Anda di halaman 1dari 18

M.

Wimbo Wiyono

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT


PEMAHAMAN AKUNTASI

Oleh :
M. Wimbo Wiyono
STIE Widya Gama Lumajang

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan
emosional dengan variabel pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa
pada sekolah tinggi ilmu Ekonomi (STIE) Widya Gama Lumajang.
Penelitian ini melakukan pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan terdapat
pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi, empati dan keterampilan sosial mahasiswa terhadap tingkat pemahaman
akuntansi. Metode penlitian yang digunakan adalah metode statistik regresi linier
sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variabel pengenalan diri terdapat
pengaruh negative atau berlawanan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, variabel
pengendalian diri terdapat pengaruh negative atau berlawanan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi, variabel motivasi tidak terdapat pengaruh positif atau searah
terhadap tingkat pemahaman akuntansi, variabel empati tidak terdapat pengaruh
negative atau berlawanan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan variabel
keterampilan sosial tidak terdapat pengaruh positif atau searah terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Sedangkan secara simultan terdapat pengaruh pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial terhadap tingkat
pemahaman akuntansi dengan koefisien determinasi (adjusted R2) diperoleh sebesar
0,332, yang menunjukkan bahwa 33,2% pemahaman akuntansi dapat dijelaskan
oleh pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial,
sedangkan sisanya 66.8% pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh variabel-variabel
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya meneliti pengaruh pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial terhadap pemahaman
akuntansi. Sedangkan variabel lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi
diharapkan dapat diteliti oleh petneliti selanjutnya.

Kata Kunci : kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi,


empati dan keterampilan sosial), tingkat pemahaman akuntansi.

72 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

1. PENDAHULUAN Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat


1.1 Latar Belakang kecakapan khusus seperti empati, disiplin
Kalau kita mengamati kehidupan diketar diri, dan inisiatif mampu membedakan orang
kita Banyak contoh membuktikan bahwa sukses dari mereka yang berprestasi biasa-
orang yang memiliki kecerdasan otak saja, biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat
atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum mempengaruhi keberhasilan orang dalam
tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. bekerja, adalah kecerdasan intelektual dan
Bahkan seringkali yang berpendidikan formal kecerdasan emosional, keseimbangan cerdas
lebih rendah ternyata banyak yang lebih antara emosi dan akal sangat diperlukan.
berhasil. Kebanyakan program pendidikan Kecerdasan emosional menentukan seberapa
hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, baik seseorang menggunakan ketrampilan
padahal yang diperlukan sebenarnya adalah ketrampilan yang dimilikinya, termasuk
bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, ketrampilan intelektual. Paradigma lama
seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, menganggap yang ideal adalah nalar yang
kemampuan beradaptasi yng kini telah menjadi bebas dari emosi, paradigma baru menganggap
dasar penilain baru. Saat ini begitu banyak adanya kesesuaian antara kepala dan hati.
orang berpendidikan dan tampak begitu Proses belajar mengajar dalam berbagai
menjanjikan, namun karirnya terhambat atau aspeknya sangat berkaitan dengan kecerdasan
lebih buruk lagi, tersingkir, akibat rendahnya emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional
kecerdasan emosional mereka. ini mampu melatih kemampuan mahasiswa
Hasil survey yang dilakukan tentang tersebut, yaitu kemampuan untuk mengolah
kecerdasan emosional menjelaskan bahwa apa perasaannya, kemampuan untuk memotivasi
yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam
keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan menghadapai frustasi, kesanggupan
kemampuan dasar untuk belajar dalam mengendalikan dorongan dan menunda
pekerjaan yang bersangkutan. Diantaranya, kepuasan sesaat, mengatur suasana hati
adalah kemampuan mendengarkan dan yang reaktif, serta mampu berempati dan
berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan
ketahanan mental terhadap kegagalan, kemampuan ini mendukung seorang
kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita
dan keinginan memberi kontribusi terhadap citanya.
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis
Seseorang yang memiliki kecerdasan tertarik untuk memilih judul dalam penelitian
emosional yang tinggi akan mampu ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional
mengendalikan emosinya sehingga dapat terhadap tingkat pemahaman akuntasi.
menghasilkan optimalisasi pada fungsi
kerjanya. 1.2 Perumusan Masalah
Goleman (2003) menyatakan bahwa Adapun rumusan masalah dalam penelitian
kemampuan akademik bawaan, nilai rapot, ini adalah Apakah kecerdasan emosional
dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi berupa pengenalan diri, pengendalian diri,
tidak memprediksikan seberapa baik kinerja motivasi, empati dan keterampilam sosial
seseorang sudah bekerja atau seberapa mahasiswa mempengaruhi tingkat pemahaman
tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. akuntasi ?

