Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Ujian Dasar Farmasi (UDF)
Disusun oleh :
Eka Setyaningsih
12141047
S1 FARMASI B 3FA4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat
Unit 1 mulai tanggal 05 Juli 2017 hingga tanggal 12 Juli 2017. KKL ini
dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Dasar Farmasi
(UDF). Selain itu, KKL ini juga dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman
CPOB. Sehingga diharapkan akan menjadi bekal bagi mahasiswa agar dapat
perhatian, bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
1. Entris Sutrisno, S.Farm., MH.Kes., Apt. selaku ketua Sekolah Tinggi Farmasi
Bandung.
2. Ari Yuniarto, M.Si., Apt. selaku ketua prodi S1 Farmasi Sekolah Tinggi
Farmasi Bandung.
3. Garnadi Jafar, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing Sekolah Tinggi Farmasi
Bandung.
4. Drs. Jahja Santosa, Apt. selaku Presiden Direktur PT. Sanbe Farma.
2
6. Sandhi Hasan, S.Farm., Apt. selaku Plant Manager PT. Sanbe Farma Unit 1.
7. Naelati Saidah, S.Farm., Apt. selaku Pjs. QA Manager PT. Sanbe Farma
Unit1.
Sanbe Farma Unit 1 yang telah meluangkan waktunya secara langsung untuk
10. Selly Nurul Ulfah, S.Farm., Anantia Firda, S.Si dan Manda Eliza, S.Farm.
selaku Staff QA
11. Lidiawati, Reri Herliana, Tiashana Aidya, Mugi Restu Sembadani, Linda Sari,
12. Segenap staff, operator, dan karyawan PT. Sanbe Farma Unit 1 yang tidak
13. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do`a
kepada penulis.
(KKL) ini masih banyak kekurangan baik dalam segi isi materi maupun teknik
3
kekurangan tersebut dan mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 5
BAB I .................................................................................................................................. 6
BAB II................................................................................................................................. 8
2.4 Lokasi dan Sarana Produksi PT. Sanbe Farma Unit I ....................................... 14
BAB IV ............................................................................................................................. 49
5
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
pembuatan obat dan/atau bahan obat hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi.
adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan
maka setiap industri farmasi diharuskan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang
pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang
6
nomor HK.03.1.33.12.12.8195 tahun 2012 CPOB mencakup beberapa aspek
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
4. Peralatan
6. Produksi
7. Pengawasan mutu
10. Dokumentasi
1.2 Tujuan
dan kenyataan dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dilapangan dengan
7
BAB II
TINJAUAN UMUM
berkualitas tinggi. PT. Sanbe Farma didirikan oleh Drs. Jahja Santosa, Apt pada
tahun 1975. Unit yang pertama kali berdiri adalah unit I memproduksi obat steril
Pada mulainya unit I hanya memproduksi obat steril dan non steril, namun
Cimahi.
PT. Sanbe Farma mulai berkembang dengan memproduksi produk Over The
Counter (OTC) pada tahun 1992. Salah satu produk OTC yang memenangkan
grand price The Most Popular Brand di indonesia tahun 1997 dan 1999 adalah
Sanaflu, non-drowsy cold and flu. Selain itu, pada tahun 2000 PT. Sanbe Farma
unggas dan peternakan termasuk vaksin pada tahun 1985. Pada tahun 2005
veterinary mulai memproduksi beberapa obat hewan untuk ikan dan udang
Practices) untuk 7 jenis produk. Aktivitas di unit I terus berkembang sampai saat
8
ini.
produk teratas yang secara etis diresepkan, 4 produk berasal dari Sanbe. Cakupan
pasar di Indonesia mencakup lebih dari 37.000 dokter yang dilayani oleh 1.000
perwakilan medis, melalui jaringan dari 1.100 orang Sales, 35 depot, 60 sub-depot
dan tenaga kerja korporat terdiri dari 8.000 personil. Delapan fasilitas manufaktur
Unit persiapan steril (LVPs & SVPs) adalah yang pertama di Asia Tenggara
dengan peralatan dan teknologi mutakhir dari AS dan Eropa dan PIC (S) & TGA,
produk PT. Sanbe Farma dipasarkan melalui distributor tunggalnya, PT. Bina San
Prima. Dengan demikian distribusi produk dapat terkoordinir dengan baik. Untuk
Hospital.
Dengan pesatnya pengembangan dari industri PT. Sanbe Farma, maka saat
ini PT. Sanbe Farma telah memiliki 5 unit produksi antara lain :
1. Unit I (Leuwigajah)
Produksi sediaan nonsteril solid (tablet dan kapsul), sediaan liquid dan
antibiotik non beta laktam, obat hewan (veterinary), dan tablet hormon.
9
2. Unit II (Leuwigajah)
infuse dalam kemasan botol, injeksi (cairan, dry Injection dan fat
emulsion) dalam kemasan vial dan ampul, salep mata serta tetes
mata.
4. Unit IV (Cimareme)
5. Unit V (Cimareme)
Saat ini, PT Sanbe Farma juga telah memiliki anak perusahaannya yang
Caprifarmindo. Pabrik ini diliputi dalam area situs total 19.785 m2, dengan luas
lahan 5,5 hektar. Memiliki Sertifikat Good Manufacturing Practices (cGMP) yang
berlaku yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia (BPOM RI), fasilitas manufaktur sesuai WHO GMP dan TGA Australia
10
2.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Sanbe Farma
2.2.1 Visi
Intergritas
Kepuasan Pelanggan
Masyarakat
Innovasi
PT. Sanbe Farma akan selalu melakukan hal yang berbeda dan hal
Kerja Tim
11
Kinerja
mencapai hari demi hari yang lebih baik untuk memenuhi dan melampaui
standar tersebut.
Kepemimpinan
PT. Sanbe Farma memimpin apa pun yang kita lakukan dengan
cara unik dan saling memotivasi tidak hanya terhadap anggota dalam
2.2.2 Misi
terkenal di dunia
2.2.3 Tujuan
penyembuhan.
dapat berkompetisi sesuai visi yaitu menjadi pemasok obat bebas dan generik yan
diakui oleh dunia dan dengan misi menyediakan obat-obatan yang bermutu untuk
12
Dalam usaha mewujudkan visi dan misi tersebut PT. Sanbe Farma telah
sesuai aturan dan standar, kinerja suplai yang baik dan proses produksi yang
aman, dengan didukung oleh sistem informasi yang handal serta dilaksanakan
farmasi yang efisien, cerdas, matang dan fleksibel, yang dapat dipercaya
terhadap para pemakai produk, oleh sebab itu produk yang dihasilkan harus selalu
memiliki kualitas yang dipersyaratkan, aman bagi penggunanya dan efektif sesuai
Oleh sebab itu, PT. Sanbe Farma berkomitmen memenuhi secara dinamis
manajemen mutu lainnya berlaku secara nasional dan internasional pada setiap
tahapan proses mulai dari desain, penyediaan bahan baku dan bahan kemas,
13
2.4 Lokasi dan Sarana Produksi PT. Sanbe Farma Unit I
Departement.
obat manusia terdiri dari 3 lantai. Di lantai dasar (lantai pertama) terdiri dari
ruangan IT, ruangan Gudang Bahan Baku (GBB), ruang penimbangan dan
ruangan pengemasan obat manusia. Lantai kedua terdiri dari ruangan yang
digunakan untuk proses produksi seperti proses cetak tablet/kaplet, coating filling
kapsul, filling syrup, dan proses stripping. Sedangkan lantai ketiga digunakan
14
untuk proses produksi mixing sediaan solid maupun mixing sediaan liquid.
sediaan solid hormon. Untuk gedung Produksi Obat Hewan (Veterinary) terdiri
dari 3 (tiga) lantai yang mencakup semua ruangan dalam proses produksi obat
dimulai dari penimbangan hingga proses pengamasan. Gedung teknik terdiri dari
ruangan yang digunakan untuk office departement teknik dan ruangan Water
Director yang membawahi seluruh unit di PT. Sanbe Farma. Sedangkan, pimpinan
Validation.
