Bab III - Transportasi PDF
Bab III - Transportasi PDF
Transportasi
1. Metode Transportasi
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari
sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke tempat tujuan
secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari
beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing-masing
dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda. Dengan menggunakan metode
transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan
total biaya transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, metode
transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti penjadwalan dalam proses
produksi agar memperoleh total waktu proses pengerjaan yang terendah, penempatan
persediaan agar mendapatkan total biaya persediaan terkecil, atau pembelanjaan modal
agar mendapatkan hasil investasi yang terbesar. Dalam kaitannya dengan perencanaan
fasilitas, metode transportasi dapat digunakan untuk memilih suatu lokasi yang dapat
meminimalkan total biaya operasi.
Suatu perusahaan memerlukan pengelolaan data dan analisis kuantitatif yang akurat,
cepat serta praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan secara manual
membutuhkan waktu yang lebih lama, sementara pertimbangan efisiensi waktu dalam
perusahaan sangat diperhatikan. Dengan demikian diperlukan adanya suatu alat, teknik
maupun metode yang praktis, efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
60
61
Tabel 1.1 Kapasitas pabrik, Permintaan di Lapangan (Demand), dan biaya satuan
pengangkutan
Origin Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
(Tempat D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
Asal)
12 4 9 5 9
O1 100
8 1 6 6 7
O2 90
1 12 4 7 7
O3 70
10 15 6 9 1
O4 90
Demand
(Permin- 80 50 90 60 70 350
taan)
Tabel 1.1. di atas menggambarkan bahwa jumlah kapasitas pabrik O1, O2, O3, dan
O4 berturut-turut: 100, 90, 70, dan 90, sedangkan permintaan pasar di lapangan D1, D2, D3,
D4, dan D5 berturut-turut 80, 50, 100, 60, dan 70. Biaya satuan dari pabrik O1 ke
62
permintaan D1 adalah 12, biaya satuan dari pabrik O1 ke permintaan D2 adalah 4, dan
seterusnya, sampai biaya satuan dari pabrik O3 ke permintaan D5 adalah 1. Untuk
menyelesaikan permasalahan transportasi ini ada beberapa metode antara lain: Metode
North West Corner (NWC), metode Inspeksi, dan metode pendekatan Vogel (Vogel
Approximation Methods atau disingkat VAM).
Untuk masalah seperti pada Table 1.1 di atas, maka apabila diselesaikan dengan metode
NWC akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Penggunaan metode NWC mengharuskan sel O1 D1, yang terletak di sudut kiri atas diisi.
Alokasi diterapkan X11 = 80 unit untuk memenuhi permintaan yang ternyata lebih kecil dari
kapasitas O1. Ini berarti permintaan tujuan D1= 80 dapat dipenuhi dari O1. Ternyata
produksi O1 masih mempunyai (100 - 80) = 20 unit kapasitas yang belum disalurkan. Sisa
yang 20 unit ini di alokasikan kepada permintaan D2 yang permintaannya 50 unit. Untuk
memenuhi kekurangan kebutuhan D2, yaitu kurang 30 unit maka diambil dari D2 dengan
demikian maka sel O1D2 atau X12 = 20 dan sel O2D2 atau X22 = 30. Sisa produksi D2
setelah dikurangi 30 unit adalat 60 unit, sisa ini di alokasikan ke sel O2D3 atau X23 yang
secara keseluruhan. Permintaan D3 adalah 90 unit dan telah tersedia 60 unit dari O2.
63
Kekurangan 30 unit diambilkan dari produksi O3 sehingga X23 = 70 dan X33 = 30. Sisa
produksi O3 sebanyak 40 unit yaitu (70-30) di alokasikan ke permintaan D4 dan permintaan
D4 sebanyak 60 unit dilengkapi dengan mengambil 20 unit dari produksi O4. Dengan
demikian produksi O4 tersisa 70 unit dialokasikan ke permintaan D5.
Tabel 2.1. Matriks biaya transportasi tiap barang dan jumlah alokasi distribusi
barang dari tempat asal (pabrik) ke tempat tujuan (kota tujuan)
Destination (Tempat Tujuan)
Tempat Kapasitas
Asal D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
12 4 9 5 9
O1 80 20 100
8 1 6 6 7
O2 30 60 90
1 12 4 7 7
O3 30 40 70
10 15 6 9 1
O4 20 70 90
Permin-
taan 80 50 90 60 70 350
Berdasarkan Tabel 2.1 di atas diperoleh sistem transportasi sebagai berikut: Sel O1D1 atau
X11 = 80, sel O1D2 atau X12 = 20, sel O2D2 atau X22 = 30, sel O2D3 atau X23 = 60, sel O3D3
atau X33 = 30, sel O3D4 atau X34 = 40, sel O4D4 atau X44 = 20, dan sel O4D5 atau X45 = 70.
Besarnya biaya transportasi dengan metode NWC adalah
80 (12) + 20 (4) + 30 (1) + 60 (6) + 30 (4) + 40 (7) + 20 (9) + 70 (1) = 2.080.
Biaya terkecil adalah 1 yaitu pada sel O2D2, O3D1, dan O4D5. Sel-sel ini kita isi dengan
memperhatikan kapasitas dan permintaan, yaitu dengan mencari nilai minimum dari
keduanya.
Sel O2D2 kita isi 50, sehingga kapasitas O2 menjadi 40 dan permintaan D2 menjadi 0,
kemudian kolom D2 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.
Sel O3D1 kita isi 70, sehingga kapasitas O3 menjadi 0 dan permintaan D2 menjadi 10,
kemudian baris O3 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.
Sel O4D5 kita isi 70, sehingga kapasitas O4 menjadi 20 dan permintaan D5 menjadi 0,
kemudian kolom D5 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.
Hasil perhitungan di atas ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Tempat Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
Asal D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
12 4 9 5 9
O1 100
8 1 6 6 7 40
O2 50 90
1 12 4 7 7 0
O3 70 70
10 15 6 9 1 20
O4 70 90
Permin- 10 0 0
taan 80 50 90 60 70 350
65
Biaya terkecil selanjutnya adalah 5 yang terletak pada sel O1D4. Sel O1D4 kita isi minimum
dari kapasitas O1dan permintaan D4, sehingga kita isi dengan 60 unit. Dengan pengisian
60 unit pada sel O1D4 maka kapasitas O1 menjadi 40 dan permintaan D4 menjadi 0,
kemudian kolom D4 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya. Hasil
perhitungan ini dapat kita hihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
Tempat
D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
Asal
12 4 9 5 9 40
O1 60 100
8 1 6 6 7 40
O2 50 90
1 12 4 7 7 0
O3 70 70
10 15 6 9 1 20
O4 70 90
Permin- 10 0 50 30 0 0
taan 80 50 90 60 70 350
Biaya terkecil selanjutnya adalah 6 yang terletak pada sel O2D3. dan sel O4D3. Sel O2D3
kita isi minimum dari sisa kapasitas O2 dan permintaan D3, sehingga kita isi dengan 40
unit. Dengan pengisian 40 unit pada sel O2D3 maka kapasitas O2 menjadi 0 dan
permintaan D3 menjadi 50, kemudian baris O2 kita tandai dan tidak kita olah pada program
selanjutnya. Sel O4D3 kita isi minimum dari sisa kapasitas O4 dan sisa permintaan D3,
sehingga kita isi dengan 20 unit. Dengan pengisian 20 unit pada sel O4D3 maka kapasitas
O4 menjadi 0 dan permintaan D3 menjadi 30, kemudian baris 42 kita tandai dan tidak kita
olah pada program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita hihat pada Tabel 2.4.
66
Tabel 2.4.
Tempat Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
Asal D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
12 4 9 5 9 40
O1 60 100
8 1 6 6 7 40
O2 50 40 90
1 12 4 7 7 0
O3 70 70
10 15 6 9 1 20
O4 20 70 90
Permin- 10 0 50 30 0
taan 80 50 90 60 70 350
Selanjutnya kekurangan dari permintaan D1 sebanyak 10 unit, dan kekurangan permintaan
D2 sebanyak 30 unit di alokasikan dari sisa produksi D1 yang besarnya 40 unit. Dengan
demikian maka semua permintaan maupun pemawaran telah selesai dan diperoleh Tabel
2.5 berikut.
Tabel 2.5.
Tempat Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
Asal D1 D2 D3 D4 D5 Pabrik
12 4 9 5 9 40
O1 10 30 60 100
8 1 6 6 7 40
O2 50 40 90
1 12 4 7 7 0
O3 70 70
10 15 6 9 1 20
O4 20 70 90
Permin- 10 0 50 30 0 0
taan 80 50 90 60 70 350
67
Berdasarkan Tabel 2.5 di atas diperoleh sistem transportasi sebagai berikut: X11 = 10, X13
= 30, X14 = 60, X22 = 50, X23 = 40, X31 = 70, X43 = 20, dan X45 = 70. Besarnya biaya
transportasi dengan metode Inspeksi adalah
10 (12) + 30 (9) + 60 (5) + 50 (1) + 40 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70 (1) = 1240.
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 7 yaitu pada kolom D1, biaya termurah kolom
D1 adalah 1 yaitu pada sel O3D1. Oleh karena itu sel O3D1 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O3 dan permintaan D1 yaitu 70. Dengan mengisi sel
O3D1 sebesar 70, maka kapasitas O3 menjadi 0 dan permintaan D1 menjadi 10. Dengan
demikian baris O3 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8.
Origin Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas
Beda
(Tempat Pabrik
D1 D2 D3 D4 D5 Baris
Asal)
12 4 9 5 9
O1 100 1
8 1 6 6 7
O2 90 5
1 12 4 7 7
O3 70 70 3
10 15 6 9 1
O4 90 5
Demand 10
(Permin- 80 50 90 60 70 350
taan)
Beda 7 3 2 1 6
Kolom
69
Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.9. Beda baris dan beda kolom
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 5 1
Baris O2 1 dan 6 5
Baris O4 1 dan 6 5
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D2 1 dan 4 3
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Kolom D5 1 dan 7 6
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 6 yaitu pada kolom D5, biaya termurah kolom
D5 adalah 1 yaitu pada sel O4D5. Oleh karena itu sel O4D5 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O4 dan permintaan D5 yaitu 70. Dengan mengisi sel
O4D5 sebesar 70, maka kapasitas O4 menjadi 20 dan permintaan D5 menjadi 0. Dengan
demikian kolom D5 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10.
Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.11. Beda baris dan beda kolom
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 5 1
Baris O2 1 dan 6 5
Baris O4 6 dan 9 3
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D2 1 dan 4 3
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 5 yaitu pada baris O2, biaya termurah kolom
O2 adalah 1 yaitu pada sel O2D2. Oleh karena itu sel O2D2 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O2 dan permintaan D2 yaitu 50. Dengan mengisi sel
O2D2 sebesar 50, maka kapasitas O2 menjadi 40 dan permintaan D2 menjadi 0. Dengan
demikian kolom D2 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12.
Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.13. Beda baris dan beda kolom.