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 73


M. Wimbo Wiyono

2. Kerangka Teoritis dan Hepotesis lain dan untuk menanggapinya dengan tepat
2.1 Kecerdasan Emosional , menerapkan dengan efektif energi emosi
Berdasarkan pengertian tradisional, dalam kehidupan dan pekerjaan sehari
kecerdasan meliputi kemampuan membaca, hari. Menurut Mutadin (2002) terdapat tiga
menulis dan berhitung yang merupakan unsur penting kecerdasan emosional yang
ketrampilan kata dan angka yang menjadi terdiri dari : kecakapan pribadi (mengolah
fokus di pendidikan formal (sekolah), dan diri sendiri); kecakapan sosial (menangani
sesungguhnya mengarahkan seorang untuk suatu hubungan) dan keterampilan sosial
mencapai sukses dibidang akademis. Tetapi (kepandaian menggugah tanggapan yang
definisi keberhasilan hidup tidak hanya ini dikehendaki pada orang lain).
saja. Pandangan baru yang berkembang 2.2 Komponen kecerdasan Emosional
mengatakan bahwa ada kecerdasan lain diluar Menurut Daniel Goleman (2003) terdapat
kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, lima dimensi atau komponen kecerdasan
ketajaman pengamatan sosial, hubungan emosional (IQ) yaitu:
sosial, kematanagn emosional, dan lain lain a. Pengenalan diri (Self ewareness)
yang harus juga dikembangkan. konsep diri adalah kesadaran dan
Menurut Wibowo (2002) kecerdasan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang
emosional adalah kecerdasan untuk meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku,
menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa
kemampuan untuk mengendalikan emosi perananku, dan apa keinginanku Konsep diri
sehingga memberikan dampak yang positif. menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang
Kecerdasan emosional dapat membantu disadari. Kesadaran dan pemahaman akan
membangun hubungan dalam menuju dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup
kebahagiaan dan kesejhateraan. Sedangkan dan kehidupannya
menurut Goleman (2000) kecerdasan Secara umum tujuan pengenalan diri
emosional adalah lemampuan merasakan, adalah : Mengembangkan kesadaran mengenai
memahami, dan secara efektif menerapkan diri sendiri dan sekaligus mengembangkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber kemampuan untuk menampilkan diri tanpa
energi, informasi, koneksi, dan pengaruh mengganggu keberadaan orang lain. Secara
yang manusiawi. Menurut Salovey dan khusus Tujuan pengenalan diri adalah agar
Mayer ( dalam stein, 2002), pencipta istilah seseorang (individu) dapat mengenali aspek-
kecerdasan emosional, mendefinisikan aspek positif dan aspek negatif. Dapat pula
kecerdasan emosionaladalah kemampuan mengenali kelebihan dan potensi positip yang
untuk mengenali perasaan, meraih dan ada pada dirinya , sekaligus mengetahui hal-
membangkitkan perasaan untuk membantu hal negatif pada dirinya. Dengan demikian
pikiran , memahami perasaan dan maknanya, seseorang dapat mengoptimalkan potensi
dan mengendalikan perasaan secara mendalam dirinya secara penuh dalam menacapai tujuan
sehingga membantu perkembanagn emosi dan hidupnya. Secara khusus pula pengenalan diri
intelektual. juga bertujuan agar seseorang mampu dan bisa
Dari beberapa pendapat di atas dapatlah mengakui adanya kelebihan dan kekurangan
dikatakan bahwa kecerdasan emosional pada diri setiap orang, juga agar (kita) bisa
menuntut diri untuk belajar mengakui dan mengakui adanya persamaan hak, kewajiban
menghargai perasaan diri sendiri dan orang dan derajat dirinya dengan orang lain.

74 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

b. Pengendalian diri (self regulation) Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia
pengendalian diri lebih menekankan selalu di mulai dengan motivasi (niat). Atau
pada pilihan tindakan yang akan memberikan motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan
manfaat dan keuntungan yang lebih luas terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang
dengan cara menunda kepuasan sesaat (Choise yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan,
are delay gratification immedial gratification) dan juga emosi, sehingga mendorong individu
Dalam bahasa umum pengendalian diri untuk bertindak atau melakukan sesuatu
adalah tindakan menahan diri untuk tidak dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau
melakukan perbuatan-perbuatan yang akan keinginan yang harus terpuaskan.
merugikan dirinya dimasa kini maupun dimasa Motivasi belajar merupakan sesuatu
yang akan datang. Kerugian itu bentuknya keadaan yang terdapat pada diri seseorang
macam-macam mungkin sakit badan, sakit individu dimana ada suatu dorongan untuk
hati, bangkrut, gagal dalam mencapai cita-cita melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
dan tidak dipercayai oleh orang lain. Motivasi belajar ada 2 jenis, yaitu : Motivasi
Tujuan utama mengendalikan diri adalah instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan. intrinsik adalah motif-motif yang terjadi aktif
Dilihat dari sudut agama, tujuan pengendalian atau berfungsi tidak perlu diransang dari
diri adalah menahan diri dalam arti yang luar, karena dalam diri setiap individu sudah
luas. Menahan diri dari belenggu nafsu ada dorongan untuk melakukan sesuatu atau
duniawi yang berlebihan dan tidak terkendali memahami sesuatu, Sedangkan motivasi
atau nafsu bathiniah yang tidak seimbang ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
kesemuanya itu apabila tidak diletakan berfungsi karena adanya perangsang dari luar
pada yang benar akan menyebabkan suatu untuk belajar atau memahami sesuatu.
ketidakseimbangan hidup yang berakhir pada d. Empati (empathy)
kegagalan. Dorongan nafsu pisik atau batin Empati adalah keadaan mental
secara berlebihan akan menghasilkan sebuah yang membuat seseorang merasa atau
rantai belenggu yang akan menutup asset yang mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
paling berharga dari diri manusia yaitu God perasaan atau pikiran yang sama dengan
Spot. God Spot adalah kejernihan hati dan orang atau kelompok lain atau kemampuan
pikiran yang merupakan sumber-sumber suara seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan
hati yang selalu memberikan bimbingan maha merasakan perasaan orang lain.
penting untuk keberhasilan, kemajuan, dan Empati adalah suatu proses ketika
kebahagiaan manusia. seseorang merasakan perasaan orang lain
c. Motivasi (motivasion) dan menangkap arti perasaan itu, kemudian
Motivasi adalah dorongan yg timbul mengkomunikasikannya dengan kepekaan
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa
sadar untuk melakukan suatu tindakan ia sungguh-sungguh mengerti perasaan
dengan tujuan tertentu. Dorongan atau tenaga orang lain itu. dan empati lebih merupakan
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani pemahaman terhadap orang lain ketimbang
untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu diagnosis dan evaluasi terhadap orang
suatu driving force yang menggerakkan lain. Empati menekankan kebersamaan dengan
manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam orang lain lebih daripada sekadar hubungan
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. yang menempatkan orang lain sebagai obyek