15
Technical
Operation Director
(TOD)
Warehouse Human
Quality Prodoction
Quality Document and Material Teknik Resources and
Assurance Validation and Inventory Production
Control (QC) Control (DCC) Dispensing (Engineering) Development
(QA) Planning (PIP)
(WMD) (HRD)
sediaan nonsteril solid dan liquid. Selain itu PT Sanbe Farma Unit 1
16
12 Astharol Tablet
13 Baquinor 250 Coated Tablet
14 Becom-Zet Coated Tablet
15 Berry Vision Coated Tablet
16 Berry Vision Dt Tablet
17 Bevizil Tablet
18 Bicrolid Coated Tablet
19 Bledstop Coated Tablet
20 Bufect Coated Tablet
21 Caprenafil 50 Tablet
22 Caprefanil 100 Tablet
23 Cardisan 10 Tablet
24 Cardisan 5 Tablet
25 Cerini Coated Tablet
26 Cholvastin Tablet
27 Cortidex Tablet
28 Cripsa Tablet
29 Decrilip Coated Tablet
30 Dilmen Tablet
31 Eflagen 25 Mg Coated Tablet
32 Eflagen 50 Mg Coated Tablet
33 Elkana Coated Tablet
34 Eprinoc Coated Tablet
35 Epexol Tablet
36 Erysanbe 200 Mg Ct Tablet
37 Erysanbe 500 Coated Tablet
38 Famocid 20 Mg Coated Tablet
39 Famocid 40 Mg Coated Tablet
40 Fibrozol 50 Tablet
41 Fibrozol 100 Tablet
42 Flamar 50 Mg Coated Tablet
43 Folavit 1 Mg Coated Tablet
44 Folavit 400 Mcg Tablet
45 Forbetes 500 Coated Tablet
46 Forbetes 850 Coated Tablet
47 Formyco Tablet
48 Glauseta Tablet
49 Gliabetes Tablet
50 Glukolos Tablet
17
51 Gratizin 5 Tablet
52 Gratizin 10 Tablet
53 Heptasan Tablet
54 Herclov Coated Tablet
55 Histapan Coated Tablet
56 Levocin Tablet
57 Lodia Tablet
58 Mucohexin Tablet
59 Neosanmag Tablet
60 Neosanmag Fast Tablet
61 Neurosanbe Coated Tablet
62 Neurosanbe 5000 Coated Tablet
63 Neurosanbe Plus Coated Tablet
64 Nifedin Coated Tablet
65 Notritis Coated Tablet
66 Ocuson Tablet
67 Ostelox 7.5 Mg Tablet
68 Ostelox 15 Mg Tablet
69 Otede Tablet
70 Pervita Coated Tablet
71 Plasminex Coated Tablet
72 Platof Tablet
73 Pridesia 5 Mg Tablet
74 Pridesia 10 Mg Tablet
75 Proxime Tablet
76 Puricemia Tablet
77 Resflok Tablet
78 Revolan 800 Coated Tablet
79 Revolan 1200 Coated Tablet
80 Rifamtibi 450 Mg Tablet
81 Rifamtibi 600 Mg Tablet
82 Retivit Coated Tablet
83 Retivit Plus Coated Tablet
84 Sanazet Tablet
85 Sanbenafil 50 Tablet
86 Sanbenafil 100 Tablet
87 Sanexon 4 Tablet
88 Sanexon 8 Tablet
89 Sanexon 16 Tablet
18
90 Sanmag Tablet
91 Sanmetidine Tablet
92 Sanprima Tablet
93 Sanprima Forte Tablet
94 Santa-E Coated Tablet
95 Santa E 200 Tablet
96 Santa E 400 Tablet
97 Santagesik Tablet
98 Santibi 500 Mg Tablet
99 Santibi Plus Tablet
100 Spirasin 500 Mg Coated Tablet
101 Tensicap 12,5 Mg Tablet
102 Tensicap 25 Mg Tablet
103 Tensinop 5 Tablet Tablet
104 Tensinop 10 Tablet Tablet
105 Therodel Tablet
106 Ticard Tablet
107 Tosma Tablet
108 Tremenza Tablet
109 Trichodazol 500 Tablet
110 Tripanzym Tablet
111 Trovensis 4 Mg Tablet
112 Trovensis 8 Mg Tablet
113 Uresix Tablet
114 Valemia 5 Mg Tablet
115 Valemia 10 Mg Tablet
116 Valisanbe 2 Mg Tablet
117 Valisanbe 5 Mg Tablet
118 Vosedon Tablet
119 Vostem Forte Tablet
120 Irbeten 150 Mg Tablet
121 Irbeten 300 Mg Tablet
122 Vertigosan Tablet
123 Sanaflu Plus Batuk Tablet
124 Aldisa Sr Capsule
125 Biothicol 250 Capsule
126 Colsancetine 250 Capsule
127 Deproz Capsule
128 Erysanbe 250 Capsule
