Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

HFMD (Hand Foot Mouth Disease) pada Anak

Nama : Isnati Rahayu


Nim : 2012730053

Pembimbing:
Dr. S. K. Sulistyaningrum, Sp.KK

Kepaniteraan Klinik
Stase Ilmu Kulit dan Kelamin RSIJ Cempaka Putih
Program Studi Dokter
Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1. IDENTITAS PASIEN


1. Nama : An. A
2. Umur : 7 th
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Bangsa : Indonesia
6. Pekerjaan : Pelajar SD
7. Alamat : Cempaka Putih
8. MRS : 28 Desember 2016

8.1.ANAMNESA ( alloanamnesis dengan ibunya)


Keluhan Utama
Bruntusan disertai rasa gatal pada kedua telapak tangan, kedua telapak kaki dan bibir
sudah 1 hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Bruntusan disertai gatal pada kedua telapak kaki, tangan, dan di bibir sudah 1 hari. 3
hari sebelumnya pasien demam tinggi selama 2 hari, setelah demam turun bruntusan timbul
secara mendadak, disertai rasa gatal. Bruntusan tidak ada pada bagian badan, dan keluhan
batuk pilek disangkal.
Riwayat Penyakit dahulu
Ibu mengatakan bahwa anak belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. Riwayat
cacar disangkal.
Riwayat Pengobatan
Orang tua pasien mengatakan os hanya diberi obat penurun panas tempra.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluhan yang sama dikeluarga, riwayat hipertensi dan diabetes disangkal.
Riwayat alergi disangkal
Riwayat Alergi
Menurut Ibu, pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Riwayat Psikososial
Pasien tinggal di daerah padat penduduk, ventilasinya cukup, dan dalam satu rumah
dihuni oleh 5 orang. Ayah, ibu, dan 3 orang anak. Pasien dirawat oleh ibu di rumah.

Riwayat Imunisasi
DASAR LANJUTAN
BCG : 1x, saat usia 2 bulan
DPT : 3x, saat usia 2, 4, 6 bulan
POLIO : 4x, saat usia 0, 2, 4, 6 bulan Tidak ada imunisasi ulangan
HEPATITIS B : 3x saat lahir, usia 1 dan 6 bulan
CAMPAK : 1x saat berumur 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap.
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan ASI ekslusif sampai 6 bulan
Pada usia 7 bulan pasien mulai diberi makan seperti bubur nestle dan milna, juga
diberi susu formula
Susu formula diberikan sebanyak 2-3 botol perhari, bubur nestle diberi 3 kali sehari
namun sering tidak habis, sesekali diselingi pemberian biskuit bayi
Bubur nasi dan lauk mulai diberikan pada usia 8 bulan, lauk yang dicoba biasanya
adalah ati ayam dan telur dan beberapa sayuran yang direbus sampai lembek
Sekarang makan 2-3x sehari komposisi nya nasi, ayam atau daging, dan telur, anak
suka makan kue dan jajanan
Anak jarang makan sayur, namun suka makan buah
Kesan : Kualitas dan kuantitas cukup memenuhi kebutuhan

8.2.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit ringan, tidak rewel
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Suhu : 36,5 0C
Tekanan darah : tidak dilakukan
Denyut nadi : 110 x/ menit, rama teratur, isi cukup
Pernapasan : 26 x / menit
Antropometri
BB : 20 kg
TB : 110 cm

8.3.STATUS GENERALIS
KEPALA
Bentuk : Normosepal,ubun-ubun besar tidak cekung
Rambut : Hitam,distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
cahaya (+/+), pupil isokor, air mata biasa, mata cekung (-/-),
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (+/+), septum deviasi (-), nyeri
tekan (-), epitaksis (-/-)
Telinga : Normotia, serumen keluar dari telinga (-/-)
Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (+) di
bibir bawah bagian dalam, disekitar mulut terdapat bercak merah
Leher : kaku kuduk (-), Pembesaran KGB (-)
THORAKS
Inspeksi : Dada simetris, retraksi dinding dada (-) , tidak ada bagian dada yang
tertinggal saat bernafas, otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : simetris, vocal fremitus (tidak diakukan), tidak ada bagian dada
yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Suara paru vesikuler, wheezing (-/-), ronki(-/-)
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I & II reguler(+), murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Perut tampak simetris, distensi (-)
Auskultasi : Bising usus ( + )
Palpasi : Turgor kulit kembali cepat, elastisitas baik, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-),splenomegali (-)
Perkusi : timpani di 4 kuadran abdomen
EKTREMITAS ATAS
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), sianosis (-), ruam kemerahan telapak tangan
(+)
EKSTREMITAS BAWAH
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), sianosis (-), ruam kemerahan telapak kaki (+)