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 75


M. Wimbo Wiyono

manipulatif. (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri


Berempati tidak melenyapkan kedirian dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-
kita. Perasaan kita sendiri takkan hilang ketika keterampilan sosial tersebut meliputi
kita mengembangkan kemampuan untuk kemampuan berkomunikasi, menjalin
menerima pula perasaan orang lain yang hubungan dengan orang lain, menghargai diri
juga tetap menjadi milik orang itu. Menerima sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat
diri orang lain pun tidak identik dengan atau keluhan dari orang lain, memberi atau
menyetujui perilakunya. Meskipun demikian, menerima feedback, memberi atau menerima
empati menghindarkan tekanan, pengadilan, kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang
pemberian nasihat apalagi keputusan. Dalam berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial
berempati, kita berusaha mengerti bagaimana dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut
orang lain merasakan perasaan tertentu dan maka ia akan mampu menyesuaikan diri
mendengarkan bukan sekadar perkataannya dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti
melainkan tentang hidup pribadinya: siapa pula bahwa sang remaja tersebut mampu
dia dan bagaimana dia merasakan dirinya dan mengembangkan aspek psikososial dengan
dunianya. maksimal.
e. Keterampilan sosial (social skills) Berdasarkan uraian tersebut dapat
Keterampilan sosial adalah kemampuan disimpulkan bahwa keterampilan sosial
individu untuk berkomunikasi efektif dengan merupakan kemampuan seseorang untuk
orang lain baik secara verbal maupun berani berbicara, mengungkapkan setiap
nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi perasaan atau permasalahan yang dihadapi
yang ada pada saat itu, di mana keterampilan sekaligus menemukan penyelesaian yang
ini merupakan perilaku yang dipelajari. adaptif, memiliki tanggung jawab yang cukup
Remaja dengan keterampilan sosial akan tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan
mampu mengungkapkan perasaan baik sebelum melakukan sesuatu, mampu menolak
positif maupun negatif dalam hubungan dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.
Keterampilan sosial sebagai kemampuan yang Tabel 2.1
kompleks untuk menunjukkan perilaku yang Kerangka Kerja Kecakapan Emosi
baik dinilai secara positif atau negative oleh Kecakapan Pribadi Kecakapan sosial
lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik Menentukan bagaimana kita Menentukan bagaimana kita
mengolah diri sendiri menangani suatu hubungan
akan diberikan punishment oleh lingkungan. Kesadaran diri Empati
Keterampilan sosial sebagai perilaku-perilaku Mengetahui kondisi diri Kesadaran terhadap perasaan,
yang dipelajari, yang digunakan oleh individu sendiri, kesukaan, sumber- kebutuhan dan kepentingan
daya dan intuisi orang lain
pada situasi-situasi interpersonal dalam Memahami orang lain :
lingkungan. Keterampilan sosial, baik secara Kesadaran emosi : men- mengindra perasaan dan
genali emosi diri sendiri dan perspektif orang lain dan
langsung maupun tidak membantu remaja efeknya menunjukkan minat aktif
untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar terhadap kepentingan mereka
harapan masyarakat dalam norma-norma yang Penilaian diri secara teliti :
Orientasi pelayanan :
mengantisipasi, mengenali
berlaku di sekelilingnya. mengetahui kekuatan dan
dan berusaha memenuhi
batas batas diri sendiri
Salah satu tugas perkembangan yang kebutuhan pelanggan
Mengembangkan orang
harus dikuasai remaja yang berada dalam fase Percaya diri : keyakinan lain : merasakan kebutuhan
perkembangan masa remaja madya dan remaja tentang harga diri dan ke- perkembangan orang lain
mampuan sendiri dan berusaha menumbuhkan
akhir adalah memiliki ketrampilan sosial kemampuan mereka