Beda baris atau
Baris atau kolom Dua biaya termurah
beda kolom
Baris O1 4 dan 9 4
Baris O2 6 dan 6 0
Baris O4 6 dan 9 3
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada baris O1, biaya termurah baris
O1 adalah 5 yaitu pada sel O1D4. Oleh karena itu sel O1D4 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O1 dan permintaan D4 yaitu 60. Dengan mengisi
sel O1D4 sebesar 60, maka kapasitas O1 menjadi 40 dan permintaan D4 menjadi 0.
Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14.
Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.15. Beda baris dan beda kolom.
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris atau
beda kolom
Baris O1 9 dan 12 3
Baris O2 6 dan 8 2
Baris O4 6 dan 10 4
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D3 6 dan 6 0
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada baris O4, biaya termurah baris
O4 adalah 6 yaitu pada sel O4D3. Oleh karena itu sel O4D3 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O4 dan permintaan D3 yaitu 20. Dengan mengisi
sel O4D3 sebesar 20, maka kapasitas O4 menjadi 0 dan permintaan D2 menjadi 80.
Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16.
Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.17. Beda baris dan beda kolom.
Beda baris atau
Baris atau kolom Dua biaya termurah
beda kolom
Baris O1 9 dan 12 3
Baris O2 6 dan 8 2
Kolom D1 8 dan 12 4
Kolom D3 6 dan 9 3
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada kolom D1, biaya termurah kolom
O1 adalah 8 yaitu pada sel O2D1. Oleh karena itu sel O2D1 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O2 dan permintaan D1 yaitu 10. Dengan mengisi
sel O2D1 sebesar 10, maka kapasitas O2 menjadi 30 dan permintaan D1 menjadi 0.
Dengan demikian baris D1 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.
Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.18.
Tabel 2.18.
Terakhir kekurangan kebutuhan D3 dicukupi oleh sisa dari O1 sebanyak 40 dan sisa O2
sebanyak 30. Dengan demikian kita peroleh sistem transportasi sebagai berikut: X13 = 40,
74
X14 = 60, X21 = 10, X22 = 50, X23 = 30, X31 = 70, X43 = 20, dan X45 = 70. Besarnya biaya
transportasi dengan metode VAM adalah
40 (9) + 60 (5) + 10 (8) + 50 (1) + 30 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70 (1) = 1230.
i. Metode Steppingstone
Metode Steppingstone bekerja dengan mempertimbangkan opportinity cost dari sel
kosong, yaitu berkurangnya biaya akibat pemindahan model pengangkutan bilamana sel
kosong itu diisi satu barang. Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut:
Dari Tabel 2.19 di atas, sel kosong adalah sel O2D1 dan sel O2D3, dengan biaya
transportasi = 60 (10) + 10 (5) + 30 (7) + 50 (4) = 1.060
Untuk sel O2D1.
Tabel 2.19.a.
D1 D2
10 5
O1
-1 +1
6 4
O2
+1 -1
Andaikan sel O2D1 ini diisi satu barang, maka supaya kondisi seimbang sel O1D1 dan sel
O2D2 dikurangi satu dan sel O1D2 ditambah satu. Sekarang perhatikan loop O2D1 O1D1
O1D2 O2D2. Berturut-turut tambah 1, kurang 1, tambah 1, kurang 1. Perubahan
biaya adalah = 6 - 10 + 5 4 = -3. Jadi opportunity cost sel O2D1 adalah 3. Ini artinya
bahwa apabila kita mengisi sel O2D1 satu barang, maka terjadi pengurangan biaya
sebesar 3.
Dari perhitungan di atas, maka sel O2D1 harus diisi sebanyak mungkin, sedangkan sel
O2D3 tidak perlu diisi sebab apabila diisi akan menambah biaya (merugi). Banyaknya
barang yang dapat diisikan pada sel O2D1 adalah minimum isi sel yang terkurangi yaitu
O1D1 dan O2D2, jadi sel O2D1 dapat diisi sebesar 50, sehingga terbentuk Tabel 2.19.b.
76
Tabel 2.19.b.
Tempat Destination (Tujuan) Kapasitas
Asal
D1 D2 D3
10 5 7
O1 100
10 60 30
6 4 9
O2 50
50
Permintaan 60 60 30
Dari Tabel 2.19.b di atas, sel kosong adalah sel O2D2 dan sel O2D3.
Dari perhitungan ini, semua opportunity cost sel kosong adalah negatif, maka Tabel 2.19.b.
di atas telah optimal, dengan biaya transportasi = 10 (10) + 60 (5) + 30 (7) + 50 (6) = 910.
Ini cocok bila kita hitung dari 1060 910 = 150, berasal dari pemindahan 50 satuan barang
dengan opportunity cost 3.
Untuk kasus di atas, kita dapat bekerja mulai hasil dari NWC, Inspeksi, atau VAM. Apabila
kita mulai dari NWC, langkah pada metode NWC nya mudah, tetapi akan menjadi sukar
pekerjaan di Steppingstone, apabila kita mulai dari VAM, maka akan sukar pada langkah di
VAM nya, tetapi mudah pada langkah Steppingstone. Langkah yang cukup bijaksana
77
(meskipu tidak harus), adalah langkah awalnya dengan metode Inspeksi, sebab metode
Inspeksi perhitungannya mudah dan hasilnya sudah dekat dengan langkah pada VAM.
Dari langkah awal metode Inspeksi diperoleh hasil seperti Tabel 2.19.c.
