Rumah Sakit dokter Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Umum Daerah yang
berada di Jalan Jaksa Aagung Suprapto Nomor 2 Kota Malang. Dalam
perkembangannya, hingga hari ini, rumah sakit tersebut ternyata meretas
perjalanan sejarah panjang, termasuk menjadi saksi pendudukan penjajah Belanda
dan Jepang.
Secara struktural, rumah sakit ini dipimpin oleh seorang Direktur, yang
membawahi empat orang Wakil Direktur, tujuh orang Bidang dengan 14 seksi dan
tiga Bagian dengan sembilan Sub Bagian. Ada pula organisasi non-struktural yang
terdiri dari 24 organisasi Staf Medis Fungsional dan 21 Instalasi. Di samping itu
terdapat beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur.
Rumah sakit kelas A ini sebelum Perang Dunia ke-II sempat menjadi rumah
sakit militer milik KNIL (Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger). Pada waktu
itu RSSA masih bernama Rumah Sakit Celaket.Ketika Jepang menjajah
Indonesia, rumah sakit ini tak mengalami perubahan fungsi. RSSA tetap
difungsikan sebagai rumah sakit militer untuk tentara Jepang yang menjadi korban
perang.
Pada bulan April 2007, RSU dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai rumah sakit
kelas A, melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.673/MENKES/SK/VI/2007. Pada tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum dengan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Timur
No.188/439/KPTS/013/2008.
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar masih beroperasi hingga kini di bawah kendali
langsung Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Karena statusnya tersebut, rumah sakit
yang saat ini menjadi yang terbesar di Malang Raya itu tak pernah hentinya
menampung pasien dari berbagai daerah.
S (Safety)
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta
petugas dan masyarakat
S (Sinergy)
Yaitu sistem kerja lintas fungsi dan secara tim menjadi pijakan utama dalam
bekerja
A (Accountable)
Sebagai institusi publik, pelayanan yang diberikan harus transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada pelanggan dan pihak pihak yang
berkepentingan.
1.2 DESKRIPSI HASIL PKL
Manajemen unit kerja rekam medis adalah suatu manajemen dalam proses
rekam medis, proses pencatatan & penyelenggara rekam medis mulai pintu masuk
pasien mendaftar di rumah sakit hingga pasien sudah sembuh / pulang dari rumah
sakit.
DEFINISI MANAJEMEN
KEEFEKTIFAN
Keefektifan dalam mengolah sumber daya untuk mencapai tujuan meliputi :
produktivitas penilaian hasil kerja, efisiensi dan lain lain.
PELAKSANA
PENCATATAN DATA PELAKSANA
PELAKSANA
PELAYANAN ( ENTRY PEMPROSESAN DATA
PENGOLAHAN
DATA AKHIR) DI IRJ MEDIK UNTUK
DATA MORTALITAS
VER/ASURANSI
4) REKAPITULASI JUMLAH BEBAN KERJA JABATAN
Hubungan ekstern :
- Tersedia (available)
- Wajar (appropriate)
- Berkesinambungan (continue)
- Dapat di terima (acceptable)
- Dapat dijangkau (affordable)
- Efisien (efficient)
- Serta bermutu (quality)
- MUTU
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan
yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan
kepuasan pelanggan (ASQC dalam wijoyo, 1999)
Mutu adalah totalitas dari wujud serta cirri dari suatu barang atau jasa
yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan
adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang
atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402 1986)
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
(Crosby, 1984)
1) Cepat
Mendaftar sampai dilayani : adalah Onset Of Action yakni waktu
mulai dilayani (khususnya mengenai pelayanan permintaan data
medis), cepat diisi, dilengkapi, disetor ke seksi rekam medis sesuai
standar waktu 2 x 24 jam untuk pelayanan rawat inap dan 1 x 24 jam
untuk pelayanan rawat jalan.
Diselesaikan adalah Duration of action yakni waktu saat pelayanan /
pengisian dimulai hingga akhor pelayanan / penyelesaian pekerjaan.