STATUS DERMATOLOGIKUS
Lokasi : palmaris dextra, digiti 3,4,5 falang 2,3
Efloresensi : makula eritematosa, millier-lentikuler, multiple, diskret, sirkumskrip

Lokasi : palmaris sinistra, digiti 1,2,3 falang 1, 2,3


Efloresensi : makula eritematosa, millier-lentikuler, multiple, diskret, sirkumskrip

Lokasi : dorsum pedis dextra, digiti 1,3,4 falang 2,3


Efloresensi : makula eritematosa disertai papul, millier, multiple, diskret, sirkumskrip

Lokasi : dorsum pedis sinistra, digiti 1,2 falang 1,2


Efloresensi : makula eritematosa disertai papul, millier-lentikuler, multiple, diskret,
sirkumskrip

Lokasi : mucosa labia


Efloresensi : papul eritematosa, millier, jumlah 2, diskret, sirkumskrip
RESUME
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan timbul bruntusan kemerahan yang disertai
gatal pada kedua telapak tangan, kaki, dan pada bibir sejak 1 hari, ibu mengatakan anak
demam sebelumnya sejak 3 hari yll selama 2 hari. Ibu hanya memberikan obat penurun
panas.
Riwayat cacar disangkal.
Tanda Vital : Dalam batas normal
Stat.Dermatologis : Regio manus dan pedis bilateral, terdapat makula eritematosa
disertai papul, millier, multiple, diskret, sirkumskrip. Regio mukosa labia, terdapat
papul eritematosa, jumlah 2, diskret.

1.5. Working diagnosis


HFMD

1.6. Differential Diagnosis


HFMD
Varisela

1.7.RENCANA PENATALAKSANAAN
1.Istirahat cukup.
2.Pengobatan spesifik tidak ada.
3.Simptomatik :
- Antiseptik di daerah mulut: obat kumur betadine
- antihistamin sistemik: CTM 4mg Tab NO VI 2x1
- Cairan cukup.
- vit C
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM), atau Hand, Foot and Mouth Disease
(HFMD) dan dikenal juga dengan istilah Flu Singapura adalah penyakit yang umumnya
diderita oleh bayi dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Periode usia yang terkena yaitu
antara usia 6 bulan sampai 3 tahun, namun ada laporan kasus yang menyebutkan bahwa bayi
baru lahir atau usia dewasa di atas 25 tahun dapat terkena penyakit ini.(1)
Tangan, kaki dan penyakit mulut (HFMD) adalah infeksi virus yang biasanya ringan
dan selflimiting disease. Hal ini ditandai dengan demam prodromal singkat, diikuti oleh
faringitis, ulkus pada mulut dan ruam pada tangan dan kaki. Penyakit ini disebabkan oleh
virus dari anggota Enterovirus dari genus Picornaviridae misalnya Coxsackievirus tipe A
(CA) dan Enterovirus 71 (EV71), dengan gambaran klinis yang berbeda. Transmisi terjadi
dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan air liur, tinja, cairan tubuh atau
droplet dari saluran napas dari orang yang terinfeksi dan secara tidak langsung melalui
benda(2). Di Singapura, wabah pertama HFMD dilaporkan pada bulan Juni sampai Juli 1970
namun agen etiologinya belum diketahui.(3) Dua wabah lainnya terkait dengan CA16
yang dilaporkan selama periode antara September 1972 dan Januari 1973, dan antara
September dan Desember 1981.(4) Wabah terbesar dari HFMD yang disebabkan oleh EV71
dengan 3790 kasus dan 4 kematian terjadi di Singapura antara September dan Desember
2000. Temuan patologis utama yang didapat dari hasil pada otopsi adalah pneumonitis
interstitial, miokarditis dan ensefalitis.(5)
Dari berbagai sumber dilaporkan bahwa akhir-akhir ini penyakit tersebut sudah
banyak penderitanya di Indonesia. Penyakit ini banyak berjangkit pada musim panas dan
kering, dan pada masa awal turunnya hujan. Meskipun di Indonesia penyakit ini dinyatakan
bukan merupakan penyakit yang digolongkan berbahaya, namun wabah yang terjadi selama
April sampai Juli 1998 di Taiwan, dimana Enterovirus 71 (EV71) telah diidentifikasi sebagai
agen etiologi yang utama. Wabah itu dikaitkan dengan tingkat kematian sangat tinggi pada
anak-anak kecil. Setidaknya terdapat 55 kasus fatal yang awalnya dilaporkan(6,7) pada anak-
anak yang memiliki keluhan yang sulit disembuhkan setelah fase prodromal akut penyakit,
banyak dari mereka yang mengalami gangguan neurologis selama sakit dan meninggal dalam
waktu 24 jam rawat inap (8). Selain itu dari April sampai Juni 1997, 29 anak yang sebelumnya
sehat berusia kurang dari 6 tahun di Sarawak, Malaysia, meninggal karena kegagalan
kardiorespirasi cepat progresif selama wabah HFMD yang terutama disebabkan oleh
enterovirus 71 (EV71)(9) .
Untuk pengobatan HFMD, sampai sekarang belum ada obat spesifik untuk
mengatasinya kecuali obat-obatan simptomatik untuk menekan gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang sama sekali berbeda dengan penyakit kaki dan mulut pada
binatang ternak. Gejalanya yang mirip dengan sindroma Stevens-Johnson akibat alergi
(10)
terhadap penggunaan beberapa jenis obat , dan juga mirip dengan cacar air tetapi lokasi
pertumbuhan vesikel dan ulkus di kulit secara spesifik banyak timbul di rongga mulut,
telapak tangan, dan telapak kaki.
BAB II
Hand Foot and Mouth Disease