76 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

Mengatasi keseragaman mengambil keputusan ekonomi oleh pihak -


: menumbuhkan peluang
Pengaturan diri
melalui pergaulan dengan pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga
bermacam macam orang dapat melingkupi penganalisisan laporan yang
Kesadaran politis : mampu
Mengelola kondisi, implus, dan membaca arus emosi sebuah
dihasilkan oleh akuntansi tersebut
sumberdaya diri sendiri kelompok dan hubungannya Accounting Principles Board (1970)
dengan kekuasaan
Kendali diri : mengelola
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang
emosi dan desakan hati yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif,
merusak
terutama yang bersifat keuangan tentang
Sifat yang dipercaya :
memelihara norma kejujuran Ketrampilan sosial entitas ekonomi yang dimaksudkan agar
dan integritas berguna dalam mengambil keputusan ekonomi
Kepintaran dalam menggugah
Kewaspadaan : bertanggung
tanggapan yang dikehendaki pada
- membuat pilihan - pilihan nalar di antara
jawab atas kinerja pribadi
orang lain berbagai alternatif tindakan.
Adaptibilitas : keluwesan
Pengaruh : memiliki taktik American Institute of Certified Public
dalam menghadapi peruba-
han
untuk melakukan persuasi Accountants (AICPA), Accounting is the art
Inovasi : mudah menerima of recording, classifying and summarizing
Komunikasi : mengirimkan
dan terbuka teradap gagasan,
pesan yang jelas dan mey- in a significant manner and terms of money,
pendekatan dan informasi
baru
akinkan transaction and events which are, in part at
Kepemimpinan : mem- least, of finacial character, and interpreting
bangkitkan inspirasi dan
Motivasi
memandu kelompok dan the result there of. Akuntansi adalah seni
orang lain pencatatan, penggolongan, peringkasan yang
Kecenderungan emosi yang Katalisator perubahan :
mengantar atau memudahkan memulai dan mengelola
tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang,
peraihan sasaran perubahan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
Dorongan prestasi : dorongan
Manajemen konflik : nego-
yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan
untuk menjadi lebih baik atau
memenuhi standar keberhasi-
isasi dan pemecahan silang penafsiran hasil-hasilnya.
pendapat
lan Menurut Suwardjono (2005)
Komitmen : menyesuaikan Pengikat jaringan : menum- pengetahuan akuntasi dapat dipandang dari
diri dengan sasaran kelom- buhkan hubungan sebagai
pok atau perusahaan alat dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan
Inisiatif : kesiapan untuk
Kolaborasi dan kooperasi : profesi ( keahlian ) yang dipraktekan di dunia
kerjasama dengan oran lain
memanfaatkan kesempatan
demi tujuan bersama nyata sekaligus diperguruan tinggi. Bidang
Optimisme : kegigihan dalam Kemampuan tim : mencipta- praktek berkepentingan dengan masalah
memperjuangkan sasaran
kendati ada halangan dan
kan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan tujuan
bagaimana praktek dijalankan sesuai prinsip
kegagalan bersama akuntasi. Bidang teori berkepentingan dengan
penjelasan yang dianggap melandasi praktek
2.3 Pengertian akuntasi akuntasi yang semuanya dicakup dalam
Tidak ada definisi autoritatif yang pengetahuan disebut teori akuntasi.
cukup umum untuk dapat menjelaskan apa Dari beberapa pengertian diatas dapat
sebenarnya akuntasi itu. Oleh karena itu banyak disimpulkan bahwa akuntansi dapat dipandang
definisi yang diajukan oleh para ahli. America dari dua sudut pandang yaitu dari sisi ilmu
Accounting Association dalam sumarso pengetahuan yaitu suatu pengetahuan tentang
S.R (1999) mendefinisikan akuntasi adalah bagaimana teori-teori yang mendasari praktek
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, akuntansi sedangkan dari sisi praktek adalah
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi bagaimana praktek akuntansi yang seharusnya
(keuangan) dari suatu organisasi / entitas yang dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi.
dijadikan sebagai informasi dalam rangka

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 77


M. Wimbo Wiyono

2.4 Pemahaman Akuntasi 2


- Sri Surya- Pengaruh Mahasiswa akuntasi Uji beda Tingkat
ningsum pendidikan junior dan maha- kecerdasan
Paham dalam kamus besar bahasa - Sucahyo tinggi akun- siswa akuntasi akhir emosional ma-
Heriningsih tasi terhadappada Universitas hasiswa junior
indonesia memiliki arti pandai atau mengerti - Afifah kecerdasan Gajah Mada, Univer- dan mahasiswa
benar sedangkan pemahaman adalah proses Afuwah
(2004)
emosional sitas Pembangunan
l,Universitas
tingkat akhir
jurusan akun-
pembuatan memahami. ini berarti bahwa orang Islam Indonesia,
STIEP YKPN, dan
tasi berbeda
secara signifi-
yang memiliki pemahaman akuntasi adalah Universitas Muham-
madyah Yogyakarta
kan, namun
perbedaan itu
orang yang pandai. Dalam hal ini pemahaman serta karyawan muda lebih dipen-
yang bekerja pada garuhi oleh
akuntasi akan diukur dengan menggunakan perusahaan perc- faktor usia
etakan , foto copy, semata
nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar pramuniaga toko dan
wartel.
akuntasi 1, pengantar akuntasi 2, akuntasi 3 - Rissyo Pengaruh Mahasiswa tingkat Uji Beda Kecerdasan
keuangan menengah 1, akuntasi keuangan Melandy
RM
kecerdasan akhir akuntansi yang
emosional telah menempuh 120
emosional
dengan keper-
menengah 2, akuntasi lanjutan 1, akuntasi - Nurna
Aziza
terhadap
tingkat
SKS pada UNIB,
UNAND, dan UN-
cayaan diri se-
bagai variabel
lanjutan 2, auditing 1, auditing 2, dan teori (2006) pemehaman SRI yang berada di pemoderasi
akuntansi, Propinsi Bengkulu tidak terpen-
akuntansi. mata kuliah tersebut merupakan Kepercayaan garuh secara
diri sebagai signifikat ter-
mata kuliah yang didalamnya terdapat unsur- variabel hadap tingkat
unsur yang menggambarkan akuntansi secara pemoderasi pemehaman
akuntasi
umum. Pada penelitian ini akan menguji
kembali pengaruh kecerdasan emosional
2.5 Kerangka Analisis terhadap tingkat pemahaman akuntasi dengan
Adapun Kerangkah analisis yang variabel pengenalan diri, pengendalian diri,
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai motivasi diri, empati dan keterampilan social
berikut; terhadap pemahaman akuntansi dengan obyek
Gambar 2.1 penelitian mahasiswa prodi akuntansi STIE.
Kerangka Analisis Widya Gama Lumajang.
Kecerdasan Emosional
Pengenalan Diri 2.7 Hipotesis
Pengendalian Diri Tingkat pemahaman Menurut goleman (1995) kecerdasan
Motivasi (rata-rata nilai mata kuliah
emosional memiliki peran lebih dari 80 %
Empati akuntansi)
Keterampilan Sosial dalam mencapai kesuksesan hidup, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
2.6 Penelitian terdahulu professional.ada berbagai faktor yang dapat
Penelitian terdahulu mengenai mempengaruhi kecerdasan emosional. Dalam
kecerdasan emosional dapat dilihat dalam hal tersebut peneliti menyusun hipotesis
Tabel 2.2 dibawah ini: berdasarkan pengaruh kecerdasan emosional
TABEL 2.2 terhadap tingkat pemahaman akuntasi.
Penelitian Terdahulu Mengenai Kecerdasan Emosional H1 : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional
Nama
No
Peneliti
Judul Peneliti Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
berupa Pengenalan diri terhadap tingkat
1 - Sri Surya- Pengaruh
ningsum kecerdasan
Mahasiswa akhir Regresi linier Kecerdasan pemahaman akuntansi pada mahasiswa
akuntansi yang telah berganda emosional
- Eka indah emosional
Trisniwati terhadap
menempuh 120 SKS tidak terpen- STIE. Widya Gama Lumajang
pada STIE YKPN, garuh secara
tingkat
pemehaman
Universitas pemban- signifikat ter- H2 : Terdapat pengaruh kecerdasan
gunan nasional dan hadap tingkat
akuntansi
universitas islam pemehaman emosional berupa Pengendalian diri
indonesia akuntasi
terhadap tingkat pemahaman akuntansi
pada mahasiswa STIE. Widya Gama
Lumajang

78 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

H3 : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional jumlah mahasiswa yang dijadikan sampel