Tabel 2.19.c
Dari Tabel 2.19.c di atas kita buat tabel opportunity cost sel kosong seperti pada Tabel
2.19.d berikut:
Dari tabel 2.19.d. di atas, terlihat bahwa opportunity cost terbesar adalah pada sel O2D1
sehingga sel ini harus diisi sebanyak mungkin. Sel ini diisi sebanyak minimun dari sel O1D1
dan O2D3 yaitu sebanyak 10. Sehingga Tabel 2.19.d. menjadi Tabel 2.19.e berikut:
Tabel 2.19.e.
Dari Tabel 2.19.e. di atas kita buat tabel opportunity cost semua sel kosong sehingga
diperoleh Tabel 2.19.f berikut:
Tabel 2.19.f.
Sel Opportunity
No Loop Perubahan biaya
kosong cost
1 O1D1 O1D2O1D3O2D3O2D1 12-9+6-8=1 -1
2 O1D2 O1D2O1D3O2D3O2D2 4-9+6-1=0 0
3 O1D5 O1D5O4D5O4D3O1D3 9-1+6-9=5 -5
4 O2D4 O2D4O2D3O1D3O1D4 6-6+9-5=3 -3
5 O2D5 O2D5O4D5O4D3O2D3 7-1+6-6=6 -6
6 O3D2 O3D2O3D1O2D1O2D3 12-1+8-1=18 -18
7 O3D3 O3D3O3D1O2D1O2D3 4-1+8-6=5 -5
8 O3D4 O3D4O3D1O2D1O2D3O1D3O1D4 7-1+8-6+9-5=12 -12
9 O3D5 O3D5O4D5O4D3O2D3O2D1O3D1 7-1+6-6+8-1=13 -13
10 O4D1 O4D1O2D1O2D3O4D3 10-8+6-6=2 -2
11 O4D2 O4D2O2D2O2D3O4D3 15-1+6-6=14 -14
12 O4D4 O4D4O4D3O1D3O1D4 9+6+9-5=7 -7
79
Dari Tabel 2.19.f. terlihat bahwa tidak ada lagi sel kosong yang mempunyai opportunity
cost positif, ini berarti bahwa Tabel 2.4.f telah optimal, dengan biaya transportasi =40 (9) +
60 (5) + 10 (8) + 50 (1) + 30 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70(1) = 1.230.
Sebagai catatan bahwa opportunity cost sel O1D2 adalah nol, ini berarti bahwa sel ini diisi
maupun tidak, tidak akan menambah atau mengurangi biaya transportasi.
Tabel 2.19.f
Destination ( Tujuan) Kapasitas Bil Baris
Tempat (Vi)
Asal D1 D2 D3
10 5 7
O1 100 0
60 10 30
K21 4 K23 9
O2 50 1
6 50
Permintaan 60 60 30
Misalkan kita ambil sebarang bilangan untuk V1 = 0, maka kita kita peroleh:
U1 = C11 V1 = 10 0 = 10
U2 = C12 V1 = 5 0 = 5
U3 = C13 V1 = 7 0 = 7
V2 = C22 U2 = 4 5 = 1
K21 = V2 + U1 = (1) + 10 = 9
K23 = V2 + U3 = (1) + 7 = 6
Opportunity cost sel O2D1 = K21 C21 = 9 6 = 3
Opportunity cost sel O2D3 = K23 C23 = 6 9 = 3
Selanjutnya kita akan menghitung opportunity cost sel kosong pada masalah di atas
dengan Modi. Pertama misalkan kita ambil Tabel hasil dari metode Inspeksi yaitu seperti
Tabel 2.19.g berikut:
81
Tabel 2.19.g.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sel
O1D2 O1D5 O2D1 O2D4 O2D5 O3D2 O3D3 O3D4 O3D5 O4D1 O4D2 O4D4
kosong
Opp
0 -5 1 -4 -6 -19 -6 -13 -14 -1 -14 -7
cost
Misalkan banyaknya barang pada sel Xij yaitu banyaknya barang yang dikirim dari pabrik
Oi ke permintaan Dj, dan cij adalah biaya satuan pengiriman dari pabrik Oi ke permintaan
Dj, maka basarnya biaya pengiriman adalah:
Z = X ijcij
Dari ketentuan ini, untuk kasus masalah transportasi ini, maka kita peroleh model.
Minimumkan biaya: 12X11 + 4X12 +9 X13 + 5X14 + 9X15 + 8X21 + 1X22 + 6X23 + 6X24
+ 7X25 + 1X31 + 12X32 + 4X33 + 7X34 + 7X35 + 10X41 + 15 X42 + 6X43 + 9X44 + 1X45
Dengan syarat
X11 + X21 + X31 + X41 = 80
X12 + X22 + X32 + X42 = 50
X13 + X23 + X33 + X43 = 90
84
MIN 12X11+4X12+9X13+5X14+9X15+8X21+1X22+6X23+6X24+7X25
+1X31+12X32+4X33+7X34+7X35+10X41+15X42+6X43+9X44+1X45
SUBJECT TO
X11+X12+X13+X14+X15=100
X21+X22+X23+X24+X25=90
X31+X32+X33+X34+X35=70
X41+X42+X43+X44+X45=90
X11+X21+X31+X41=80
X12+X22+X32+X42=50
X13+X23+X33+X43=90
X14+X24+X34+X44=60
X15+X25+X35+X45=7
END
Setelah program Lindo dijalankan, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut.
1) 1230.000
NO. ITERATIONS= 8
Tampilan yang muncul pada layar editor di atas merupakan penyelesaian suatu masalah
transportasi yang dapat diartikan sebagai berikut.
1. Biaya minimum yang diperlukan untuk pengangkutan barang adalah 1.230 yang
dapat dibaca dari
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 1230.000
Reduced Cost adalah lawan dari opportunity cost, jadi apabila Reduced Cost = 4, maka
opportunitu costnya = -4. Dengan demikian dari hasil di atas, tidak ada opportunity cost
yang positif, jadi program optimal.
