Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

DISTRIBUSI UKURAN DAN SIFAT ALIR PARTIKEL

KELOMPOK: 4

Nama Anggota:

1. Khoirun Nisa (201310410311100)


2. Iin Mardha (201410410311122)
3. Rima Dwi Cahyani (201410410311163)
4. Moch. Yusuf Agung (201410410311175)
5. Edo Kurnia Putra (201410410311177)
6. Selvi (201410410311185)
7. Shintia Razif (201410410311190)
8. Septiana Tita (201410410311196)
9. Annisa Fitri Nuzulia (201410410311246)
10. Mahmudah Eka Ariyanti (201410410311252)
11. Novita Rahmania P. (201410410311254)
12. Junaidi Hidayat (201410410311258)

Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015
I. DASAR TEORI

A. DISTRIBUSI UKURAN
Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalam suatu sampel
polidispersi), terdapat dua sifat penting, yaitu (a) bentuk dan luas permukaan partikel tunggal,
dan (b) kisaran ukuran dan jumlah berat partikel-partikel yang ada serta luas total.

Ukuran suatu sfer (partikel berbentuk bulat atau sfer) dinyatakan dengan mudah
dalam diameternya. Jika derajat ketaksimtrisan partikel meningkat, kesulitan untuk
menyatakan ukuran dalam diameter yang berarti juga akan meningkat. Kesulitan untuk
menyatakan ukuran dalam diameter yang berarti juga akan meningkat. Jenis diameter yang
digunakan akan selalu mencerminkan metode yang akan digunakan untuk memperoleh
diameter tersebut. Setiap kumpulan partikel biasanya berupa polidispersi, oleh sebab perlu
mengetahui tidak hanya ukuran suatu partikel tertentu tetapi juga jumlah partikel berukuran
sama yang terdapat pada sampel. Jadi membutuhkan suatu perkisaran ukuran yang ada dan
banyaknya atau berat fraksi setiap ukuran partikel atau disebut dengan distribusi ukuran
partikel. Berdasarkan distribusi partikel dapat menghitung ukuran partikel rerata untuk
sampel tersebut.

Dsitribusi ukuran partikel dinyatakan bila jumlah atau berat partikel yang terdapat
dalam suatu kisaran ukuran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran rerata
sehingga akan diperoleh kurva distribusi frekuensi. Dari kurva distribusi frekuensi tersebut
akan terlihat ukuran partikel yang sering terjadi dalam sampel atau disebut modus.

Bentuk partikel dan luas permukaan suatu partikel sangat diperlukan karena
mempengaruhi sifat alir dan sifat penyusunan suatu serbuk, dan mempunyai pengaruh
terhadap luas permukaan.

Metode untuk menentukan ukuran partikel, salah satu contohnya adalah mikroskopik,
pengayakan, sedimentasi, dan penentuan volume partikel. Dalam praktikum ini menggunakan
meted pengayakan. Metode ini menggunakan suatu rangkaian ayakan standart yang
dikalibrasi oleh The Nationa Bureau of Standards. Ayakan ini digunakan untuk memilih
partikel partikel yang lebih kasar, namun jika digunakan dengan sangat hati-hati digunakan
untuuk menapis bahan-bahan sampai sehalus 44 m. Ayakan ini dibuat dengan teknik
pengetsaan gambar dan pembentukan listrik tersedia dengan lubang mulai dari 90 m sampai
terkecil 5 m.
Menurut metode U.S. Pharmacopeia untuk menguji tingkat kehalusan serbuk, suatu
massa sampel tertentu diletakkan pada suatu ayakan yang sesuai dalam suatu penggoyang
mekanis. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan serbuk yang
melewati satu ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya yang lebih halus dikumpulkan dan
kemudian ditimbang. Ayakan-ayakan tersebut dapat disusun lima berturut-turut, dan yang
paling kasar berada di urutan paling atas. Suatu sampel serbuk yang ditimbang secara
seksamaditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk
suatu periode waktu tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, serbuk yang tertinggal pada
setiap ayakan ditimbang.