berupa motivasi terhadap tingkat dalam penelitian ini. Tingkat pengembalian
pemahaman akuntansi pada mahasiswa kuisioner adalah sebesar 75 %.
STIE. Widya Gama Lumajang 3.3 Metode Pengumpulan Data
H4 : Terdapat pengaruh kecerdasan Data yang dikumpulkan dalam penelitian
emosional berupa empati terhadap ini adalah data primer dan data sekunder.
tingkat pemahaman akuntansi pada Data primer diperoleh dengan menggunakan
mahasiswa STIE. Widya Gama metode survey yaitu melalui kuisioner.
Lumajang Kuisioner disebarkan dengan mendatangi
H5 : Terdapat pengaruh kecerdasan satu per satu calon responden, melihat apakah
emosional berupa keterampilan diri calon memenuhi persyaratan sebagai calon
terhadap tingkat pemahaman akuntansi responden, lalu menanyakan kesediaan untuk
pada mahasiswa STIE. Widya Gama mengisi kuisioner. Data sekunder diperoleh
Lumajang dengan cara melihat transkrip nilai mata
H6 : Terdapat pengaruh secara simultan kuliah akuntansi responden tersebut dan
kecerdasan emosional berupa data nilai di bagian akademik STIE Widya
Pengenalan diri, pengendalian diri, Gama Lumajang. Angkatan untuk kelompok
motivasi, empati dan keterampilan diri responden dibatasi pada angkatan 2009, hal
terhadap tingkat pemahaman akuntansi ini untuk menjaga kesetaraan responden yang
pada mahasiswa STIE. Widya Gama hendak dibandingkan.
Lumajang 3.4 Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
3. METODE PENELITIAN utama yaitu :
3.1 Populasi dan sampel Penelitian 1. Variabel independen yaitu kecerdasan
Dalam penelitian ini mengambil populasi emosional yang dikembangkan menjadi
mahasiswa akuntansi tingkat 3 semester 6 lima variabel yaitu pengenalan diri,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya pengendalian diri, motivasi, empati, dan
Gama Lumajang yang telah menempuh 120 keterampilan sosial, variabel X
Sistem Kredit Semester (SKS) karena peneliti 2. Variabel dependen yaitu tingkat
asumsikan bahwa mahasiswa tersebut telah pemahaman akutansi yang menjadikan
mendapat manfaat maksimal dari pengajaran rata-rata nilai mata kuliah yang berkaitan
akuntansi yaitu mata kuliah pengantar akuntasi dengan akuntansi sebagai pengukur tingkat
1, pengantar akuntasi 2, akuntasi keuangan pemahaman akuntansi, variabel Y
menengah 1 , akuntasi keuangan menengah Alat ukur yang digunakan untuk
2, akuntasi lanjutan 1, akuntasi lanjutan 2 , mengukur variabel kecerdasan emosional
auditing 1, auditing 2, dan teori akuntansi adalah dengan menggunakan kuisioner yang
3.2 Metode Pengambilan Sampel diadopsi dari Trisnawati dan Sri (2003) yang
Cara pengambilan sampel dilakukan dikembangkan oleh peneliti menyesuaikan
dengan non probability sampling. Metode ini lingkungan yang menjadi objek penelitian
berupa purposive sampling dan convenience peneliti.
sampling. Peneliti menetapkan jumlah 3.5 Analisis Data
kuisioner yang disebarkan adalah sebanyak Analisis data dilakukan dengan
100 eksemplar, Komposisi tersebut ditetapkan menggunakan bantuan program komputer
oleh peneliti dengan mempertimbangkan yaitu SPSS (Statistical Package For Sosial

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 79


M. Wimbo Wiyono

Science) versi 16.0. ada beberapa teknik dibawah angka nol pada sumbu y maka
analisis data yang digunakan dalam penelitian dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas.
ini yaitu : 3.5.3 Uji Hipotesis
3.5.1 Uji Kualitas Data Regresi linier sederhana digunakan untuk
3.5.1.1 Uji Validitas menguji hipotesis 1, 2, 3, 4, 5 dan Regresi
Uji validitas yang digunakan adalah linier berganda digunakan untuk menguji
dengan menghitung korelasi antara score hipotesis 6 persamaan yang digunakan adalah
masing-masing butir pertanyaan dengan total sebagaiberikut
score setiap konstruknya (Ghozali, 2001). Ha1 : Y = a+ b1X1 + e ....... (1)
Pengujian ini menggunakan metode Pearson Ha2 : Y = a+ b2X2 + e .. (2)
Correlation. Ha3 : Y = a+ b3X3 + e .. (3)
Ha4 : Y = a+ b4X4 + e .. (4)
3.5.1.2 Uji Reliabilitas Ha5 : Y = a+ b5X5 + e . (5)
Uji reliabilitas ini menggunakan Jika koefisien regresi signifikan dan
reliabilitas konsistensi internal yaitu tehnik positif (b1,b2,b3,b4,b5 > 0) maka kelima
cronbach Alpha dari hasil pengujian > 0,6 komponen kecerdasan emosional tersebut
maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau memiliki pengaruh langsung dan positif
variabel itu adalah reliabel (Nunnaly, 1969 terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
dalam Ghozali, 2001)
4. HASIL PENELITIAN DAN
3.5.2. Uji Asumsi Klasik PEMBAHASAN
3.5.2.1 Uji Normalitas 4.1. Hasil Penelitian
Untuk menguji apakan distribusi data 4.1.1 Deskripsi Responden
normal dilakukan dengan cara analisis grafik. Dari 75 kuisioner yang dapat diolah,
didapat gambaran umum responden yang
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas terinci pada lampiran 1 dan 2 dimana angkatan
Untuk melihat ada atau tidaknya responden adalah angkatan 2009 dengan
multikolinearitas makan dilakukan dengan presentase 75%. Untuk usia responden yang
melihat nilai tolerance dan lawannya Variance mendominasi adalah 22-23 dan 23-24 yaitu
Inflation Factor (VIF, apabila nilai VID sebesar 67% dan 33%. Jenis kelamin yang
< 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak paling dominan adalah laki-laki sebesar
terjadi multukolinearitas antar variabel 85%. SKS yang telah dilesaikan responden
independennya. kebanyakan adalah 120 - 130 SKS atau sebesar
70.1%. IPK responden yang mendominasi
3.5.2.3 Uji Autokorelasi adalah IPK 2.75-3.00 dan 3.00-3.25 yaitu
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi sebesar 61% dan 39%.
dalam suatu model regresi dilakukan melalui Berdasarkan nilai mata kuliah dibidang
uji durbin Warson, jika dl > d > 4-du, maka akuntansi didominasi oleh nilai B, dimana
dikatakan tidak ada autokerelasi. nilai PAI (39 orang atua 52%), PA2 (43 orang
3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas atua 57.33%), AKMI (41 orang atau 54.67%),
Untuk melakukan pengjian terhadap AKM2 (38 orang atua 50,67%), AKLI (36
asumsi ini dilakukan dengan menggunakan orang atau 48%), AKL2 (66 orang atau 88%),
analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik AU1 (58 orang atau 59,8%), AU2 (68 orang
menyebar secara acak baik diatas maupun

80 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

atau 90,67%), dan TA (70 orang atau 93,3%) masih 9 pertanyaan, satu pertanyaan dibuang,
4.1.2 Deskripsi Variabel pada variabel keterampilan social tersia 5
Untuk memberikan gambaran mengenai pertanyaan, yang 5 pertanyaan dibuang, dan
variabel-variabel penelitian digunakan tabel pada variable pemahaman tersisa 6, karena
statistik deskriptif yang menunjukan angka tolok ukur pemahaman yang dilihat dari nilai
total jumlah, minimun, maksimum, rata-rata mata kuliah, 3 matakuliah terdapat nilai yang
dan standar deviasi. tidak variatif yaitu mata kuliah teori akuntansi,
Tabel 4.1 akuntansi keuangan menengah 2, dan auditing
Descriptive Statistics 2. Hasil pengujian validitas disajikan dalam
N Minimum Maksimum Mean
Std. tabel sebagai berikut :
Deviation
Tabel 4.2
Pengenalan diri 75 15 31 23,54 3.427
Hasil Pengujian Validitas
Pengendalian diri 75 10 25 18,65 2.648
Motivasi 75 11 26 17.39 3.299 No Indikator r hitung r tabel Signifikansi Keterangan
Empati 75 24 42 31.24 3.872
Pengenalan diri
Keterampilan 1.
75 7 22 15.53 3.032 Indikator 1 0,449 0,300 0,000 Valid
Sosial
Indikator 2 0,390 0,300 0,001 Valid
Pemahaman 75 20 33 26.19 2.883 Indikator 3 0,559 0,300 0,000 Valid
Valid N (Listwise) 75 Indikator 4 0,776 0,300 0,000 Valid
Indikator 5 0,519 0,300 0,000 Valid
4.1.3 Uji Kualitas Data Indikator 6 0,431 0,300 0,000 Valid
Untuk menguji kualitas data dalam Indikator 7 0,359 0,300 0,002 Valid
Pengenalan diri
penelitian ini digunakan uji realibilitas yaitu 2.
Indikator 1 0,632 0,300 0,000 Valid
tekhnik Cronbach alpha dan uji Validitas yaitu Indikator 2 0,627 0,300 0,000 Valid
Indikator 3 0,544 0,300 0,000 Valid
dengan person Correlation. Indikator 4 0,623 0,300 0,000 Valid
a. Hasil Pengujian Validitas Indikator 5 0,405 0,300 0,000 Valid
Pengenalan diri
Uji validitas dilakukan dengan bantuan 3.
Indikator 1 0,486 0,300 0,000 Valid
computer program SPSS versi 16 yang Indikator 2 0,390 0,300 0,001 Valid
Indikator 3 0,682 0,300 0,000 Valid
bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap Indikator 4 0,749 0,300 0,000 Valid
butir pertanyaan yang diajukan kepada Indikator 5 0,473 0,300 0,000 Valid
responden telah dinyatakan valid atau tidak. 4. Pengenalan diri
Indikator 1 0,476 0,300 0,000 Valid
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini Indikator 2 0,647 0,300 0,000 Valid
adalah dengan tehnik korelasi, yaitu dengan Indikator 3
Indikator 4
0,363
0,364
0,300
0,300
0,001
0,001
Valid
Valid
membandingkan hasil koefisien korelasi Indikator 5 0,542 0,300 0,000 Valid
dengan nilai kritis r tabel. Dengan jumlah Indikator 6
Indikator 7
0,669
0,300
0,300
0,300
0,000
0,009
Valid
Tidak Valid
sampel 750 dan tingkat signifikansi 1% , Indikator 8 0,539 0,300 0,000 Valid
maka diperoleh hasil r tabel sebesar 0,300. Indikator 9 0,461 0,300 0,000 Valid
5. Pengenalan diri
Uji validitas kualitas data terdapat beberapa Indikator 1 0,571 0,300 0,000 Valid
item pertanyaan yang dibuang karena ditolak Indikator 2 0,553 0,300 0,000 Valid
Indikator 3 0,650 0,300 0,000 Valid
oleh program SPSS versi 16, sehingga Indikator 4 0,625 0,300 0,000 Valid
dari 10 pertanyaan pada pengenalan diri Indikator 5 0,445 0,300 0,000 Valid
6. Pengenalan diri
tersisa 7 pertanyaan 3 pertanyaan dibuang, Indikator 1 0,809 0,300 0,000 Valid
pada varibel pengendalian diri tersisa 5 Indikator 2 0,608 0,300 0,000 Valid
Indikator 3 0,436 0,300 0,000 Valid
pertanyaan yang valid, 5 dibuang, pada Indikator 4 0,619 0,300 0,000 Valid
variable motivasi tersisa 5 pertanyaan,yang Indikator 5 0,809 0,300, 0,000 Valid
Indikator 6 0,443 0,300 0,000 Valid
5 pertanyaan dibuang, pada variable empati

