Anda di halaman 1dari 8

Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

DIFUSI KRISTAL KMnO4 DALAM PELARUT DAN TEKANAN


OSMOTIK CAIRAN SEL EPIDERMIS PADA DAUN Rhoe discolor

Yunita Sari
NIM : 1405112576
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau Pekanbaru 28293
E-mail : yunita.sari@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Penelitian dilakukan untuk mengetahui proses difusi Kristal KMnO4 dalam


pelarut dan mengukur besar tekanan osmosis cairan sel epidermis bawah daun
Rhoediscolor dalam larutan glukosa dengan beberapa konsentrasi yang berbeda
yaitu 0.2 M, 0.22 M, 0.24 M, 0.26 M, 0.28 M dan 0.30 M serta pelarut dengan
konsentrasi 0 M pada tanggal 17 Maret 2016 di Laboratorium PMIPA FKIP
Universitas Riau. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen. Data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta di analisis secara
deskriptif. Data hasil penelitian mengenai percobaan difusi molekul dengan
menghitung diameter penyebaran Kristal KMnO4 dalam waktu t. Sedangkan data
hasil kedua yaitu Tekanan osmotic cairan sel epidermis bawah daun Rhoediscolor
dengan melakukan perbandingan jumlah sel dalam keadaan biasa dan jumlah sel
dalam keadaan Plasmolisis dengan perbedaan konsentrasi larutan glukosa pada
sayatan daun Rhoediscolor dalam waktu t menunjukkan hasil bahwa persentase
plasmolisis larutan glukosa dengan konsentrasi 0,30 M lebih besar dari pada yang
lainnya yaitu 86,25%.

Key Words: Difusi, Tekanan Osmotik, Plasmolisis


PENDAHULUAN sebagai pereaksi dalam fotosintesis
Air merupakan komponen dan pada berbagai proses hidrolisis,
utama tanaman, yaitu membentuk (c) air esensial untuk menjaga
80-90 % bobot segar jaringan yang turgiditas diantaranya dalam
sedang tumbuh aktif. Air sebagai pembesaran sel, pembukaan stomata
komponen esensial tanaman dan menyangga bentuk daun-daun
memiliki peranan antara lain : (a) muda atau struktur lainnya (Kimball,
sebagai pelarut, di dalamnya terdapat 1983).
gas, garam, dan zat terlarut lainnya, Difusi adalah peristiwa
yang bergerak keluar masuk sel, (b) mengalirnya/berpindahnya suatu zat

