Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari Kesehatan

Sedunia tahun 1997, WHO menyatakan Safe Motherhood dengan selogan

Making Pregnancy Safer (MPS). Ada 3 pesan kunci dalam MPS yaitu setiap

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi

obstetrik dan neonatal mendapat penanganan adekuat, dan setiap

perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan

yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Prawirohardjo,

2010; h. 24).

Rencana strategi nasional MPS di Indonesia tahun 2001-2010 oleh

Depkes tahun 2000 telah mengacu tujuan global MPS yaitu menurunkan AKI

sebesar 75% pada tahun 2015 menjadi 115 per 100.000 Kelahiran Hidup

(KH) dan menurunkan AKB menjadi kurang dari 35 per 1.000 KH pada tahun

2015. Kegiatan peningkatan akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan

ibu yang efektif dan berkualiatas kepada ibu hamil, bersalin, dan nifas, maka

menurut kebijakan Depkes tahun 2005 pelayanan kesehatan ibu dan anak,

mengembangkan Puskesmas dan Rumah Sakit Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang siap 24 jam. Pemanfaatan

pelayanan tersebut dapat terlaksana jika ibu hamil melakukan pemeriksaan

Antenatal Care (ANC) yang dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal

(Prawirohardjo, 2010; h. 26).

1
2

ANC merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Selain

itu, aspek yang lain yaitu penyuluhan, KIE (Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi), motivasi ibu hamil dan rujukan (Depkes RI, 2011).

Tahun 2011 cakupan kunjungan antenatal pertama kali (K1) telah

mencapai 95,71%. Cakupan kunjungan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali

(K4) telah mencapai 88,27% (Depkes RI, 2011). ANC bertujuan untuk

mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi dalam kehamilan

dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar (Prawirohardjo,

2010; h. 23). Pelayanan ANC dilakukan untuk mengidentifikasi kehamilan

berisiko tinggi, mendiagnosa, dan melakukan pengobatan (Raoof AM &

Al-Hadithi TS, 2011).

Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K1 (Kunjungan Pertama) di

Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 98,89%. Cakupan K4 (Kunjungan

Keempat) dari tahun 2008 sebesar 90,14% meningkat menjadi 93,39%

ditahun 2009, terjadi sedikit penurunan ditahun 2010 (92,04%) dan

meningkat lagi pada tahun 2011 (93,71%). Cakupan pelayanan ibu hamil K4

pada tahun 2012 menurun sebesar 92,99% dan masih dibawah target

Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2015 (95%). Di Kabupaten Banyumas,

cakupan kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2012 sebesar 98,19% dan

termasuk 4 besar kabupaten dengan cakupan K4 terbesar (Depkes Jawa

Tengah, 2012).
3

ANC memberikan kesempatan untuk memberikan informasi dan

mendidik ibu hamil pada berbagai masalah yang berkaitan dengan

kehamilan, kelahiran, dan orang tua. Pendidikan dan perawatan antenatal

memiliki dampak yang signifikan terhadap persalinan. Cakupan ANC dengan

frekuensi kunjungan relatif tinggi memberikan kesempatan yang baik untuk

informasi pendidikan dan komunikasi kesehatan ibu dan perinatal (Raoof AM

& Al-Hadithi TS, 2011).

Pelayanan ANC memiliki pengaruh terhadap pengetahuan ibu yaitu

ibu dapat mengetahui cara menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Untuk persiapan

persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi. Serta menyiapkan ibu

untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, dan merawat

anak secara fisik, psikologis, dan sosial (Kusmiyati Y, et al, 2010; h. 6).

Agustini NNM, et al (2013) mengatakan ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan cakupan pelayanan

antenatal yang dipengaruhi oleh dukungan keluarga terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal. Ompusunggu EM, et al (2013) mengatakan perilaku ibu

hamil tentang ANC dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan yang

dimiliki responden untuk melakukan ANC.

AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari

kabupaten atau kota sebesar 116,34 per 100.000 KH, mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01

per 100.000 KH. Di Kabupaten Banyumas untuk jumlah AKI tahun 2012

sebanyak 32 kematian. Tingginya AKI menunjukkan tingkat kesehatan

termasuk pelayanan prenatal dan ANC yang rendah pula (Depkes RI, 2011).
4

Diantara kecamatan yang terdapat di Kabupaten Banyumas tahun 2012,

terdapat beberapa kecamatan yang diketahui memiliki AKI yang tinggi yaitu

salah satunya Kecamatan Kalibagor. Di Kecamatan Kalibagor tersebut telah

menyumbang 5 kasus AKI dan termasuk kasus yang terbanyak sepanjang

tahun 2012 di Kabupaten Banyumas. (Dinkes Kabupaten Banyumas, 2012)

Nalisanti F (2012) mengatakan peranan seorang bidan dalam

pelaksanaan pelayanan ANC sangat penting karena pelayanan dari seorang

bidan khususnya bidan yang ditempatkan di desa diharapkan dapat

mempercepat penururan AKI dan AKB di Indonesia. Dan berdasarkan

penelitiannya, sebagian besar kinerja bidan dalam pelayanan ANC berada

pada kategori baik, tetapi untuk kategori konsultasi ANC masih kurang baik.

Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor yang melakukan

kunjungan ANC pada bulan Januari-Februari 2013 adalah 557 orang dengan

persentase kunjungan 79,46% dan masih dibawah target SPM 2015. Jumlah

ibu bersalin yang terdata adalah 123 orang dengan 78 orang (63,41%)

melahirkan di rumah sakit dari rekomendasi bidan untuk dirujuk karena

mengalami komplikasi dan 45 orang (36,59%) melahirkan di bidan desa atau

puskesmas. Kunjungan ANC yang rendah dimungkinkan memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah pula, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap keberhasilan ANC di

Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor.


5

B. Rumusan Masalah

Tahun 2012 di Kabupaten Banyumas terdapat 32 kasus AKI dan

Kecamatan yang memiliki kasus terbesar yaitu di Kalibagor dengan 5 kasus

AKI dan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC adalah 368 orang, maka

dapat dirumuskan masalah yaitu: Apakah ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu terhadap keberhasilan ANC di wilayah kerja Puskesmas

Kalibagor ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap

keberhasilan ANC

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan kehamilan pada ibu

b. Mengidentifikasi keberhasilan ANC pada ibu

c. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap

keberhasilan ANC

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi IPTEK

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

komunikasi khususnya dibidang maternitas.

b. Bagi Institusi Kebidanan

Sebagai referensi bagi pembaca lain yang ingin mengadakan

penelitian lebih lanjut, baik penelitian yang serupa maupun penelitian


6

yang lebih komplek dan menambah beragam hasil penelitian di dunia

pendidikan.

c. Bagi Profesi

Sebagai bahan dokumen ilmiah dan masukan yang bermanfaat

dalam pengembangan ilmu serta dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan penelitian yang selanjutnya terutama untuk penelitian

yang serupa di daerah lain.

2. Manfaat Teknis atau Praktis

a. Bagi Responden

Memberikan pengetahuan pada ibu tentang pentingnya ANC bagi

kehamilan mereka.

b. Bagi Masyarakat

Untuk masyarakat diperlukan untuk menambah informasi dan

wawasan tentang pentingnya ANC bagi ibu hamil.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sumber data dalam pengembangan penelitian selanjutnya

khususnya dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ANC dengan

keberhasilan dalam melaksanakan ANC.

d. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan dalam menentukan langkah-langkah untuk

menurunkan AKI sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat

dan dapat ikut mensukseskan Millennium Development Goals

(MDGs) 2015.
7

E. Penelitian Terkait

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan:

1. Ni Nyoman Mestri Agustini, et al, 2013. Dengan judul Hubungan antara

Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan

Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Penelitian

ini menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini

adalah tingkat pengetahuan ibu dan dukungan keluarga memberi

pengaruh terhadap cakupan pelayanan antenatal sebesar 33,5%.

2. Erly Melisa Ompusunggu, et al, 2013. Dengan judul Perilaku Ibu Hamil

tentang Antenatal Care Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota

Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

survei. Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 46% responden yang

tahu berapa kali seharusnya melakukan pemeriksaan kehamilan selama

hamil, 46% responden kurang tahu berapa kali seharusnya melakukan

pemeriksaan kehamilan selama hamil dan 8% responden yang tidak

tahu berapa kali seharusnya melakukan pemeriksaan kehamilan selama

hamil. Dan sebanyak 92% responden setuju setiap ibu hamil harus

memeriksakan kehamilannya sekurang-kurangnya 4 kali selama

kehamilan, 8% responden tidak setuju setiap ibu hamil harus

memeriksakan kehamilannya sekurang-kurangnya 4 kali selama

kehamilan. Serta sebanyak 62% responden rutin melakukan

pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan selama hamil, 38%

responden tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan

kesehatan selama hamil.


8

3. Dewi PP & Musfiroh M, 2013. Dengan Judul Hubungan Pengetahuan

Ibu Hamil tentang Antenatal Care dengan Frekuensi Kunjungan

Antenatal Care Di Rumah Bersalin Wikaden Imogiri Bantul. Jenis

penelitian ini observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang ANC

sebagian besar mempunyai pengetahuan baik (60%) dan frekuensi

kunjungan >4 kali (87%), sehingga menurut uji statistik yang dilakukan,

menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang

antenatal care dengan frekuensi kunjungan antenatal care di Rumah

Bersalin Wikaden Imogiri Bantul.

