Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Perkembangan dan Definisi Ilmu Politik


Ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagai bidang studi
yang berkaitan, termasuk sejarah, filsafat, hukum, dan ekonomi. Ilmu
politik yang dahulu menjadi bagaian dari berbagai disiplin tersebut,
berkembang menjadi bidang studi yang khusus, yaitu studi teoritis dan
praktis tentang menyusun negara dan politik yang telah dimulai sekurang-
kurangnya pada masa Yunani kuno, kurang lebih 500 sampai 300 SM.
sekalipun demikian, kenyataannya, dalam pembahasan secara tradisional
dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik, ilmu politik dapat
dikatakan lebih tua umurnya. Bahkan, sering dinamakan ilmu social yang
tertua di dunia.
Menurut Miriam Budiardjo, ilmu politik dipandang semata-mata
sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu social yang memiliki dasar,
fokus, dan ruang lingkup yang jelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa usia ilmu politik masih relative muda karena baru lahir pada akhir
abad ke-19. Pada tahap ini ilmu politik berkembang secara pesat
berdampingan dengan cabang ilmu sosioal lainnya. Ilmu politik terus
mengalami perkembangan, seiring dengan dinamika perkembangan
masyarakat politik yang menjadi kajiannya. Perkembangan itu dilihat dari
beragamnya pendekatan (approaches) untuk memahami dan menjelaskan
fenomena politik, mulai pendekatan kelembagaan, prilaku, kelembagaan
baru, pos-kelembagaan, dan pendekatan lainnya.
Perkembangan ilmu politik juga dilihat dari beragamnya teori yang
yang lahir dari studi-studi empiris mengenai fenomena politik, baik dari
hasil studi kasus maupun hasil perbandingan mengenai fenomena serupa
di sejumlah negara atau wilayah. Perkembangan ini tidak terlepas dari
semakin kompleksnya fenomena politik di berbagai negara, baik pada
level negara, kelompok maupun individu.
Di Yunani kuno misalnya, pemikiran mengenai negara
sudah dimulai pada tahun 450 SM, seperti terbukti dalam karya-
karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato,
Aristoteles, dan sebagainya. Plato (427-347 SM) dipandang
sebagai bapak filsafat politik, sedangkan Aristoteles dipandang
sebagai bapak ilmu politik., sekurang-kurangnya di Barat.
Keduanya memandang negara dari perspektif filsafat yang melihat
semua pengetahuan sebagai kesatuan utuh. Akan tetapi, berbeda
dengan Plato, Aristoteles lebih memberikan dukungan pada
generalisasi dan preferensi nilainya, melalui faktayang dapat
diamati dengan nyata (sebagai pengganti wawasan intuisif Plato).
B. Pengertian Politik dan Ilmu Politik
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara metodis, sistematis,
objektif, dan umum. Metodis. Artinya menggunakan metode, cara, jalan,
yang lazim digunakan dalam disiplin ilmu yang dibicarakan. Sistematis,
artinya tiap-tiap unsur yang saling berkaitan satu sama lain secara teratur
dalam keseluruhan, sehingga tersusun pola pengetahuan yang rasional.
Objektif, artinya kebenaran hasil pemikiran dari suatu bidang dapat
memperoleh bobot objektif (sesuai kenyataan) tidak lagi besifat subjektif
(menurut pemikiran sendiri). Adapun umum, artinya tingkat kebenaran
yang mempunyai bobot objektif dapat berlaku umum, di mana saja dari
kapan saja.
Ilmu berbeda dengan pengetahuan, pengetahuan adalah hal yang
diperoleh dalam proses mengetahui, tanpa memperhatikan objek, cara, dan
kegunaannya. Dengan kata lain, pengetahuan tidak berbicara mengenai
aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis suatu objek. Pengetahuan
relative tercerai-berai, sementara ilmu relative tersusun secara teratur. Ilmu
dpat menambah pengetahuan, sementara pengetahuan disistematiskan oleh
ilmu.
Adapun pengertian ilmu politik dan pendekatan dalam ilmu politik
cukup bervariasi, seiring dengan beragamnya konsep dan definisi yang
berkembangdalam ilmu social yang termasuk tua ini.
Politik berasal dari bahasa Yunani, polis artinya negara-kota. Pada
masa Yunani, dalam negara kota, setiap orang saling berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Saat manusia mencoba
untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ia berusaha meraih
kesejahteraan pribadi melalui sumber daya yang ada, atau berupaya
memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya mereka sibuk
dengan kegiatan yang disebut sebafai politik.
Definisi dari Gabriel A. Almond, et.al., adalah: politik merupak
kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan public
dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, dan kendali ini didukung
oleh instrument yang sifatnya otoritatif (berwenang secara sah) dan koersif
(sifatnya memaksa). Politik yang mengacu pada penggunaan instrument
otoritatif dan koersif ini, yaitu yang berhak menggunkan beserta tujuan.
Definisi lain tentang politik pada masa modern juga di catat oleh
Hamid bahwa: definisi politik masa modern mencakup pemerintahan
suatu negara dan organisasi yang didirikan manusia lain, bahwa
pemerintah adalah otoritas yang terorganisasi dan menekankan
pelembagaan kepemimpinan serta mengalokasian nilai secara otoritatif.
Kata otoritatif merupakan konsep yang ditekankan dalam
masalah politik. Otoritatif adalah kewenangan yang abash, diakui oleh
seluruh masyarakat yang ada di suatu wilayah untuk menyelenggrakan
kekuasaan. Otoritas tersebut ada disuatu lembaga bernama
pemerintahan. Bukan suatu kekuasaan politik jika lembaga yang
melaksanakannya tidak memiliki otoritas.
A New Handbook of Political Science menyebutkan bahwa politik
adalah the constrained use of social power (penggunaan kekuasaan social
yang dipaksakan). Di sini disebutkan kekuasaan sosial bukan
kekuasaan pribadi. Politik adalah kekuasaan sosial, sebagai kekuasaan
social politik harus disepakati banyak orang sebelum diterapkan. Politik
menghendaki negosiasi. Dari negosiasi dicapai kesepakatan. Dengan
demikian, kekuasaan politik adalah kesuasaan yang disepaakti banyak
orang, bukan hnaya kemauan satu orang.
Andrew Heywood mengajukan empat asumsi saat kata politik
disebutkan, kendati memiliki objek kajian yang berbeda, yaitu sebagai
berikut:
1. Politik sebagai Seni Pemerintahan
Artinya, politik adalah penerapan kendali di dalam masyarakat
melalui pembuatan dan pemberdayaan keputusan kolektif. Asumsi ini
adalah yang paling tua dan telah berkembang sejak masa Yunani kuno.
2. Politik sebagai Hubungan Publik
Aristoteles dalam bukunya, Politics, menyatakan bahwa manusia
adalah bintang politik. Secara kodrati, maknanya adalah manusia
hanya dapat memperoleh kehidupan yang baik melalui komunitas
politik. Lalu,dilakukan pembedaan antara ruang lingkup publik
dan privat. Kedua lingkup

Anda mungkin juga menyukai