19
129 Hypofil Capsule
130 Lapraz Capsule
131 Mefinal 250 Capsule
132 Megabal Capsule
133 Nolipo 500 Capsule
134 Pirofel 10 Capsule
135 Pirofel 20 Capsule
136 Prenamia Capsule
137 Revolan 400 Capsule
138 Sanlin 250 Capsule
139 Sanlin 500 Capsule
140 Tetrasanbe 250 Capsule
141 Tetrasanbe 500 Capsule
142 Tradosik 500 Capsule
143 Uplores Capsule
144 Urotractin Capsule
145 Vostem Capsule
146 Damaben Drops
147 Epexol Drops
148 Forumen Drops
149 Nymiko Drops
150 Sanmol Drops
151 San-B Plex Drops
152 Edorisan Drops
153 Cerini Drops
154 Bufect Suspension
155 Bufect Forte Suspension
156 Colsancetine Suspension
157 Elkana Suspension
158 Neo Kaolana Suspension
159 Sanfuro Suspension
160 Sanmag Suspension
161 Sanmag Forte Suspension
162 Vosedon Suspension
163 Alloris Syrup
164 Astharol Syrup
165 Bantif Child Syrup
166 Cerini Syrup
167 Damaben Syrup
20
168 Epexol Syrup
169 Epexol Forte Syrup
170 Mucohexin Syrup
171 Nolipo Syrup
171 Sanprima Syrup
172 Sanvita B Syrup
173 Sanadryl Syrup
174 Sanaflu Plus Batuk Syrup
175 Tosma Syrup
176 Tremenza Syrup
177 Probiokid Serbuk
178 Infelon Tablet Hormon
179 Preabor Tablet Hormon
180 Regumen Tablet Hormon
181 Renodiol Coated Tablet Hormon
182 Blesifen Tablet Hormon
21
BAB III
PEMBAHASAN
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, maka seluruh industri farmasi harus
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) merupakan suatu bagian dari
pemastian mutu yang bertujuan untuk memastikan bahwa mutu obat yang
farmasi, PT Sanbe Farma juga harus merapkan semua aspek yang ada di CPOB.
Sesuai aspek dari CPOB yang di keluarkan oleh Badan POM, berikut penerapan
22
diuraikan dalam SOP dan Working Intruction (WI). Setiap pemasok
Selain itu, dilakukan pula audit pemasok yang diatur dalam SOP Audit
Supplier.
pengiriman obat jadi ke gudang obat jadi dicatat dalam batch record dan
stabilitas obat jadi untuk mematau mutu obat yang telah di edarkan ke
konsumen.
23
Setiap produk yang diedarkan dilengkapi dengan petunjuk
3.1.2 Personalia
personil juga memiliki tanggung jawab dan memiliki job description yang
24
Bangunan pabrik didesain agar terlindung dari pengaruh cuaca, rembesan
jadwal yang disusun dalam SOP. Desain dan tata letak ruangan dibuat agar
melepaskan partikulat dan mudah dibersihkan. Lantai dibuat kedap air, pipa
yaitu grey area dan black area yang dipisahkan oleh ruangan penyangga (air
lock). Grey area meliputi area dispensing, mixing, cetak, dan filling.
gudang. Ruang produksi di grey area juga terpisah antara produk solid dan
liquid.
berikut :
25
3.1.3.1.1 Sistem Tata Udara
dalam menentukan mutu suatu produk obat antara lain adalah suhu,
udara.
sistem HVAC di PT. Sanbe Farma Unit I digunakan untuk area non
PT. Sanbe Farma Unit I menggunakan bahan baku air yang berasal
26
sebagai penunjang proses produksinya. Air tersebut disedot oleh pompa
dari cahaya dan goncangan berlebih. Setelah disimpan dalam reservoir, air
a. Drinking Water
dan satu buah pompa CR-16 menuju tangki sand filter yang berfungsi
kemudian menuju tangki carbon filter yang berisi karbon aktif sebanyak
benzen, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa dalam air.