Pada masalah transportasi keadaan pasar seimbang artinya jumlah permintaan akan
barang sama dengan jumlah kapasitas produksi, maka dual price tidak memiliki makna
khusus.
Misalnya c11 dapat turun sampai 11 atau naik sampai tak berhingga, c12 dapat turun
sampai 0 dan tidak boleh naik, dan seterusnya.
88
Menunjukkan bahwa jumlah produksi maupun jumlah permintaan adalah tetap karena
memang keadaan pasar seimbang.
Tabel Trasportasi
Dengan program Lingo, maka perintah untuk menyelesaikan masalah transportasi ini
adalah.
Model:
Sets:
ariable /O1, O2, O3, O4/:Asal;
Permintaan/D1, D2, D3, D4, D5/ :Demand ;
Links(Kapasitas,Permintaan) :Ship, Cost ;
Endsets
Min=@sum(Links:Ship*Cost);
@for(Permintaan(j) :@sum(Kapasitas(i) :Ship(i,j))>Demand(j)) ;
@for(Kapasitas(i) :@sum(Permintaan(j) :Ship(i,j))<Asal(i)) ;
Data:
Asal=100, 90, 70, 90;
Demand=80, 50, 90, 60, 70;
Cost=12, 4, 9, 5, 9, 8, 1, 6, 6, 7, 1, 12, 4, 7, 7,
10, 15, 6, 9, 1;
Enddata
End
Dari program di atas nampak bahwa, program Lingo ini sangat baik untuk masalah
transportasi khususnya untuk banyak ariable, karena dengan Lingo, kita tidak usah
mendefinisikan nama ariable. Perhatikan bahwa bentuk program Lingo untuk
menyelesaikan masalah transportasi ini. Bentuk program sudah baku dan tidak perlu
mengganti variabel/ menambah variabel. Perubahan program hanya mengubah
banyaknya Kapasitas, Permintaan, dan perubahan pada data saja.
90
1 1230.000 1.000000
2 0.0000000E+00 -11.00000
3 0.0000000E+00 -4.000000
4 0.0000000E+00 -9.000000
5 0.0000000E+00 -5.000000
6 0.0000000E+00 -4.000000
7 0.0000000E+00 0.0000000E+00
8 0.0000000E+00 3.000000
9 0.0000000E+00 10.00000
10 0.0000000E+00 3.000000
Makna hasil keluaran Lingo mirip dengan hasil keluaran dari Lindo, pembaca dipersilahkan
mengartikan makna hasil keluaran di atas (sebagai latihan)
92
Langkah awal adalah membuat Tabel biaya pengiriman, kapasitas produksi dan
permintaan. Tabel ini kita copy dan diletakkan dibawahnya, dengan mengganti menjadi
Tabel Benyaknya Pengiriman Barang. Nilai awal yang diberikan kepada banyaknya barang
yang dikirim dari Oi ke Dj adalah 0. Sedangkan banyaknya barang yang dikirim dari Oi
adalah jumlah banyaknya barang yang dikirim dari Oi ke Dj untuk suatu i. Jadi dalam hal ini
sel G16 ditulis dengan formula =SUM(B16:F16). Formula ini di-copy-kan ke sel G17
sampai G19. Selanjutnya banyaknya Penerimaan Barang adalah jumlah barang yang
93
diterima dari Oi ke Dj untuk suatu j. Jadi dalam hal ini sel B20 ditulis dengan formula
=SUM(B16:B19). Formula ini di-copy-kan ke sel C20 sampai F20.
Biaya Pengiriman merupakan kelipatan yang seletak antara banyaknya barang yang
dikirim dengan biaya satuan pengiriman. Oleh karena itu pada sel B22 kita tuliskan formula
=SUMPRODUCT(B6:F9,B16:F19).
Menjalankan Solver
Setelah persiapan pada lembar kerja Excel selesai, saatnya menjalankan Solver, yaitu
Tools, Solver, maka akan keluar menu Solver.
Hasil perhitungan total biaya kita letakkan pada sel B2, dan ini tidak diubah ke sel lain oleh
karena itu semua hasil kita tetapkan dengan menambahkan tanda $ pada sel tempat
perumusan hasil atau sumber. Sehingga untuk sel Set Target Cell kita ini dengan $B$22.
Masalah yang kita cari adalah masalah minimumkan biaya transportasi, sehingga pada
Equal To kita pilih Min. Selanjutnya pada By Changing Cells meminta bagian (kelompok)
sel yang merupakan variabel. Pada masalah ini adalah menentukan banyaknya barang
pada sistem transportasi, oleh karena itu kita isikan B18 sampai F19 sehingga kita tulis
$B$16:$F$19.
Subject to the Constraints meminta syarat pembatas. Dalam masalah ini ada dua syarat
pembatas yaitu pembatas permintaan (penerimaan barang) dan Kapasitas Pabrik
(Banyaknya barang yang dikirim), oleh karena itu.
Pembatas permintaan yaitu permintaan harus dipenuhi, jadi permintaan kurang dari atau
sama dengan penerimaan barang. Sehingga $B10:$F$10 <= $B20:$F$20.
94
Pembatas kapasitas menyatakan bahwa barang yang dikirim akan kurang dari atau sama
dengan kapasitas pabrik. Sehingga $G$16:$G$19 <= $G$6:$G$9.
Hasil ini menunjukkan bahwa Biaya Pengiriman sebesar 1.230, dengan sistem pengiriman:
Produksi dari O1 sebanyak 100 unit, dikirim ke D2 sebanyak 40 unit, dan ke D4 sebanyak
60 unit. Produksi dari O2 sebanyak 90 unit, dikirim ke D1 sebanyak 10 unit, ke D2 sebanyak
10 unit, dan ke D3 sebanyak 70 unit. Produksi dari O3 sebanyak 70 unit, dikirim semuanya
ke D3 yaitu sebanyak 70 unit. Produksi dari O4 sebanyak 90 unit, dikirim ke D3 sebanyak
20 unit dan ke D5 sebanyak 70 unit.
95
Kenyataan di lapangan, keadaan seimbang sangatlah langka. Keadaan yang sering terjadi
adalah tidak seimbang. Ini desebabkan karena sangat sukar menentukan secara tepat
kebutuhan lapangan yang sebenarnya. Ketidak seimbangan ada dua macam yaitu
keadaan jumlah barang yang diproduksi lebih besar daripada kebutuhan lapangan atau
sebaliknya kebutuhan di lapangan yang lebih besar daripada jumlah barang yang
diproduksi.
Dalam rangka penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), perusahaan akan
mengirimkan barang-barang produksi tersebut dengan biaya terkecil, yaitu dengan
meminimumkan jarak tempuh armada truknya. Di lain pihak, perusahaan ini memberi
pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin, sehingga setiap truk hanya digunakan
untuk mengirim satu kali. Buatlah sistem Transportasi untuk PT Cocacola ini dan berikan
komentar saudara tentang sistem produksi pada perusahaan ini?.
Dari masalah di atas, apabila tabel dilengkapi dengan permintaan virtual maka akan
diperoleh tabel berikut.
Kota Tujuan / Permintaan
A B C D E Dummy Produksi
P 40 105 70 20 40 0 50
Q 60 80 80 20 60 0 70
R 90 30 40 25 70 0 30
S 130 100 60 25 45 0 80
Permintaan 40 60 30 45 50 5 230
Penyelesaian masalah ini deserahkan kepada pembaca.
Tabel 2.5.b Data Jarak Lokasi Pabrik dengan 12 kota Daerah Pemasaran dan
Demand
Tujuan Pengiriman
Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pabrik
Bekasi 119 140 29 0 84 87 148 154 217 261 260 229
Citeurep (Bogor) 148 118 58 87 163 0 61 129 192 194 235 259
Cimelati (Sukabumi) 209 179 119 148 136 61 0 96 159 261 202 226
Kuningan 383 404 293 261 235 194 261 165 192 0 185 35
Kebutuhan Permin
taan (Demand) 40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50
Keterangan :
Angka pada kolom 1 sampai dengan kolom 12 adalah nama kota tujuan pengiriman:
1) Serang; 2) Pandeglang; 3) Jakarta; 4) Bekasi; 5. Purwakarta; 6. Bogor ; 7.
Sukabumi; 8) Bandung; 9) Garut ; 10) Kuningan; 11) Tasikmalaya; 12) Cirebon.
98
Angka yang ada dalam kolom dibawah kolom nama kota adalah angka jarak antara pabrik
dengan kota tujuan pengiriman dalam kilometer ( Km ), sedangkan biaya angkut dihitung
dalam puluhan ribu rupiah (Rp 10.000,-) per satu juta liter kilometer. Jumlah kebutuhan
atau permintaan dalam juta liter per tahun untuk tiap kota yang menjadi tujuan pengiriman.
MIN
119X11+140X12+29X13+84X15+87X16+148X17+154X18+217X19+261X110
+260X111+229X112+148X21+118X22+58X23+87X24+163X25+61X27+129X28
+192X29+194X210+235X211+259X212+209X31+179X32+119X33+148X34
+136X35+61X36+96X38+159X39+261X310+202X311+226X312+383X41
+404X42+293X43+261X44+235X45+194X46+261X47+165X48+192X49
+185X411+35X412
SUBJECT TO
X11+X12+X13+X14+X15+X16+X17+X18+X19+X110+X111+X112 = 250
X21+X22+X23+X24+X25+X26+X27+X28+X29+X210+X211+X212 = 200
X31+X32+X33+X34+X35+X36+X37+X38+X39+X310+X311+X312 = 200
X41+X42+X43+X44+X45+X46+X47+X48+X49+X410+X411+X412 = 100
X11+X21+X31+X41 = 40
X12+X22+X32+X42 = 40
X13+X23+X33+X43 = 195
X14+X24+X34+X44 = 50
X15+X25+X35+X45 = 55
X16+X26+X36+X46 = 40
X17+X27+X37+X47 = 35
99
X18+X28+X38+X48 = 145
X19+X29+X39+X49 = 35
X110+X210+X310+X410 = 30
X111+X211+X311+X411 = 35
X112+X212+X312+X412 = 50
End
Jika tidak ada kesalahan, maka proses dapat dilanjutkan untuk mencari jawaban
yang optimal. Langkah untuk mencari jawaban optimal adalah dengan menggunakan
Solve Solve. Kemudian secara otomatis LINDO akan membuka papan editor report. Pada
kasus PT.AQUA Golden Mississippi di atas akan muncul tampilan sebagai berikut.
