Anda di halaman 1dari 6

Keperawatan Medikal Bedah

Edi Purwanto

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Apa yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih (ISK) ?

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang umumnya
steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih bagian atas dan
infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang
menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang
menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.

Apa saja yang dapat menyebabkan ISK ?

Sebagian besar kuman penyebab ISK adalah kuman enterik, Escherichia coli ( 80
%) yang merupakan kuman terutama penyebab ISK pada wanita. Pada pria dan
pasien di rumah sakit, ISK terutama disebabkan oleh kuman Proteus, Stafilokok dan
bahkan Pseudomonas (30-40%).

Bagaimana seseorang dapat terkena ISK ?

Sebagian besar ISK merupakan infeksi yang bersifat asenden/menjalar ke atas.


Wanita terutama sangat rentan terhadap ISK, oleh karena saluran kencingnya lebih
pendek daripada pria. Pada wanita, biasanya kuman-kuman penyebab ISK yang
berasal dari anus berpindah ke kemaluan dan membentuk koloni. Yang kemudian
masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran kencing yang pendek dengan
spontan maupun mekanik pada saat hubungan seksual. Pada pria, pasien penderita
Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) umumnya lebih beresiko terkena ISK karena
adanya hambatan dalam pengeluaran air seni. Pada pasangan homoseksual juga
beresiko terkena ISK yang dihubungkan dengan frekuensi anal seks (hubungan
seksual melalui anus). Pada bayi baru lahir dan juga pada laki-laki usia muda

Program Diploma III Keperawatan 1


Universitas Muhammadiyah Malang
Keperawatan Medikal Bedah
Edi Purwanto

terdapat bukti bahwa sirkumsisi (sunat) memperkecil angka kejadian ISK secara
bermakna.

Tanda dan gejala apa yang bisa ditemui pada penderita ISK ?

ISK dapat terjadi tanpa keluhan sama sekali, terutama pada wanita, dan terkadang
ditemui adanya riwayat ISK sebelumnya yang mendatangkan keluhan. ISK biasanya
ditemukan setelah adanya keluhan berupa : frekuensi (berkemih yang makin sering),
nyeri saat berkemih, nyeri di daerah atas kemaluan, perasaan tidak dapat menahan
kencing, kencing berwarna kemerahan, demam, menggigil, mual dan sakit pinggang.
ISK bagian bawah biasanya ditandai dengan frekuensi kencing yang makin sering,
nyeri saat berkemih, perasaan tidak dapat menahan kencing dan kencing berwarna
kemerahan. Sedangkan ISK bagian atas biasanya ditandai dengan demam,
menggigil dan kencing berwarna kemerahan.

Pemeriksaan apa saja yang dapat mendeteksi adanya ISK ?

Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah dan pemeriksaan


urin. Pada pemeriksaan darah dicari apakah ada tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan
urin merupakan standar baku emas atas diagnosis ISK. Urin yang diperiksa ditanam
di atas media biakan untuk kuman dan dilihat apakah ada kuman yang tumbuh.
Harus diperhatikan apabila kuman yang tumbuh terlalu bervariasi, dipikirkan
kemungkinan adanya kontaminasi sewaktu pengambilan contoh urin. Di saat
sekarang terkadang diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal, pemeriksaan radiologi/x-
ray dan pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk lebih memastikan diagnosis dan
menentukan asal dari infeksi tersebut.

Apa pengobatan untuk ISK ?

Biasanya pasien dianjurkan minum yang banyak agar jumlah kencingnya meningkat
dan juga diberikan obat yang menurunkan keasaman urin apabila dikeluhkan rasa
nyeri saat berkemih. Kebersihan daerah disekitar kemaluan juga penting untuk
mencegah adanya infeksi berulang dan menghilangkan faktor-faktor pencetus. ISK
yang sederhana pada wanita biasanya dapat sembuh secara spontan dan juga
berespon sangat baik dengan antibiotik yang sederhana. Infeksi pada anak berumur
kurang dari 2 tahun adalah serius dan harus dievaluasi secara penuh. Untuk infeksi
yang sifatnya akut/mendadak terkadang dibutuhkan antibiotik dengan spektrum yang
luas dan sifatnya lebih kuat. Pada orang dewasa, penting untuk mencari
kemungkinan adanya batu di ginjal, kandung kemih atau saluran kemih karena
umumnya merupakan faktor penyebab munculnya ISK. Harus juga dipikir

Program Diploma III Keperawatan 2


Universitas Muhammadiyah Malang
Keperawatan Medikal Bedah
Edi Purwanto

kemungkinan adanya kelainan anatomi atau kuman yang resisten terhadap


antibiotika bila ISK terjadi berulang. Biasanya apabila ditangani secara dini dan
tepat, ISK dapat sembuh secara sempurna dan tidak meninggalkan gejala sisa.

