Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

IBADAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama

Dosen : Ridwan Yahya L.c, M.A.

Disusun Oleh :
Arismansyah (16.9026)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


TAHUN AJARAN 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan
limpahan rahmat-NYA, tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini dapat
selesai tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kampus STIS yang
diberikan oleh Dosen Ridwan Yahya, Lc. MA. dengan mata kuliah pendidikan
agama.
Makalah ini berjudul IBADAH .
Tiada yang lebih penyusun harapkan selain dengan membaca makalah ini
bertambah juga pengetahuan pembaca khususnya mengenai hakekat ibadah. Agar
setiap ibadah yang kita lakukan menjadi sebuah amalan yang diterima disisi Allah
SWT.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, dengan demikian penyusun
sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
khususnya kepada H. Ridwan Yahya, L.c, tentang makalah ini, agar menjadi acuan
kami ke depannya..
Akhirnya melalui sebuah doa dan harapan, semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 desember 2017

Arismansyah

i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 1
1.3 TUJUAN .................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Ibadah dan Artinya ............................................................................. 2
2.2 Kedudukan Dan Urgensi Dari Ibadah .................................................................. 3
A. Kedudukan Ibadah ........................................................................................... 3
B. Urgensi ibadah .................................................................................................. 4
2.3 Tujuan Ibadah......................................................................................................... 5
2.4 Ruang Lingkup Ibadah .......................................................................................... 7
A. Ibadah Itiqodiyah (keyakinan/ kepercayaan) ................................................... 7
B .Ibadah Qouliyah (lisan) ....................................................................................... 7
C . Ibadah Amaliyah (Amal Perbuatan) ................................................................. 7
D . Mahdah & Ghoir Mahdah ................................................................................. 7
E . Fardiyah & Jamaiyah ......................................................................................... 7
2.5 Pelaksanaan Dari Ibadah ....................................................................................... 8
A. THAHARAH ..................................................................................................... 8
B. SHALAT .......................................................................................................... 12
C. ZAKAT ............................................................................................................ 14
D. PUASA ............................................................................................................. 16
E. HAJI ................................................................................................................. 18
BAB III ................................................................................................................................ 21
PENUTUP........................................................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 21
3.2 SARAN ............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai seorang manusia yang mengaku islam tentu kita semua memahami
bahwa semua yang ada di dunia ini memiliki maksud dan tujuannya masing-
masing. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT
bukan tanpa sebab dan bukan tanpa tujuan.
Diciptakannya alam semesta tentu memiliki tujuan, diciptakanya matahri,
bumi, bulan, tumbuh - tumbuhan dan semua yang ada dalam alam raya ini tentu
memiliki tujuan penciptaan. Baik yang hidup maupun yang mati. Baik yang diam
maupun yang bergerak, semuanya memiliki maksud dan tujuan penciptaan.
Dan diciptakannya manusia di bumi Allah ini tidak lain dan tidak bukan
untuk selalu dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Sebagai mahluk yang
lemah tentu kita tahu bahwa hakekat ibadah sangat penting bagi setiap individu.
Setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah tentu memiliki maksud dan
tujuan tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah yang teramat luar
biasa. Setiap ibadah yang dikerjakan oleh setiap manusia telah dijanjikan oleh Allah
SWT pahala dan hikmah yang luar biasa. Dalam makalah ini akan dipaparkan
mengenai hakekat ibadah dan penjelasannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan masalah dari
penulisan makalah ini :
1. Apakah arti ibadah ?
2. Bagaimana kedudukan dan urgensi dari ibadah ?
3. Apa tujuan ibadah ?
4. Apa saja ruang lingkup ibadah ?
5. Bagaimanakah pelaksanaan dari ibadah shalat, zakat, puasa, dan haji ?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui arti ibadah
Agar menjadi paham mengenai kedudukan dan urgensi ibadah
Memahami apa tujuan ibadah
Mengerti dan tahu ruang lingkup ibadah
Menegrti tata cara pelaksanaan ibadah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah dan Artinya


Ibadah menurut Bahasa (Etimologi) artinya , taat, tunduk, turut, ikut dan
doa. Sedangkan secara istilah ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan
dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT
dengan kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas segala apa yang Allah
ridhoi baik yang berupa ucapan atau perkataan maupun perbuatan. Dalam arti luas,
ibadah adalah menghambakan diri kepada Allah. Dalam hal ini termasuk kedalam
rukun islam yang lima.
Menurut syara ( hukum Islam), ibadah memiliki banyak maksud
atau definisi, seperti :
Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan semua
perintah-Nya dan dengan menjauhi larangan-Nya.
Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah dengan hati yang
penuh akan mahabbah ( cinta ) kepada Allah SWT.
Ibadah merupakan tugas hidup setiap manusia di dunia ini, dan hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran surah Adz-Dzariyat ayat ke 56, yang
berbunyi seperti berikut :

Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat {56} )
Dari arti surah di atas dapat dipahami bahwa ibadah adalah wajib bagi setiap
manusia bahkan itu juga di wajibkan kepada sesuatu yang gaib seperti jin.
Beribadah artinya kita taat akan kebasaran Allah SWT. Tunduk akan aturan dan
segala perintah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Bagi seorang hamba tidak
mungkin memiliki alternative lain selain untuk taat, patuh dan berserah diri kepada
Allah SWT. Oleh karena itu inti dari ibadah adalah ketaatan, kepatuhan dan
penyerahan diri kita sebagai hamba kepada tuhan semesta alam Allah SWT.
Adapun ibadah terbagi tiga yaitu ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah
anggota badan atau perbuatan.