Setelah melalui tahapan carbon filter air masuk ke dalam pressure tank
27
b. Purified Water (PW)
pompa CR-16. Air ini kemudian dialirkan ke pre filter dengan ukuran 10
m (course filter) menuju sand filter dan carbon filter. Perlakuan ini
mempunyai fungsi yang sama pada pembuatan drinking water yaitu sand
rasa dalam air. Setelah dari carbon filter, air dialirkan menuju filter kation
melalui pengambilan ion Mg2+ dan Ca2+ yang terdapat di dalam air oleh
resin, apabila resin jenuh maka dapat diindikasikan melalui tingginya nilai
HCl. Setelah melalui filter anion, air dialirkan menuju after filter dengan
Dissolve Solids (TDS) di dalam air. Reverse Osmosis terdiri dari lapisan
filter yang sangat halus (hingga 0,0001 mikron). Setelah melalui tahapan
reverse osmosis, air bisa disebut sebagai purified water dan disimpan
28
dalam tangki.. Persyaratan purified water pH 5-7 dan konduktivitas
didesain sesuai kebutuhan industri. Adapun sumber limbah dari PT. Sanbe
sebagai berikut:
PH
Bak EQ1 Bak anaerob Bak EQ 2
adjustment
Bak Bak
Bak Filtrasi Bak Aerob
Klorinasi Sedimentasi
Lagoon
29
menghomogenkan kualitas dan kuantitas air limbah sebelum diolah di bak
membutuhkan oksigen, oleh sebab itu bak ini didesain secara tertutup
sehingga tidak terdapat rongga udara untuk menjaga agar oksigen tidak
masuk. Waktu detensi (didiamkan) air limbah pada bak ini adalah 48 jam,
Pada bak EQ II, untuk menghindari shock loading atau bakteri mati
Pada bak EQ II, selain berasal dari bak anaerobik juga terdapat tambahan
suplai limbah yang berasal dari ruang administrasi (dari feed septic tank)
pertumbuhan bakteri, jika warna air limbah semakin coklat maka semakin
30
Pada bak Sedimentasi akan terjadi pemisahan lumpur aktif dari air
supernatan hasil pemisahan dialirkan ke selokan yang ada pada bagian atas
1 jam kemudian akan dipompakan masuk ke media carbon dan sand filter.
air. Pada Lagoon ini diberikan ikan Mas sebagai indikator apakah proses
pengolahan limbah sempurna atau tidak. Jika ikan mas tersebut mati maka
limbah masih mengandung zat berbahaya. Air yang dihasilkan dari Lagoon
3.1.4 Peralatan
obat memiliki desain dan konstruksi yang sesuai dengan fungsinya, ukuran
31
mencegah kontaminasi silang dan agar alat tidak menimbulkan reaksi yang
kalibrasi. Stiker kalibrasi berisi informasi kapan alat terakhir di kalibrasi dan
selalu berada di tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi. Hal ini
atur di dalam SOP. Pembuatan prosedur sanitasi yang rinci merupakan usaha
32
divalidasi dan dicatat dan di dokumentasikan dengan baik.
alat perlindungan diri (APD) seperti sarung tangan, haircup hingga baju dan
3.1.6 Produksi
dan sesuai dengan batch record. Setiap proses dan kegiatan juga di
penelusuran.
bersamaan atau bergantian dalam ruangan kerja yang sama kecuali telah
33
dan ruangan produksi diberi penandaan mengenai status bahan yang diolah
(campur baur). Pada tiap jalur pengemasan nama dan nomor batch produk
34
3.1.6.1 Alur Barang dalam Proses Produksi
Barang
Bahan
Bahan Baku Mesin
Kemas
Bahan Bahan
Gudang
Kemas Kemas Supplier
Bahan Baku
Primer Sekunder
Gudang
Penimbangan Botol Polycellonium Bahan Lift Barang
kemas
Gudang
Gudang R.
Produksi Bahan Lift Barang R.Produksi
Bahan Pengemasan
Kemas
Kemas
R.
Lift Barang
Lift Barang Pengemasan
Pass
through Pass
Through Obat jadi
R.Pencucian dikirim ke GOJ
Botol antara
produksi
Area
Produksi Area
Produksi
Keterangan :
35
3.1.6.2 Alur Personil dalam Proses Produksi
Personil
Pintu Masuk
Gedung
Produksi
Area Sepatu
dan Baju
Rumah
Gudang
Pengemasan Koridor
Bahan Baku
Air Lock
R.Timbang
Produksi
Koridor
produksi
R.