1) 51320.00
NO. ITERATIONS= 17
Tabel 2.5.c Hasil Akhir Perhitungan dengan LINDO dan Alokasi Pengiriman Barang
Pabrik Serg Pandl Jakt Bks Pwkt Bgr Skb Bdg Gart Kng Tasik Cirb Pabrik
Bekasi 119 140 29 0 84 87 148 154 217 261 260 229 250
Citeurep 148 118 58 87 163 0 61 129 192 194 235 259 200
Cimelati 209 179 119 148 136 61 0 96 159 261 202 226 200
Kuningan 383 404 293 261 235 194 261 165 192 0 185 35 100
(Demand) 40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50 750
Soal-soal
1. CV Aneka Ukir membuat sejumlah ukiran di empat kota dan akan dikirim ke empat kota lain.
Dari keempat kota pembuat itu berturut-turut membuat 18, 4, 6, dan 12 set ukiran. Permintaan
ke empat kota itu berturut-turut 6, 14, 15, dan 5 set ukiran. Biaya transportasi dari kota
pembuat ke kota permintaan terlihat pada Tabel 1 berikut:
Pembuat A B C D
P 9 7 12 8
Q 15 12 12 15
R 8 6 9 12
S 14 12 11 12
Tentukan sistem pengiriman ukir agar diperoleh biaya pengiriman minimum.
2. Tabel 2 dan Tabel 3 berikut adalah hasil perhitungan suatu model transportasi.
Tabel 2. Hasil perhitungan I.
Kebutuhan 30 60 30
Kebutuhan 30 60 30
Manakah hasil yang paling menguntungkan dari hasil perhitungan model transportasi di atas.
Berikan komentar saudara tentang hasil kedua perhitungan tersebut (Tabel 2 dan Tabel 3)!
106
3. Perusahaan Karoseri Mobil Arifin akan membuat sejumlah mobil pengangkut untuk melayani
sebuah perusahaan Travel. Mesin yang digunakan adalah mesin jenis mesin disel seri
ENG450, mesin ini harus didatangkan dari perusahaan ANY. Perusahaan Arifin membuat
kontrak kerja dengan perusahaan pengangkutan untuk mengambil mesin dan menyimpanya
bila tidak segera dipasang (diinstall). Semua mobil tersebut harus diselesaikan sampai akhir
bulan keempat.
Perusahaan pengangkutan itu menjadwalkan pengantaran mesin jet seperti pada
Tabel 2 di bawah. Secara komulatif pada akhir bulan ke 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut sekurang-
kurangnya 10, 25, 50, dan 70 buah mesin. Jumlah mesin yang didatangkan tiap bulan paling
banyak terlihat pada kolom ketiga pada Tabel 2. Sedangkan biaya produksi (dalam ratusan
juta rupiah) tiap mobil tiap bulannya berbeda dan terlihat pada kolom keempat. Biaya
penyimpanan mesin yang tidak dipasang pada bulan yang bersangkutan 150,000 tiap
bulannya, dan terlihat pada kolom paling kanan pada Tabel 2.
Manajer perusahaan ingin membuat jadwal pembuatan pesawat, agar biaya produksi dan
biaya penyimpanan minimum.
4. Perusahaan mobil akan menanamkan modalnya untuk membuat tiga pabrik di kota A, B, dan
C berturut-turut mempunyai kapasitas produksi 2000, 1300, dan 1600 unit setiap tahunnya.
Mobil-mobil itu akan dijual di kota-kota P, Q, R, dan S dengan permintaan berturut-turut 1000,
1500, 1200, dan 700 unit tiap tahunnya. Biaya pengiriman tiap unit dari pabrik ke tempat
penjualan terlihat pada Tabel 3 berikut:
107
Tabel Biaya satuan pengiriman Motor, Jumlah produksi dan Jumlah kebutuhan Agen
Agen W Agen X Agen Y Agen Z Kapasitas
Produksi
Kota A 100 800 180 200 20000
Kota B 40 70 90 140 13000
Kota C 80 120 90 110 16000
Permintaan 10000 15000 12000 7000
Buatlah sistem transportasi agar biaya pengiriman Motor minimum!
108
F. Penugasan
Masalah penugasan bermula dari penempatan para pekerja pada bidang yang tersedia agar biaya
yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan. Jika pekerja dianggap sebagai sumber dan
pekerjaan dianggap sebagai tujuan, maka model transportasi akan sama dengan masalah
transportasi, dimana jumlah sumber dan tujuan sama, setiap sumber hanya menghasilkan satu
demikian pula setiap tujuan hanya memerlukan satu.
Tabel 2.6.a.
Tujuan
Banjarmasin Solo Denpasar
Jakarta 30 36 40
Asal Ahli
Surabaya 20 25 29
Ujung Pandang 27 24 22
Cara menentukan total biaya minimum adalah dengan mengurangkan setiap baris dengan
bilangan terkecil dari baris itu sendiri, sehingga kita peroleh tabel berikut:
0 6 10
0 5 9
5 2 0
Selanjutnya dikurangi dengan bilangan terkecil menurut kolom-kolomnya, sehingga diperoleh tabel
berikut:
0 4 10
0 3 9
5 0 0
109
Selanjutnya dibuat garis sesedikit mungkin menurut baris atau kolom sehingga menutup semua
bilangan nol (0).
Bilamana jumlah garis masih lebih kecil dari banyaknya baris atau kolom, maka belum dapat
disusun tabel optimalnya.
Dalam hal diatas diperlukan dua garis, sehingga harus dilakukan langkah berikutnya yaitu:
Mengurangi semua bilangan yang tidak tertutup garis dengan bilangan terkecil, dan menambahkan
bilangan tersebut kepada persilangan garis penutup.
Pada masalah diatas, diperoleh tabel berikut:
0 1 7
0 0 6
8 0 0
Dari tabel di atas, bagaimanapun caranya mencoret bilangan nol, paling sedikit diperlukan tiga
buah garis.
Langkah selanjutnya memilih sel nol untuk setiap baris atau kolom. Caranya ialah ada dua yaitu
menurut baris atau menurut kolom.