2
Ibadah hati (qalbiah) antara lain: memiliki rasa takut, rasa cinta
(mahabbah), mengharap (raja), senang (raghbah), ikhlas, dan
tawakkal.
Ibadah lisan & hati (lisaniyah wa qalbiyah) antara lain: dzikir,
tasbih, tahlil, tahmid, takbir, syukur, berdoa, membaca ayat Al-
Quran.
Ibadah perbuatan fisik dan hati (badaniyah wa qalbiyah) antara lain:
sholat, zakat, haji, berjihad, berpuasa.

Ibadah merupakan perwujudan dari keyakinan ( iman ) kepada Allah yang


tercantum dalam kalimat syahadat, yaitu laa ilaha illallah( tiada tuhan selain
Allah). Hal tersebut mengandung arti bahwa manusia hanya beribadah kepada
Allah SWT saja, tidak pada sesuatu yang lain.
Kehidupan di dunia adalah fana, yang hanya berlangsung sementara, tidak
kekal dan tidak abadi. Perumpamaan hidup ini seperti seekor tawon yang singgah
di sebuah pohon lalu pergi. Kehidupan ini seperti singgah atau menetap sementara
di rumah seseorang. Ketika kita menumpang hidup di dalam rumah seseorang,
tentulah akan ada beberapa aturan yang ditetapkan oleh pemilik rumah yang harus
kita jalankan sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada pemilik rumah, karena
telah mengijinkan kita tinggal beberapa saat di rumhanya.
Perumpamakanlah dunia seperti rumah orang tersebut. Dan di dunia ini kita
harus menjalankan aturan aturan yang ditetapkan oleh pemilik bumi yaitu Allah
SWT. Karena kita berada di dalam dunia milik Allah, maka kita harus menjalankan
segala ketetapan yang telah di perintahkan Allah. Inti dari ketetapan (perintah) itu
adalah ibadah kepada Allah SWT.

2.2 Kedudukan Dan Urgensi Dari Ibadah


A. Kedudukan Ibadah
Kedudukan ibadah dalam Islam menempati kedudukan yang paling utama
dan menjadi titik pusat dari seluruh kegiatan muslim. Seluruh kegiatan
muslim sebenarnya adalah ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu apa
saja yang dilakukan oleh seorang muslim itu memiliki nilai lebih, nilai lebih
itu ada dua, yaitu dipandang lebih baik oleh manusia dan juga terutama baik
di mata Allah SWT.
Ibadah yang di tunaikan secara sempurna dan ikhlas dengan didasari
keyakinan kepada Allah SWT. bahwa engkau beribadah kepada Allah SWT
seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melhat-Nya, maka yakinlah
bahwa Allah melihatmu.( muttafaqun alaihi).

1. Ibadah merupakan tujuan utama dari penciptaan jin dan manusia.

3
2. Ibadah adalah tujuan utama mengapa diutus para Rasul dan Nabi serta
diturunkannya Al-Quran
3. Ibadah merupakan perintah Allah kepada Rasulullah Saw dan seluruh umat
manusia dan jin selama nyawa masih berada dalam jasad.
4. Ibadah merupakan aktifitas hidup para malaikat yang mulia di sisi Allah.
5. Ibadah merupakan maqom (kedudukan) yang paling tinggi yang diberikan
Allah kepada Rasulullah Saw sebagai hamba-Nya saat menerima wahyu Al-
Quran.
6. Ibadah merupakan sifat utama penduduk surga.
7. Orang-orang yang tidak mau beribadah akan masuk kepada neraka
jahannam. Orang-orang yang tekun beribadah akan terselamatkan dari
bujuk rayu syetan yang selalu membisikan keburukan kedalam dada
manusia..
8. Ibadah satu-satunya cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Urgensi ibadah
Beberapa ayat Al-Quran telah menerangkan perintah ibadah kepada Allah
SWT. dengan tujuan memperoleh takwa. Takwa dalam ajaran Islam merupakan
satu-satunya ukuran nilai kemuliaan manusia di hadapan Allah. Beberapa urgensi
ibadah antara lain :
Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhoi Allah dan sebagai
tujuan penciptaan Jin dan Manusia / MakhlukNya (QS. Az-Zariyat (56)).
Allah mengutus para Nabi danRasul dengan membawa risalah Ibadah (QS.
Al-Araf: 59).
Allah mencela orang-orang yang enggan melakukan ibadah (QS. Gafir :60).
Iman untuk membersihkan hati dari kesyirikan.
Shalat akan mampu menyucikan diri dari takabur.
Zakat untuk meratakan rezeki dari Allah kepada seluruh manusia.
Puasa menguji keihklasan dan kesabaran manusia.
Mewajibkan amar maruf nahi munkar untuk kemaslahatan umat manusia.

