Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A. Tinjauan Teori
1. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamia, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologi maupun psikologi. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, contohnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semangkin memburuk, gerakan
lambat, dan figure tubuh yang tidak proposional. WHO dan Undang-
Undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1
pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan
tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh yang berakhir dalam kematian.

Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof.Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi
Martono (1994) mengatakan bahwa menua (menjadi tua) adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dari pernyataan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan memgalami kemunduran
struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian dan
kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya.

Proses menua merupakan proses terus - menurus atau berkelanjutan secara


alami dan umumnya dialami oleh semua mahluk hidup. Misalnya, terjadinya
kehilangan pada otak, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh mati
sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ
tubuh tidak akan sama. Ada kalanya seseorang tergolong lanjut usia atau
masih muda, tetapi telah menunjukan kekurangan yang mencolok
(deskripansi). Ada pula orang telah tergolong lanjut usia, penampilan masih
sehat, segar bugar, dan badan tegak. Walaupun demikian, harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami lanjut usia. Manusia secara
lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menempuh semangkin banyak penyakit degenerative (misalnya: hipertensi,
arteriosklerosis, diabetes melitus, dan kanker) yang akan menyebabkan
berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, misanya: stroke,
inframiokard, koma asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya.

Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling


berkaitan. Sampai saat ini, banyak teori yang menjelaskan tentang proses
menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan
sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progesif,
dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Berikut akan di kemukakan bermacam-macam teori proses menua yang
penting.
Klasifikasi lansia
a. Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut:
b. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas
c. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
d. Kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) senium
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut ini:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
c. Usia tua (old) antara 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Menurut pasal 1 Undang-Undang no. 4 tahun 1965:
Seseorang dikatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang
bersangkutan mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima
nafkah dari orang lain (Santoso, 2009).

Karakteristik lansia
Menurut Keliat dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13
tentang kesehatan)
b. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif
hingga kondisi maladaptif
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
Karakteristik penyakit yang dijumpai pada lansia diantaranya:
a. Penyakit yang sering multipel, saling berhubungan satu sama lain
b. Penyakit bersifat degeneratif, serta menimbulkan kecacatan
c. Gejala sering tidak jelas, berkembang secara perlahan
d. Masalah psikologis dan sosial sering terjadi bersamaan
e. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
f. Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik

Hasil penelitian profil penyakit lansia di empat kota (Padang, Bandung,


Denpasar, dan Makasar) adalah sebagai berikut (Santoso, 2009):
a. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun; penglihatan (76,24%); daya
ingat (69,3%); seksual (58,04%); kelenturan (53,23% ); gigi dan mulut
(51,12%)
b. Masalah kesehatan yang sering muncul: sakit tulang atau sendi
(69,39%); sakit kepala (51,5%); daya ingat menurun (38,51%); selera
makan menurun (30,08%); mual atau perut perih (26,66%); sulit tidur
(24,88%); dan sesak napas (21,28%)
c. Penyakit kronis: reumatik (33,14%); hipertensi (20,66%); gastritis
(11,34%); dan penyakit jantung (6,45%).

Teori-teori proses penuaan


Teori-teori yang mendukung terjadinya proses penuaan, antara lain: teori
biologis, teori kejiwaan sosial, teori psikologis, teori kesalahan genetik, dan
teori penuaan akibat metabolisme (Santoso, 2009).

