajemen air limpasan hujan
2. Efisiensi dan Konservasi Energi
a. Langkah penghematan energi
b. Pencahayaan alami
c. Ventilasi
61
d. Pengaruh perubahan Iklim
e. Energi terbarukan dalam tapak
3. Konservasi Air
a. Pengurangan penggunaan air
b. Fitur air
c. Daur ulang air
d. Sumber air alternatif
e. Penampungan air hujan
f. Efisiensi penggunaan air lansekap
4. Sumber dan Siklus Material
a. Penggunaan gedung dan material bekas
b. Material ramah lingkungan
c. Penggunaan refrigerant tanpa ODP
d. Kayu bersertifikat
e. Material prafabrikasi
f. Material regional
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang
a. Pemantauan kadar CO2
b. Kendali asap rokok di lingkungan
c. Polutan kimia
d. Pemandangan ke luar gedung
e. Kenyamanan visual
f. Kenyamanan termal
g. Tingkat kebisingan
6. Manajemen Lingkungan Bangunan
a. GP Sebagai anggota tim proyek
b. Polusi dan aktivitas konstruksi
c. Pengelolaan sampah tingkat lanjut
d. Sistem komisioning yang baik dan benar
e. Penyerahan data Green Building
f. Kesepakatan dalam melakukan aktivitas Fit
g. Survei pengguna gedung
62
7. Inovasi dan proses desain
Inovasi dan desain pada bangunan sekolah dapat dijadikan bahan
pembelajaran untuk siswa. Misi dengan menciptakan lingkungan
sekolah yang ramah lingkungan juga dapat menambah nilai poin.
63
yang besar dilengkapi dengan area penyimpanan built-in yang luas, dan area
ini dapat digabungkan denga kelas lain. Ruangan kelas yang rapid an
dinding yang bersih memberikan suasana yang tenang dimana anak-anak
dapat tumbuh dan berkembang tanpa disuguhi informasi visual yang terlalu
banyak.
Lingkungan luar adalah bagian dari lingkungan belajar, ruang belajar
yang luas disediakan di sekitar lahan bangunan sekolah. Pohon existing
dipertahankan sesuai dengan permintaan pemilik.
64
Fitur Sustainable
Bangunan ini didesan dalam memaksimalkan penggunaan material
yang alami dan tahan lama,
Ventilasi alami,
Material atap bagian selatan bangunan adalah sumber panas,
Lingkungan luar dipertimbangkan sebagai ruangan kelas eksternal.
Area ini dibiarkan kosong dan tidak ditanami oleh tumbuhan untuk
kegiatan belajar dan nantinya akan dibuat taman yang mempunyai
sensor untuk tahap selanjutnya.
Gambar 37. Suasana lorong hazelwood school yang menggunakan dinding sensor
(Sumber: www.hazelwoodschool.co.uk, 2017)
65
Bangunan Kantor Trafacon berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Bangunan ini adalah kantor pusat untuk perusahaan Trafacon yang bergerak
di bidang konstruksi dan berdiri pada tahun 2001 di Jakarta. Bangunan
Kantor Trafacon mencoba untuk bertempur dengan masalah banjir yang
sering terjadi di Jakarta, dan bertujuan untuk membuktikan bahwa arsitektur
kontemporer masih dapat diaplikasikan tanpa mengabaikan prinsip dasar
arsitektur tropis. Konsep utama dari bangunan ini adalah menyatukan antara
bangunan dan lingkungan sekitarnya. Rumput hijau menutupi permukaan
bangunan dari tanah sampai atap.
66
membuat area kantor yang sesuai dengan fungsi dan tujuan. Rancangan ini
menggabungkan arsitektur lanskap dan arsitektur kertas lipat menjadi
sebuah bangunan yang menyatu dengan lingkungan.
Fungsi-fungsi yang sama disatukan untuk meningkatkan efisiensi.
Melalui perancangan zoning yang teliti, aktivitas manusia diminimalkan
sehingga suhu panas yang terjadi di dalam ruangan tidak tinggi. Selain dari
zona kerja, zona lainnya tergantung pada ventilasi alami. Walaupun ruang
kerja menggunakan AC, sistem ini telah dirancang untuk bekerja pada
tingkat optimal untuk menghindari pembuangan energi. Dinding dengan
kaca besar membantu mengurangi keperluan pencahayaan buatan.
Air
Metode konvensional dan canggih digunakan untuk mengolah air. Atap
hijau/Green Roof digunakan untuk mengumpulkan dan menyaring air
hujan, dimana air ini nantinya dialirkan ke tangki bawah tanah untuk
keperluan penyiraman di kamar mandi dan tanaman. Sistem penyaringan
diadopsi dan dimodifikasi dari cara tradisional yang digunakan di rumah
Indonesia.