4
2.3 Tujuan Ibadah
Ibadah memiliki beberapa tujuan utama, yaitu sebagai berikut :
A. Mememenuhi kewajiban manusia kepada Allah,
Ibadah merupakan kewajiban utama bagi seorang manusia yang di dalam
jasadnya masih terkandung nyawa. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Quran surah Adz-Zariyat ayat 56 :

Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat {56} )

B. Mendekatkan diri dan mencari ridha Allah sebagaimana yang termaktub


dalam firman Allah :

Artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri (kepada Allah) (QS. Al-An'am [6]: 162-163)
C. Mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda yang senantiasa Allah
janjikan kepada orang-orang mukmin yang beribadah kepada-Nya.
Allah selalu memandang lebih ibadah dan amalan tiap
hamba-Nya. Sebagai contoh, dalam hal shalat wajib 5 waktu yang
dikerjakan sendiri dan yang dikerjakan berjamaah. Allah
memberikan keutamaan 27 derajat kepada hambanya yang shalat
secara berjamaah.

D. Mengharapkan ampunan dan surganya Allah.

Sebagaiman firman Allah dalam QS. Ali Imran [3]: 133-134 yang artinya
sebagai berikut :

5
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan

Tujuan Utama Ibadah Mahdah


Shalat
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar. (Al-Ankabut 45)
Tujuan dari solat adalah mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Artinya, solat ingin menjadikan manusia menjadi orang yang berakhlak dan
terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar.
Zakat
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka. (At-Taubah 103)
Tujuan utama dari zakat adalah membersihkan dan mensucikan
pemiliknya atau biasa disebut Tazkiyah. Yaitu mensucikan jiwa dari sifat
kikir dan tamak, menjadi hati yang dermawan dan bersih dari kikir.
Puasa
wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
(Al-Baqarah [2]: 183 )
Adalah untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada
Allah. Yakni, mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi semua yang
dilarang Allah.

Haji
sesungguhnya safa dan marwah merupakan sebagian syiar
(agama) Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau
berumroh, tidak ada dosa baginya mengerjakan saI antara
keduanya. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka Allah Maha mensyukuri Mahamengetahui. ( QS.
Al-Baqarah : 158 )
Tujuan dari haji adalah membiasakan diri untuk berakhlak dan tidak
menyakiti orang lain baik dengan lisan maupun perbuatan.

6
2.4 Ruang Lingkup Ibadah
Ruang lingkup ibadah dalam Islam memiliki beberapa bagian yang
masing-masing bagiannya tersebut seperti yang akan dijelaskan berikut ini :
A. Ibadah Itiqodiyah (keyakinan/ kepercayaan)
Meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul
Allah
Mencintai Allah dengan selalu menempatkan Allah dalam hati
Selalu takut kepada Allah dan selalu mengharapkan rahmat-Nya
Selalu bersikap Inabah (kembali) kepada Allah
Selalu tawakal kepada Allah
B .Ibadah Qouliyah (lisan)
Mengucapkan Syahadat
Zikir, tasbih, beristighfar kepada Allah
Bersumpah dengan nama Allah
Berdoa dan minta pertolongan kepada Allah
C . Ibadah Amaliyah (Amal Perbuatan)
Mendirikan Solat semata karena Allah
Menunaikan Zakat
Puasa Ramadhan dan Haji ke Baitullah bagi yang mampu
Menjalankan hukum sesuai dengan hukum yang ditetapkan Allah
Berjihad di jalan Allah
Bernazar untuk Allah.
D . Mahdah & Ghoir Mahdah
Ibadah mahdah adalah semua jenih peribadatan yang mana tata cara dan
ketentuannya telah ditetapkan oleh Allah sebagai pemilik syareat. Dan dalam
ibadah mahdah, manusia tidak berhak menambah atau mengurangi ketentuannya.
Ibadah jenis ini, contohnya seperti shalat, puasa, zakat, haji, aqiqah, qurban.
Sedangkan ibadah Ghoir Mahdah yaitu ibadah kepada Allah yang
ketentuannya tidak diatur secara langsung oleh syareat. Akan tetapi pelaksanaanya
sesuai dengan etika manusia itu sendiri dan tidak menyimpang dari islam itu sendiri.
Sebagai contoh, pengaturan negara, pendidikan, pelaksanaan ekonomi, pelayanan
kesehatan, hubungan antar manusia dengan manusia, maupun hubungan antaraa
manusia dengan alam.
E . Fardiyah & Jamaiyah
Ibadah Fardiyah adalah ibadah yang menjadi kewajiban setiap orang secara
pribadi, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya.
Ibadah jamaiyah adalah ibadah yang menjadi kewajiban seluruh umat (
kewajiban bersama ). Sebagai contoh, pelaksanaan beberapa hukum Islam seperti
pelaksanaan hukum hudud dan huku qisas.