2.1 Definisi

Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu


Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease
(HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah penyakit yang
disebabkan oleh sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari
famili Picornaviridae; dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan , dan
kaki, terutama di bagian telapak, terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah
dan membentuk ulser yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya
sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak
terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan.(10,16)

2.2 Epidemiologi(2,19,25)
HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara dalam
beberapa tahun terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini termasuk kehadiran
pusat penitipan anak, seringnya berkontak dengan penderita HFMD, jumlah anggota
keluarga yang besar, dan tempat tinggal di pedesaan.
Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi seksual.
Beberapa data epidemi mengamati rasio laki-laki dan perempuan dominasi sedikit
1.2-1.3:1.
Baru-baru ini (Juli 2012), di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang diduga
terinfeksi Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini epidemi (terutama pada
bayi, balita, dan anak di bawah 2 tahun) masih dalam penyelidikan intensif dan itu
adalah peneliti kemungkinan akan memiliki pemahaman yang lebih baik dari angka
kematian yang tinggi terkait dengan enterovirus 71. Jika Enterovirus 71 yang pada
akhirnya ditemukan bertanggung jawab atas kematian, kemungkinan virus telah
mengembangkan kemampuan mematikan baru untuk cepat menginfeksi dan merusak
jaringan paru-paru anak-anak. Namun, penelitian yang sedang berlangsung dan
beberapa peneliti menunjukkan bahwa anak-anak mati dari kombinasi enterovirus 71,
suis Streptococcus, dan koinfeksi virus dengue.
2.3 Etiologi(25)
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA
yang masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang lain adalah
Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari
Coxsackie A virus, Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling sering pada
pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan
perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal
adalah Enterovirus 71.
Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B, yang
didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A
menyebabkan cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B mengakibatkan
kerusakan organ, tetapi hasil kurang parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus
dimana masing-masing virus memiliki protein yang berbeda pada permukaannya.
Virus Coxsackie menginfeksi sel inang dan menyebabkan sel inang menjadi lisis.

Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut,


tenggorokan, tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit mulut
(HFMD) adalah nama umum dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16)
menyebabkan sebagian besar infeksi. HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada anak-
anak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang dewasa juga dapat mengembangkan kondisi.
Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan "penyakit kaki dan mulut"
biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya, pada sapi, babi, dan rusa).
Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada kelopak mata dan area
putihmata).
Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan nyeri
perut dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari dan resolve).
Pleurodynia juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari Coxsackie B (1-
6, dengan B 4 dianggap oleh beberapa peneliti sebagai kemungkinan penyebab
diabetes di sejumlah individu).
Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis, miokarditis, dan
perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti
menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam
pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes,
namun hubungan ini masih dalam penyelidikan.
Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak
dari tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan
infeksi virus Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu
sekitar 10-12 hari.

