BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Dengan mengacu pada latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan
dari penulisan ini adalah:
1. Menjelaskan tingkah laku dari model sistem antrian satu server dengan pola kedatangan
berdistribusi eksponensial.
2. Menjelaskan ukuran keefektifan dari model antrian satu server dengan pola kedatangan
berdistribusi eksponensial .
Pola Kedatangan Berdistribusi Eksponensial |2
BAB II
PEMBAHASAN
Jalankan programnya
Uji Validitas
Rancang Percobaan
Jalankan Produksi
Menurut Hillier dan Lieberman (1980), proses antrian adalah suatu proses yang
berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian, kemudian menunggu
dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan
akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai pelayanan.
Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur
kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan proses kelahiran-
kematian dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu
pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki
fasilitas pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan fasilitas
pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan.
(Wospakrik, 1996)
a. Pola Kedatangan
Pola kedatangan adalah pola pembentukan antrian akibat kedatangan customer
dalam selang waktu tertentu. Pola kedatangan dapat diketahui secara pasti atau berupa suatu
variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telah diketahui. Jika tidak disebutkan
secara khusus customer datang secara individu ke dalam sistem antrian. Namun dapat pula
lebih dari satu customer datang secara bersamaan ke dalam sistem antrian, pada kondisi ini
disebut dengan bulk arrival.
b. Pola Kepergian
Pola kepergian adalah banyak kepergian customer selama periode waktu tertentu.
Pola kepergian biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pelayan untuk melayani seorang customer. Waktu pelayanan dapat bersifat
deterministik dan dapat berupa suatu variabel acak dengan distribusi peluang tertentu
(Bronson, 1996).
Waktu pelayanan bersifat deterministik berarti bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
melayani setiap customer selalu tetap, sedangkan waktu pelayanan yang berupa variabel
acak adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer berbedabeda.
c. Kapasitas Sistem
Menurut Bronson (1996), kapasitas sistem adalah banyak maksimum customer, baik
customer yang sedang berada dalam pelayanan maupun dalam antrian, yang ditampung oleh
fasilitas pelayanan pada waktu yang sama. Suatu sistem antrian yang tidak membatasi
banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas tak berhingga,
sedangkan suatu sistem yang membatasi banyak customer dalam fasilitas pelayanannya
disebut sistem berkapasitas berhingga, jika customer memasuki sistem pada saat fasilitas
pelayanan penuh maka customer akan ditolak dan meninggalkan sistem tanpa memperoleh
pelayanan.
d. Disiplin Pelayanan
Menurut Sinalungga (2008), disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang dikenalkan
dalam memilih customer dari barisan antrian untuk segera dilayani. Adapun pembagian
disiplin pelayanan ialah:
Pola Kedatangan Berdistribusi Eksponensial |7
1. First come first served (FCFS) atau first in first out (FIFO)
Suatu peraturan dimana yang akan dilayani ialah customer yang datang terlebih
dahulu. Contohnya antrian di suatu kasir sebuah swalayan.
2. Last come first served (LCFS) atau last in first out (LIFO)
Merupakan antrian dimana yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling
awal atau paling dahulu. Contohnya antrian pada satu tumpukan barang digudang, barang
yang terakhir masuk akan berada ditumpukkan paling atas, sehingga akan diambil pertama.
3. Service in random order (SIRO) atau pelayanan dalam urutan
Acak atau sering dikenal juga Random Selection for Services (RSS), artinya
pelayanan atau panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak mempermasalahkan
siapa yang lebih dahulu tiba. Contohnya kertaskertas undian yang menunggu untuk
ditentukan pemenangnya, yang diambil secara acak.
4. Priority service (PS)
Artinya prioritas pelayanan diberikan kepada mereka yang mempunyai prioritas
paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki prioritas paling rendah, meskipun
yang terakhir ini sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini bisa
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaan penyakit yang lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam sebuah rumah sakit.
Dengan ta adalah nilai ratarata waktu antar kedatangan yang muncul sebagai
pengganti dalam rumus untuk menghasilkan bilangan acak yang terdistribusi secara
eksponensial.
Untuk memecahkan masalah antrian yang sederhana formulaformula yang
digunakan berdasarkan pada asumsi bahwa < , yaitu tingkat pelayanan harus dapat
melebihi tingkat kedatangan pengantri , dengan demikian semua pengantri akan dapat
dilayani jika tidak maka antrian akan semakin panjang sehingga tidak ada solusi
keseimbangan. Rumus dasar model antriannya adalah :
1) Lq (jumlah entitas rata-rata dalam sistem ) = 2/(-)
2) Lw (jumlah entitas rata-rata di garis tunggu) = /-
3) Tq (t rata-rata untuk penyelesaian layanan) = /(-)
4) Tw (t rata-rata di garis tunggu) = 1/-
BAB III
Pola Kedatangan Berdistribusi Eksponensial |9
3.2. Penyelesaian
Ditentukan bahwa: n (customer) = 5
Ts = 5 menit
Iat = 10 menit
Ditanya: Tingkat kesibukan pelayan (asumsi pelayan 1) = .?
Dijawab:
RN1 = 0.1724
RN2 = 0.1724 ^ 2
= 0.02972176
= 0.9721 diambil digit tengah.
Distribusi Eksponensial Kumulatif y = 1 e-t
Invers t = -ln(1 y)
Ts = 5 (1/Ts) = 0.2
Jadi tingkat kesibukan pelayan dengan asumsi pelayan 1 ( / ) = 17.3544510
Model antrian sederhana dari contoh kasus diatas mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1) Waktu datangnya pekerjaan dapat dinyatakan polanya sebagai distribusi Poisson.
2) Waktu pelayanan dapat dinyatakan polanya sebagai distribusi eksponensial.
3) Single fasilitas pelayanan.
4) Disiplin antrian berdasarkan First Come First Served.
P o l a K e d a t a n g a n B e r d i s t r i b u s i E k s p o n e n s i a l | 11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada proses kedatangan waktu antar kedatangan merupakan distribusi identik dan
independen. Proses kedatangan juga merupakan proses renewal. Beberapa distribusi waktu
antar kedatangan bisa berdistribusi eksponensial, erlang, general, deterministik atau Poisson.
Untuk memperoleh distribusi waktu antar kedatangan beberapa kasus antrian yang terjadi
saat ini, seperti panggilan telpon, koneksi server internet, dan lalulintas kendaraan dijalan tol
pada arus mudik dan arus balik lebaran serta kedatangan pelanggan dikantor pos pada
menjelang tahun baru dan lebaran tidak mudah didapatkan. Hal ini terjadi karena waktu
antar kedatangannya yang sangat kecil, sekali sehingga sulit untuk mendapatkan data waktu
antar kedatangannya, atau dalam interval waktu kecil, misalkan satu menit jumlah
kedatangannya sangat besar. Untuk kasus antrian seperti ini model distribusi yang bisa
didapatkan adalah distribusi jumlah kedatangan. Demikian juga untuk mendapatkan data
waktu pelayanan, karena terlalu kecil waktu pelayanan antar pelanggan, yang diperoleh
adalah data jumlah pelayanan. Sehingga distribusi waktu pelayanan tidak diperoleh,
sedangkan yang diperoleh adalah distribusi jumlah pelayanan.
Kelemahan simulasi antara lain :
1. Simulasi tidak akurat. Teknik ini bukan proses optimisasi dan tidak menghasilkan
sebuah jawaban tetapi hanya menghasilkan sekumpulan output dari sistem pada berbagai
kondisi yang berbeda. Dalam banyak kasus, ketelitiannya sulit diukur.
2. Model simulasi yang baik bisa jadi sangat mahal, bahkan sering dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk mengembangkan model yang sesuai.
3. Tidak semua situasi dapat dievaluasi dengan simulasi. Hanya situasi yang mengandung
ketidak-pastian yang dapat dievaluasi dengan simulasi. Karena tanpa komponen acak
semua eksperimen simulasi akan menghasilkan jawaban yang sama.
4. Simulasi menghasilkan cara untuk mengevaluasi solusi, bukan menghasilkan cara untuk
memecahkan masalah. Jadi sebelumnya perlu diketahui dulu solusi atau pendekatan
solusi yang akan diuji.
P o l a K e d a t a n g a n B e r d i s t r i b u s i E k s p o n e n s i a l | 12
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, J. L. 2001. Model Antrian MH/G/1. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan.
Hillier, F.S, & Lieberman, G. J. 2005. Introduction to Operations Research. New York:
McGraw-Hill.