7
2.5 Pelaksanaan Dari Ibadah
Dalam beribadah terutama ibadah mahdah sudah pasti memiliki ketentuan
dan tata cara dalam pelaksanaannya agar ibadah tersebut di terima oleh sang Maha
Kuasa Allah SWT. Dalam hal ini akan difokuskan pada ibadah shalat, puasa, zakat,
dan haji. Dan didahulukan dengan cara bersuci.
A. THAHARAH
Thaharah menurut bahasa berasal dari bahasa arab ( ( yang artinya
bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah ialah menghilangkan hadts dan najis
dari badan, pakaian dan tempat supaya dapat menunaikan ibadat khususnya ibadah
solat. Thaharah ada dua yaitu, bathiniyah dan lahiriyah.
Thaharah bathiniyah adalah menyucikan jiwa dari dampak-dampak dosa
dan maksiat dengan taubat yang sungguh-sungguh dari setiap dosa dan maksiat.
Sedangkan thaharah lahiriyah adalah menyucikan diri dari kotoran dan hadts.
Dalam Islam bersuci merupakan sesuatu yang harus diperhatikan sebelum
beribadah, terutama ibadah shalat. Diantara cara bersuci itu seperti berwudhu,
mandi, dan membersihkan badan serta pakain dari najis yang menempel.
a. Jenis-Jenis Bersuci
Menyucikan badan dari hadts kecil.
Yaitu menyucikan diri dari hadts kecil dengan berwudhu atau
bertayamum jika tidak ada air. Seseorang yang berhadts kecil tidak
diperbolehkan melaksanakan shalat dan menyentuh Al-Quran. Hadts kecil
contohnya seperti buang air kecil atau kentut.
Menyucikan badan dari hadts besar.
Seseorang yang berhadts besar haruslah membersihkan badannya
dengan mandi. Oaring orang yang berhadts besar juga diharamkan
untuk melaksanakan shalat, puasa, haji, atau duduk dalam masjid
maupun menyentuh dan membaca Quran.
Istinja
Istinja adalah menghilangkan najis dari tempat keluarnya dengan
sesuatu yang bersih seperti air, batu, daun, tisu, kertas dan sebagainya
sampai najis itu bersih. Bersih maksudnya dari wujud, bau, beserta rasanya.
Istinja itu dilakkukan sampai 3 kali ulang. Jika belum bersih maka
apat diulangi sampai bersih.

b. Jenis Air
Air di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
Air Muthlaq (Air yang suci lagi menyucikan).
Air muthlaq boleh digunakan untuk berwudhu, mandi, minum
maupun masak karena sifatnya yang suci dan menyucikan. Contohnya
seperti air telaga, air sungai, air hujan, air mata air, air salju, air laut dan
sebagainya.

8
Air Mustamal (Air yang telah digunakan ).
Air jenis ini adalah air yang suci tapi tidak menyucikan karena telah
berubah salah satu sifaatnya. Contohnya air the, kopi dan lain
sebagainya.
Air Mutannajis ( Air yang kotor).
Air ini adalah air yang najis dan tidak menyucikan karena telah
berubah semua sifatnya seperti warna, rasa dan baunya serta telah
bercampur dengan najis.

c. Jenis Jenis Najis


Jenis-jenis najis di kelompokkan menjadi 3 bagian di bawah ini :
Najis Mughallazah (najis berat).
Najis jenis ini adalah najis yang berasal dari anjing dan babi. Cara
membersihkannya yaitu dengan membasuh dengan air sebanyak 7 kali
pada bagian yang terkena najis. Dan hendaknya dalam salah satu basuhan
itu mengguakan air yang dicampur dengan tanah.
Najis mukhaffafah (najis ringan)
Najis ringan seperti kencing bayi yang berusia 2 tahun kebawah
yang hanya minum asi ibunya. Cara mensucikannya adalah dengan
memercikkan air pada bagian yang terkena najis itu.
Najis Mutawassitah (najis pertengahan).
Yaitu najis pertengahan. Seperti air kencing, tahi, darah, nanah,
muntah, air mazi (yaitu air putih jernih yang keluar dari kemaluan ketika
nafsu berahi meningkat), wadi (yaitu air putih jernih yang keluar dari
kemaluan sesudah buang air kecil ketika kerja berat), arak dan susu
binatang yang tidak boleh dimakan. Cara mensucikan najis ini adalah
membasuhnya dengan air bersih sampai hilanng warnanya, rasanya, dan
baunya. Dan jika telah di basuh berulang ulang namun salah satu sifatnya
tidak hilang, maka itu dimaafkan.

