Membangun tanpa data seperti menajak kayu pondok di tengah kegelapan,

bukannya menembus gambut dengan dalam, bisa jadi melukai kaki sendiri. Alih-alih tegak
berdiri, malah terseok di tengah hutan. Provinsi dengan luas 8% dari daratan negri ini tentu
tidak boleh main-main membangunnya, tidak boleh sembarang merumuskan arah jalannya.
Membangun dengan data berarti melihat dengan jujur pencapaian sejauh ini, lalu
mengevalasi kekurangan yang ditemukan. Meningkatkan terus pertumbuhan dari sektor
yang sudah baik, dan mencari solusi pada sektor yang masih belum tumbuh dengan baik.
Mengapresiasi kinerja pemerintah pada bagian yang sudah berhasil, dan terus mendorong
bagian yang belum memenuhi target-target pencapaian.
Provinsi ini menitip harap kesejahteraan 2,55 juta penduduk pada 45 anggota DPRD
Provinsi dengan catatan persentase legislator wanita belum memenuhi amanat undang-
undang-, 48 SKPD dengan 4.916 pegawai negri sipil yang sepertiganya berpendidikan
formal SLTA ke bawah-. Tentu, jabatan eksekutif juga sangat berperan penting.
Mengapresiasi capaian pemerintah karena pertumbuhan ekonomi provinsi
Kalimantan Tengah tertinggi di Kalimantan, dan indeks pembangunan manusia tertinggi
kedua setelah Kalimantan Timur. Mengapresiasi penurunan jumlah penduduk yang berada
di bawah garis kemiskinanan, meski masih menyisakan pekerjaan rumah sebanyak 137.463
orang atau 5,36% penduduk miskin.
Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai potensi sumber daya manusia yang terus
meningkat, terutama pertumbuhan penduduk didominasi usia kerja, partisipasi sekolah
meningkat dengan harapan lama sekolah 12 tahun sudah melampaui program nasional.
Hanya masih mempunyai catatan bahwa dari seratus orang angkatan kerja masih ada lima
orang yang menganggur. Hal ini bisa disiasati dengan terus menggalakkan sektor sekunder
dan primer yang sudah mulai diminati, melihat penyerapan dari sektor primer (pertanian dan
pertambangan) terus menurun dari tahun ke tahun. Terutama menggalakkan program
ekonomi kreatif di daerah perkotaan atau bagi daerah yang memiliki sedikit sumber daya
alam.
Sementara itu, dari sektor kesehatan, mengapresiasi berhasilnya Kalimantan tengah
menjalankan program nasional, rata-rata perempuan usia produksi di Kalimantan Tengah
melahirkan dua orang anak. Menjadi catatan penting di sektor kesehatan yakni baru separuh
dari penduduk Kalimantan Tengah yang mempunyai jaminan kesehatan, separuh sisanya
belum punya. Padahal, partisipasi berobat masyarakat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Terdapat 34 kematian anak per 1000 kelahiran, masih ada proses persalinan ditolong
bidan/dukun kampung, yang berdasarkan hasil survei kesehatan diantara penyebabnya
adalah budaya dan kondisi ekonomi, terutama di masyarakat pedesaan atau perkampungan
yang jauh dari fasilitas kesehatan. Pembangunan infrastrukur di sektor sipil harus tetap
diprioritasnya, terutama pembangunan jalan, mengingat kasus kesulitan mengakses fasilitas
kesehatan masih banyak ditemukan. Lebih bagus jika pemerataan tenaga kesehatan
sampai ke pelosok desa.
Pada sektor pertanian, terutama penyumbang terbesar tanaman pangan adalah
produksi padi. Tiga kabupaten dengan produksi terbanyak yakni Pulang Pisau, Barito Timur
dan Kapuas bisa menjadi tempat studi banding bagi kabupaten lain dengan potensi
pertaniannya. Sebagaimana pada pembangunan manusia, pemerintah bisa mendorong
studi banding ke Kotawaringin Barat, Barito Timur dan Palangka Raya, bagi kabupaten lain
di Kalimantan Tengah, sebab tiga kabupaten ini indeks pembangunan manusianya tinggi.
Menjadi catatan penting juga adalah terdapat defisit nilai tukar petani (NTP),
sementara pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan alias
penyerapan anggarapan tidak optimal. Padahal, sektor pertanian merupakan penyumbang
terbesar PDRB Kalimantan Tengah.
Neraca perdagangan luar negri Kalimantan Tengah mengalami surplus, sayangnya
nilai ekspor mengalami penurunan. Proses ekspor-impor sebesar 70,36% masih dilakukan
di pelabuhan di luar Kalimantan tengah. Harapannya pemerintah juga memprioritaskan
pembangunan dan perbaikan fasilitas pelabuhan yang bisa melakukan ekspor-impor.
Misalnya melakukan pengerukan alur sungai mentaya dan perbaikan ruas jalan Sampit-
Bagendang secara berkelanjutan demi lancarnya proses ekspor-impor lewat pelabuhan
Sampit.
Pada masa mendatang, pembangunan berkelanjutan terus dilaksanakan. Untuk itu
statistika amat diperlukan dalam proses yang tiada henti itu. Benar adanya pemeo yang
mengatakan bahwa membangun itu mahal, tapi akan jauh lebih mahal jika membangun
tanpa data. Lebih-lebih Kalimantan Tengah ini. Maka, membangun dengan data adalah
menajak kayu pondok dengan gagah, kokoh ia menembus gambut, tegak ia di atas Bumi
Tambun Bungai.