DI INDONESIA
1
faradinamalia@yahoo.com, +62 812 864 15065,
2
n_agung@rocketmail.com, +62 877 805 93277,
3
rizky_bara08@hotmail.com, +62 812 988 64670,
4
rzuraida@yahoo.com, +62 815 100 51121,
ABSTRAK
Peningkatan penjualan notebook saat ini belum diiringi tersedianya meja kerja yang
didesain khusus bagi pengguna notebook. Oleh sebab itu, perlu dibuat meja kerja untuk notebook
yang nyaman dan ergonomis menurut ukuran tubuh orang Indonesia dan memiliki fitur yang
mendukung kinerja notebook.
Tahapan pendesainan meja kerja untuk notebook adalah menentukan kebutuhan dasar
seperti data anthropometri orang Indonesia, sudut kemiringan alas notebook, ukuran alas
notebook dan jumlah kipas pendingin. Tahap selanjutnya adalah eksperimen untuk menentukan
sudut kemiringan alas notebook yang dinilai menggunakan (1) Rapid Upper Limb Assessment
(RULA) (2) Nordic Musculoskeletal Quetionnaire (NMQ). Berikutnya, merupakan proses
pengembangan produk yang meliputi (1) desain produk, (2) arsitektur produk, (3) desain industri,
(4) Design for Manufacturing, dan (5) pembuatan prototipe meja kerja dan perhitungan biaya
untuk mendapatkan harga jual serta nilai breakeven point.
Desain meja kerja untuk notebook memiliki ukuran tinggi meja 681 mm, panjang 1200
mm dan lebar 700 mm. Meja kerja memiliki fitur alas notebook yang dapat diatur kemiringan
sudutnya dengan pilihan sudut 8, 10, dan 12. Alas notebook dirancang untuk notebook
berukuran 11 inchi - 17,3 inchi. Untuk mendukung kinerja notebook, ditambahkan 2 buah kipas
pendingin untuk mengurangi panas yang dihasilkan oleh notebook.
Dalam pembuatan prototipe meja kerja, material yang digunakan adalah kayu Plywood
yang merupakan kayu daur ulang yang di press, dan dilapisi HVL. Proses produksi meja kerja
memerlukan waktu 6 jam 44 menit. Dari biaya produksi meja, harga jual produk ditetapkan
sebesar Rp 1.595.000,- dengan profit sebesar 10% per unit, sehingga breakeven point tercapai
setelah terjual 14 unit produk.
Kata Kunci:
Data Anthropometri, Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Musculoskeletal
Questionnaire (NMQ), Design for Manufacturing, Prototipe.
ABSTRACT
In these recent days, the increase level of notebook selling point havent supported by
some dedicated working table for notebook user. Nevertheless an ergonomic and designated
working table for notebook user based on Indonesian body measurement, is an important matter
to be made in order to maximize the notebook usefulness.
There are some steps have to be done to design the working table. First step is collecting
basic data, such as Indonesia anthropometry data, notebook edge level, notebook measurement
and chiller fan. The next step is doing some experiment to find the edge level of notebooks path
using the (1) Rapid Upper Limb Assessment (RULA), (2) Nordic Musculoskeletal Questionnaire
(NMQ). The third step is product development, (1) designing product (2) product architecture (3)
industrial design (4) manufacturing design, and (5) making the prototype and calculate the
production cost for its selling price and breakeven point.
The working table design for notebook has 681 mm height, 1200 mm long and 700 mm
wide. It has some feature for adjusting the edge level of notebooks path for 8, 10 and 12. The
11 inch 17,3 inch notebook could using this feature. Two chiller fans have been added to reduce
the heat which caused from the notebook.
Plywood, the base material for the table prototype, is a recycle product which has been
pressed and covered by HVL. The production process took 6 hours and 44 minutes and each table
has selling price at Rp. 1,595,000.- with 10% profit. The breakeven point level could be reached
after selling this products for 14 units.
Keywords
Anthropometry Data, Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Musculoskeletal
Questionnaire (NMQ), Design for Manufacturing, Prototype.