1. Wudhu
Wudhu adalah membersihkan anggota wudhu dari hadts kecil. Wudhu
hukumnya menjadi wajib jika hendak menunaikan shalat. Karena jika wudhu tidak
sah, maka shalat juga tidak sah.
Dalam Q.S. Al-maidah : 6 Allah beriman :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan

9
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.
Rasulullah SAW bersabda:
Yang artinya Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia
berhadats, sampai Ia berwudhu ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi ).
Fardhu Wudhu
Fardu wudhu
a.Niat.
Ialah berniat dalam hati ketika membasuh sebagian muka. Membaca lafaz
adalah sunnah. Lafaz itu seperti berikut :

.
Sengaja aku berwudhu untuk mengangkat hadts yang kecil kerana Allah Taala
b.Membasuh muka.
Yaitu membasuh dari sekeliling tempat tumbuhnya rambut kepala hinggga
ke bawah dagu dan dari telinga kanan hingga ke telinga kiri.
c. Membasuh kedua tangan hingga kesiku dimulai dengan tangan kanan
kemudian tangan kiri.
d. Membasuh atau menyapuh sebagian dari kepala. Sekurang-kurangnya
membasahkan 3 helai rambut dikepala.
e. Membasuh kedua kaki hingga ke buku kaki dimulai dari kaki kanan kemudian
kaki kiri.
f. Tertib yaitu melakukan wudhu sesuai urutan dan tidak ada yang dilangkahi
Syarat-Syarat Wudhu
Adapun syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut :
a. Beragama ilslam
b. Mumaiyiz yaitu seseorang yang telah dapat membedakan antara
yang bersih dengan yang kotor.
c. Suci dari haid dan nifas
d. Dengan air yang suci lagi menyucikan
e. Tidak ada sesuatu yang dapat menghalang air sampai kekulit
(anggota wudhu) seperti getah, minyak dan sebagainya
f. Mengetahui yang mana wajib dan yang mana sunnah

10
Sunnah-Sunnah Wudhu
Sunnah-sunnah wudhu ialah sebagai berikut :
Membaca Bismillah.
Membasuh kedua tangan sampai ke pergelangan tangan.
Berkumur-kumur.
Memasukkan air kehidung.
Menyapu seluruh kepala.
Menyapu air di kedua telinga luar dan dalam.
Membasuh tiap-tiap anggota wudhu tiga kali
Tidak bercakap-cakap ketika berwudhu.
Bersikat gigi.
Membaca doa selepas berwudhu.

Perkara-Perkara Yang Membatalkan Wudhu

Keluar sesuatu dari dua jalan yaitu qubul dan dubur seperti kentut, kencing
dan sebagainya
Hilang ingatan dengan sebab gila atau pitam atau tidur yang tidak tetap
kedudukannya
Bersentuh kulit antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya
Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan atau perut anak jari. Kemaluan
sendiri atau orang lain.

2. Tayammum
Tayammum ialah menyapu tanah dengan kedua tangan hingga ke siku
dengan beberapa syarat tertentu .Tayammun adalah sebagai ganti wudhu atau
mandi wajib khususnya bagi mereka yang tidak boleh menggunakan air kerana
sebab-sebab tertentu yaitu uzur kerana sakit yang tidak boleh terkena air, tiada air
atau ada air yang cukup untuk minum saja.
Syarat-syarat Tayammum
masuk waktu solat sedangkan air tidak ada,
tidak ada air walaupun sudah berusaha mencarinya,
tanah suci dan berdebu,
menghilangkan najis dari badannya dengan beristinja sebelum
bertayammum.

Rukun Tayammum
berniat,
menekankan kedua tapak tangan ke atas debu yang suci,

11
menyapu muka dengan debu tadi,
menekan kedua telapak tangan ke atas debu sekali lagi kemudian
menyapu dua tapak tangan sampai kesiku,
tertib.
Sunnah Tayammum
Membaca Basmalah,
Mengadap kiblat,
Mendahulukan yang kanan
Mengejakan dengan berturut-berturut.

3. Mandi Wajib atau Mandi Junub


Mandi junub ialah mandi yang wajib dilakukan untuk mengangkat hadts
yang besar setelah berlaku salah satu daripada sebab-sebab yang menyebabkan
wajibnya mandi wajib seperti bersetubuh, nifas, dan lain-lain.
Sebab-sebab Wajib Mandi
melakukan persetubuhan yaitu memasukkan kepala hasafah ke dalam
faraj meskipun tidak keluar air mani
keluar air mani walaupun tidak bersetubuh
mati kecuali mati syahid
suci daripada haid.
suci dari darah nifas yaitu darah sisa melahirkan
Wiladah yaitu melahirkan anak.

Rukun Mandi Junub


Niat.
menghilangkan semua najis daripada anggota badan,
meratakan air ke seluruh badan.
membaca bismillah,
mencuci faraj dan dubur dengan air bersih,
kalau ada najis ditubuh badan hendaklah dibersihkan terlebih dahulu,

sunnah berwudhu,
menjirus air ke badan dimulai dari sebelah kanan.