a. Teori Biologis
Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan
ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang timbul akibat penyebab di
dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa penuaan
yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.
b. Teori Genetik Clock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
tertentu. Tiap spesies di dalam inti selnya mempunyai suatu jam genetik
yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu dan akan menghitung
mitosis. Jika jam ini berhenti, maka spesies akan meninggal dunia.
a. Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe Theory)
Penuaan disebabkan oleh kesalahan yang beruntun dalam jangka waktu
yang lama melalui transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut
menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat pada
metabolisme yang salah, sehingga mengurangi fungsional sel.
b. Teori Autoimun (Auto Immune Theory)
Menurut teori ini proses metabolisme tubuh suatu saat akan
memproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap suatu zat, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
c. Teori Radikal Bebas
Menurut teori ini penuaan disebabkan adanya radikal bebas dalam
tubuh.
d. Teori Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (rusak).
e. Teori Virus
Perlahan-Lahan Menyerang Sistem Sistem Kekebalan Tubuh
(Immunology Slow Virus Theory). Menurut teori ini penuaan terjadi
sebagai akibat dari sistem imun yang kurang efektif seiring dengan
bertambahnya usia.
f. Teori Stres
Menurut teori ini penuaan terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan oleh tubuh.
g. Teori Rantai Silang
Menurut teori ini penuaan terjadi sebagai akibat adanya reaksi kimia sel-
sel yang tua atau yang telah usang menghasilkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen.
h. Teori Program
Menurut teori ini penuaan terjadi karena kemampuan organisme untuk
menetapkan jumlah sel yang membelah sel-sel tersebut mati.
i. Teori Kejiwaan Sosial
Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Menurut Havigusrst dan Albrecht (1953) berpendapat bahwa sangat
penting bagi lansia untuk tetap beraktifitas dan mencapai kepuasan.
Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Perubahan yang terjadi pada lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
kepribadian yang dimiliki.
Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
j. Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah
satu teori yang ada. Teori tugas perkembangan yang diungkapkan oleh
Hanghurst (1972) adalah bahwa setiap tugas perkembangan yang
spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan persaan
bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini bergantung
pada maturasi fisik, penghargaan kultural, masyarakat, nilai aspirasi
individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan
adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa
pensiun dan penurunan pendapatan, respon penerimaan adanya
kematian pasangan, serta mempertahankan kehidupan yang memuaskan.
k. Teori Kesalahan Genetik
Proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel genetik DNA di mana
sel genetik memperbanyak diri sehingga mengakibatkan kesalahan-
kesalahan yang berakibat pula pada terhambatnya pembentukan sel
berikutnya, sehingga mengakibatkan kematian sel. Pada saat sel
mengalami kematian orang akan tampak menjadi tua.
l. Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan sistem
imun untuk mengenali dirinya berkurang (self recognition), sehingga
mengakibatkan kelainan pada sel karena dianggap sel asing yang
membuat hancurnya kekebalan tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan dan penyakit yang sering
terjadi pada lansia di antaranya hereditas, atau keturunan genetik, nutrisi
atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan
stress (Santoso, 2009).

Perubahan yang terjadi pada lansia


Perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya (Santoso, 2009):
a. Perubahan kondisi fisik
Perubahan pada kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari
tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem
pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, muskolosketal, gastrointestinal, urogenital,
endokrin, dan integumen. Masalah fisik sehari-hari yang sering
ditemukan pada lansia diantaranya lansia mudah jatuh, mudah
lelah, kekacuan mental akut, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak
nafas, pada saat melakukan aktifitas/kerja fisik, pembengkakan
pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi
pinggul, sulit tidur, sering pusing, berat badan menurun, gangguan
pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sulit menahan kencing.
b. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya lansia mengalami penurunann fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan-perubahan ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau
pengetahuan, dan situasi lingkungan. Dari segi mental dan
emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa
terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan
karena tidak berguna lagi. Hal ini bisa meyebabkan lansia
mengalami depresi.
c. Perubahan psikososial
Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap
perubahan ini sangat beragam, bergantung pada kepribadian
individu yang bersangkuatan.
d. Perubahan kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif di antaranya adalah kemunduran
pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang
memerlukan memori jangka pendek, kemampuan intelektual tidak
mengalami kemunduran, dan kemampuan verbal akan menetap bila
tidak ada penyakit yang menyertai.
e. Perubahan spiritual
Menurut Maslow (1970), agama dan kepercayaan makin
terintegrasi dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Bandung: Refika


Aditama.

Depkes RI. 2012. Keperawatan Gerontik : Teori Dan Tindakan Keperawatan


Gerontik. Jakarta : Depkes RI.

Fitria, Nita.(2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk Gerontik.
Salemba Medika : Jakarta.

Fitria, N. (2012). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan


Tindakan Keperawatan Gerontik, Edisi Revisi. Salemba Medika: Jakarta.

Kemenkes RI. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta :


Kemenkes RI

Setiaji, B, dan Prayugo, S. (2006). Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Jakarta :


Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai