BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem informasi kesehatan nasional ?
2. Bagaimana sejarah sistem informasi kesehatan nasional di Indonesia?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan Sistem informasi Kesehatan Nasional ?
4. Bagaimana Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Saat sekarang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetehahui apa pengertian sistem informasi kesehatan nasional.
2. Untuk menjelaskan sejarah sistem informasi kesehatan nasional di Indonesia.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem informasi kesehatan
nasional.
4. Untuk menjelaskan perkembangan sistem informasi kesehatan nasional saat
sekarang.
Hal.1
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
BAB II
PEMBAHASAN
Hal.2
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak teknologi di kehidupan yang
tidakterlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi, terkhusus padabidang-bidang
dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi, baik dibidang piranti lunak
maupun perangkat keras berkembangdengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang
kearah yang sangat mudahdari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi
untuk bidang kerja apapun cara untuk dapat dilakukan melalui media, dengan catatan
bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk mengiringi kemajuanteknologinya.
Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang kitapakai, sangatlah ditentukan
oleh sumber daya manusia yang menggunakannya.Rumah Sakit, sebagai salah satu
institusi pelayan kesehatan masyarakatakan melayani traksaksi pasien dalam
kesehariannya. Pemberian layanan dantindakan dalam banyak hal akan mempengarui
kondisi dan rasa nyaman bagipasien. Semakin cepat akan semakin baik karena
menyangkut nyawa pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula
jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetapdalam
satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumahsakit juga harus
mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihatsituasi tersebut, sudah
sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan, baik piranti lunak maupun
perangkat kerasnya dalam upanya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya
dilakukan secara manual. Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia
Sehat 2010 yang ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan
yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutuyang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, sertaditandainya
adanya peran serta masyarakat dan berbagai pemerintah dalam upaya upaya kesehatan.
Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut,
infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat
nasional, propinsi, kabupaten danseterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur
pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju
pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki
sistemkesehatan yang yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar didesa
dan kecamatan sampai ke tingkat nasional. Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut
memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap
Hal.3
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat
dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan di kelola dengan sebaik-baiknya.
Hal.4
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.5
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.6
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.7
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
2. Kekurangan
a. Permasalahan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia
Hal.8
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.9
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.10
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.11
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.12
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Tidak semua daerah masih surplus, akan tetapi tidak sedikit daerah yang minus.
Memang pada awalnya pelaksana sistem informasi membutuhkan banyak biaya,
akan tetapi dalam perjalanannya juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan
yang tidak sedikit. Kondisi geografis juga sangat mempengaruhi, masih banyak
puskesmas di daerah yang sangat terbatas akses informasinya.
c. Pemanfaatan dan informasi
Pemanfaatan data dan informasi terkesan hanya kebutuhan pusat,
bukanlah kebutuhan daerah, sehingga munculah anggapan hanya proyek dan ego
program masing-masing.Hal ini karena pemanfaatan data dan informasi secara
signifikan tidak dirasakan oleh kabupaten/kota sebagai pelaksana kebijakan
pemerintah pusat.
d. Sumber daya manusia
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah
tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Di beberapa tempat memang
dijumpai adanya tenaga purna waktu.
Kini Departemen Kesehatan telah secara langsung dapat menghubungi
340 (76% dari 440 Kabupaten/Kota) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan 33
(100%) Dinas Kesehatan Provinsi, melalui jaringan 13ias13ic13 (online).
Jaringan ini dimungkinkan karena Depkes telah memasang perangkat-perangkat,
1 buah PC, 1 buah GSM Modem, 1 buah IP Phone, dan 1 buah printer di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan bagi Dinas Kesehatan Provinsi, telah
dipasang 5 buah PC, 1 buah Server, 1 buah IP Phone, 1 set peralatan video-
conference, dan 1 buah printer.
Pengembangan jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) online ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.Untuk mengatasi kendala di bidang
Sumber Daya Manusia (SDM), Depkes telah meminta kepada Dinas-dinas
kesehatan untuk menunjuk/menetapkan 2 orang petugas khusus yang mengelola
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online. Petugas-petugas yang
ditetapkan tersebut sebanyak 787 orang, dan telah dilatih selama 3 hari di
Bandung pada bulan Nopember 2007.Kegiatan ini ditujukan untuk pencapaian
sasaran ke-14, dari 17 sasaran Departemen Kesehatan yang berbunyi
Berfungsinya Sistem Informasi Kesehatan yang Evidence Based di Seluruh
Indonesia.
Hal.13
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.14
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
komunikasi data, melatih petugas pengelola SIKNAS online (pusat, provinsi, dan
kab/kota), mengupayakan insentif untuk pengelola SIKNAS online sebagai pemicu
bagi adanya tunjangan jabatan fungsional oleh daerah, membantu dan
mengkoordinasikan penerapan aplikasi-aplikasi misalnya konsultasi eksekutif,
teleconference, dan lain sebagainya, dan membantu melakukan advokasi kepada
stakeholders daerah utk pengembangan SIKDA.
Sedangkan untuk daerah perannya yaitu menjabarkan kebijakan, standar,
pedoman, dan lainnya sejenis jika diperlukan dan menetapkan surat keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah, melengkapi perangkat keras
15ias15ic15 untuk Dinas Kesehatan dan jaringan wilayahnya termasuk unit
pelaksanan teknisnya, membangun jaringan online wilayahnya yaitu jaringan antara
Dinas Kesehatan dan unit pelaksanan teknisnya serta swasta, mengembangkan
software 15ias15ic dan software untuk komunikasi data dalam jaringan
wilayahnya, merekrut petugas pengelola SIKNAS online yang fulltime, mengangkat
mereka ke dalam jababatan fungsional dan membayar tunjangannya,
mengembangkan dan menerapkan aplikasi-aplikasi diantarannya informasi eksekutif,
teleconference, dan lain sebagainya, terutama untuk wilayahnya, memantau,
mengevaluasi dan mengembangan SIKDA (Provinsi: SIKDA Provinsi,
Kabupaten/Kota: SIKDA Kabupaten/Kota).
G. Pentingnya Master Plan SIKNAS online
Hal yang harus dilakukan oleh daerah dalam menindak lanjuti kebijakan
Departemen Kesehatan adalah dengan membuat Master Plan pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional disetiap daerah . Dalam sebuah artikel di blog tanggal
16 Nopember 2006 seorang pakar jaringan yang juga adalah seorang dosen di S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada minat Sistem Informasi
Kesehatan menjelaskan tentang pentingnya master plan sistem informasi berdasarkan
pengalaman beliau sebagai konsultan di berbagai perusahaan. Beliau menemukan
banyak perusahaan yang tidak mempunyai master plan sistem informasi dan
langsung mengembangkan sistem informasi dengan bantuan sataf teknologi
informasi (TI) baik internal maupun dengan bantuan vendor (Eksternal).Hal tersebut
menimbulkan adanya sekat-sekat sistem informasi dalam suatu perusahaan karena
masing-masing bagian mengembangkan sistem informasinya sendiri, dan apabila
perusahaan berkembang semakin besar, maka semakin sulit pula dalam
Hal.15
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
pengintegrasian antar satu sistem, sehingga output yang didapatkan pun berbeda-
beda pula.
Dalam tulisannya beliau menganalogikan pentingnya pembuatan master plan
ini ibarat membangun sebuah rumah, karena sangat riskan apabila membangun
sebuah rumah tanpa adanya gambar rencana pembangunannya. Beliau juga
menjelaskan mengenai pengertian master plan sistem informasi yaitu suatu
perencanaan jangka panjang dalam pengembangan SI di perusahaan tersebut, yang
dengan baik 16ias menterjemahkan keinginan baik dari manajemen (Sistem Owner),
pengguna (Sistem User) maupun perubahan perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar organisasi.
Dalam bukunya World Health Organization (WHO) berjudul Developing
Health Management Information Sistem : A Practical Guide For Developing
Countries menyebutkan ada 10 langkah dalam mengembangkan sistem informasi
manajemen kesehatan yaitu :
1. Meninjau kembali sistem yang telah berjalan, dengan prinsip bahwa jangan
merubah sistem yang ada dan bangun kekuatan-kekuatan yang ada serta
pelajari kelemahan-kelemahan dari sistem yang telah ada.
2. Gambarkan kebutuhan- kebutuhan data yang relavan dari unit unit dalam
sistem kesehatan, dengan prinsip, dengan prinsip tingkatan administrasi yang
berbeda dalam suatu sistem kesehatan mempunyai peran- peran yang berbeda
beda pula, oleh karena itu keperluan data berbeda beda pula. Tidak semua
data yang dibutuhkan siap dalam pengumpulan data rutin.Data yang tidak
sering dibutuhkan atau diperlukan hanya untuk bagian dari populasi dapat
dihasilkan melalui studi-studi khusus dan survey sampel.
3. Menentukan sebagian besar data yang tepat dan aliran data yang efektif,
dengan prinsip bahwa tidak semua data yang dikumpulkan pada suatu
tingkatan tertentu diperlukan dan disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Kebanyakan data yang lebih rinci pencariannya langsung ke sumber data, dan
persyaratan pelaporan ke tingkatan yang lebih tinggi sebaiknya dicari ke
tingkatan yang lebih rendah.
4. Melakukan desain pengumpulan data dan perangkat pelaporan, dengan
prinsip kemampuan pengumpul data yang akan ditugaskan dengan mengisi
formulir yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan pengumpul
Hal.16
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
Hal.17
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) online ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007. SIKNAS ONLINE mempunyai tujuan untuk
mengintegrasikan semua komunikasi data yang terfragmentasi ke dalam suatu
jaringan serta menghapus hirarki antar instansi.
B. Saran
1. Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes
dengan menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepada Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih
dengan adanya fasilitas tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan
lancar tentunya antara Depkes Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun
Kab/kota, juga antar Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua
fasilitas itu dengan harapan akan dapat meningkatkan jaringan dan komunikasi data
terintegrasi di bidang kesehatan.
2. Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan sistem informasi kesehatan
3. Lebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem
informasi yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
daerah
Hal.18
Makalah Perkembangan SIKNAS 2017
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, HM. 2011. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Jakarta : Erlangga.
Kadir, Abdul. 2010. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta, :
Putra Medika.
Waljiyanto. 2012. Sistem Basis Data, Analisis Dan Pemodelan Data. Yogyakarta
: Andi Publishing.
Hal.19