2.4 Mortalitas dan Morbiditas


Secara umum, penyakit ini biasa menyerang anak-anak dan balita, tetapi
dilaporkan terjadi juga pada orang dewasa. Untuk pasien dengan kondisi tubuh yang
baik, penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya selama 7-10 hari sejak gejala
timbul. Namun komplikasi yang berbahaya juga dilaporkan meliputi miokarditis,
pneumonia, meningitis, ensefalitis, hingga kematian. Penyakit KTM juga dapat
menjangkit kembali, terutama oleh virus dengan jenis yang berbeda. Infeksi pada
kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan keguguran spontan atau
pertumbuhan janin yang tidak normal. Di Taiwan dengan kasus penjangkitan oleh
enterovirus 71 menyebabkan 20 % kematian pada penderitanya. Tidak dilaporkan
adanya perbedaan reaksi pada jenis kelamin dan ras penderita yang berbeda (4,5,6,8,9).

2.5 Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM
adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat
padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa
umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari
manusia ke manusia yaitu melalui droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau
ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, pakaian, peralatan
makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekret tersebut. Tidak ada vektor
tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.
Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena
KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan mulut
adalah penyakit umum dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak,
misalnya di sekolah atau di tempat penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut
biasanya tersebar melalui hubungan sesama manusia. Virus ini tersebar melalui fekal-
oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga disebarkan melalui lendir mulut atau
sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan di dalam lepuhnya. Sesudah
berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3-5 hari lepuh baru akan
timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular dan virus ini juga bisa
berminggu-minggu berada di dalam kotoran.
Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik,
virus menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu
kepada janin yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak langsung dengan
sekresi hidung dan mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari udara. Implantasi
dari virus di dalam bukal dan mukosa ileum segera diikuti dengan penyebaran menuju
nodus-nodus limfatik selama 24 jam. Setelah itu segera timbul reaksi berupa bintik
merah yang kemudian membentuk lepuhan kecil mirip dengan cacar air di bagian
mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari kemudian kadar antibodi
penetral akan mencapai puncak dan virus tereliminasi (8,9,10).

2.6 Manifestasi Klinis


Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh
Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun
pada orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali
tidak menunjukkan gejala atau hanya ringan(12).
Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri
tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut
dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.
Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di
mulut berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan
sangat perih terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah
ulkus di mulut mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal, palatal, gusi, dan lidah
seperti ditunjukkan pada gambar 1(18). Ulkus di lidah paling lama sembuh.
Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai ke
lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, seluruh
gejala dapat membaik selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam
atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak
gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapul) ada
pada daerah bokong(12,13,14,15,16).
Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus
dirujuk ke rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih
dari 39OC) atau demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia, muntah atau
diare dengan dehidrasi, badan sangat lemas, kesadaran menurun dan kejang.

Gambar 1 : Lepuhan pada bibir dan lidah


Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama
tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti ditunjukkan pada
(19)
gambar 2 . Lepuhan/vesikel yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai erythema
(14)
multiforma ini secara khas berbentuk bulat atau elips yang akan mengering sendiri
selama 3-7 hari.
Gambar 2 : Lepuhan pada telapak tangan

Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk makan
dan minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual, muntah, dan diare
akibat ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi.
Di samping itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat
memperparah penyakit dan menyebabkan berbagai komplikasi.
Contoh kasus(20) :
Seorang anak laki-laki berumur 4 tahun dengan riwayat demam ringan sejak 5
hari, malaise dan riwayat timbul ruam vesikular sejak 3 hari. Terdapat ruam pada
telapak tangan (gambar A), telapak kaki (gambar B), lidah (gambar C), dan bokong.
Gambaran klinis ini sangat karakteristik pada tangan, kaki, dan mulut. Lesi khas pada
kulit berupa vesikel elips dikelilingi oleh halo eritematosa.
gambar A.

gambar B.

gambar C.

2.7 Pemeriksaan Laboratorium


Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara klinis,
ruam yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak dengan demam
dianggap diagnostik infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada
kombinasi dari sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium
jarang diperlukan kecuali pada komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang jarang
terjadi, tes virus dapat dilakukan untuk mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat
mahal, biasanya perlu dikirim ke laboratorium diagnostik khusus virus yang
menggunakan RT-PCR dan sering memakan waktu sekitar dua minggu untuk
mendapatkan hasilnya. Pengujian ini hampir tidak pernah dilakukan karena sebagian
besar infeksi diri terbatas dan biasanya ringan, tapi situasi ini bisa berubah karena
wabah di Alabama (38 anak, 12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada kematian
pada tahun 2011-2012) dan Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak
dirawat di rumah sakit telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat
membedakan antara genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie
Membedakan dari adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain
dapat menjadi diperlukan di masa depan.
Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan immunoassay
dari lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral memiliki tingkat isolasi
tertinggi. Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel juga merupakan sumber yang
baik untuk koleksi virus. Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat
dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2 swab koleksi yang direkomendasikan dari
tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau rektum.
Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.
Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki makna
prognostik. Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray antara
berbagai cara untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara
rumah sakit.(19,25)

