Ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagai bidang studi yang berkaitan, termasuk sejarah, filsafat, hukum, dan ekonomi. Ilmu politik yang dahulu menjadi bagaian dari berbagai disiplin tersebut, berkembang menjadi bidang studi yang khusus, yaitu studi teoritis dan praktis tentang menyusun negara dan politik yang telah dimulai sekurang- kurangnya pada masa Yunani kuno, kurang lebih 500 sampai 300 SM. sekalipun demikian, kenyataannya, dalam pembahasan secara tradisional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik, ilmu politik dapat dikatakan lebih tua umurnya. Bahkan, sering dinamakan ilmu social yang tertua di dunia. Menurut Miriam Budiardjo, ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu social yang memiliki dasar, fokus, dan ruang lingkup yang jelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa usia ilmu politik masih relative muda karena baru lahir pada akhir abad ke-19. Pada tahap ini ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang ilmu sosioal lainnya. Ilmu politik terus mengalami perkembangan, seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat politik yang menjadi kajiannya. Perkembangan itu dilihat dari beragamnya pendekatan (approaches) untuk memahami dan menjelaskan fenomena politik, mulai pendekatan kelembagaan, prilaku, kelembagaan baru, pos-kelembagaan, dan pendekatan lainnya. Perkembangan ilmu politik juga dilihat dari beragamnya teori yang yang lahir dari studi-studi empiris mengenai fenomena politik, baik dari hasil studi kasus maupun hasil perbandingan mengenai fenomena serupa di sejumlah negara atau wilayah. Perkembangan ini tidak terlepas dari semakin kompleksnya fenomena politik di berbagai negara, baik pada level negara, kelompok maupun individu. Di Yunani kuno misalnya, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 SM, seperti terbukti dalam karya- karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Plato (427-347 SM) dipandang sebagai bapak filsafat politik, sedangkan Aristoteles dipandang sebagai bapak ilmu politik., sekurang-kurangnya di Barat. Keduanya memandang negara dari perspektif filsafat yang melihat semua pengetahuan sebagai kesatuan utuh. Akan tetapi, berbeda dengan Plato, Aristoteles lebih memberikan dukungan pada generalisasi dan preferensi nilainya, melalui faktayang dapat diamati dengan nyata (sebagai pengganti wawasan intuisif Plato). B. Pengertian Politik dan Ilmu Politik Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara metodis, sistematis, objektif, dan umum. Metodis. Artinya menggunakan metode, cara, jalan, yang lazim digunakan dalam disiplin ilmu yang dibicarakan. Sistematis, artinya tiap-tiap unsur yang saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam keseluruhan, sehingga tersusun pola pengetahuan yang rasional. Objektif, artinya kebenaran hasil pemikiran dari suatu bidang dapat memperoleh bobot objektif (sesuai kenyataan) tidak lagi besifat subjektif (menurut pemikiran sendiri). Adapun umum, artinya tingkat kebenaran yang mempunyai bobot objektif dapat berlaku umum, di mana saja dari kapan saja. Ilmu berbeda dengan pengetahuan, pengetahuan adalah hal yang diperoleh dalam proses mengetahui, tanpa memperhatikan objek, cara, dan kegunaannya. Dengan kata lain, pengetahuan tidak berbicara mengenai aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis suatu objek. Pengetahuan relative tercerai-berai, sementara ilmu relative tersusun secara teratur. Ilmu dpat menambah pengetahuan, sementara pengetahuan disistematiskan oleh ilmu. Adapun pengertian ilmu politik dan pendekatan dalam ilmu politik cukup bervariasi, seiring dengan beragamnya konsep dan definisi yang berkembangdalam ilmu social yang termasuk tua ini. Politik berasal dari bahasa Yunani, polis artinya negara-kota. Pada masa Yunani, dalam negara kota, setiap orang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Saat manusia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi melalui sumber daya yang ada, atau berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya mereka sibuk dengan kegiatan yang disebut sebafai politik. Definisi dari Gabriel A. Almond, et.al., adalah: politik merupak kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan public dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, dan kendali ini didukung oleh instrument yang sifatnya otoritatif (berwenang secara sah) dan koersif (sifatnya memaksa). Politik yang mengacu pada penggunaan instrument otoritatif dan koersif ini, yaitu yang berhak menggunkan beserta tujuan. Definisi lain tentang politik pada masa modern juga di catat oleh Hamid bahwa: definisi politik masa modern mencakup pemerintahan suatu negara dan organisasi yang didirikan manusia lain, bahwa pemerintah adalah otoritas yang terorganisasi dan menekankan pelembagaan kepemimpinan serta mengalokasian nilai secara otoritatif. Kata otoritatif merupakan konsep yang ditekankan dalam masalah politik. Otoritatif adalah kewenangan yang abash, diakui oleh seluruh masyarakat yang ada di suatu wilayah untuk menyelenggrakan kekuasaan. Otoritas tersebut ada disuatu lembaga bernama pemerintahan. Bukan suatu kekuasaan politik jika lembaga yang melaksanakannya tidak memiliki otoritas. A New Handbook of Political Science menyebutkan bahwa politik adalah the constrained use of social power (penggunaan kekuasaan social yang dipaksakan). Di sini disebutkan kekuasaan sosial bukan kekuasaan pribadi. Politik adalah kekuasaan sosial, sebagai kekuasaan social politik harus disepakati banyak orang sebelum diterapkan. Politik menghendaki negosiasi. Dari negosiasi dicapai kesepakatan. Dengan demikian, kekuasaan politik adalah kesuasaan yang disepaakti banyak orang, bukan hnaya kemauan satu orang. Andrew Heywood mengajukan empat asumsi saat kata politik disebutkan, kendati memiliki objek kajian yang berbeda, yaitu sebagai berikut: 1. Politik sebagai Seni Pemerintahan Artinya, politik adalah penerapan kendali di dalam masyarakat melalui pembuatan dan pemberdayaan keputusan kolektif. Asumsi ini adalah yang paling tua dan telah berkembang sejak masa Yunani kuno. 2. Politik sebagai Hubungan Publik Aristoteles dalam bukunya, Politics, menyatakan bahwa manusia adalah bintang politik. Secara kodrati, maknanya adalah manusia hanya dapat memperoleh kehidupan yang baik melalui komunitas politik. Lalu,dilakukan pembedaan antara ruang lingkup publik dan privat. Kedua lingkup