Bagaimana pencegahannya?

Menjaga kebersihan diri terutama organ berkemih adalah sangat penting. Dianjurkan
untuk mencuci kemaluan dan sekitarnya dengan air setelah selesai berkemih.
Gunakan air yang bersih dan kemudian dikeringkan.

ANTIBIOTIKA UNTUK INFEKSI SALURAN KEMIH

Dalam pengobatan infeksi saluran kemih, pertama-tama harus terlebih dahulu


dipastikan apakah benar-benar terjadi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Satu-
satunya cara untuk menentukan apakah terjadi infeksi adalah dengan melakukan
kultur bakteri dari contoh urin penderita. Melalui tes kultur ini dapat diketahui
keberadaan dan juga jenis bakteri yang menjadi penyebab infeksi saluran kemih
pada penderita yang bersangkutan.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana mendapatkan sampel urin yang baik
untuk dapat dikultur. Penampungan urin langsung pada wadah seringkali dapat
mengacaukan hasil pemeriksaan karena ada kemungkinan terdeteksinya bakteri dari
kulit, terutama pada wanita. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan teknik
pengambilan sampel clean catch, yaitu dengan membersihkan meatus dan daerah
sekitarnya dengan antiseptik, kemudian berkemih sedikit ke toilet sebelum
memasukkan sampel urin ke dalam wadah, dan diakhiri dengan kembali berkemih di
toilet. Teknik ini dapat menghilangkan kemungkinan adanya bakteri dari meatus atau
uretra.

Dengan diketahuinya jenis bakteri yang menjadi penyebab, dokter dapat


menentukan golongan antibiotika yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri
tersebut. Hal ini penting, mengingat cara kerja antibiotika yang berlainan terhadap
berbagai jenis bakteri dan adanya resistensi beberapa jenis bakteri terhadap
antibiotikaa tertentu.

Dalam pengobatan infeksi saluran kemih, biasanya digunakan antibiotikaa dari


golongan sulfa, kotrimoksazol, kuinolon dan penisilin.

Sulfonamid (sulfa) masih berguna bagi infeksi ringan saluran kemih bagian bawah.
Tetapi timbulnya resistensi makin meningkat terutama pada bakteri gram negatif,

Program Diploma III Keperawatan 3


Universitas Muhammadiyah Malang
Keperawatan Medikal Bedah
Edi Purwanto

sehingga sulfonamid tidak dapat diandalkan untuk pengobatan infeksi yang lebih
berat pada saluran kemih bagian atas.

Penting untuk membedakan infeksi pada ginjal dan infeksi pada saluran kemih
bagian bawah. Pada keadaan pielonefritis akut yang disertai demam hebat dan bila
ada kemungkinan timbulnya bakteremia dan syok, sebaiknya jangan diberi
pengobatan dengan sulfonamid; tetapi dianjurkan pemberian suatu antimikroba yang
bersifat membunuh (bakterisid) secara suntikan yang dipilih berdasarkan uji
sensitivitas mikroba dan hasil kultur urin.

Sulfonamid digunakan untuk pengobatan sistitis akut maupun kronik, infeksi kronik
saluran kemih bagian atas dan bakteriuri yang asimtomatik. Sulfonamid efektif untuk
sistitis akut tanpa penyulit pada wanita.

Pengobatan infeksi ringan saluran kemih bagian bawah dengan kotrimoksazol


(kombinasi sulfa dan trimetroprim) ternyata sangat efektif, bahkan untuk infeksi oleh
mikroba yang telah resisten terhadap sulfonamid sendiri.

"Pemakaian sulfa sendiri menimbulkan resistensi luas, juga menimbulkan efek


samping yang berbahaya, mulai dari alergi sampai Stevens Johnson syndrome, drug
fever, blood dyscrasia, menimbulkan kristaluria bila tidak cukup minum, dan lain-lain,
" demikian komentar Prof. Dr. Iwan Darmansjah. Teori Welcome yang menyatakan
adanya sinergisme sulfa dan trimetropim ternyata tidak benar. Sewaktu
kotrimoksazol banyak dipakai, profil laporan efek samping kotrimoksazol (yang
sebenarnya hampir semua disebabkan oleh komponen sulfanya) menempati ranking
pertama dari semua obat. Anak-anak menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi.
"Trimetroprim sendiri sama efektifnya dengan kotrimoksazol. Trimetoprim inilah yang
dipilih," Prof. Iwan menambahkan. Dikatakan lebih lanjut bahwa asam pipemidat
merupakan alternatif oral yang cukup baik. Zat ini dibuat antara asam nalidiksat dan
kuinolon yang baru, dengan efek samping yang lebih sedikit daripada asam
nalidiksat.