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakang ini, perkembangan teknologi terus meningkat seiring dengan
perkembangan zaman. Salah satu barang elektronik yang memiliki perkembangan teknologi yang
cukup pesat adalah komputer. Kini, komputer dikemas dengan lebih praktis namun tetap memiliki
fungsi yang sama menjadi notebook. Menguatnya daya beli konsumen dan kebutuhan masyarakat
terhadap notebook berdampak pada penurunan penjualan PC komputer dan kenaikan pada
penjualan notebook. Di bawah ini merupakan gambaran penjualan komputer antara tahun 2009 -
2011.
METODE PENELITIAN
Langkah penelitian diawali dengan melakukan pencarian data dan fakta terhadap penurunan
penjualan produk PC desktop dan peningkatan penjualan notebook selama 3 tahun terakhir
(Periode 2009-2011) sebagai acuan untuk merancang dan mengembangkan produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk mendukung penelitian, dilakukan studi pustaka mengenai
masalah yang akan diteliti. Produk yang akan dirancang adalah meja notebook yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan sebuah produk meja yang didesain khusus untuk
penggunaan notebook dengan memperhatikan kenyamanan dan desain yang ergonomis.
Langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan khusus seperti data anthropometri
orang Indonesia, sudut kemiringan alas notebook, ukuran alas notebook dan jumlah kipas
pendingin. Kemudian melakukan perancangan alas notebook yang merupakan fokus utama dalam
pengambangan produk meja untuk notebook. Perancangan alas ini disesuaikan dengan jumlah
kipas pendingin, ukuran notebook dan disesuaikan dengan beberapa sudut yang telah ditentukan
sebelumnya untuk kemudian dapat dibuat prototipe dan dilakukan pengujian sudut untuk
kenyamanan pengguna.
Setelah menentukan ukuran dan fitur yang akan terdapat pada meja, selanjutnya adalah
merancang desain meja untuk notebook yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Rancangan desain meja dibuat dengan menggunakan software Autocad 2010 lengkap dengan
keterangan ukuran dipakai. Kemudian meja yang telah dirancang dibuat arsitektur produk yang
bertujuan untuk menguraikan komponen fisik dasar sesuai dengan fungsinya. Sehingga dapat
dilihat interaksi dari masing-masing komponen dan juga mempermudah merakit komponen-
komponen tersebut dalam pembuatan prototipe. Pada tahap desain industri dapat ditentukan nilai
produk berdasarkan aspek estetika dan aspek ergonomisnya sehingga diharapkan produk yang
dihasilkan memiliki nilai tambah yang membuat produk dapat menarik perhatian dari konsumen.
Selanjutnya adalah tahap Design for Manufacturing, pada tahap ini dilakukan pembuatan
Assembly Chart (AC) yang berguna untuk mengetahui langkah-langkah perakitan komponen
sebuah produk. Kemudian dibuat Operation Process Chart (OPC) untuk mengetahui lebih rinci
proses yang harus dilakukan dalam pembuatan meja notebook. Selanjutnya adalah pembuatan
struktur produk untuk mengetahui lebih rinci mengenai jumlah komponen yang diperlukan dalam
pembuatan satu buah produk. Dan yang terakhir adalah pembuatan Bill of Material (BOM) untuk
mengetahui jumlah komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan produk.
Langkah berikutnya adalah pembuatan prototipe sesuai dengan ukuran-ukuran dan fitur-
fitur yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian melakukan analisis ekonomi yaitu melakukan
perhitungan biaya-biaya untuk mendapatkan harga jual produk. Hasil perhitungan biaya juga
dapat digunakan untuk mengetahui breakeven point terhadap produksi meja ini. Langkah terakhir
adalah memberikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu perancangan dan
pengembangan produk meja untuk notebook dan kemudian memberikan saran yang bersifat
membangun.