2.8 Diagnosis Banding


- Herpangina
- Herpes Simplex
- Herpes Zoster
- Stomatitis
- Varicella

2.9 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
- Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan diinfus dengan
cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak diberikan cairan elektrolit,
misalnya oralit.
- Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.
- Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema paru, dan
kematian(18,19).
3.0 Pengobatan
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya
tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan
dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas
gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati
terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan
antibiotika dosis rendah sebagai pencegahan.
Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut
dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan golongan analgetika dan
antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk diperhatikan dalam pengobatan
penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan obat dapat menimbulkan sindroma Stenven-
Johnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah
ulser. Golongan obat tersebut adalah : barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin,
ibuprofen, penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,
sulfonilurea, sulindac, dan tiazida (20).
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau
bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk
mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa
digunakan untuk mengatasi simptomatik Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (20,21,22,23,24).

1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu


diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)
dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala mirip dengan
penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan untuk digunakan dengan
golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan antipiretika/analgetika yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih, dan
tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.
3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi infeksi karena
mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin (lokal),
klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut ditabelkan sebagai
berikut:
Nama Obat Dyclonine(Dyclone) dengan resep dokter
: anestetika lokal yang tersedia dalam bentuk
larutan, semprot, lozenge. Mencegah
permeabilitas sel dan memblokir impuls pada
ujung sarap perifer di kulit.
Dosis dewasa Oleskan 0,5 atau 1% larutan pada luka, tak
boleh lebih dari 200 mg atau 40 mL dari
0,5% larutan atau 20 mL larutan 1%
Dosis anak-anak Seperti dosis dewasa, disesuaikan dengan
bobot badan.
Kontra Indikasi Riwayat hipersensitivitas
Interaksi Tidak dilaporkan
Kehamilan Golongan resiko C keamanan penggunaan
selama kehamilan belum ditetapkan
Perhatian Overdosis dapat menyebabkan depresi atau
eksitasi, syok miokardiak

Nama Obat Lidokain cair (Dilocaine; Dermaflex Gel)


anestetika lokal. Menurunkan permeabilitas
terhadap ion natrium pada membran saraf
dan menghasilkan inhibisi depolarisasi,
blokir transmisi impuls saraf.
Cara pemakaian (dewasa) Dioleskan dengan kapas pada ulser di mulut.
Dosis anak Disesuaikan dengan bobot badan.
Kontra Indikasi Riwayat hipersensitivitas, sindrom Adam-
Stokes, simdrom Wolfgang-Parkinson-White,
gangguan sinoatrial, AV, atau blok
intraventikular (jika tidak digunakan alat
pacu jantung).
Interaksi Pemberian dengan simetidin dan beta bloker
meningkatkan toksisitas. Pemberian bersama
dengan prokainamida dan tokainida
meningkatkan aksi kardiodepresan,
meningkatkan suksinilkolin.
Kehamilan Resiko B biasanya aman, perlu
diperhitungkan manfaat dengan resikonya.
Perhatian Anestesia di seluruh wilayah mulut dan
faring kemungkinan dapat menyebabkan tak
terasanya makanan, gangguan terhadap
pernafasan, rasa menggigit di lidah dan
mukosa bukal, overdosis data menyebabkan
toksisitas (kepala berat, euforia, tinitus,
nausea, mual, koma, brakikardi, hipotensi,
lemah jantung).

5. Antihistamin: Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi bronkus,


sekresi mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi sususan saraf pusat, dan
aritmia jantung.
Nama Obat Difenhidramin (Benadryl, Benylin,
Diphen, AllerMax) kelas etanolamina,
bloker reseptor histamin tipe 1. Memiliki
sifat sedatif dan antikolinergik penting dapat
menimbulkan efek anestetika lokal dengan
menahan transmisi dari implus saraf.
Penggunaan pada penderita dewasa Untuk menahan simptom ulser oral :
dikombinasikan dengan alukol dan
magnesium hidroksida (Mylanta), cairan
lidokain dan/atau gerusan tablet sukralfat
(Carafate). Kumur dan keluarkan lagi.
Dosis anak Disesuaikan dengan bobot badan,
penggunaan sama dengan penderita dewasa.
Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas, MAO Inhibitor.
Interaksi Potensi efek depresi sistem saraf pusat,
jangan diberikan dengan sirup yang dapat
menimbulkan gejala seperti reaksi disulfiram
(yang mengandung alkohol), berinteraksi
dengan antidepresan trisiklik, Inhibitor
MAO, antimuskarinik, amantadin, dan
prokainamida.
Kehamilan Golongan Resiko C keamanan selama
kehamilan belum ditetapkan.
Perhatian Xerostomia, glaucoma, hipertiroidismus,
ulser usus, gangguan saluran kemih,
gangguan saluran pencernaan, penyakit hati,
hipertrofi prostat.