Sel dan Lingkungan | 1


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

dalam pelarut dari bagian Nilai potensial air di dalam


berkonsentrasi tinggi kebagian yang sel dan nilainya di sekitar sel akan
berkonsentrasi rendah.Contoh yang mempengaruhi difusi air dari dan ke
sederhana adalah pemberian gula dalam sel tumbuhan. Dalam sel
pada cairan the tawar. Lambat laun tumbuhan ada tiga faktor yang
cairan menjadi manis. Contoh lain menetukan nilai potensial airnya,
adalah uap air dari cerek yang yaitu matriks sel, larutan dalam
berdifusi dalam udara. Perbedaan vakuola dan tekanan hidrostatik
konsentrasi yang ada pada dua dalam isi sel. Hal ini menyebabkan
larutan disebut gradient konsentrasi. potensial air dalam sel tumbuhan
Difusi akan terus terjadi hingga dapat dibagi menjadi 3 komponen
seluruh partikel tersebar luas secara yaitu potensial matriks, potensial
merata atau mencapai keadaan osmotik dan potensial tekanan
kesetimbangan dimana perpindahan (Wilkins, 1992).
molekul tetap terjadi walaupun tidak Komponen potensial air pada
ada perbedaan konsentrasi. Difusi tumbuhan terdiri atas potensial
yang paling sering terjadi adalah osmosis (solut) dan potensial turgor
difusi molekuler. Difusi ini terjadi (tekanan). Dengan adanya potensial
jika terbentuk perpindahan dari osmosis cairan sel, air murni
sebuah lapisan molekul yang diam cenderung memasuki sel. Sebaliknya
dari solid atau fluida (Uwie 2010: 1). potensial turgor di dalam sel
Difusi merupakan proses mengakibatkan air meninggalkan sel.
fisika yang terjadi dalam kehidupan Pengaturan potensial osmosis dapat
termasuk tumbuhan. Difusi terjadi dilakukan jika potensial turgornya
sebagai suatu respon terhadap sama dengan nol yang terjadi saat sel
perbedaan konsentrasi. Selain mengalami plasmolisis (Meyer and
perbedaan konsentrasi, perbedaan Anderson, 1952)
dalam sifat dapat juga menyebabkan Menurut Tjitrosomo (1987),
difusi. (Kustiyah,2007) jika sel dimasukan ke dalam larutan
Air berdifusi melintasi gula, maka arah gerak air neto
membrane dari wilayah yang ditentukan oleh perbedaan nilai
berkonsentrasi zat terlarut lebih potensial air larutan dengan nilainya
rendah ke wilayah yang didalam sel. Jika potensial larutan
berkonsentrasi zat terlarut yang lebih lebih tinggi, air akan bergerak dari
tinggi sampai konsentrasi zat terlarut luar ke dalam sel, bila potensial
pada kedua sisi membrane setara. larutan lebih rendah maka yang
Difusi air melintasi membrane terjadi sebaliknya, artinya sel akan
permeable selektif disebut osmosis. kehilangan air. Apabila kehilangan
(Campbell.2008) air itu cukup besar, maka ada
kemungkinan bahwa volum sel akan

Sel dan Lingkungan | 2


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

menurun demikian besarnya petri, mikroskop, gelas ukur, pipet


sehingga tidak dapat mengisi seluruh tetes, kaca objek, kaca penutp, dan
ruangan yang dibentuk oleh dinding pisau silet. Sedangkan bahan yang
sel. Membran dan sitoplasma akan digunakan pada percobaan ini
terlepas dari dinding sel, keadaan ini adalah; kristal KMnO4, air kran,
dinamakan plasmolisis. Sel daun larutan glukosa, dan daun Rhoe
Rhoeo discolor yang dimasukan ke discolor.
dalam larutan sukrosa mengalami Cara kerja untuk percobaan
plasmolisis. Semakin tinggi difusi molekul adalah sebagai
konsentrasi larutan maka semakin berikut: pertama tuangkan air
banyak sel yang mengalami sebanyak 15 ml ke dalam cawan
plasmolisis. Menurut Salisbury and petri yang diletakkan di atas kertas
Ross (1992) menyatakan bahwa putih serta meja tempat yang datar
Plasmolisis adalah suatu proses yang dialasi dengan kertas putih.
lepasnya p rotoplasma dari dinding Kemudian masukkan setitik Kristal
sel yang diakibatkan keluarnya KMnO4 ke dalam air di cawan tadi,
sebagian air dari vakuola. lalu ukur diameter sebaran Kristal
Rumusan masalah pada pada air dalam selang waktu tertentu.
praktikum kali ini adalah Ulangi kegiatan tersebut beberapa
bagaimanakah proses difusi pada kali lalu hitung rata-rata kecepatan
kristal KMnO4 dan plasmolisis pada difusinya. Kemudian perhatikan
daun Rhoe discolor dalam larutan apakah kecepatan difusi mula-mula
glukosa. Tujuan praktikum difusi sama dengan berikutnya sampai
molekul dan tekanan osmotik cairan percobaan dihentikan.
sel adalah untuk mengetahui proses Cara kerja untuk tekanan
difusi suatu molekul dalam pelarut osmotik pada cairan sel epidermis
dan mengukur besar tekanan bawah daun Rhoe discolor adalah
osmosis cairan sel epidermis bawah sebagai berikut; pertama siapkan
daun Rhoe discolor dalam larutan larutan glukosa dengan konsentrasi
glukosa. Adapun manfaat penulisan 0,20 M, 0,22 M, 0,24 M, 0,26 M,
jurnal yaitu untuk memberikan 0,28 M dan 0,30 M. Langkah
informasi tentang difusi molekul dan selanjutnya adalah membuat sayatan
tekanan osmotik cairan sel. epidermis bawah daun Rhoe discolor
dimasukkan kedalam cawan petri
BAHAN DAN METODE yang telah berisi larutan sesuai
Percobaan ini dilaksanakan di dengan konsentrasi yang telah
laboratorium PMIPA FKIP ditetapkan. Agar pengamatan
Universitas Riau pada tanggal 17 berjalan dengan baik dilakukan
Maret 2016. Alat yang digunakan perendaman sayatan dengan interval
pada percobaan ini adalah; cawan waktu lima menit antar masing-