Tinggi meja yang dipilih menggunakan tinggi meja yang ideal untuk pria, namun ntuk
mendapatkan ukuran yang akan digunakan dalam rancangan meja untuk notebook, maka
ketinggian meja dirumuskan (Nurmianto, 2008):
Tinggi meja = Tinggi popliteal + tinggi siku duduk + kelonggaran sepatu ketebalan
notebook
= 445 mm + 231 mm + 25 mm 20mm
= 681 mm
Sedangkan untuk panjang dan lebar meja ini memiliki ukuran 1200 mm dan 700 mm sesuai
dengan dimensi rentang tangan orang Indonesia.
Dapat dilihat bahwa waktu penurunan suhu dengan menggunakan dua kipas membutuhkan
waktu yang lebih cepat dibanding dengan menggunakan satu kipas. Sehingga produk meja
notebook ini memilih menggunakan dua buah kipas sebagai alat peredam panas dari notebook
yang digunakan.
Desain produk
Gambar di bawah ini merupakan rancangan meja notebook berdasarkan hasil penelitian
pada langkah sebelumnya. Rancangan meja notebook bertema atau bergaya modern minimalis.
Material yang digunakan pada meja notebook ini adalah plywood serta dilapisi oleh HVL.
Penggunaan bahan baku plywood tersebut dikarenakan bahan baku tersebut ramah lingkungan
dan plywood memiliki sifat fleksibel, murah, tahan retak dan dapat didaur ulang. Sedangkan
dalam melakukan finishing produk meja notebook akan menggunakan bahan HVL/Tacon Sheet
karena HVL memiliki motif kayu sehingga terlihat alami dan memiliki berbagai varian warna.
Dalam produk meja notebook terdapat komponen alumunium pada alas notebook yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran udara antara panas yang dihasilkan notebook dengan kipas
pendingin. Pemilihan penggunaan bahan baku alumunium tersebut dikarenakan bahan alumunium
memiliki sifat yang tidak mudah berkarat sehingga alas notebook tersebut tidak mudah rusak dan
alumunium merupakan bahan isolator yang baik bagi panas yang ditimbulkan oleh udara yang
keluar dari notebook yang digunakan.
Desain Industri
Berikut ini penjelasan mengenai konsep ergonomi dan estetika yang dibutuhkan sesuai
dengan desain industri, berdasarkan pada tingkat kepentingan kriteria yang ada :
Konsep Ergonomi
Kemudahan pemakaian; bernilai tinggi karena meja mudah digunakan karena memiliki
fitur alas yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemudahan perawatan; bernilai menengah karena produk ini memerlukan sedikit
perawatan dan mudah dibersihkan. Bagian yang perlu diperhatikan lebih dalam
perawatan adalah bagian kipas pendingin
Kuantitas interaksi pemakai; bernilai tinggi karena meja ini digunakan untuk pengguna
notebook yang mengutamakan keergonomisan sehingga meja dapat menunjang kinerja
pengguna.
Pembaruan interaksi pemakai; bernilai menengah karena meja didesain memiliki alas
notebook dan dapat diatur sudut kemiringannya sehingga pengguna dapat memilih
posisi ternyaman.
Keamanan; bernilai tinggi karena alas notebook dibuat dengan menambahkan
karet/busa sehingga notebook tidak mudah bergeser.
Konsep Estetika
Diferensiasi produk; bernilai tinggi karena produk yang dibuat memiliki desain dan
fitur yang berbeda dibanding dengan meja kantor yang belum disesuaikan dengan
pengguna notebook .
Gengsi kepemilikan, mode, atau kesan; bernillai tinggi karena meja notebook yang
dirancang memiliki keunikan sehingga pengguna akan merasa bangga karena bentuk
fisik meja yang berbeda dengan meja kantor lainnya.
Motivasi tim; bernilai tinggi karena produk memiliki keunggulan dalam tingkat
ergonomi dan memilki estetistika yang baik sehingga memberikan motivasi kepada
tim untuk terus mengembangkan produk ini.
Arsitektur Produk
Dalam menentukan arsitekur produk maka sangat dibutuhkan pemahaman mengenai
kondisi dan fungsi produk. Untuk langkah awal dalam pembuatan arsitektur produk adalah
membuat skema produk. Berikut ini gambar chunk dari meja notebook.
