Anda di halaman 1dari 3

PENDAPATAN BERGANTUNG KEPADA PERMINTAAN KESELURUHAN (AGGREGAT DEMAND)

Adanya ekspor dan ketergantungan impor kepada tingkat pendapatan nasional menambah
sedikit kesulitan kepada model Keynes mengenai penentuan pendapatan nasional yang tradisional dalam
pelajaran pengantar kedalam makroekonomi. Tingkat keseimbangan dari pendapatan nasional masih
tetap taraf yang disesuaikan oleh tingkat pengeluaran atas produk negeri itu yang diinginkan bagi taraf
pendapatan nasional yang demikian. Akan tetapi kini permintaan keseluruhan bagi produk nasional kita
tidak lagi saa dengan pengeluaran nasional kita, sebagaiana kasus dalam model sedeerhana mengenai
ekonoi tertutup dari mata pelajaran pengantar.

Y = E + X M,

Produk nasional = Pengeluaran + ekspor impor

Besarnya nilai-nilai ini menggambarkan nilai dala harga yang berlaku kini. Nilai ini juga dapat
berlipat ganda bagi nilai-nilai yang sebenarnya (dala harga konstan) apabila masing-asing mewakili suatu
ukuran mata uang dala negeri yang dideflasi dengan indeks harga keseluruhan yang sama. Persamaan ini
dapat diartikan sebagai suatu identitas yang menghubungkan nilai nilai yang kelihatan sebenarnya atau
sebagai suatu kondisi keseimbangan yang menghubungkan nilai yang diinginkan yang bergantung kepada
pendapatan yang sebenarnya.

Y = Permintaan keseluruhan bagi produk nasional kita= E(Y) + X M(Y)

Pengeluaran yang diinginkan bergantung kepada pendapatan nasional kita antara lain. Hal ini
terutama berlaku bagi pengeluaran kita untuk tujuan konsumsi. Dan karena konsumsi bergantung kepada
pendapatan, atau C = C(Y), demikian pula pengeluaran seluruhnya, yang merupakan jumlah konsumsi,
pembentukan modal dalam negeri, atau investasi dan pembelian pemerintah mengenai barang-barang
dan jasa jasa [(E(Y) = C[(Y) + Id + G ]. Gambar 16.1 A menunjukkan tingkat keseimbangan dari pendapatan
nasional, dan memperlihatkan penyesuaian antara pendapatan nasional dan permintaan keseluruhan
pada titik A. Pada tingkat-tingkat pendapatan nasional dibawah 100, permintaan keseluruhan akan
melebihi tingkat produksi, sebagaimana diperlihatkan oleh kenyataan bahwa kurva AD adalah di atas garis
45 derajat ke sebelah kiri A. Pada setiap pendapatan yang lebih rendah, kombinasi dari permintaan
dalam negeri dan luar negeri akan apa ang dihasilkan oleh negara ini akan demikian besar sehingga
menghabiskan persediaan barang-barang yang disimpan oleh perusahaan dan perusahaan harus
menanggapi hal ini dengan meningkatkan produksi dan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan
pendapatan, hal mana membuat ekonomi bergerak ke atas kea rah A. Demikian pula, tingkat-tingkat
pendapatan di atas 100 akan menghasilkan permintaan yang kurang, pertambahan persediaan, dan
pengrangan dalam produksi dan pekerjaan sampingan ekonomi kembali dalam keseimbangan pada titik
A. Gambar itu tidak memberi gambaran yang cukup jelas mengenai bagaimana perdagangan luar negeri
dan investasi berhubungan dengan proses mencapai keseimbangan pendapatan nasional. Untuk
menggaris-nawahi peranan daripada sector luar negeri, maka adalah praktis untuk mengubah kondisi
keseimbangan ke dalam bentuk yang berbeda. Ketika membahas rekening koran dari neraca pembayaran.
Kondisi keseimbangan yang diberikan dalam persamaan sebelumnya menjadi keseimbangan antara
menabung dan investasi setelah dikeluarkan pengeluaran sector swasta dan pemerintah untuk
penggunaan sekarang (C+G) dari kedua pihak.
Y = AD = E + X M

(Y C G ) = (E C G) + (X-M)

Atau

S = Id + If

Dengan kata lain, tabungan, yang merupakan akumulasi netto kekayaan bagi negara, harus sesuai dengan
investasi dalam negeri dalam kekayaan sebenarnya yang baru (bangunan, peralatan, persediaan)
ditambah dengan investasi luar negeri netto, atau akumulasi tagihan netto kepada negara-negara lain. Di
sini hal ini diartikan sebagai suatu syarat yang perlu bagi suatu tingkat keseimbangan pendapatan
nasional, karena baik tabungan yang diinginkan dan impor yang diinginkan (dan oleh karena itu investasi
luar negeri netto yang diingingkan) bergantung kepada pendapatan nasional.

Gambar 16.1 B menyatakan keseimbangan tabungan-investasi sedemikian rupa sehingga


menyorot saldo rekening koran. Sebagaimana gambar tersebut menunjukkan suatu negara yang
mempunyai deficit rekening koran, dengan lebih banyak impor daripada ekspor barang-barang dan jasa-
jasa. Hal ini dapat memberikan pandangan skematis mengenai keadaan Kanada, karena kanada secara
khas mempunyai saldo impor netto atas rekening koran, yang untuk sebagian dibiayai oleh arus masuk
modal netto. AS secara khas adalah serupa dengan titik B yang terletak di atas sumbu horizontal, yang
menggambarkan suatu surplus ekspor netto dan suatu investasi luar negeri netto yang positif. Namun hal
ini hanya berarti bahwa AS mempunyai surplus rekening koran. AS bisa saja mengalami deficit secara
keseluruhan dan arus keluar dari kekayaan likwida.

MULTIPLIER PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Apabila pengeluaran nasional meningkat dalam suatu ekonomi yang mengalami cukup
pengangguran sehingga sesuai dengan model Keynes, pengeluaran ekstra ini menggerakkan suatu proses
perluasan yang mengganda dari pendapatan nasional, apakah negara tersebut terlibat dalam
perdagangan internasional atau tidak. Namun cara dengan mana negara itu terlibat dalam perdangangan
tidak mempengaruhi besarnya multiplier pendapatan nasional. Andaikata pemerintah meningkatkan
pembelian barang-barang dan jasa-jasa dengan sepuluh dan mempertahankan taraf ini. Tambahan
sepuluh ini berarti tambahan sepuluh dalam pendapatan bagi siapa saja yang menjual ekstra barang-
barang dan jasas jasa kepada pemerintah. Tingkat sejauh mana keuntungan pendapatan mula-mula
selanjutnya menjadi lebih banyak tambahan pendapatan bergantung kepada bagaimana mereka yang
pertama-tama memperoleh keuntungan ini membagi tambahan pendapatan ini. Marilah kita anggap,
bagwa setiap pertambahan pengaslah dollar, orang orang di negara ini cenderung untuk menabung 20
sen, yaitu sebagian ditabung oleh pemerintah sebagai pajak atas penghasilan tambahan mereka, dan
untuk membelanjakan dari sisa 80 sen, sebanyak 30 sen kepada mpor barang-barang dan jasa-jasa luar
negeri. Dalam Bahasa Keynes, kita dapat mengatakan bahwa S, yaitu kecenderungan untuk menabung
adalah sebesar 0.2 bahwa kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi produk domestic adalah sebesar
0.5 dan kecenderungan marginal untuk mengimpor adalah sebesar 0.3.

Tahap pertama dari menggerakkan pendapatan ekstra menghasilkan tambahan dua dalam
tabungan, tambahan 3 dalam impor, dan tambahan lima dalam membelanjakan barang-barang dan jasa-
jasa dalam negeri. Dari antara kesemua ini hanya lima untuk pembelanjaan di dalam negeri akan
dikembalikan kepada ekonomi nasional sebagai dorongan permintaan yang lebih lanjut. Baik dua yang
ditabung maupun tiga yang dibelanjakan untuk impor merupakan kebocoran dari arus pengeluaran
dalam negeri. Adapun dampak tidak langsungnya, tambahan tambahan ini tidak secara langsung
menciptakan pekerjaan baru atau pendapatan dalam ekonomi nasional. Dengan demikian dalam tahap
kedua dari pendapatan dan pengeluaran, hanya 5 akan diteruskan dan dibagi ke dalam pembelanjaan
selanjutnya (2.5), tabungan (1), impor (1.5).

Proses multiplier mempunyai rumus sendiri, dimana

Y = G + (1-m-s)Y

Y (1 1 + m + s) = G
1
Multiplier pembelanjaan = = +

Dengan demikian kenaikan dalam pembelanjaan pemerintah sebesar 10 milyar dalam contoh akhirnya
akan menyebabkan suatu perluasan pendapatan nasional 2x lipat besarnya.

Anda mungkin juga menyukai