B. SHALAT
Shalat adalah ibadah mahdah yang tata cara dalam pelaksanaannya telah
ditentukan secara tegas dalam agama. Secara sederhana dapat didefinisikan,
perbuatan yang mengandung gerakan tertentu, yang diawali dengan Takbir dan
diakhiri dengan salam. Shalat merupakan salah satu dari lima rukun islam, dan

12
menjadi tiang agama (hal yang paling pokok). Setiap muslim/muslimah waras
dewasa (balik), diwajibkan atasnya mendirikan shalat. Allah berfirman

QS. An-Nisa' [4] : 103






Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Ada lima waktu shalat yang diwajibkan bagi setiap umat muslim yang harus
dilakukan sehari semalam tiap harinya. Dari pertama ia memasuki akir baliq sampai
dengan ia mati. Lima waktu shalat itu adalah :
Dzuhur empat rakaat
Ashar empat rakaat
Maghrib tiga rakaat
Isya empat rakaat
Shubuh dua rakaat

1. Kedudukan Shalat
Berdasarkan salah satu hadits, pada hari akhir, ibadah shalat
merupakan hal yang pertama kali dihizab oleh Allah SWT (HR. Turmudzi).
Jika amalan ini baik maka baik pula amalnya yang lain, dan apabila amalan ini
buruk maka buruklah amalannya yang lain. Maka shalat adalah kunci utama
seseorang membuka akhirat yang baik.
Rukun Shalat
Yang di maksud dengan rukun shalat adalah hal-hal yang wajib
dilakukan dalam shalat. Meninggalkan satu saja dari rukun shalat akan
menyebabkan shalat seseorang menjadi tidak sah..
Rukun shalat ada 13,
1. Niat
2. Takbiratul-Ihram
3. Berdiri bagi Orang yang mampu
4. Membaca Alfatihah
5. Ruku' serta Tuma'ninah

13
6. I'tidal
7. Sujud
8. Duduk antara dua sujud
9. Tahiyyat
10. Duduk Tahiyyat Akhir
11. Shalawat Atas Nabi Muhammad
12. Salam
13. Tertib

Syarat sah Shalat


Syarat sah sholat adalah sebagai berikut :
Masuk waktu untuk shalat
Menghadap ke arah kiblat
Suci dari hadts dan najis (baik badan maupun tempat
ibadah)
Menutup aurat.

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT


Dalam melaksanakan ibadah sholat, sebaiknya kita memperhatikan
hal-hal yang bisa membatalkan sholat kia, contohnya seperti :
1. Berhadts dan najis pada badan atau pakain.
2. Berkata kotor
3. Melakukan gerakan diluar gerakan shalat
4. Ada yang keluaar dari qubul dan dubur
5. Berbicara, makan, dan lain sebagainya yang diluar gerakan shalat.

C. ZAKAT
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang
yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah
ditetapkan oleh syariah.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 43 :






Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.

Syarat-Syarat Wajib untuk Mengeluarkan Zakat :


Islam
Merdeka
Memiliki harta itu sepenuhnya
Cukup Haul : Cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap satu
tahun, selama 354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut
tanggalan mashehi.

14
Cukup Nisab : Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib
dikeluarkan zakatnya. Pada umumnya standar untuk zakat harta (mal)
menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram.
Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang
simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi menjadi dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat maal.
Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut:

1. Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang hari raya Idul
Fitri pada bulan suci Ramadhan. Ukuran zakat yang dikeluarkan yaitu 2,5 kg dan
berupa makanan pokok yang ada di daerahnya masing-masing, seperti beras, sagu,
gandum, kurma dan lainnya. Menurut Imam Syafiiyah ukuran zakat fitrah yakni:
o 1 sha : 2 Qodah Mesir
o 1 sha : 4 Mud
o 1 mud :1 kati Baghdad
o 1 kati : 128 4/7 Dirham
o 1 Dirham : 4 gram
o Jadi jumlah 1 sha sama dengan 2,743 Kg
2. Zakat Maal
Yakni zakat harta kekayaan yang dikeluarkan oleh setiap muslim. Contoh
harta yang harus dizakati seperti hasil pertambangan, peternakan, perniagaan,
perkebunan, hasil laut, emas & perak, hara temuan. Dan semua harta itu memiliki
hitungan masing-masing. Adapun syarat dikeluarkannya zakat adalah telah
mencukupi haul atau mencapai satu tahun kecuali harta pertanian seperti buah-
buahan atau harta temuan, itu tidak harus menunggu hingga satu tahun.

Orang yang pantas menerima zakat (Mustahiq Zakat)


Yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun mustahiq zakat
harta ada delapan sesuai dalam firman Allah Q.S. At-Taubah ayat 60, yaitu:
1. Fakir Adalah orang-orang yang tidak memiliki harta untuk kebutuhan
hidupnya sehari-hari dan tak mampu bekerja ataupun berikhtiar.
2. Miskin Adalah orang-orang yang memiliki penghasilan, namun tidak
mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau kekurangan.
3. Amil Mereka adalah orang-orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan
membagi-bagikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Bisa
juga disebut dengan panitia zakat.
4. Muallaf Orang yang baru masuk kedalam Agama Islam dan masih
membutuhkan bimbingan karena keimanannya masih lemah.
5. Gharim Yakni orang yang memiliki hutang piutang, namun tidak mampu
untuk membayarnya.
6. Hamba Sahaya Atau disebut juga budak. Yakni orang-orang yang belum
merdeka dan dimerdekakan.

15
7. Sabilillah Adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT, seperti
para syuhada, para ulama, ustadz ustadzah yang mengajarkan ilmu agama di
pesantren ataupun di musholla dan lain sebagainya
8. Ibnu Sabil Yakni orang-orang musafir atau yang sedang dalam perjalanan
seperti contoh, orang yang sedang bertholabul ilmi, melakukan dakwah dan
lain sebagainya.

D. PUASA
Puasa berasal dari bahasa Arab ( ) yang berarti menahan. Secara istilah
adalah menahan diri dari semua hal yang dapat membatalkan puasa mulai terbit
fajar hingga terbenamnya matahari.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S Al-Baqarah : 183
Yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

1. MACAM-MACAM PUASA
Berdasarkan jenisnya puasa di bagi menjadi dua, yakni :
Puasa wajib, yang meliputi :
Puasa ramadhan
Puasa nazar
Puasa kifarat

Puasa sunnah, yang meliputi :


Puasa 6 hari berturut-turut di bulan Syawal, dimulai pada hari ke-2
(setelah Idul Fitri) sampai hari ke-7
Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak
menunaikan ibadah haji
Puasa Senin-Kamis
Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani
puasanya Nabi Daud As.
Puasa 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender
islam)(Yaumil Bidh), tanggal 13, 14, dan 15
Puasa Syaban (Nisfu Syaban) pada awal pertengahan bulan
Syaban.

2. SYARAT WAJIB PUASA


Syarat wajib puasa adalah sebagai berikut :

16
Beragama islam
Berakal sehat ( waras )
Baligh (sudah cukup umur)
Mampu melaksanaknnya
Orang yang sedang berada di tempat. ( tidak melakukan perjalanan
jauh ).

3. SYARAT SAH PUASA


Adapun syarat sah nya puasa ialah sebagai berikut :
Islam
Mumayyis (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
Suci dari haid dan nifas

4. RUKUN PUASA
Dalam menjalankan ibadah puasa ada beberapa rukun yang harus di penuhi
yaitu :
Niat
Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai terbit fajar
sampai terbenam matahari.

5. WAKTU YANG DIHARAMKAN UNTUK BERPUASA


Waktu haram puasa adalah waktu saat umat Muslim dilarang
berpuasa. Hikmah puasa adalah ketika semua orang bergembira, seseorang
itu perlu turut bersama merayakannya.
Waktu yang diharamkan untuk berpuasa ialah :
Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
Hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah).

6. SUNNAH-SUNNAH PUASA
Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
Sahur di akhir waktu
Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
Segera berbuka setelah masuknya waktu, dan mendahulukan
berbuka daripada shalat Maghrib
Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
Membaca doa berbuka puasa.

17
7. HAL/PERKARA YANG MEMBATALKAN PUASA
Adapun perkara yang membatalkan puasa ialah sebagai berikut :
Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
Muntah dengan sengaja
Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
keluarnya haid atau nifas
Melahirkan anak atau keguguran
Gila walaupun sesaat
Mabuk atau pingsan
Murtad (keluar dari agama islam).

9. HIKMAH PUASA
Melatih hati dan jasad agar sabar dalam menjalani kehidupan
Sebagai bentuk pengajaran kepada orang-orang yang memilki harta
lebih agar bisa merasakan dan memahami kondisi orang-orang yang
kekurangan harta.
Sebagai jawaban bahwa semua hamba itu adalah sama di mata
Allah.

E. HAJI
HAJI, adalah tiang agama islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat
dan puasa, menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
umat islam sedunia yang mampu ( material, fisik, dan keilmuan ) dengan
berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di arab saudi
pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji ( bulan Dzulhijah ).
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat islam
bermalam di mina, wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9 dzulhijjah,
dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan ) pada
tanggal 10 dzulhijjah, masyarakat indonesia biasa menyebut juga hari raya idul
adha sebagai hari raya haji kerena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Ibadah haji berdasarkan atas firman Allah dalam QS. Al-Hajj /22 ayat 27

Artinya : Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh.

18
Kewajiban haji
Melakukan Ihram dari Miqat
Berdiam di padang arafah hingga terbenam matahari
Bermalam di muzdalifah
Melempar jumrah
Mencukur rambut (tahallul)
Bermalam dimina
Thawaf wada

RUKUN HAJI
Ihram
Ihram adalah keadaan seseorang yang telah beniat untuk
melaksanakan ibadah haji atau umrah. Seseorang yang melakukan
ihram disebut dengan istilah tunggal "muhrim" dan jamak "muhrimun".
Calon jamaah haji dan umrah harus melaksanakannya sebelum di miqat
dan diakhiri dengan tahallul.
Wukuf di Arafah
Wukuf artinya berdiam diri di padang arafah
Thawaf
Mengelilingi Kabah sebanyak 7 kali putaran, yang arahnya
berlawanan arah jarum jam, di mana tiga kali pertama dengan lari-lari
kecil (jika mungkin) dan selanjutnya dengan berjalan biasa. Tawaf
dimulai dan berakhir di Hajar Aswad (tempat batu hitam) dengan
menjadikan Baitullah di sebelah kiri
Sai
Aktivitas ibadah haji (rukun haji/umrah) yang dilakukan dengan
lari-lari kecil / jalan cepat sebanyak tujuh kali dimulai dari Shofa dan
diakhiri di Marwah. Shofa adalah gunung kecil tempat orang memulai
sai. Marwah adalah gunung kecil tempat orang mengakhiri Sai.
Mencukur Rambut di Kepala (tahallul)
Tertib.

SYARAT HAJI
Islam
Aqil
Dewasa
Berakal
Waras ( berakal ).
Orang Merdeka ( Bukan Budak )

19
Mampu, Baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi
keluarga yang ditinggal berhaji.

Mengapa harus haji ke makkah ?


Karena ketika kita berniat dan berangkat ke baitullah di Saudi Arabia tidak
lain karena melaksanakan perintah Allah. Hal ini tertuang dalam firman-Nya.
QS. Al Hajj ayat 27 yang artinya :
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh.
Jadi seperti shalat dan kewajiban agama lainnya lainnya, maka berhaji itu
adalah perintah Allah yang merupakan bentuk ibadah mahdah dan harus kita
laksanakan baik sukarela atau terpaksa. Hal ini sebagai konsekuensi dari kedudukan
kita sebagai hamba. Hamba yang harus selalu mengabdi kepada Rabb-nya.
Kemudian untuk mencari makna dari perjalanan jauh ibadah haji ini. Makna
utamanya tak lain adalah gerak dan dinamika.
Ibadah haji membuat badan menjadi sehat, jiwa menjadi kuat dan fikiran
hebat. Dengan demikian tidaklah semata-mata Allah SWT memanggil hamba-Nya
untuk datang dari tempat jauh ke rumah-Nya, selain tentu dengan maksud Dia akan
memberi sesuatu yang berharga bagi hamba-hamba-Nya itu.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ibadah merupakan salah satu bentuk ketaatan, kepatuhan, dan
penyerahan diri secara total kepada Allah SWT untuk memperoleh ridho-
Nya. Ibadah merupakan tujuan utama penciptaan jin dan manusia. Ibadah
juga yang menjadikan manusia mulia di sisi Allah SWT.
Tujuan ibadah adalah untuk membersihkan jiwa tiap manusia dan
meninggikan derajat manusia disisi Allah SWT, serta mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta alam raya. Ibadah terbagi menjadi dua bentuk, yaitu
ibadah mahdah ( khusus) dan ibadah ghairu mahdah ( ibadah umum).
Maksud ibadah khusus adalah ibadah kepada Allah yang tata caranya telah
di atur. Sedangkan ibadah umum adalah ibada terhadap sesama makhluk
hidup.

3.2 SARAN
Ibadah adalah hal inti penciptaan manusia dan jin. Oleh karena itu
perbanyaklah ibadah agar senantiasa dekat dengan Allah SWT.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan terjemahannya


http://faradibaans.blogspot.co.id/2012/01/kandungan-qs-adz-dzariyat-ayat-56.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/04/pengertian-ibadah-dalam-islam-
terlengkap.html
http://www.dakwatuna.com/2014/05/17/51404/enam-syarat-
bermaksiat/#ixzz4NprpBAu6
http://alfaritsmuhimet.blogspot.co.id/2010/11/makna-ibadah.html
http://hanifibnufajar.blogspot.co.id/2013/03/tujuan-ibadah.html
http://www.khazanahalquran.com/tujuan-ibadah-dalam-islam-menjadikan-
manusia-ber-akhlak.html
http://al-badar.net/pengertian-macam-dan-cara-thaharah/
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/konsultasi-haji/14/09/22/ncambb-
mengapa-kita-harus-berhaji-ke-tanah-suci-ini-jawabannya
http://www.slideserve.com/erik/pengertian-ibadah
http://www.bamz.us/2011/12/pengertian-zakat-dan-macam-zakat.html
https://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/pengertian-zakat-macam-macam-
dan-hak-penerima-zakat.html
http://alwiawingtrio.blogspot.co.id/2013/06/resume-ilmu-fiqh-tentang-thaharah-
zakat.html
http://kantorurusanhaji.com/pengertian-ibadah-haji/

22

Anda mungkin juga menyukai