Sediaan kombinasi ini terutama efektif untuk infeksi kronik dan berulang saluran
kemih. Pada wanita, efektivitasnya mungkin disebabkan oleh tercapainya kadar
terapi dalam sekret vagina. Jumlah mikroba di sekitar orificium uretra menurun
sehingga kemungkinan terjadinya infeksi ulang pada saluran kemih bagian bawah
berkurang. Trimetroprim juga ditemukan dalam kadar terapi pada sekret prostat dan
efektif untuk pengobatan infeksi prostat.

Program Diploma III Keperawatan 4


Universitas Muhammadiyah Malang
Keperawatan Medikal Bedah
Edi Purwanto

Infeksi berulang saluran kemih lebih sukar ditanggulangi daripada infeksi akut, pada
infeksi kronik ini, pengobatan dengan sediaan kombinasi perlu mempertimbangkan
hasil pemeriksaan sensitivitas mikroba.

Infeksi berulang saluran kemih lebih sukar ditanggulangi daripada infeksi akut.
Infeksi kronik ini mungkin disebabkan infeksi oleh mikroba lain atau karena
persistensi mikroba yang sama. Infeksi oleh mikroba lain biasanya dapat diatasi
dengan antimikroba seperti sulfisoksazol, sedangkan kambuh oleh mikroba yang
sama biasanya lebih sukar diatasi dan menunjukkkan adanya sumber infeksi yang
persisten di saluran kemih bagian atas yang sukar dibasmi. Sebab persistensi ini
antara lain: (1) obstruksi fungsional/mekanik yang menghambat pengosongan
kandung kemih, (2) resistensi mikroba terhadap antibiotika yang biasa digunakan,
(3) gangguan daya tahan tubuh seperti penderita penyakit kencing manis, (4)
kombinasi ketiga hal di atas. Mikroba penyebabnya antara lain Escherichia,
Enterobacter, Alcaligenes, Klebsiella, Proteus, kokus gram positif dan mikroba
campuran.

Laju penyembuhan infeksi kronik saluran kemih relatif rendah, apapun antimikroba
yang digunakan, dan terapi supresif kronik atau pengobatan intermiten terhadap
kambuhnya gejala merupakan tujuan pengobatan yang paling baik.

Beberapa obat antimikroba tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi sitemik
yang berasal dari saluran kemih karena bioavailibilitasnya dalam plasma tidak
mencukupi. Tetapi pada tubuli renalis, obat-obat ini akan mengalami pemekatan dan
berdifusi kembali ke parenkim ginjal sehingga bermanfaat untuk pengobatan infeksi
saluran kemih. Oleh karena kadarnya cukup tinggi pada saluran kemih saja, maka
antimikroba seperti ini dianggap sebagai antiseptik lokal untuk infeksi saluran kemih.
Antiseptik ini antara lain adalah metenamin, asam nalidiksat dan nitrofurantoin.

Untuk infeksi akut saluran kemih yang disertai tanda-tanda sistemik seperti demam,
menggigil, hipotensi dll; obat antiseptik saluran kemih tidak dapat digunakan karena
pada keadaan tertentu diperlukan obat dengan kadar efektif dalam plasma.
Pengobatan rasional pada keadaan ini harus berdasarkan atas hasil biakan dan uji
kepekaan kuman. Sementara menunggu hasil laboratorium, dapat diberikan obat
golongan aminoglikosida seperti gentamisin, sulfonamid, kotrimoksazol, ampisilin,
sefalosporin, flourokuinolon dll. Dengan pemberian selama 5-10 hari biasanya
infeksi akut dapat diredakan dan selanjutnya diberi antiseptik saluran kemih sebagai
pengobatan pencegahan atau penekan.

Program Diploma III Keperawatan 5


Universitas Muhammadiyah Malang
Keperawatan Medikal Bedah
Edi Purwanto

Infeksi saluran kemih yang sering kambuh pada pria usia lanjut seringkali
disebabkan oleh adanya prostatitis kronis. Keadaan ini sulit diatasi karena obat sulit
mencapai kelenjar prostat. Semua penderita dengan infeksi saluran kemih berulang
diperiksa dengan teliti apakah disertai kelainan anatomis saluran kemih atau tidak.

Perlu diingat bahwa pada gagal ginjal, hasil pengobatan seringkali tidak memuaskan
karena hanya sedikit sekali obat yang dapat diekskresikan melalui ginjal. (An)

Program Diploma III Keperawatan 6


Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai