A. Definisi
Artritis gout merupakan penyakit metabolik yang sering menyerang pria
dewasa dan wanita posmonopause. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kadar
asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan mempunyai ciri khas berupa episode
artritis gout akut dan kronis (Schumacher dan Chen, 2008 dalam Widyanto,
Fandi Wahyu, 2014). Penyakit asam urat kebanyakan diderita oleh laki-laki
berusia diatas 40 tahun dan wanita yeng telah memasuki masa menopouse. Pada
orang dewasa, kadar asam urat cenderung meningkat dengan semakin
bertambahnya usia, bobot badan, tekanan darah, dan konsumsi alkohol.
(Herliana, 2013).
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah,
purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel
hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah dan kacang-kacangan) atau pun
hewan (daging, jeroan, ikan sarden, dan lain sebagainya). (Indriawan, 2009
dalam Ode, Sarif La, 2012).
Asam urat adalah asam yang terbentuk akibat metabolisme purin di dalam
tubuh. Purin berasal dari makanan yang mengandung protein. Penyakit asam
urat adalah penyakit yang timbul akibat kadar asam urat darah yang
berlebih.(Kertia,Nyiman, 2009) Melakukan pengobatan kadar asam urat agar
kembali normal adalah solusinya. Kadar normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk
wanita dan 3-7 untuk pria. Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya
dengan pola makan seseorang. Membatasi asupan purin atau rendah purin
normal asupan biasanya mencapai 600-1.000 mg/hari. Namun, penderita asam
urat harus membatasi menjadi 120-150 mg/hari.
Purin merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
didalam inti sel tubuh semua makhluk hidup. Purin diproduksi oleh ginjal dan
pasti terdapat didalam tubuh manusia. Selain itu, asupan purin juga berasal dari
berbagai makanan yang dikonsumsi, baik yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan. Tubuh manusia memproduksi purin sekitar 80-85 %, sisanya berasal
dari makanan yang dikonsumsi. (Herliana, 2013).
B. Etiologi
Penyebab asam urat ada dua jenis, yaitu penyakit asam urat primer dan
penyakit asam urat sekunder. Penyebab penyakit asam urat primer berasal dari
dalam tubuh, sedangkan penyebab penyakit asam urat sekunder berasal dari luar
tubuh. (Herliana, 2013)
1. Penyakit Asam urat Primer
Penyebab Penyakit Asam Urat primer belum diketahui secara pasti.
Namun, sebagian besar kasus ini disebabkan faktor genetik dan
ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh. Faktor-faktor tersebut
menyebabkan gangguan pada metabolisme yang dapat meningkatkan
produksi asam urat.
Faktor genetik dan pola diet atau makanan disuatu bangsa
berpengaruh terhadap resiko penyakit asam urat pada bangsa tersebuut.
Masyarakat yang memiliki garis keturunan dari Afrika,
Amerika,Cina,Selandia Baru,dan Polenesia perlu mewaspadai kemungkinan
terserangnya penyakit ini. Meskipun penyakit asam urat bukan penyakit
keturunan tetapi alangkah baiknya jika kita melakukan pencegahan.
Ketidakseimbangan hormonal didalam tubuh dapat mempengaruhi
sistem kerja jaringan,organ,dan sistem metabolisme didalam tubuh yang
tidak berjalan secara normal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ketidakseimbangan hormonal, yakni pola hidup yang tidak teratur,
penumpukan racun dalam tubuh, dan radikal bebas. Ketidakseimbangan
hormonal ini dapat mempengaruhi proses pembentukan purin yang
mengakibatkan peningkatan asam urat didalam tubuh. Normalnya, tubuh
mampu memproduksi purin hingga 85% kebutuhan tubuh. Namun,
ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan produksi purin meningkat
berkali-kali lipat.
Selain faktor genetik dam ketidakseimbangan hormonal, gangguan
pada ginjal juga dapat mengakbatkan terganggunya proses pengeluaran
asam urat dari dalam tubuh. Ginjal merupakan organ yang berfungsi
mengatur sekresi asam urat. Penyakit asam urat dan penyakit ginjal
memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Gangguan pada ginjal dapat
mengganggu ekskresi asam urat, dan kadar asam urat yang tinggi juga dapat
mengganggu kerja dan fungsi ginjal. (Herliana, 2013).
2. Penyakit Asam Urat Sekunder
Penyebab penyakit asam urat sekunder berkaitan dengan asupan
makanan dan minuman kedalam tubuh. Makanan yang mengandung banyak
purin merupakan penyebab utama terjadinya penyakit asam urat sekunder.