R. Pengisian R. R. Pengisian
R.stagging R. Mixing R.Coating Pengemasan
Kapsul Pencetakan Syrup
Primer
Keterangan :
36
3.1.7 Pengawasan Mutu
seoran QC manager.
Selain itu, setiap prosedur pengujian dilakukan dengan mengikuti SOP yang
telah ditetapkan.
selama satu bulan sekali. Inspeksi diri ini merupakan program inspeksi yang
37
Sedangkan program audit mutu yang dilakukan secara internal
diantaranya dari tim Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan
38
dengan bagian pengawasan mutu dan bagian produksi. Hasil investigasi
tersebut yang akan menjadi dasar untuk menjawab data keluhan dari
konsumen oleh bagian pemastian mutu. Hasil investigasi dari data keluhan
surat ke BPOM bahwa produk dari nomor batch yang bersangkutan sudah
ditarik dari peredaran. Setelah itu, plant manager akan membuat jadwal
expired date, makan produk akan di sampling oleh bagian QC dan akan
39
mikrobiologi. Jika hasil pemeriksaan QC memenuhi syarat, maka bagian
tidak memenuhi syarat, maka produk akan disimpan di gudang retur untuk
melewati masa expired date nya. Setiap pemusnahan produk baik produk
3.1.10 Dokumentasi
dalam setiap kegiatannya. Hal ini sesuai dengan moto dokumentasi yaitu
setiap harinya.
3 tahun. Jika umur dokumen telah berumur 3 (tiga) tahun maka dokumen
tersebut wajib di review ulang untuk melihat dokumen tersebut masih sesuai
untuk keadaan saat ini atau tidak. Jika dokumen tersebut sudah tidak sesuai
40
lagi maka dilakukan perubahan dokumen untuk menyesuaikan keadaan
ditulis dalam batch record untuk kemudian batch record tersebut di simpan
Farma menerapkan aspek CPOB ini yang terdapat dalam bentuk toll in atau
toll out manufacturing. Bentuk toll in dan toll out manufacturing ini dapat di
segala sesuatu yang berhubungan dengan produk seperti metode toll in atau
toll out, cara pemasaran, spesifikasi produk yang akan dipakai dan lain-lain.
oleh kedua belah pihak. Dokumentasi tertulis tersebut dapat dilihat dari
41
3.1.12 Kualifikasi dan Validasi
terlebih dahulu dibuat Rencana Induk Validasi (RIV). RIV ini dibuat unruk
dalam validasi proses merupakan ukuran batch yang sama dengan ukuran
batch yang akan direncanakan dalam proses produksi produk secara rutin.
memastikan mtu obat yang di produksi agar senantiasa memnuhi standar mutu
42
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Bagian ini bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa sistem yang berjalan dalam melakukan produksi obat telah
sesuai dengan ketentuan, mulai dari bahan awal, kondisi lingkungan produksi,
serta inspeksi diri. Disamping itu, bagian QA juga bertugas dalam meluluskan
atau menolak produk jadi. Produk jadi dapat ditolak untuk diluluskan, jika
tugas QA. Kegiatan ini dilakukan untuk memonitor dan menilai seluruh rangkaian
43
QA Manager
Compliance
QA Pharmacist Staff QA
Pharmacist
QA Compliance
administration Administration
44
1. Mempersiapkan, mengevaluasi, dna menyetujui materi
GMP
telah dilakukan
45
14. Membuat prosedur quality management.
departement QA
departemen
b. Compliance Pharmacist
GMP/CPOB
internal audit.
46
c. QA Pharmacist
berikut :
GMP/CPOB
internal
47
d. Admin Batch Record Review
berikut :
catatan batch
stiker reject.
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penerapan aspek CPOB di PT Sanbe Farma telah dilakukan dengan cukup baik
dan benar. Semua kegiatan produksi yang dilakukan di PT Sanbe Farma telah
diatur sesuai SOP nya masing-masing. SOP tersebut di buat dan dijalankan untuk
silang). Sistem dokumentasi PT Sanbe Farma juga telah di organisir dengan baik
melaluli bagian Document Control. Bagian pemastian mutu PT Sanbe Farma juga
berperan dalam memastikan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik
jelas. Selain itu, masing-masing personel juga diberikan training secara berkala
4.2 Saran
ini.
49
DAFTAR PUSTAKA
50