B. SIFAT ALIR ZAT PADAT


Serbuk ruahan agak analog dengan cairan non-Newton, yang memperlihatkan aliran
plastis dan kadang-kadang dilatansi, partikel-partikelnya dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik
sampai derajat yang bervariasi. Oleh sebab itu, serbuk mungkin mengalir bebas atau mungkin
menyatu (lengket).
Dengan partikel-partikel yang relative kecil (kurang dari 10m), aliran partikel
melalui lubang terbatas karena gaya kohesi antara partikel memiliki besar yang sama dengan
gaya gravitasi. Karena gaya gravitasi tersebut merupakan fungsi diameter dipangkatkan
dengan tiga, gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkat dan
aliran dipermudah.
Laju aliran maksimum tercapai setelah aliran berkurang karena ukuran partikel
mendekati besarnya lubang tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah besar partikel-
partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk dapat diperbaiki dengan menghilangkan fine atau
mengadsorpsikannya pada partikel-partikel yang lebih besar.
Serbuk yang mengalir bebas dicirikan dengan dastibilitas yaitu suatu istilah yang
dimaksudkan untuk menunjukkan lawan kata kelekatan. Partikel-partikel serbuk yang
dipadatkan, menjadi unsur penting dalam aliran serbuk melalui mesin pengisian dan dalam
perasional mesin kapsul otomatis.
Kemampuan serbuk untuk mengalir merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pencampuran bahan-bahan yang berbeda untuk membentuk suatu campuran serbuk.
Pencampuran dan pencegahan ketakbercampuran merupakan pekerjaan farmasetik yang
penting di dalampembuatan berbagai serbuk sediaan, termasuk tablet dan kapsul. Faktor-
faktor lain yang mempengaruhi proses pencampuran adalah agregasi, ukuran, bentuk, dan
perbedaan densitas partikel serta adanya muatan listrik statis.
II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Seperangkat pengayak standar
2. Timbangan
3. Mesin pennggetar pengayak
4. Corong standar
5. Stopwatch
6. Penggaris
B. Bahan
1. SDL/ Spray Dry Lactose ( granul)
2. Laktosa

III. CARA KERJA

A. DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL


1. Timbang SDL ( granul ) 50 gram
2. Timbang bobot masing-masing pengayak serta pan penampung yang akan di gunakan
3. Susun pengayak-pengayak tersebut dengan diameter lubang terbesar diletakkan di
atas dan pan penampung di bawah
4. Letakkan susunan pengayak tersebut di atas mesing penggetar
5. Letakkan granul yang sudah ditimbang pada pengayak paling atas, tutup dan
kencangkan
6. Getarkan pengayak dengan kecepatan getaran 50 Amplitudo selama 20 menit
7. Timbang bobot masing-masing pengayak beserta granul
8. Hitung bobot granul yang terdapat pada masing-masing pengayak serta pan
penampung
9. Buat tabel serta hitung diameter rata-rata sampel tanpa sampel pada pengayak paling
atas
10. Buat kurva distribusi ukuran granul serta kurva frekuensi ukuran kumulatif
11. Lakukan hal yang sama untuk laktosa dengan berat 50 gram, getarkan pengayak
selama 30menit

B. KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT


1. Pasang corong pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke bidang datar
= 10,0 0.2 cm
2. Timbang teliti SDL (granul) 25 gram. (W)
3. Tuanglah bahan tersebut ke dalam corong dengan dasar lubang corong ditutup
4. Buka tutup dasar lubang corong sambil jalankan stopwatch
5. Catat waktu yang diperlukan mulai bahan mengalir sampai bahan mengalir sampai
bahan dalam corong habis ( t detik)
6. Hitung kecepatan dengan rumus:

Kecepatan alir = gram/detik
7. Ukur tinggi timbunan bahan di bawah corong hasil penentuan kecepatan alir ( h
cm)
8. Ukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan tersebut ( r cm)
9. Hitung sudut istirahat dengan rumus:

=tan-1
10. Lakukan hal yang sama untuk laktosa 25 gram.
IV. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data "SDL"
Pengayakan
bobot pengayak + granul bobot granul (g)
no.mesh diameter lubang (m) bobot(g)
20 850 343.58 365.73 22.15
40 425 305.52 322.9 17.38
60 250 289.2 295.94 6.74
80 180 284.29 286.07 1.78
100 150 277.5 278.21 0.71
120 125 269.01 269.4 0.39
PAN < 125 257.32 258.15 0.83
Jumlah 49.98