Sel dan Lingkungan | 3


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

masing larutan. Kemudian catat hasil Dimana :


pengamatan melalui mikroskop TO = Tekanan osmotik dalam
setelah sepuluh menit. Catat suhu Atmosfer (ATM )
percobaan yang sedang berlangsung M = Konsentrasi larutan eksternal
dan hitung besarnya tekanan cairan pada kondisi incipient
osmotik dengan rumus TO. plasmolisis (Mol/L)
T = Temperatur Absolut ( K )
22,4 . . PO = Potensial Osmotik ( tanda - )
TO =
273

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Difusi Molekul
Diameter sebaran air berdasarkan hasil percobaan difusi molekul dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Tabel pengamatan difusi molekul Kristal KMnO4


NO. WAKTU (MENIT) DIAMETER (CM)

1. 1:30 2,5

2. 1:50 2,6

3. 2:08 3,0

Rata-Rata 1:49 2,7

Difusi dapat terjadi dalam sehingga terjadi pergerakan hingga


kehidupan sehari-hari dalam tubuh tercapai kesetimbangan.
makhluk hidup. Perubahan sifat juga Kesetimbangan ini disebut dengan
merupakan pengaruh difusi terutama kesetimbangan dinamik, yaitu
perubahan konsentrasi air. Dalam molekul pewarna dan kristal KMnO4
percobaan yang telah dilakukan yang melintasi membran dalam satu
dengan menggunakan kristal kalium arah jumlahnya sebanyak molekul
permanganat (KMnO4) yang pewarna yang melintasi membrane
diteteskan pada akuades, terlihat dalam arah yang berlawanan setiap
bahwa kristal tersebut menyebar detik (Campbell, 2008) atau dalam
dalam air pada cawan petri. percobaan dapat dikatakan bahwa
Pergerakan ini dikarenakan pergerakan KMnO4 menyebar ke
konsentrasi KMnO4 yang lebih tinggi seluruh bagian air sama besarnya
dibandingkan air yang lebih rendah dengan pergerakan air.

