Asam Basa
Asam Basa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang Pendalaman Materi Kimia yang meliputi
Teori-teori Asam Basa, Kekuatan Asam Basa, dan Reaksi-Reaksi Asam Basa
melalui penyampaian teori.
Modul ini bermanfaat bagi para PNS yang mengikuti diklat teknis pendidikan
untuk menambah wawasan, memahami dan mampu mengaplikasikan
pendalaman materi Kimia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Materi Pokok
F. Petunjuk Belajar
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu menjelaskan teori-teori asam basa
b) Basa
Seperti halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa
monoasidik dan poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman
(hidroksitas) suatu basa.
1) Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
natrium hidroksida ion natrium ion hidroksida
pH Larutan
Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga
merupakan asam dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor
pasangan elektron . Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat
dengan ion hidroksida.
H+ + OH- H2O
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai
reaksi asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
BF3 + F- BF4-
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron
bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk
membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton,
dengan kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry),
asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak
memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang
membentuk asam Lewis.
Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya
pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam
Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di
atas.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling
terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang
dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah
digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa
melibatkan senyawa tanpa proton.
E. Latihan
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu menjelaskan kekuatan asam basa
Begitu juga basa kuat dalam air menghasilkan ion OH- secara sempurna
sehingga memiliki harga pOH kecil (harga pH besar, yaitu berkisar 12-13). Basa
lemah dalam air menghasil ion OH- secara tidak sempurna sehingga memiliki
harga pOH besar (harga pH kecil, yaitu berkisar 9-11). Harga kisaran tersebut
sangat bergantung pada konsentrasi senyawanya.
a. Asam Kuat
Asam kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air, senyawa ini
dapat menghasilkan ion H+ secara sempurna, yaitu seluruh molekul asam
b. Basa Kuat
Basa kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air, senyawa ini
menghasilkan ion OH- secara sempurna, yaitu seluruh molekul basa membentuk
ion ( = 1). Dalam penulisan ionisasi basa kuat, digunakan satu anak panah
yang menunjuk ke arah yang menyatakan bahwa seluruh basa kuat terionisasi.
Perhatikan contoh reaksi ionisasi basa kuat berikut.
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)
Ba(OH)2 (aq) Ba2+ (aq) + 2OH- (aq)
Contoh basa kuat lainnya adalah KOH (aq), RbOH (aq), Ca(OH)2 (aq), dan
Sr(OH)2 (aq). Konsentrasi ion OH- yang dihasilkan dapat dihitung secara
stoikiometri sesuai dengan koefisien ion OH-. Konsentrasi ion OH- dihitung
menggunakan rumus berikut.
[OH-] = b x Mb
Keterangan : b = jumlah gugus OH yang diikat
Mb = kemolaran basa
d. Basa Lemah
Seperti asam lemah, basa lemah merupakan senyawa elektrolit lemah
yang akan mengalami reaksi ionisasi tidak sempurna ( 0 < < 1 ). Perhatikan
reaksi berikut.
NH4OH (aq) NH4+ (aq) + OH- (aq)
Dengan menggunakan prinsip penurunan yang sama seperti pada
perhitungan konsentrasi ion H+ dalam asam lemah, diperoleh persamaan berikut.
[OH-] = Kb x Mb (1 )
Pada umumnya, senyawa basa lemah memiliki harga yang sangat kecil
sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian, persamaan umum yang biasa
digunakan untuk menghitung konsentrasi OH- adalah
[OH-] = Kb x Mb
Derajat ionisasi basa lemah dihitung menggunakan rumus berikut.
= [OH-]
Mb
Adapun hubungan dengan Kb dapat dituliskan sebagai berikut.
=
E. Latihan
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu mencontohkan reaksi asam basa dan perhitungannya.
Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, akan
dihasilkan garam dan air. Campuran reaksi akan memiliki harga pH yang
bervariasi bergantung pada jenis asam dan basa yang dicampurkan.
Reaksi pencampuran asam kuat dan basa kuat memberikan tiga
kemungkinan hasil reaksi, yaitu asam kuat dan basa kuat habis bereaksi, asam
kuat berlebih dan basa kuat habis bereaksi, serta asam kuat habis bereaksi dan
basa kuat berlebih.
Jika asam kuat dan basa kuat yang dicampurkan keduanya habis
bereaksi, setelah reaksi hanya akan terdapat garam dan air. Pada kondisi ini,
larutan bersifat netral dengan pH = 7. Keadaan ini akan tercapai jika
perbandingan jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien
reaksinya.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan ini dengan benar!
1. Terdapat 200 mL larutan H2SO4 yang memiliki pH = 1. Berapa jumlah
NaOH (Mr = 40) padatan yang harus ditambahkan agar pH larutan
berubah menjadi 2? Perubahan volume akibat penambahan NaOH
dianggap tidak terjadi.
A. Kesimpulan
1. Menurut Arrhenius, Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat
menghasilkan ion H+, sedangkan Basa ialah senyawa yang dalam
larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
2. Menurut Bronsted-Lowry Asam ialah proton donor, sedangkan basa
adalah proton akseptor.
3. Teori asam basa Lewis menyatakan bahwa asam adalah zat yang dapat
menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah zat yang dapat
mendonorkan pasangan elektron.
4. Asam kuat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung
ion hidronium (H3O+) dan anion dari asam. Kekuatan asam basa dapat
juga ditentukan dari pH larutan dengan konsentrasi yang sama. pH asam
kuat lebih kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat
lebih besar dibandingkan dengan pH basa lemah.
5. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H+.
Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
Begitu juga kekuatan basa, sangat ditentukan oleh kemampuan
menghasilkan ion OH-. Semakin banyak ion OH- yang dihasilkan, semakin
kuat sifat basanya.
6. Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, akan
dihasilkan garam dan air. Campuran reaksi akan memiliki harga pH yang
bervariasi bergantung pada jenis asam dan basa yang dicampurkan.
7. Pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat, apabila salah satu pereaksi
berlebih, pada akhir reaksi akan diperoleh garam, air, dan sisa asam
kuat/basa kuat. Nilai pH campuran hasil reaksi akan bergantung pada
jenis pereaksi yang berlebih.
B. Tindak Lanjut
Apabila guru ingin melaksanakan pendalaman materi Kimia, hendaknya
terlebih dahulu membuat pemetaan analisa standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk mengetahui materi essensial, karena tidak semua
pokok bahasan harus dilaksanakan pendalaman, dalam pelaksanaan
pendalaman materi perlu memahami strategi dan metodologi pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
Oxtoby, David W., et al, Kimia Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001
Rahmini, Sri, et al, Ilmu Pengetahuan Alam Kimia 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII,
PT. Aneka Ilmu, Semarang, 2007
Sutresna, Nana, Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA,
Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung, 2007
Departemen Agama RI, Badan Litbang dan Diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan, Modul Pendalaman Materi IPA Untuk Guru Madrasah
Tsanawiyah, Modul 2, Jakarta, 2008
Departemen Agama RI, Badan Litbang dan Diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan, Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademik,
Pendalaman Materi Kimia Aspek Asam dan Basa, Jakarta, 2009