A. Tabel Distribusi Ukuran


bobot granul
ukuran granul
gram % % kumulatif
> 850 22.15 44.32 44.32
425 - 850 17.38 34.77 79.09
250 - 425 6.74 13.49 92.58
180 - 250 1.78 3.56 96.14
150 - 180 0.71 1.42 97.56
125 - 150 0.39 0.78 98.34
< 125 0.83 1.66 100
Jumlah 49.98 100

B. Tabel Diameter Rata-rata Sampel


bobot
Uk. Lubang ayakan rata-rata uk lubang ayakan sampel(g) % bobot sampel BxD
A B C D E
> 850 850 22.15 44.32 37672
425 - 850 637.5 17.38 34.77 22165.875
250 - 425 337.5 6.74 13.49 4552.875
180 - 250 215 1.78 3.56 765.4
150 - 180 165 0.71 1.42 234.3
125 - 150 137.5 0.39 0.78 107.25
< 125 62.5 0.83 1.66 103.75
Jumlah 65601.45

Diameter Rata-rata (dav) = (%bobot sampel rata-rata ukuran lubang ayakan)


100

65670,45
= = 656,1045 m
100
C. Kurva Histogram Frekuensi vs Frekuensi Ukuran
Hasil Penentuan Kecepatan Alir SDL
kecepatan Alir ( gram /
no ( ) ( ) detik)
1 SDL 25 gram 2.51 9.96
2 SDL 25 gram 3.00 8.33
3 SDL 25 gram 2.81 8.90

9,96+8,33+8,90
Rata-rata alir = = 9,06 /
3

Hasil Penentuan Sudut Istirahat SDL



(o)
No ( ) ( )
1 2,2 cm 5 cm 23,75
2 2 cm 4 cm 26,57
3 2,3 cm 4 cm 29,90

23,75+26,57+29,90
Rata-rata = = 26,74o
3
V. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data "Laktosa"

Pengayakan
bobot pengayak + granul bobot granul (g)
No.mesh diameter lubang (m) bobot(g)
20 850 343.56 343.97 0.41
40 425 305.5 317.14 11.64
60 250 289.21 312.52 23.31
80 180 284.3 292.25 7.95
100 150 277.5 281.82 4.32
120 125 268.99 270.3 1.31
PAN < 125 257.36 258.42 1.06
Jumlah 50

A. Tabel Distribusi Ukuran


bobot granul
ukuran granul
gram % % kumulatif
> 850 0.41 0.82 0.82
425 850 11.64 23.28 24.1
250 425 23.31 46.62 70.72
180 250 7.95 15.9 86.62
150 180 4.32 8.64 95.26
125 150 1.31 2.62 97.88
< 125 1.06 2.12 100
Jumlah 50 100

B. Tabel Diameter Rata-rata Sampel


Uk. Lubang rata-rata uk lubang bobot
ayakan ayakan sampel(g) % bobot sampel BxD
A B C D E
> 850 850 0.41 0.82 697
425 850 637.5 11.64 23.28 14841
250 425 337.5 23.31 46.62 15734.25
180 250 215 7.95 15.9 3418.5
150 180 165 4.32 8.64 1425.6
125 150 137.5 1.31 2.62 360.25
< 125 62.5 1.06 2.12 132.5
Jumlah 36609.1

Diameter Rata-rata (dav) = (%bobot sampel rata-rata ukuran lubang ayakan)


100

36609,1
= = 366,091 m
100
C. Kurva Histogram Frekuensi vs Frekuensi Ukuran
Hasil Penentuan Kecepatan Alir
No ( ) ( ) kecepatan Alir ( gram / detik)
1 laktosa 25 gram
VI. Pembahasan