4. Febri Nalisanti, 2012. Dengan judul Gambaran Pelaksanaan Pelayanan

ANC (Antenatal Care) oleh Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas

Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan desain cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah

keseluruhan bidan telah memenuhi target K1 dan K4 dalam hal jumlah

cakupan kunjungan ibu hamil dan telah memberi saran kepada ibu hamil

dalam merencanakan kehamilan.

5. N. Taguchi, et al, 2003. Dengan judul Influence of Socio-Economic

Background and Antenatal Care Programmes on Maternal Mortality in

Surabaya, Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain case control.

Hasil dari penelitian ini adalah faktor risiko kematian ibu antara lain

tinggal di luar, pengangguran, tersedianya fasilitas toilet, kunjungan

antenatal <4 kali dan kunjungan awal setelah bulan keempat kehamilan.

Sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara ibu mortalitas dan

ketersediaan keluarga berencana.


9

6. Raoof AM & Al-Hadithi TS, 2011. Dengan judul Antenatal Care in Erbil

City-Iraq: Assessment of Information, Education and Communication

Strategy. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Hasil dari

penelitian ini adalah perdarahan berat, hipertensi, anemia dan sejarah

obstetri buruk dengan persentasi 67%, 60%, 58% dan 45% telah diakui

oleh klien sebagai tanda bahaya. Hanya 11% diakui persalinan lama

sebagai tanda bahaya, dengan variasi dalam pengalaman perempuan

dipusat perawatan kesehatan primer. 61% dilaporkan menghabiskan tiga

menit dengan kurangnya kepedulian kesehatan, 53% diberitahu tentang

kemajuan kehamilan, 55% memiliki kesempatan untuk bertanya dan

65% diminta untuk kembali melakukan kunjungan ulang.

7. Adewoye KR, et al, 2013. Dengan judul Knowledge and Utilization of

Antenatal Care Services by Women of Child Bearing Age in Ilorin-East

Local Government Area, North Central Nigeria. Penelitian ini bersifat

deskriptif dengan desain cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah

menunjukkan 355 (87,7%) dari responden yang mengetahui pelayanan

antenatal. Di antara 355 responden yang menyadari pelayanan

antenatal, 248 (69,9%) memiliki pengetahuan yang baik tentang kegiatan

yang dilakukan dalam pelayanan antenatal. Dengan adanya ANC maka

kunjungan ANC memiliki kehadiran yang tinggi, 311 (76,8%) dari

responden yang menghadiri pelayanan antenatal.

8. Edward Bbaale, 2011. Dengan judul Factors Influencing the Utilisation

of Antenatal Care Content in Uganda. Penelitian ini menggunakan

metode cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata hanya

16% wanita yang melakukan kunjungan antenatal. Hanya 12% wanita


10

yang melakukan pemeriksaan sampel urin, 28% sampel darah, dan 53%

yang melakukan pengukuran tekanan darah. Hampir dua pertiga dari

perempuan (63%) mengambil suplemen zat besi, 77% mengukur berat

badan, dan 27% diberi obat untuk parasit usus. Itu adalah pemanfaatan

dari isi perawatan secara signifikan terkait dengan pendidikan ibu dan

pasangannya, kekayaan status, perbedaan lokasi, waktu dan frekuensi

kunjungan antenatal, sifat fasilitas dikunjungi, akses ke media, keluarga

berencana, dan pemanfaatan perawatan profesional.

9. Christopher Pell, et al, 2013. Dengan judul Factors Affecting Antenatal

Care Attendance : Results from Qualitative Studies in Ghana , Kenya

and Malawi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil dari

penelitian ini adalah wanita akan melakukan kunjungan ANC setidaknya

sekali, namun mereka sering meninggalkan ANC. Untuk perawatan

kehamilan, memeriksa posisi janin atau pemantauan kemajuan, para

wanita terutama di Kenya mendapatkan kartu ANC agar mereka

menghindari teguran dari petugas sehingga mereka termotivasi untuk

menghadiri ANC. Para wanita yang melakukan kunjungan ANC biasanya

dipengaruhi oleh kekhawatiran reproduksi dan ketidakpastian kehamilan.

Pada trimester pertama layanan ANC merespon ketidakpastian umur,

paritas, dan komplikasi kehamilan. Interaksi dengan petugas layanan

kesehatan, khususnya konseling ANC, dan biaya ANC, termasuk biaya

yang pakai untuk prosedur ANC terlepas dari kebijakan bebas ANC.
11

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini berjudul Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap

keberhasilan ANC di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor yang

menggunakan metode pendekatan cross sectional.

Anda mungkin juga menyukai