Semakin sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin,
semakin banyak pula kandungan purin yang ada didalam tubuh. Berkaitan
daftar makanan yang mengandung purin tinggi. (Herliana, 2013).
Genetik Ketidakseimbangan
hormon Asupan makanan Alkohol
tinggi purin
ARTRITIS GOUT
Terbentuknya tofus/tofi
Menimbulkan reaksi inflamasi
(peradangan)
Mekanisme peradangan Fibrosis ,akilosis pada tulang
Tofus mengering
Dirangsang oleh hipothalamus,menstimulasi
saraf nonsireseptor MK : Resiko
Kekakuan pada sendi
(membatasi pergerakan) Jatuh
Mekanisme nyeri
sirkulasi darah
ROM terbatas pada
articulation genue dextra
Vasodilatasi kapiler
MK:Hambatan
Eritema, panas Akumulasi mobilitas fisik
cairan pada
jaringan
intersisial
MK : Nyeri
Edema jaringan
Penekanan pada
jaringan sendi
E. Manifestasi Klinis
Gejala asam urat perlu diketahui agar tidak berkembang ketahapan yang
lebih parah. Gejala asam urat yang sering dialami berupa rasa nyeri dipersendian
yang terjadi secara mendadak. Umumnya, terjadi pada malam hari atau
menjelang pagi hari. Gejala lain yang muncul diantaranya kemerahan dan
pembengkakan di bagian yang diserang, dmam, kedinginan, dan detak jantung
cepat. (Herliana, 2013).
Pada umumnya serangan pertama terjadi pada satu bagian sendi dan
serangan akan cepat menghilang. Serangan dapat terjadi lagi, tetapi dalam
jangka panjang waktu yang lama hingga bertahun-tahun. Serangan awal yang
cepat menghilang ini membuat banyak penderita tidak menyadari bahwa telah
mengalami asam urat.
Apabila tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, serangan akan lebih
sering terjadi dan gejala asam urat akan menjadi lebih parah. Gejala asam urat
yang sudah berat dapat menyebabkan perubahan bentuk di bagian-bagian tubuh
yang terserang. Perubahan bentuk biasanya terjadi di pergelangan kaki,
punggung, lengan, lutut, tendon belakang dan daun telinga. (Herliana, 2013).
Empat Tahap Klinis Gejala Asam Urat :
1. Tahap Asimtomatik
Pada tahap asimtomatik ini terjadi peningkatan kadar asam urat tanpa
disertai munculnya rasa nyeri dan terbentuknya kristal asam urat disaluran
kemih. Kondisi ini biasanya disebut dengan hiperuresemia, yang berarti
kondisi kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal (lebih dari 7
mg/dL).
2. Tahap Akut
Pada tahap ini, penderita akan mengalami serangan nyeri dibagian
persendian secara mendadak dan hebat yang disertai dengan rasa panas dan
kemerahan. Serangan yang terjadi pada umumnya akan menghilang secara
cepat dalam waktu sekitar 10 hari tanpa pengobatan. Pada tahap ini, serangan
yang muncul tidak hanya menyerang penderita yang kadar asam uratnya
tinggi tetapi sekitar 12,5% orang dengan kadar asam urat normal bisa juga
mengalami serangan ini.
3. Tahap interkritikal
Pada tahap interkritikal, penderita asam urat tidak mengalami
serangan selama beberapa waktu yang lama, sekitar 1-2 tahun bahkan 10
tahun. Sebagian penderita tidak mengalami terjadinya serangan lanjutan,
sehingga dapat menjalankan aktivitasnya tanpa ada rasa sakit dan nyeri.
4. Tahap Kronis
Tahap Kronis biasanya muncul apabila penderita tidak melakukan
penanganan setelah terjadinya serangan pertama. Tahap ini ditandai dengan
terbentuknya tofus, sekitar 10-11 tahun setelah terjadinya serangan yang
pertama. Tofus adalah benjolan-benjolan pada sendi yang terserang atau
sendi yang sering meradang. Pada tahap ini, serangan akan lebih sering
muncul, sekitar 5-6 kali dalam setahun. Rasa nyeri pada tahap ini berlangsung
lama dan terus menerus, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan.
Bagian-bagian sendi yang terserang yaitu bagian sendi yang sering mendapat
tekanan, seperti sendi ujung ibu jari kaki, pergelangan kaki, lutut, siku,
pergelangan tangan, dan jari tangan. (Herliana, 2013).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini
mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau
gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3
selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih
dalam batas normal yaitu 5000 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan
ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750
mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat
maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum
asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses
atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin
pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah
penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada
tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Fase akut
Obat yang digunakan :
a. Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai
untuk mengobati serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout
Akut di kemudian hari. Obat ini jugadapat digunakan sebagai sarana
diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam,
sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata
dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual
yang hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini
pemberian obat harus dihentikan.
b. Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan
unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon
menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi
pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah
komplikasi :
a. Golongan urikosurik
1) Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam
urat dalam serum.
2) Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg
perhari.
3) Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
b. Benzbromaron.
1) Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi
hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
2. Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi
tersebut sudah terlalu besar.
3. Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan
seperti: Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-
400 mg perhari dapat menurunkan kadar asam urat
serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya
mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan
dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar
asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden,
daging kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
I. Komplikasi
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi
(gout). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung
berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun
hiperurisemia merupakan faktor resiko timbulnya gout, namun, hubungan
secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum
jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat
serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak
mendapat serangan atritis gout.
2. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal,
gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar
10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu. Gout dapat merusak
ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan
ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan
dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi
akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat
menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal
pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)
A. Pengkajian
1. Identitas :
a. Usia : Penyakit asam urat kebanyakan diderita oleh laki-laki berusia
diatas 40 tahun dan wanita yeng telah memasuki masa menopouse.
Pada orang dewasa, kadar asam urat cenderung meningkat dengan
semakin bertambahnya usia, bobot badan, tekanan darah, dan konsumsi
alkohol. (Herliana, 2013)
b. Jenis Kelamin : banyak diderita oleh laki-laki karena pada pria tidak
memiliki hormone esterogen. Hormone esterogen sendiri berfungsi
untuk mengontrol pembuangan asam urat (Ode, Sarif La, 2012).
2. Keluhan Utama :
Nyeri pada persendian (herliana,2013)
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan nodul diatas sendi
4. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengalami peningkatan kadar asam urat berlebih.
5. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Aktivitas
Nyeri saat digerakkan sehingga aktivitas klien terganggu.
b. Nyeri
Nyeri saat beraktivitas.
c. Pernafasan
Tidak ada gangguan pada pernafasan.
d. Sensori
Jika kadar asam urat berlebih klien mengalami nyeri pada persendian.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Tidak terdapat nyeri pada kepala, bentuk kepala mesechephalus,
penyebaran rambut merata.
b. Mata
Bentuk mata simetris dantara kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,
sklera putih, tidak terdapat nyeri tekan pada mata.
c. Hidung
Lubang hidung simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat sekret,
tidak terdapat deformitas.
d. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat
serumen, tdiak terdapat gangguan pada pendengaran.
e. Mulut
Mukosa mulut lembab, tidak terdapat stomatitis.
f. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularus, tdiak
terdapat nyeri telan.
g. Dada
Paru-Paru
Bentuk dada normal, tida terdapat retraksi dada, suara nafas
vesikuler, vocal fremitus antara kanan dan kiri sama.
Jantung
Suara jantung normal bunyi S1 dan S2 normal, terletak di ICS ke-5,
tidak terdapat suara gallop dan mur-mur.
h. Abdomen
Bentuk abdomen normal, tidak terdapat acites, tidak terdapat nyeri
tekan, bissing usus normal.
i. Ekstermitas
Pergerakan ekstermitas terganggu, Nyeri saat berjalan, Terdapat
nodul pad persendian.
Kekuatan Otot 4 4
4 4
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan pada jaringan sendi.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi
3. Resiko Jatuh berhubungan dengan kekakuan pada sendi.
C. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan pada jaringan sendi.
Tujuan: nyeri berkurang atau nyeri terkontrol
Intervensi Rasional
Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan Membantu dalam mengendalikan
intensitas (skala 0-10). Catat faktor- kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor yang mempercepat dan tanda- keefektifan program.
tanda rasa sakit yang nonverbal.
Berikan posisi yang nyaman, sendi Istirahat dapat menurunkan metabolisme
yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan setempat dan mengurangi pergerakan pada
diberikan bantalan. sendi yang sakit.Bantalan yang
empuk/lembut akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat
dan menempatkan stress pada sendi yang
sakit.
Berikan kompres hangat atau dingin. Pemberian kompres dapat memberikan
efek vasodilatasi dan keduanya
mempunyai efek vasodilatasi dan
keduanya mempunyai efek membantu
pengeluaran endortin dan dingin dapat
menghambat impuls-impuls nyeri.
Cegah agar tidak terjadi iritasi pada Bila terjadi iriitasi maka akan semakin
tofi, misal menghindari penggunaan nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang
sepatu yang sempit, terantuk benda pecah maka rawatlah sucara steril dan juga
yang keras. perawatan drain yang dipasang pada luka.