Dilaporkan adalah kecepatan pengelola dan analisa data untuk diproses
menjadi informasi (termasuk laporan). Mengingat factor waktu sangat
dominan di dalam menentukkan mutu informasi, maka kecepatan
pelaporan sangatlah penting. Pelaporan yang terlambat akan
mengakibatkan tindak lanjut yang terlambat. Hal yang perlu
diperhatikan :
- Pencatatan : formulir, alur dan jadwal pelaporan harus ditetapkan
- Format pelaporan : diperlukan format buku dari supra system /
intern RS
- Dokumentasi pelaporan : pengarsipan yang mudah ditelusuri untuk
membuat pelaporan dalam waktu tertentu.
2) Benar
Adalah sesuai dengan kenyataan ( sesuai dengan kejadian yang
dilaporkan berlandaskan pada pedoman yang ditentukan, kebenaran
diagnose dan tindakan.
3) Lengkap
Lengkap fisik / persyaratan pendaftaran : jika data dilengkapi sesuai
persyaratan yang ada contohnya : berkas rekam medis harus disertai
tanda tangan dokter yang bertanggung jawab karena tanpa adanya
tanda tangan dokter penanggung jawab dokumen rekam medis
menjadi tidak bermanfaat atau belum sah kebenarannya.
Lengkap isi, pesan dan informasi : data atau informasi harus lengkap
sesuai dengan 5 W 1 H.
4) Up to date
Informasi yang dibuat / dikumpulkan harus sekuensional, kronologis
dan mutakhir sehingga dapat dipakai sebagai iinformasi yang akurat.
5) Rapi
Rekam medis harus ditata dengan rapi sesuai standar urutan penataan /
penyusunan dokumen yang telah ditetapkan sebelum disetor ke seksi
rekam medic rawat inap. Dokumen rekam medic rawat inap yang
tersusu rapi akan mendapat jaminan kenyaman dalam penggunaan
kembali untuk penelitian, asuransi, dan lain lain.
Adapun standar penataannya sebagai berikut :
Foto copy tanda pengenal
Kepala list
Pengantar MRS
Discharge summary
RM umum
Form persetujuan tindakan medis
Laporan operasi
Laporan anasthesi
Lembar cairan
Lembar catatan tranfusi darah
RM khusus
Surat pernyataan pulang atas permintaan sendiri
Askep
Asuhan nutrisi
1.2.3.3 REIMBURSEMENT
Sistem klaim reimbursement sering dipilih oleh masyarakat
sehingga peserta bisa langsung meminta / penggantian jumlah dana
yang digunakan untuk perawatan secara langsung pada pihak asuransi.
1) TUJUAN
Meningkatkan kecepatan, kelengkapan dan kebenaran kodefikasi
ICD 10, ICD 9 cm, dan ICOPIM.
Meningkatkan keakuratan data penyakit sebagai salah satu sumber
informasi untuk system informasi manajemen rumah sakit.
2) KEBIJAKAN
Surat keputusan direktur No. 024/12676/302/2014 tentang
kebijakan penyelenggaraan rekam medis di RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
Surat Keputusan Direktur No. 024/12675/302/2014 tentang
pemberlakuan buku pedoman pelayanan rekam medis revisi IV di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis
3) PROSEDUR
Diagnosis utama dan tambahan serta tindakan operatif dan non
operatif harus sudah lengkap 1x24 jam setelah pasien pulang
Lakukan kodefikasi diagnosis berdasarkan buku ICD 10 untuk
diagnosis penyakit dan ICD 9 cm dan ICOPIM untuk tindakan
operatif dan non operatif pada kolom yang tersedia di lembar
resume medis dan di lembar sebab kematian jika ada
Apabila kegiatan kodefikasi sudah terlengkapi, serahkan dokumen
rekam medis tersebut kepada kepala ruangan/ petugas ruangan
lainnya
Cek kelengkapan pengisian dokumen rekam medis oleh kepala
ruangan/petugas rekam medis sebelum dikirim ke seksi rekam
medis.
4) UNIT TERKAIT
Dokter yang merawat
Petugas rekam medis ruangan
Kepala ruangan
Tata cara pengkodingan dan menggunakan ICD-10 di RSUD dr.
SAIFUL ANWAR MALANG adalah sebagai berikut :
1) Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode dan lihat pada indeks
alphabet yang sesuai. (jika pernyataan adalah penyakit atau cedera
atau kondisi lain
diklasifikasikan pada chapter I-XIX atau XXI, rujuk pada seksi I
indeks alfabet. Jika pernyataan adalah sebab luar dari cedera atau
kejadian diklasifikasikan pada chapter XX, rujuk seksi II)
2) Cari lead terms. Untuk penyakit dan cedera biasanya merupakan
kata benda dari konsidi patologi. Walaupun, beberapa kondisi
menunjukan suatu kata sifat atau eponym yang termasuk pada
indeks.