Pilih sel yang baris/kolom yang bilangan nolnya hanya satu (paling sedikit)
Buang baris dan kolom pada sel yang terpilih.
Lakukan terus sampai selesai.
Dari tabel diatas misalnya kita lakukan pada baris, maka sel pada baris 1 kolom 1 adalah set
pertama yang dipilih, jadi baris 1 dan kolom 1 dibuang (diabaikan)
0 * 1 7
0 0 * 6
8 0 0 *
Setelah kita lakukan proses diatas, maka sel yang terpilih adalah sel (1,1), (2,2), dan (3,3).
Sehingga total biaya minimal yang diperlukan adalah 30 + 25 + 22 = 77. Dimana Banjarmasin
mendatangkan ahli dari Jakarta, Solo mendatangkan ahli dari Surabaya, dan Denpasar
mendatangkan ahli dari Ujung Pandang.
110
Masalah penugasan ini juga dapat digunakan untuk masalah maksimum, yaitu dengan mengubah
sedikit masalah maksimum ke minimum.
Jabatan
X Y Z
A 20 26 30
Pekerja B 10 15 19
C 17 14 12
Langkah pertama adalah membuat tabel regrete, yaitu tabel karena tidak mengambil tindakan
terbaik. Cara membuat adalah dengan mengurangkan setiap sel dengan bilangan terbesar tiap
barisnya.
Langkah ini menghasilkan tabel berikut:
10 4 0
9 4 0
0 3 5
Selanjutnya kita lakukan langkah-langkah seperti pekerjaan minimum, sehingga kita peroleh tabel
berikut:
6 0 0
4 0 0
0 3 9
Atau
Pekerja A pada jabatan Y, Pekerja
6 0 * 0
B pada jabatan Z, Pekerja C pada
4 0 0 * jabatan X, dengan keuntungan = 26
+ 19 + 17 = 62
0 * 3 9
1) 62.00000
BX 0.000000 8.000000
BY 1.000000 0.000000
BZ 0.000000 0.000000
CX 1.000000 0.000000
CY 0.000000 0.000000
CZ 0.000000 6.000000
1) 62.00000
NO. ITERATIONS= 3
Diselesaikan dengan Solver, maka kita buat tabel dan hasilnya sebagai berikut.
Seperti pada penyelesaian masalah transportasi, masalah Penugasan dikerjakan dengan memulai
mengisi nilai awal = 0. sehingga tabel awalnya sebagai berikut
113
Selanjutnya dengan memilih Solve, maka akan diperoleh hasil seperti berikut.
114
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Pendapatan optimun terjadi apabila A ditempatkan pada
jabatan Z, B pada jabatan Y dan C pada jabatan X. Dengan pendapatan sebesar 62.
Soal-soal
1. Suatu perusahaan memerukan 4 orang untuk 4 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, Q, R, dan
S. Pekerjaan-pekerjaan itu akan diisi oleh 4 calon, yaitu: A1, A2, A3, dan A4. Prediksi
pendapatan tiap bulan yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pekerja tersebut
adalah seperti Tabel 3 berikut:
Gaji yang diminta tiap bulan dari pekerja tersebut adalah seperti Tabel 4 berikut:
Berikan penyelesaian tentang posisi pekerjaan para pekerja tersebut agar pendapatan
perusahaan maksimum.
2. Sebuah Kantor akan mengangkat empat Kepala SubBagian (Kasubag) dari empat orang, yaitu
Keuangan, Rumah Tangga, Pelayanan Masyarakat, dan Kerja Sama. Keempat calon adalah
A1, A1, A3, dan A4. Dari keempat orang tersebut mengajukan anggaran seperti terlihat pada
Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Usulan dana berkenaan jabatan
Calon Pejabat Kasubag
Jabatan
A1 A2 A3 A4
Keuangan 100 90 90 100
Rumah Tangga 70 65 85 90
Pelayanan Masyarakat 80 70 70 90
Kerja Sama 75 65 80 95
Tentukan posisi jabatan masing-masing agar biaya pengelolaan pekerjaan minimal. Adakah
posisi lain yang sama-sama menguntungkan?.
3. Untuk melayani transportasi Anak Sekolah/Pegawai Kantor, sebuah perusahaan kereta api
listrik akan membeli empat buah lokomotif yang akan ditempatkan pada tiga tempat yang
menyebar dalam kota itu, yaitu tempat I, II, dan III, masing-masing sebuah lokomotif kecuali
tempat III sebanyak dua buah lokomotif. Lokomotif-lokomotif itu akan melayani perjalanan dari
kota asal menuju tempat tujuan di pagi hari, dan pulang di siang hari. Jarak antara tempat asal
dan tempat tujuan terlihat pada Tabel 2 berikut:
116
I 13 35 42 9
II 6 61 18 30
III 15 10 5 9
Tentukan jaringan rel kereta api, agar total panjang rel minimum.
4. Suatu perusahaan memerlukan 5 orang untuk 5 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, pekerjaan
Q, pekerjaan R, pekerjaan S, dan pekerjaan T.
Untuk memenuhi pekerjaan itu, perusahaan membuka lowongan kerja, dan ternyata yang
melamar ada 7 orang, kemudian diberi kode: A1, A2, ..., A7. Prediksi pendapatan tiap bulan
yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pelamar adalah seperti Tabel 2 berikut:
Para pelamar disuruh mengajukan gaji yang diminta setiap bulannya. Hasil permintaan
gaji pelamar adalah seperti Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data permintaan gaji pelamar
Pekerjaan Kode Pelamar
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
Gaji 50 60 50 45 45 60 35