A. Distribusi Partikel Sampek

Pada percobaan kali ini menggunakan metode pengayakan dengan


menggunakan dua bahan yang berbeda, yaitu SDL yang berbentuk granul dan
laktosa dengan ukuran partkel lebih kecil dari granul.
Metode pangayakan adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel
secara kasar. Sehingga dalam percobaan ini digunakan bahan yang partikelnya
kasar dibandingkan dengan bahan yang lain. Pada metode pengayakan ini,
digunakan 6 nomor ayakan yang berbeda-beda. Dimulai dari nomor ayakan yang
rendah sampai yang tinggi. Diantaranya nomor ayakan 20,40,60,80,100, dan 120.
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang
terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang
paling bawah) hal ini ditujukan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu)
yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan besar maka
residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.
Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini
digerakkan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam
percobaan ini kecepatan mesin penggerak diatur 50 amplitudo, ditujukan untuk
menghindari pemaksaan partikel besar melewati ayakan akibat tingginya
intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil akibat lambatnya
intensitas penggoyangan sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari
kecepatan maksimum.
Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin
penggerak bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi gerakan
mesin, misalnya tekanan udara di atasnya atau yang faktor yang lainnya, sehingga
tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya
partikel ke arah bawah.
Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana karena
cukup singkat. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh
tidaklah seakurat dengan metode secara mikroskopik.
Dari data yang diperoleh umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan
semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena
ukuran dalam tiap inci semakin kecil lubangnya.
Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat.
Dengan melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam ayakan maka semakin
kasar zat tersebut.
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan metode pengayak dengan
menimbang bobot akhir granul SDL dan laktosa didapat persen (%) bobot granul
serta persen (%) kumulatif. Dari dua data tersebut dapat diperoleh diameter rata-
rata sampel dengan keterangan untuk sampel SDL diameter rata-rata nya adalah
656,1045m. Sedangkan, untuk sampel laktosa diperoleh diameter rata-rata nya
adalah 366,091 m.

B. Sifat Alir Zat Padat


1. Sifat alir
Sifat aliran serbuk dapat diperbandingkan dengan cairan bukan Newton, yang
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel, memalui gaya kohesi antara pertikel
dan oleh pembentukan lapisan tipis permukaan ( misalnya air ) dan faktor-faktor
lainnya. Daya lekat atau daya ikat serbuk didasari atas gaya Van der walls antar
permukaan padat, perbandingan muatan elektrostatik atau gaya diantara lapisan
teradsorbsi. Sifat alir bubuk dan granulat dapat diperbaiki melalui penambahan
bahan pelicin yang mampu menurunkan gesekan antar partikel.
Granulasi, artinya pembesaran partikel secara sintetis, yang umumnya
menyebabkan peningkatan daya mengalir atau daya luncur serbuk ( Voight, 1984).
2. Sudut Istirahat
Sudut Istirahat adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap
bidang datar setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah
sempit. Alat yang digunakan adalah corong. Semakin kecil sudut diam maka
semakinmudah serbuk mengalir. Sudut istirahat dapat diukur dengan mengamati
tinggi kerucul yang terbentuk (h cm) diatas dengan diameter tertentu (d cm).
Besar sudut diam dapat dihitung sebagai berikut:
Tan = h/D (jari-jari kerucut)
Keterangan:
= sudut diam
h = tinggi kerucut tumpukan serbuk
D = diameter tumpukan serbuk
a. Partikel dengan bentuk yang lebih beraturan (hampir bulat) memberikan sudut
istirahat yang lebih rendah dan kerapatan curah yang lebih tinggi. Secara umum
efek ini akan memberikan sifat aliran granul yang lebih bain dan variasi berat
tablet yang lebih kecil dan kompresi atau konsolidasi tablet yang lebih efisien.
b. Partikel yang relative kecil (kurang dari 10m) aliran partikel melalui lubang
dibatasi karena gaya lekat antar partikel besarnya sama dengan gaya gravitasi. Jika
ukuran partikel besarnya sama dengan gaya gravitasi. Jika ukuran partikel
meningkat, aliranpartikelnya akan lebih mudah (Martin et al.1989).
c. Partikel-partikel dengan kecepatan tinggi dan potensitas dalam rendah cenderung
untuk mempunyai sifat bebas mengalir dengan menambah kekerasan permukaan
karakteristik alirannya akan semakin buruk yang disebabkan gesekan dan
kelekatannya (Martin et al.1989).
d. Partikel panjang atau flat cenderung mengepak walaupun dengan sangat longgar
sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi (Martin et
al.1989).

Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan pada uji sifal alir yaitu SDL
dan Laktosa. Dimana SDL memiliki sifat alir yang lebih baik daripada Laktosa.
Hal ini dikarenakan ukuran partikel dari kedua bahan tersebut berbeda. Selain itu
gaya tarik menarik antar partikel Laktosa lebih erat dibandingkan dengan partiket
SDL. Hal itulah yang menyebabkan, SDL lebih mudah mengalir daripada
Laktosa.
Pada praktikum ini kami dapatkan data rata-rata kecepatan alir dari SDL
adalah sebesar 9,09g/detik. Sedangkan memiliki sifat alir sebesar 0 g/detik (tidak
mengalir). Hal ini sesuai dengan teori.
VII. Kesimpulan

Pada percobaan kali ini diketahui bahwa distribusi ukuran partikel menggunakan
metode pengayakan. Alat ini memiliki susunan pengayak dari ayakan paling atas
memiliki nomor ayakan paling besar (850 m) dan semakin menurun nomor
ayakan akan semakin kecil (< 250 m). Bahan yang akan diayak pada ayakan
teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih kecil dari
pada lebar jala maka akan berjatuahan melewatinya. Bahan tersebut akan
membentuk bahan halus ( lolos ). Partikel yang tertinggal pada ayakan akan
membentuk bahan kasar. Setelah dilakukakannya penimbangan 50 dan
dilakukan getaran selama 20 menit dan 30 menit, ditentukan kembali melalui
penimbangan dan persentase bobot serta persentase kumulatif maka dapat
dihitung jumlah ukuran rata-rata pada bahan atau sampel.
Pada percobaan kali ini sifat alir ditentukan dengan metode corong. Bahan
ditimbang 25 dan dimasukkan kedalam corong dengan bagian bawah ditutup.
Buka penutup corong secara pelahan-lahan. Dilakukan pengamatan waktu hingga
bahan tidak tersisa dicorong. Hitung tinggi dan diameter bahan setelah melewati
corong. Dari percobaan ini bias didapat kecepatan alirnya bahan tersebut.
Pada percobaan ini dilakukan distribusi dua bahan yaitu SDL dan Laktosa. Dari
percobaaan dilakukan ditemukan distribusi ukuran untuk sampel SDL diperoleh
persen kumulatif 100 % dan diameter rata-rata partikel sebesar 656,1045 m.
Sedangkan, sampel Laktosa diperoleh persen kumulatif 100 % dan diameter rat-
rata partikel sebesar 366,091 m.
Pada percobaan kali ini dilakukan dua pengujian sifat alir yaitu pada SDL dan
Laktosa. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan kecepatan alir untuk sampel
SDL adalah sebesar 9, 06 / dan sudut istirahat sebesar 26,74o. Sedangkan
untuk Laktosa tidak dapat diketahui kecepatan alir serta sudut istimewannya. Ini
dikarenakan laktosa merupakan serbuk halus yang memiliki ikatan yang sangat
kuat antar partikel atau gaya kohesi yang kuat sehingga tidak dapat melewati
corong.
DAFTAR PUSTAKA

Martin, A.,1993, physical pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia, London,p.324-361.

Carstensensen, J.T., 1998, physicochemical principles of solid dosage form, Tecnomic


Publishing Company,inc.,Lancaster, Pennsylvania.

Florence A.T., and Attwood D., 1998, Physicochemical principles of pharmacy, 3rd ed. The
Macmillian press Ltd.

Anda mungkin juga menyukai

  • Print 2
    Print 2
    Dokumen87 halaman
    Print 2
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Print 4 PDF
    Print 4 PDF
    Dokumen27 halaman
    Print 4 PDF
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Dapson Formula
    Dapson Formula
    Dokumen19 halaman
    Dapson Formula
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Steril
    Steril
    Dokumen3 halaman
    Steril
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Steril
    Steril
    Dokumen3 halaman
    Steril
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Soal Gram Negatif
    Soal Gram Negatif
    Dokumen7 halaman
    Soal Gram Negatif
    Junaidi Hidayat
    Belum ada peringkat