3) Baca dan ikuti catatan yang ada dibawah lead terms.
4) Baca kata yang terdapat dalam parentheses setelah lead terms (ini
tidak dapat berpengaruh pada code number) seperti juga untuk
terminologi di bawah lead terms (ini dapat berpengaruh pada code
number), hingga kata yang menunjukkan diagnosis yang dimaksud
ditemukan.
5) Ikuti secara hati-hati cross-reference (see dan see also) yang
terdapat pada indeks.
6) Rujuk pada daftar tabulasi untuk kesesuaian nomer kode yang
dipilih. Catatan kategori 3 karakter dalam indeks dengan dash pada
posis ke-4 berarti bahwa kategori 3 karakter dapat dilihat pada
volume 1. Selanjutnya, perincian dapat dilihat dari posisi karakter
tambahan yang tidak diindeks, jika digunakan dapat dilihat pada
volume I.
7) Ikuti inclusion dan exclusion dibawah kode atau dibawah chapter,
block atau diawal kategori.
8) Tetapkan kode.
Ketentuan-ketentuan dalam ICD-10
Banyak kejadian, masalah keluhan utama yang dicatat oleh dokter
tidak konsisten dengan definisi WHO. Dengan kata lain, tidak ada
keluhan utama yang telah dispesifikkan. Untuk mengatasi hal tersebut
maka WHO telah mengembangkan satu set ketentuan aturan (rules)
yag dapat digunakan dan menjamin bahwa kondisi utama yang dipilih
dan dikode menggambarkan kondisi yang semata bertanggungjawab
bagi satu episode pelayanan. Coder harus terbiasa dengan ketentuan ini
dan mampu menggunakannya.
Rule reseleksi kondisi utama dibagi menjadi 5 :
1) Rule MB1 (Keluhan sederhana dicatat sebagai keluhan utama,
sedangkan keluhan yang lebih signifikan (bermakna) dinyatakan
sebagai keluhan tambahan) Ketika kondisi minor atau yang telah
berlangsung lama, atau masalah insidental, tercatat sebagai
kondisi utama, sedangkan kondisi yang lebih berarti, relevan
dengan pengobatan yang diberikan dan/atau spesialisasi perawatan,
tercatat sebagai kondisi lain, maka yang terakhir ini dipilih
kembali sebagai kondisi utama.
2) Rule MB2 (Beberapa kondisi dicatat sebagai kondisi utama)
Kalau beberapa kondisi yang tidak bisa dikode bersamaan
tercatat sebagai KU, dan catatannya menunjukkan bahwa satu di
antaranya adalah kondisi utama pada asuhan pasien, pilihlah
kondisi tersebut. Kalau tidak, pilih kondisi yang pertama kali
disebutkan.
3) Rule MB3 (Kondisi yang dicatat sebagai kondisi utama ternyata
merupakan gejala dari kondisi yang telah didiagnosis dan diobati)
Kalau suatu gejala atau tanda (biasanya bisa
diklasifikasikan pada Bab XVIII), atau suatu masalah yang bisa
diklasifikasikan pada Bab XXI, dicatat sebagai KU, dan ini jelas
merupakan tanda, gejala atau masalah dari kondisi yang telah
didiagnosis di tempat lain dan telah dirawat, pilihlah kondisi yang
didiagnosis tersebut sebagai KU.
4) Rule MB4 (Spesifisitas)
Bilamana diagnosis yang tercatat sebagai kondisi utama
menguraikan suatu kondisi secara umum, sedangkan suatu istilah
yang bisa memberikan informasi yang lebih tepat mengenai tempat
atau bentuk kondisi tersebut tercatat di tempat lain, pilihlah yang
terakhir ini sebagai KU.
5) Rule MB5 (Alternatif Main Diagnosis)
Bilamana suatu gejala atau tanda dicatat sebagai kondisi
utama dengan suatu petunjuk bahwa mereka bisa disebabkan oleh
suatu kondisi atau kondisi lain, pilihlah gejala tersebut sebagai
kondisi utama. Kalau dua kondisi atau lebih tercatat sebagai
pilihan diagnostic