Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Maryam Nadiara Husfika
Mutiara Nurul Faadhilah
Rachmat Saefulloh
Ryan Adriadi Noorsiddiq
TEKNIK SIPIL Zinner Parulian
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
3 SIPIL 2 PAGI
MAKALAH PELABUHAN 2013 | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Pelabuhan ini tepat pada waktunya. Adapun Makalah Pelabuhan ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Konstrusi Bangunan Sipil yang bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang Konstruksi Pelabuhan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
menjadi referensi untuk pihak yang tertarik pada bidang pelabuhan. Akhir kata,
kami mohon maaf bila masih terdapat banyak kekurangan, karena ilmu di dunia ini
sangatlah luas untuk itu jangan puas hanya dengan apa yang telah dipelajari,
seperti kata pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina. Kami sangat
mengharapkan bila ada kritik dan saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB IV PENUTUP
1.3 Tujuan
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelabuhan serta fasilitas-fasilitas yang ada
dipelabuhan tersebut.
BAB II
PELABUHAN
2.1 DEFINISI PELABUHAN
Beberapa definisi pelabuhan, diantaranya :
Secara teknis pelabuhan adalah salah satu bagian dari Ilmu Bangunan Maritim, dimana padanya
dimungkinkan kapal-kapal berlabuh atau bersandar dan kemudian dilakukan bongkar muat.
o Ditinjau dari sub sistem angkutan (Transport), maka pelabuhan adalah salah satu simpul dari
mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum pelabuhan
adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal
dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh,sedemikian rupa sehingga
bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna
mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang,
fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan
dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat
dilaksanakan.
Dari segi manajemen pelabuhan (bina pengusahaan) berarti prosedur kegiatan-kegiatan sejak
kedatangan kapal, bongkar muat barang, dan hubangan kapal dengan daerah-daerah lain,
dimana kegiatan tersebut harus dapat dikelola secara efisien.
o Ditinjau dari segi finansiil, pengusahaan pelabuhan harus dapat menghasilkan, dalam arti
secara minimal segala investasi dan peng-operasiannya harus dapat ditutup dari hasil
pendapatan dalam suatu periode tertentu
Dengan demikian, pelabuhan adalah suatu tempat yang memenuhi syarat-syarat tertentu
dilengkapi fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
dimana dibutuhkan manajemen yang baik agar fungsinya dapat dioptimalkan dan dapat mencapai
tujuan awal pembangunan pelabuhan tersebut.
Pelabuhan alam, merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang
secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai.
Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Estuari adalah bagian dari sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Karena adanya pasang surut tersebut maka kedalaman
air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasng maupun surut, sehingga memungkinkan
kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh
gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.
Fasilitas bangunan pelabuhan adalah seluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah
kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna
memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.
Gambar 2.4 Sarana da Prasarana Pelabuhan
2.5 PERENCANAAN PELABUHAN
Untuk dapat merealisir suatu pembangunan pelabuhan, maka minimal ada tujuh data-data pokok
yang dibutukan, yaitu:
1. Asal dan tujuan muatan; jenis muatan
2. Klimatologi, meliputi: angin, pasang surut, sifat air laut
3. Topografi, geologi, struktur tanah
4. Recana pembiayaan, indikator keberhasilan dilihat dari segi investasi
5. Pendayagunaan modal sitinjau dari segi operasional, terutama dalam penanganan
muatan
6. Kaitan pelabuhan dengan jenis kapal yang singgah dan sarana/prasarana angkutan lain
yang menfukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya secara keseluruhan
7. Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu-lintas dan system jaringan
guna mendukung perdagangan.