Selain dari ruang penyaringan berisikan agregat besar, kecil dan serat
kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter tambahan.
digabungkan dengan penggunaan teknologi air setempat, yang
menghilangkan kontaminasi oleh zat besi, mangan, organik dan senyawa
amonium, senyawa yang tidak terurai, kekeruhan dan bau, air hujan yang
dikumpulkan juga dapat berubah menjadi air minum.
67
Material
Material dengan energi rendah seperti beton, kaca, dan rangkaanodised
aluminum digunakan; material dengan bahan kimia seperti cat beremulsi
dihindari, meminimalkan dampak negative pada lingkungan. Kesehatan dan
Kenyamanan Kaca transparan yang berorientasi sepanjang utara-selatan
bertujuan menghindari sinar matahri secara langsung. Ini meminimalkan
penambahan radiasi dan panas, menurunkan suhu di ruangan. Atap besar
berkantilever dibuat untuk tujuan pembayangan, dan atap hijau/green roof
menjadi lapisan yang mendinginkan. Pada courtyard terdapat air mancur
dan pohon yang membantu untuk mengontrol suhu dan kelembapan
sekitarnya. Semua faktor di atas membantu untuk mewujudkan lingkungan
kerja yang nyaman. Adanya lanskap hijau yang luas dan berlapislapis ini
dapat dijadikan sebagai ruang bersosialisasi, tempat berinteraksi di luar
ruangan daripada di dalam ruangan, pantry, dan lainnya.
68
BAB III
69
b. Luas Wilayah
Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau
Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi
mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah kota
Kendari yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan
Kota Kendari 267,37 Km2 atau 0,7 persen dari luas daratan Provinsi
Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam.
Kecamatan Baruga merupakan wilayah kecamatan yang paling luas
(17,95%), selanjutnya Kecamatan Abeli (16,40%), Kecamatan
Puuwatu (14,86%), Kecamatan Poasia (14,12%), Kecamatan Kambu
(9,21%), Kecamatan Mandonga (7,77%), Kecamatan Kendari Barat
(7,15%), Kecamatan Kendari (5,86%), Kecamatan Wua-Wua (4,17%),
dan Kecamatan Kadia (2,51%).
c. Topografi
Kota Kendari Merupakan perpaduan antara daerah perbukitan,
datar dan pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 472 m diatas
permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-nipa dengan kemiringan lebih
dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl serta Teluk Kendari
sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 3%, memberikan ciri
yang menonjol bagi wilayah kota kendari
70
Kemiringan 15 25% merupakan kelompok kemiringan lahan
ketiga terluas di Wilayah Kota Kendari, penyebarannya sebagian
besar di Kecamatan Kendari.
Kemiringan 25 40% penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari,
serta sekitar pegunungan Nipa-Nipa.
Kemiringan > 40% penyebarannya hanya terdapat pegunungan
Nipa-Nipa atau kemiringan Poasia saja.
d. Geologis
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari
tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis
aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier
terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa.
Dibagian pantai batuan pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu
gamping. Keadaan batuan yang demikian umumnya tidak meluas air
atau kedap air.
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari
adalah sebagai berikut :
1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan
Batu Lanau tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan
Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan
Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.
2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir
pantai Teluk Kendari dan disekitar sungai-sungai yang mengalir di
Kota Kendari.
3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau
Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata,
serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan
R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari
dengan Kecamatan Sampara.
4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan
poros antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga,
bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan
71
Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah
selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha
kearah pegunungan Nanga-Nanga.
5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu
Lumpur dan Kalkarenit Lempung, tersebar di arah tenggara
Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli,
Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan
Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.
6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di
Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha,
Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan
Tondonggeu.
7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian
barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari
dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
72
f. Oceanografi
3.1.3 Iklim
a. Musim
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya
dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan
musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas
wilayahnya.
b. Curah hujan
Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tahun 2014 terjadi
172 hari hujan dengan curah hujan 2.263,6 mm dan 2.102,6 jam
penyinaran matahari.
c. Suhu udara
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan
ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing
tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari
merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang diperoleh dari
Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika, selama tahun 2014 rata-rata suhu udara maksimum 31,8
o
C dan rata-rata suhu udara minimum 23,4 oC. Tekanan udara rata-rata
73
3.1.4 Kepadatan Penduduk
Kepadatan
Luas wilayah Penduduk
Penduduk
Kecamatan
(km2)
1. Mandonga 20,77 41 891 2 017
2. Baruga 48,00 22 437 467
3. Puuwatu 39,72 32 143 809
4. Kadia 6,71 45 460 6 775
5. Wua-wua 11,16 28 272 2 533
6. Poasia 37,74 28 932 767
7. Abeli 43,85 25 991 593
8. Kambu 24,63 31 433 1 276
9. Kendari 15,68 29 605 1 888
10. Kendari Barat 19,11 49 725 2 602
Jumlah/Total 267,37 335 889 1 256
Sumber: Kendari dalam angka 2015
3.1.5 Agama
74
Tabel 7. Banyaknya Penduduk ber Agama Menurut Kecamatan di Kota Kendari
Protestan Katholik
1. Mandonga 27 11 2 1 - -
2. Baruga 40 1 4 - - --
3. Puuwatu 42 5 4 - - -
4. Kadia 51 1 5 - 1 -
5. Wua-wua 36 2 2 - - -
6. Poasia 36 3 2 - - -
7. Abeli 23 0 1 - - -
8. Kambu 27 4 1 - - -
9. Kendari 18 5 2 1 - -
10. Kendari Barat 36 12 7 - - 2
Jumlah/Total 336 44 30 2 1 2
Sumber: Kendari dalam angka 2015
3.1.6 Pendidikan
75
didiknya. Pada tahun 2014/2015, pada tingkat Sekolah Dasar terlihat
bahwa beban guru lebih berat dibandingkan dengan jenjang sekolah yang
lebih tinggi. Rasio murid SD/sederajat terhadap guru sebesar 19,53
sedangkan rasio murid SMP/sederajat terhadap guru sebesar 11,59, rasio
murid SMA/sederajat terhadap guru sebesar 10,13 dan rasio murid SMK
terhadap guru sebesar 8,79.
Rasio murid terhadap sekolah adalah angka hasil pembagian antara
banyaknya murid dengan banyaknya sekolah. Rasio murid terhadap sekolah
disamping menyatakan tingkat efisiensi penggunaan/ pengelolaan sekolah,
juga menggambarkan kecukupan sarana pendidikan. Pada tahun 2014, rasio
murid terhadap sekolah tingkat SD lebih kecil dibandingkan dengan rasio
murid terhadap sekolah tingkat SMP dan SMU yaitu 294,46. Dapat diartikan
bahwa pendayagunaan sekolah SMP dan SMU di bawah naungan Diknas
cenderung lebih maksimal.
76
b. Perkembangan Kawaan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan
Provinsi. Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan Provinsi akan
berfungsi sebagai simpul primer di selatan Kota Kendari dan
berkembang sebagai pusat permukiman perkotaan baru dalam skala
besar.
c. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan
Industri. Kawasan Pulau Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan
pelabuhan barang dan penumpang skala regional dan internasional.
Fungsi tersebut menjadikan Pulau Bungkutoko menjadi pusat primer di
kawasan timur Kota Kendari.Kawasan industri sebagai kegiatan yang
akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer Pulau
Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional
yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan
Timur.
d. Pengembangan Kota Lama
Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap
dipertahankan dan dijaga dari kemungkinan tergradasinya fungsi
ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau
Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, Kota lama
tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur
Kota Kendari sebelah utara.
e. Kawasan Terminal
77
Untuk melihat Potensi Pengembangan Wilayah menurut Peta Rencana
Pola Pemanfaatan Kota Kendari 2009 -2029 yang dibuat oleh Pemerintah
Kota Kendari terdapat 28 Zonasi kegiatan, sedangkan yang termasuk
kedalam kawasan budi daya sebanyak 20 zonasi yaitu; hutan produksi
terbatas, industri, industri dan pergudangan, pariwisata, pertahanan dan
keamanan, komersial, campuran, pemerintahan, pendidikan tinggi,
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, pemukiman, fasilitas
pelayanan, pelabuhan, industri tidak mengganggu, terminal, rumah sakit,
kepentingan pariwisata dan nelayan dan kepentingan pelabuhan.
78
fungsi yang akan dikembangkan pada masing-masing SWP, dan
mempermudah pengelolaan pembangunan mulai tahapan perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian.
79
ikutan yang akan mendukung fungsi pelabuhan dan elektronik adalah
kegiatan jasa/perdagangan dan kegiatan permukiman.
E. SWP V : Kota lama yang meliputi Kecamatan Kendari dan Kecamatan
Kendari Barat.
SWP V memiliki luas 4.110 Ha dengan fungsi utama yang
dikembangkan adalah kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa
dengan skala pelayanan sekunder.
F. SWP VI : Kawasan agrowisata meliputi Kecamatan Mandonga dan
Puuwatu.
SWP VI memiliki luas 5.444 Ha, dengan fungsi utama yang
dikembangkan adalah kegiatan pertanian, kegiatan agrowisata dan
permukiman perdesaan.
80
Gambar 45. Gambar hubungan Sekolah dan
komunitas
(Sumber:Nair,2000)
81
Pencapaian mudah dilakukan
Pencapaian lokasi harus mudah dalam arti lokasi dapat dicapai dari
berbagai jalan alternatif, dan akan lebih baik lagi jika jalan tersebut
merupakan jalan utama, bukan jalan kolektor.
Fasilitas lengkap
Fasilitas yang lengkap akan menjadi aspek yang menarik untuk orang
tua agar menyekolahkan anak-anak mereka. Selain itu, fasilitas yang
lengkap akan menunjang proses pembelajaran siswa.
Atmosfer yang baik
Atmosfer yang baik dapat berawal dari lingkungan yang baik.
Keduanya sangat berhubungan erat. Selain lingkungan yang baik,
hubungan ruang, suasana ruang, dan kegiatan di dalamnya juga sangat
menentukan atmosfer sebuah ruangan.
82
Profil Singkat Kecamatan Poasia
Kecamatan Poasia berada di SWP II kota Kendari dengan peruntukan
pendidikan, pemerintahan dan permukiman.
Luas Kecamatan Poasia adalah 55,51 km2
Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Poasia :
Lokasi B
83
Profil Singkat Kecamatan Kambu
Kecamatan Kambu berada di SWP II kota Kendari dengan peruntukan
pendidikan, pemerintahan dan permukiman.
Luas Kecamatan Kambu adalah 21,17 km2
Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Poasia :
Lokasi C
84
Profil Singkat Kecamatan Kadia
Kecamatan Kambu berada di SWP I kota Kendari dengan peruntukan
kawasan pusat kota dan CBD
Luas Kecamatan Kambu adalah 21,17 km2
Data Fasilitas Pendidikan di kecamatan Kadia :
Nilai 3 3 1
2 Luas Lahan 30.531 M2 20.661 M2 29.129 M2
Nilai 3 1 2
3 Aksesibilitas Kendaraan pribadi, Kendaraan pribadi, Kendaraan pribadi,
kendaraan umum, kendaraan umum, kendaraan umum,
pejalan kaki. pejalan kaki. pejalan kaki.
Nilai 3 3 3
4 Pencapaian Dari Jln. A.H. Dari jln. Orinunggu, Dari Jln.Brigjend
Nasution, Jln. Z.A Jln. H. Lamuse madjied Joenoes,
Sugianto Jln. Syech yusuf, Jl.
Kol.H.Abd.Hamid
Nilai 2 1 3
85
5 Citra Positif untuk Positif untuk Positif untuk
Pendidikan Pendidikan kawasan pusat kota
pemukiman dan pemukiman dan dan CBD
pemerintahan
Nilai 3 2 3
6 Strategis Relatif strategis Relatif strategis Relatif strategis
Nilai 2 2 2
7 Tingkat Sedang Sangat tinggi Relatif tinggi
Kemacetan
Nilai 3 1 2
8 Fasilitas Perdagangan, Pusat Perdagangan, Perkantoran,
pelayanan Universitas, Universitas, Hotel,
Rekreasi, perdagangan
Kesehatan
Nilai 3 2 1
9 Tingkat Relatif Tinggi Sangat Tinggi Relatif Tinggi
Kebisingan
Nilai 2 1 2
Total Nilai 24 16 19
Tabel 11. Analisa Lokasi
Bersambung...
Dari analisis dan penilaian dari ketiga lokasi, nilai yang paling tinggi
ada pada lokasi A Jl. Malaka. Analisis dan penilaian di lakukan berdasarkan
kriteria sebuah bangunan sekolah.
86
Nasional Sulawesi Tenggara akan bekerja sama dengan pemerintah Turki
untuk mendirikan sekolah bertaraf internasional.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Kendari, 2015. Kota Kendari Dalam Angka. Kendari: BPS Kota Kendari.
BPS Kota Kendari, 2016. Kota Kendari Dalam Angka. Kendari: BPS Kota Kendari.
Divisi Rating dan Teknologi, 2013. Green Building Council Indonesia : Greenship
untuk Bangunan Baru versi 1.2
Nair, Prakash dan Randaal Fielding (2000). The Language of School Design,
Design Pattern fi 21st Century School. Ebook.
Peraturan Pemerintah No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
87
www.presidenri.go.id diakses tahun 2016.
88