6. Golongan Antasida dan Antiulser digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di mulut dan
saluran cerna. Biasanya digunakan untuk kumur, namun jika didiagnosis ada luka di saluran
gastrointestinal maka antasida ditelan.
Nama Obat Sukralfat (Carafate) antasida dengan
kompleks aluminium untuk treatmen ulser
mukosa mulut. Sama efeknya terhadap ulser
pada saluran cerna, sukralfat membentuk
suatu lapisan kental yang menyelimuti
saluran cerna bersama menahan pepsin, asam
lambung, dan garam empedu. Dengan aksi
tersebut, memudahkan pemulihan luka-luka
di saluran cerna.
Penggunaan pada penderita dewasa Kontrol simptomatik ulser di mulut :
dikombinasi dengan antasida koloidal alukol
dan magnesium hidroksida (Mylanta),
lidokain kental dan difenhidramin, dicampur
dalam bentuk cairan untuk dikumur beberapa
kali sehari. Jika didiagnosis ada luka ikutan
di sepanjang saluran cerna, antasida dan
difenhidramin dapat ditelan dengan dosis
yang dianjurkan.
Dosis anak-anak Disesuaikan dengan bobot badan, digunakan
sama dengan cara penggunaan pada penderita
dewasa.
Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas.
Interaksi Menurunkan efek ketokonazol,ciprofloxacin,
tetrasiklin, fenitoin, warfarin, kuinidin,
teofilin, norfoxacin; antasida, bloker H2,
digoksin, lansoprazole, levotiroksin, fenitoin,
dan absorpsi teofilin.
Kehamilan B- Biasanya aman, perlu dipertimbangkan
manfaat dibandingkan resiko.
Perhatian Bisa menyebabkan gagal ginjal jika terjadi
absorpsi berlebihan dari aluminium

Nama Obat Aluminium hidroksida, magnesium


hidroksida, simetikon (Mylanta).
Meningkatkan pH asam lambung dan
menutupi ulser lambung. Magnesium
ditambahkan sebagai kombinasi antasida
untuk mencegah kesulitan buang air.
Penggunaan pada penderita dewasa Diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
lidokain kental, difenhidramin dan/atau
sukralfat, digunakan untuk berkumur.
Penggunaan pada anak-anak Sama dengan penggunaan pada penderita
dewasa, dosis disesuaikan dengan bobot
badan.
Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas, gangguan ginjal,
osteomalasia.
Interaksi Menurunkan efikasi fluorokuinolon,
kortikosteroid, benzodiazepin, fenotiazin,
efek alumunium dan magnesium terhadap
asam valproat, sulfonil urea,kuinidin dan
Kehamilan C keamanan selama kehamilan belum
ditetapkan.
Perhatian Dapat menyebabkan gangguan dan gagal
ginjal dan kesulitan b.a.b. sehingga
menyebabkan wasir/hemorrhage.
3.0 Prognosis
Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan penyakit ini
dapat sembuh sepenuhnya.(19)

3.1 Edukasi kepada penderita


- Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
- Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan
pencegahan penularan lebih luas.
- Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
- Jangan memecah vesikel.
- Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan anggota
keluarga yang lain.
- Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi, sayur
sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
- Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa
mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu manis).
DAFTAR PUSTAKA

1. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Viral infections of skin and mucosa. In:
Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 8th ed. New York, NY:
McGraw-Hill; 2014.p.790-92.
2. Dyne, P., MD, Pediatrics, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up
date 5 January 2015
3. Graham, B.S., MD, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up date 6
January 2010
4. Departemen of Dermatology Univ. Iowa College of Medicine, Available from URL
: http://tray.dermatology.uiowa.edu/Coxsack01.htm.
5. Goksugur N. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed October 10, 2012.
6. Nervi SJ. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199. Mersch J. Hand Foot
and Mouth Syndrome. Available from URL :
http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htm.

Anda mungkin juga menyukai