Sel dan Lingkungan | 4


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

Pada percobaan yang telah KMnO4 lebih kecil, maka semakin


dilakukan yaitu dengan cepat partikel itu bergerak dan
menggunakan cawan petri dan air kecepatan difusi akan semakin cepat
kran didapat bahwa Kristal KMnO4 sehingga diameter sebaran air
setelah diteteskan kedalam cawan akan lebih besar. Sebaliknya, apabila
petri yang berisi air langsung mulai konsentrasi dan ukuran partikel
menyebar secara perlahan sampai KMnO4 lebih besar, maka semakin
terjadi titik kesetimbangan yaitu lambat partikel itu bergerak dan
hingga Kristal KMnO4 tidak kecepatan difusi akan semakin
berdifusi lagi. Dalam selang waktu lambat sehingga diameter sebaran air
kurang lebih 1 menit 30 detik Kristal akan lebih kecil.
KMnO4 pada percobaan pertama
Ada beberapa faktor yang
menyebar hingga diameter sebaran
mempengaruhi kecepatan difusi,
mencapai 2,5 cm. Sedangkan Kristal
yaitu: (1) Ukuran partikel, Semakin
KMnO4 pada percobaan kedua dalam
kecil ukuran partikel, semakin cepat
selang waktu 1 menit 50 detik
partikel itu akan bergerak, sehinggak
menyebar hingga diameter sebaran
kecepatan difusi semakin tinggi. (2)
mencapai 2,6 cm, dan pada
Ketebalan membran. Semakin tebal
percobaan ketiga dalam selang waktu
membran, semakin lambat kecepatan
2 menit 8 detik Kristal KMnO4
difusi. (3) Luas suatu area. Semakin
menyebar hingga diameter 3,0 cm.
besar luas area, semakin cepat
semakin lama waktu yang
kecepatan difusinya. (4)
dibutuhkan maka diameter sebarin
Jarak. Semakin besar jarak antara
airnya akan semakin besar. Diameter
dua konsentrasi, semakin lambat
sebaran pada ulangan kedua lebih
kecepatan difusinya. (5) Suhu.
besar dibandingkan dengan diameter
Semakin tinggi suhu, partikel
sebaran air pada ulangan pertama.
mendapatkan energi untuk bergerak
Hal tersebut disebabkan karena pada
dengan lebih cepat. Maka, semakin
ulangan kedua merupakan perlakuan
cepat pula kecepatan difusinya
dimana KMnO4 diberi lebih sedikit
(Adrimarsya, 2012).
dibandingkan dengan KMnO4 pada
ulangan pertama. Apabila
konsentrasi dan ukuran partikel

2. Tekanan Osmotik Cairal Sel


Tekanan osmotik cairan sel epidermis bawah pada daun Rhoediscolor dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Sel dan Lingkungan | 5


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

Tabel 2. Tabel pengamatan epidermis bawah daun Rhoe discolor dalam larutan
glukosa
Larutan Sel dalam Sel dalam Tekanan
Persentase osmotik
Glukosa keadaan keadaan
plasmolisis (atm)
(M) Biasa Plasmolisis

0 169 - 0%
0,2 90 7 7,78% 4,89

0,22 98 13 13,27% 5,38

0,24 70 22 31,43% 5,87

0,26 79 25 44,30% 6,36

0,28 59 43 72,88% 6,85

0,30 80 69 86,25% 7,34

Grafik 1. Grafik tekanan osmotik cairan sel epidermis daun Rhoe discolor

Jumlah Sel
180
160
140 Sel Dalam Keadaan Biasa
120
Sel Dalam Keadaan
100 Plasmolisis
80 Presentase Plasmolisis (%)
60
40 Tekanan Osmotik (atm)
20
0
0 0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3

Konsentrasi

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat Rhoediscolor mengalami plamolisis.


dilihat bahwa semakin tinggi Plasmolisis terjadi karena cairan di
konsentrasi larutan glukosa maka luar sel bersifat hypertonis atau lebih
semakin tinggi persentase sel daun pekat sedangkan larutan di dalam sel

Sel dan Lingkungan | 6


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

bersifat hypotonis atau lebih encer semakin cepat terjadinya plasmolisis


sehingga cairan di dalam vakuola dan semakin tinggi tekanan osmosis
bergerak keluar sel sehingga yang terjadi pada sel tumbuhan
protoplasma mengkerut dan terlepas tersebut, semakin tinggi tekanan
dari dinding sel.Molekul gula dapat osmosisnya maka tekanan turgor
berdifusi melalui benang-benang akan semakin menurun, Sehingga
protoplasma yang menembus lubang- persentasi plasmolisis tertinggi
lubang kecil pada dinding sel. terdapat pada pengamatan dengan
Benang-benang tersebut dikenal kadar glukosa 0,30 M dan terendah
dengan sebutan plasmolema, dimana pada larutan glukosa 0,2 M.
diameternya lebih besar daripada Persentasi terjadinya plasmolisis
molekul tertentu sehingga molekul dapat dihitung dengan persamaan
gula dapat masuk dengan mudah. berikut :
Semakin tinggi kadar larutan
glukosa yang diberikan maka