Untuk perencanaan pelabuhan yang baik, ciri-ciri teknik khusus harus diperhatikan agar
rancangan desain pelabuhan dapat memenuhi persyaratan berikut:
1. Kapal harus dapat dengan mudah ke luar-masuk pelabuhan dan bebas dari gangguan
gelombang dan cuaca, sehingga navigasi kapal dapat dilakukan
2. Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan. Gerakan memutar
kapal untuk mengarah ke luar pelabuhan harus dimungkinkan sebelum kapal ditambatkan
3. Pengerukan mula dan pemeliharaan pengerukan yang minim
4. Mengusahakan perbedaan pasang-surut yang relatif kecil, tetapi pengendapan harus
dapat diperkecil
5. Kemudahan kapal untuk bertambat
6. Pembuatan dermaga diusahakan sedemikian, agar:
a. Biaya awal dan biaya pemeliharaan yang minim, tetapi kuat memikul muatan,
peralatan, dan tumbukan kapal pada saat menambat
b. Letak dan bentuk tambatan yang mempu menampung berbagai jenis kapal dengan
draft atau penjang kapal yang berlainan
c. Mempunyai ukuran dimensi yang cukup untuk melaksanakan bongkar-muat, jalan
kereta api, jalan raya, gudang pelabuhan, dan alat-alat transportasi lain yang
beroperasi di pelabuhan
d. Bagi barang khusus (curah), maka penanganan bongkar-muat agar dapat dilakukan
secara efisien.
7. Cukup mempunyai tempat-tempat penyimpanan tertutup ataupun lapangan terbuka untuk
menampung muatan
8. Penyediaan peralatan bongkar muat yang memadai
9. Fasilitas prasarana lain yang mendukung, yaitu air bersih, listrik, telepon dan minyak yang
Dengan demikian, perancangan pelabuhan berkaitan erat dengan fungsi dan tata letak tiap-tiap
bagiannya untuk dihadapkan pada kegiatan perencanaan, agar investasi mencapai tujuannya
H=d+G+z+P+R+S+K
(Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, hal 167, 1997)
Dimana:
d = draft kapal = 5.4 m
G = gerakan vertikal kapal karena gelombang.
= 0,5 x B x sin
z = squat
= 2,4 . Fr
Lpp
(1-Fr)
= d x Lpp x B
V
Fr = angka Fraude =
MAKALAH PELABUHAN 2013 | 18
gh
b. Bentuk dermaga menyerupai jari. Dermaga ini dibangun bila kedalaman terbesar
menjorok ke laut dan tidak teratur. Khususnya dibangun untuk melayani kapal
dengan muatan umum:
a. ukuran panjang dermaga (m): d = n.L + (n-1).15 + 2.(25)
b. ukuran lebar kolam (m): b = 2.B + (30 40)
c. bentuk pier, dibangun bila garis kedalaman jauh dari pantai dan
perencana tidak menginginkan adanya pengerukan kolam pelabuhan yang
besar, berhubung dengan lingkungan stabilitasnya. Antara dermaga dan
pantai dihubungkan dengan kembatan penghubung (approach trestle)
sebagai penerus dari pergerakan barang.
1. MUATAN HORIZONTAL
a. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke arah badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan
gerakan pada kapal yang bisa menimbulkan gaya terhadap dermaga. Apabila arah
angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut akan berupa benturan kepada
dermaga. Sedangkan apabila arah angin meninggalkan dermaga, maka gaya tersebut
akan mengakibatkan gaya tarikan kepada alat penambat.
Gaya akibat angin maksimum terjadi saat berhembus angin dari arah lebar:
Fw = Cw . w . Aw . (Vw/2g)
dimana :
Hasil perhitungan energi akibat benturan kapal kemudian dikalikan dengan dua untuk
mendapatkan beban impak abnormal. Kemudian beban impak abnormal dikalikan
dengan faktor reduksi produk fender yang ditentukan oleh supplier fender, dengan
harga faktor reduksi 10% dari beban impak abnormal
2. MUATAN VERTIKAL
Muatan vertikal terdiri dari muatan mati (dead load) dan muatan hidup (life load).
Muatan mati terjadi akibat berat konstruksi-konstruksi yang terdapat pada bangunan
tersebut, sedang muatan hidup biasanya terdiri atas muatan merata, muatan terpusat
akibat roda-roda truk, mobil, crane, dll. Muatan hidup merata biasanya untuk
menampung muatan-muatan minyak / air / barang-barang curah dan umumnya
diambil (2-4) t/m
MAKALAH PELABUHAN 2013 | 25
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode
metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan
pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas,
tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan
suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya
pada saat menghadapi kendalakendala yang diakibatkan oleh kondisi
lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,
penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan,
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Konstruksi bangunan pantai memerlukan teknik khusus dalam
pembuatannya. Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan
sangat diperlukan untuk mengatasi masalahmasalah dalam pembangunan
konstruksi bangunan tersebut.
Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan adanya
peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana halnya pengadaan barang, maka dalam
pengadaan dan pemilihan peralatan kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan
jenis peralatan kerja tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat
yang optimal, antara lain :
a. Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan.
b. Memperhitungkan banyaknya alat yang akan dipakai sesuai dengan
volume pekerjaan yang akan dilaksanaan.
c. Memperhitungkan kapasitas alat.
d. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli,
pemeliharaan,dll). e. Memperhitungkan daya tahan alat.
Peralatan-peralatan yang digunakan pada perencanaan konstruksi PPI
adalah:
1. Truk Mixer
Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready mix dari
tempat pembuatannya ke lokasi proyek.
2. Concrete Pump
Concrete Pump adalah kendaraan yang berfungsi untuk membantu
mengalirkan adukan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran
yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih rendah dari kedudukan truck
mixer.
3. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan adukan
beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran,
MAKALAH PELABUHAN 2013 | 28
mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi
rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi untuk meratakan
beton ke segala arah, serta dapat menjangkau celah-celah terjauh di dalam
bekisting.
Mulai
Pekerjaan
persiapan
Pekerjaan
jetty
Pekerjaan
seawall
Pekerjaan
dermaga
Selesa
i
- 2,75
Kepala Jetty
- 2,00
Kepala Jetty
Angin Dominan
- 1,00
Alur Pelayaran
Lengan Jetty Lengan Jetty
tumpukan batu belah
2
0,00
1 Seawall
kolam putar
+ 2,00
+ 4,00
Kapal ik an 10 GT
+ 6,00
2000
Tampak Depan
Panja ng kapal = 13500
2000
Pekerjaan perkuatan kaki pada perencanaan bangunan jetty ini terbuat dari
tumpukan batu belah yang memiliki berat 250-300 kg. Perkuatan ini berfungsi
melindungi tanah pondasi tehadap gerusan akibat gelombang. Arus dan
gelombang yang besar dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah
pondasi. Oleh sebab itu, diperlukan perkuatan kaki guna mengatasi
masalah tersebut.
Pemasangan batu belah pada kedalaman hingga 2,0 meter dilakukan dengan
menggunakan excavator yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik
dengan boat penarik. Pada pemasangan batu belah ini digunakan pula alat
pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan
di bawah air.
Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana,
maka perlu dilakukan pemasangan patokpatok bambu yang telah terlebih
dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass
dan theodolite.
Pemasangan
Tetrapod
Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang
memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang
dibuat. Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus
sebagai pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di
lapangan dengan cetakan yang sesuai dengan desain.
tetrap o
d
tu m puk a n batu
Mulai
Pekerjaan
Galian
Pekerjaan lapis
pengisi
Pekerjaan pelindung
kaki
Selesa
i
- 2,75
Kepala Jetty
- 2,00
Kepala Jetty
Angin Dominan
Alur Pelayaran
- 1,00
Lengan Jetty
Lengan Jetty
2 Seawall
0,00
1 + 2,00
kolam putar
+ 4,00
77 00 Le bar k ap a l = 3800
Pa njan g d er m ag a = 480 00
2000
+ 6,00
Ka pal ikan 10 G T
2000
Pa nja ng ka pa l = 13500
2000
Tampak Depan
Lay out Jetty
2
1
Mulai
Penulangan plat
lantai
Pembongkaran bekisting
dan perawatan lantai
dermaga
Selesa
i
925 8 - 15
925
500
500
4.1 KESIMPULAN
1. Fungsi dari pelabuhan adalah :
Interface : fasilitas dan pelayanan untuk transportasi barang dari kapal
ke moda transportasi lain dan sebaliknya.
Link : mata rantai dalam sistem transportasi.
Pelabuhan khusus
Ditinjau dari segi pengusahaannya
Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan otonom
Pelabuhan pantai
Pelabuhan minyak
Pelabuhan barang
Pelabuhan penumpang
Pelabuhan campuran
Pelabuhan Militer
Ditinjau menurut letak geografis
Pelabuhan alam
Pelabuhan buatan
Kolam Labuh
Dermaga
Terminal penumpang
Pergudangan
Fasilitas bunker
Mulai
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan jetty
Pekerjaan seawall
Pekerjaan dermaga
Selesai