Pembuatan Prototipe
Setelah menentukan ukuran yang sesuai dan fitur yang dibutuhkan untu meja notebook,
maka selanjutnya adalah pembuatan prototipe dari desain yang dirancang sebagai contoh produk
dalam bentuk nyata. Pembuatan prototipe ini dilakukan disebuah bengkel furnitur dengan
menggunakan bahan utama kayu meranti atau plywood. Berikut adalah gambar dari prototipe
meja notebook.
Gambar 7 Prototipe Meja Notebook Tampak Gambar 8 Prototipe Meja Notebook Tampak
Atas Depan
Variable Cost
Biaya subkontrak 1,450,000
Sub Total 1,450,000
Harga Pokok Penjualan (Biaya material, tenaga kerja & overhead) 1,450,000 IDR
Harga Jual Produk (Profit 10%) 1,595,000 IDR
Breakeven Point 14 Unit
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa harga jual untuk meja notebook
sebesar Rp 1.595.000,- dengan keuntungan yang didapat sebesar 10%. Sehingga, nilai
breakeven point yang didapatkan sebesar 14 unit. Oleh karena itu, diperlukan 14 unit produk
terjual untuk mencapai titik impas.
REFERENSI
Asundi, K., Odell, D., Luce, A., & Dennerlein, J. T. (2012). Changes in posture through the use
of simple inclines with notebook computers placed on a standard desk. Applied
Ergonomics 43, 400-407.
Berkhout, A. L., Hendriksson-Larsen, K., & Bongers, P. (2004). The effect of using
laptopstation compared to using a standard laptop PC on the cervical spine torque,
perceived strain and productivity. Applied Ergonomics, 147-152.
Carter, W. K., & Usry, M. F. (2006). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Crawford, J. O. (2007). The Nordic Musculoskeletal Questionnaire. Occupational Medicine 57,
300301.
Dickinson, C. E., Campion, K., Foster, A. F., Newman, S. J., O'Rourke, A. M., & Thomas, P. G.
(1992). Questionnaire development : an examination of the Nordic Musculoskeletal
Questionnaire. Applied Ergonomics 23, 197-201.
Freivalds, A., & Niebel, B. (2009). Niebel's Methods< Standards, & Work Design, Twelfth
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Gold, J., Driban, J., Yingling, V., & Komaroff, E. (2012). Characterization of posture and
comfort in laptop users in non-desk settings. Applied Ergonomics 43, 392-399.
Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Korhan, O., & Mackieh, A. (2010). A model for occupational injury risk assessment of
musculoskeletal discomfort and their frequencies in computer users. Safety Science 48,
868877.
McAtamney, L., & Corlett, E. N. (1993). RULA: a survey method for the investigation of work-
related upper limb disorders. Applied Ergonomics 24, 91-99.
Nurmianto, E. (2008). Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya.
Panero, J., & MartinZelnik. (2003). Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Pujawan, I. N. (2004). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya.
Straker, L., Pollock, C., Burgess-Limerick, R., Skoss, R., & Coleman, J. (2008). The impact of
computer display height and desk on muscle activity during information technology
work by young adults. Journal of Electromyography and Kinesiology, 606-617.
Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development, Fifth Edition. New
York: The McGraw-Hill Companies.
Widodo, I. D. (2003). Perencanaan dan Pengembangan Produk. Yogyakarta: UII Press
Indonesia.
Wignjosoebroto, S. (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga. Surabaya:
Guna Widya.
RIWAYAT PENULIS
Faradina Rizki Amalia lahir di kota Jakarta pada tanggal 8 April 1990. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2012.
Nanda Agung Astrabawa Nugroho lahir di kota Jakarta pada tanggal 25 November 1990.
Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Teknik Industri pada
tahun 2012.
Rizky Kaharuddin lahir di kota Jakarta pada tanggal 25 Mei 1990. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2012.
Rida Zuraida lahir di kota Garut pada 12 Desember 1976. Penulis menamatkan pendidikan S1
di Universitas Pasundan (2001), dan S2 di Institut Teknologi Bandung (2004) dalam bidang
Teknik Industri.