jumlah sel plasmolisis


% Plamolisis = x 100 %
Jumlah total sel

Dengan menggunakan persamaan glukosa 0,26 M. Hal ini disebabkan


diatas maka dapat dibuktikan bahwa oleh persentase dari sel
besar kecilnya persentasi plasmolisis terplasmolisis pada konsentrasi 0,26
dipengaruhi oleh kadar larutan M adalah sebesar 44,30% yang bila
glukosa terlarut yang melisiskan sel. dibandingkan dengan teori
Semakin tinggi kadar larutan glukosa persentase plasmolisis incipient yang
maka semakin banyak sel yang lisis berkisar pada angka 50% dapat
sehingga persentasi plasmolisis juga dikatakan cukup mendekati.
semakin besar. Dari tabel hasil Besarnya tekanan osmotik dapat
pengamatan tersebut dapat diketahui dihitung dengan menggunakan
pula bahwa plasmolisis incipient rumus berikut :
didapat pada konsentrasi larutan

22,4 . .
TO =
273
22,4 . 0,26 . 298
TO =
273
TO = 6,36 atm

Sel dan Lingkungan | 7


Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel

Apabila peristiwa plasmolisis com/2012/12/05/difusi-dan-


mencapai 50% (kondisi diluar sama osmosis/. (19 Maret 2016)
dengan didalam sel) maka dapat Campbell, dkk. 2008. Biologi Jilid I
dikatakan potensial osmotik larutan Edisi kedelapan. Erlangga :
sama dengan potensial osmotik Jakarta
cairan sel. Maka bisa dikatakan Kimball, J. W. 1983. Biologi.
bahwa tekanan osmotik insipent Erlangga : Jakarta.
berada pada konsentrasi 0.26 M Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi
dengan tekanan 6,36 atm. . Larutan dan Osmosis Pada Siswa
yang di dalamnya terdapat MAN Model Palangkaraya,
sekumpulan sel dimana 50% Jurnal Ilmiah Guru
berplasmolisis dan 50% tidak Kanderang Tingang, Vol. 1,
berplasmolisis disebut plasmolisis No. 1, Hal : 24-37.
insipien. (Salisbury et al ,1995). Meyer, B.S and Anderson, D.B.
1952. Plant Physiology D
KESIMPULAN Van Nostrand Company Inc :
New York.
Proses difusi suatu molekul Salisbury, et al. 1995. Fisiologi
dipengaruhi oleh ukuran molekul Tumbuhan Jilid 1. ITB :
tersebut. Semakin kecil ukuran Bandung.
molekul tersebut maka semakin Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2.
besar kecepatan difusi yang terjadi. Penerbit Angkasa, Bandung.
Sebaliknya, semakin besar ukuran Uwie.2010. Anonim. 2004. Difusi
molekul maka semakin lambat difusi Osmosis dan Plasmolisis.
yang terjadi. http://www.e-dukasi.net.(19
Sedangkan besar tekanan Maret 2016)
osmosis cairan sel akan semakin Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi
besar apabila konsentrasi larutan Tanaman. Jakarta: Bumi
glukosa semakin tinggi. Apabila Angkasa
persentase plasmolisis mencapai
50% maka dapat dikatakan bahwa
potensial osmotik larutan sama
dengan potensial osmotik cairan sel.

DAFTAR PUSTAKA
Adrimarsya. 2012. Difusi Dan
Osmosis.
http://Adrimarsya.wordpress.

Sel dan Lingkungan | 8

Anda mungkin juga menyukai