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 81


M. Wimbo Wiyono

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui pengendalian diri sebesar 0,822 menunjukkan
besarnya koefisien korelasi dari seluruh butir sangat reliabel, untuk koefisien alpha pada
pertanyaan yang terdiri dari pengenalan diri variabel motivasi sebesar 0,547 menunjukkan
7, varibel pengendalian diri 5 pertanyaan, cukup reliabel, untuk variabel empati besarnya
variable motivasi 5 pertanyaan, variable koefisien alphanya sebesar 0,796 menunjukkan
empati 9 pertanyaan, variabel keterampilan reliabel, untuk variabel keterampilan sosial
sosial 5 pertanyaan, dan variabel pemahaman besarnya koefisien alpha 0,548 menunjukkan
akuntansi 6 pertanyaan. cukup reliabel dan untuk variabel pemahaman
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, besarnya koefisien alpha 0,659 menunjukan
terdapat pertanyaan yang tidak valid yaitu reliabel. Jadi dapat dikatakan semua konsep
pada variabel empati, pertanyaan 7 dengan pengukuran masing-masing variabel dari
r hitung < r tabel (0,300), sedangkan untuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian
pertanyaan yang lain mempunyai nilai r hitung ini merupakan kuesioner yang handal.
yang lebih besar dari r tabel (0,300). Dengan 4.1. 4
Hasil Pengujian Asumsi Dasar
demikian dapat disimpulkan bahwa satu butir Regresi Linier Berganda
pertanyaan dinyatakan tidak valid sedangkan Suatu model regresi yang baik harus
pertanyaan yang lain dinyatakan valid. Dengan bebas dari masalah penyimpangan terhadap
demikian seluruh butir pertanyaan yang ada asumsi klasik. Berikut ini adalah pengujian
pada instrumen penelitian dapat dinyatakan terhadap asumsi klasik dalam model regresi.
layak sebagai instrumen untuk mengukur data a. Hasil Pengujian Normalitas Data
penelitian. Pengujian normalitas dilakukan terhadap
b. Hasil Pengujian Reliabilitas residual regresi. Pengujian dilakukan dengan
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur menggunakan grafik probability plot. Data
suatu kuesioner yang merupakan indikator yang normal adalah data yang membentuk titik
dari variabel. Pengujian reliabilitas dalam yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal.
penelitian ini adalah dengan menggunakan Hasil analisis regresi linier dengan grafik
rumus Cronbach Alpha. Hasil pengujian normal probability plot terhadap residual error
reliabilitas untuk masing-masing variabel model regresi diperoleh sudah menunjukan
yang diringkas pada tabel 4.3 berikut ini : adanya pola grafik yang normal, yaitu adanya
Tabel 4.3 sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis
Hasil Pengujian Reliabilitas diagonal.
Variabel Koefisien Alpha Keterangan Gambar 4.1
Pengenalan diri 0,552 Cukup Reliabel Pengujian Normalitas data
Pengendalian diri 0,514 Cukup Reliabel
Motivasi 0,528 Cukup Reliabel
Empati 0,614 Reliabel
Keterampilan Sosial 0.548 Cukup Reliabel
Pemahaman 0.659 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kusioner
Dengan SPSS

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh


koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,552 untuk
variabel pengenalan diri menunjukkan cukup
reliabel, untuk koefisien alpha pada variabel

82 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

Hasil pengujian tersebut menunjukan yang cukup kecil, dimana semuanya berada
bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis dibawah 10, dan nilai tolerance lebih dari
diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
tersebut sudah berdistribusi normal. bebas yang digunakan dalam penelitian tidak
menunjukan adanya gejala multikolinearitas,
b. Hasil Pengujian Multikolinearitas yang berarti bahwa semua variabel tersebut
Suatu variabel menunjukan gejala dapat digunakan sebagai variabel yang saling
multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF independen
(Variance Inflantion Factor) yang tinggi
pada variabel-variabel bebas suatu model c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 Pengujian heteroskedastisitas dilakukan
menunjukan adanya gejala multikolinearitas dengan menggunakan Scatter Plot. Jika
dalam model regresi. Hasil pengolahan data tidak terdapat variabel yang signifikan maka
melalui SPSS untuk mengetahui ada atau dapat disimpulkan tidak adanya masalah
tidaknya multikolinieritas disajikan dalam heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada
tabel sebagai berikut : berikut ini :

Tabel 4.4 Gambar 4.2


Hasil SPSS Untuk Collinearity Statistics Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model t Sig.
Std.
B Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 34.824 3.595 9.686 .000
Pengenalan (X1) -.195 .096 -.231 -2.224 .037 .928 1.077
Pengendalian (X2) -.213 .133 -.196 -2.197 .045 .808 1.238
Motivasi (X3) .022 .106 .025 .208 .836 .818 1.222
Empati (X4) -.107 .094 -.144 -1.140 .258 .760 1.315
Keterampilan (X5) .186 .117 .195 2.187 .047 .802 1.246
a. Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi
(Y)
Berdasarkan hasil pengolahan data di
atas dan kriteria multikolinieritas yaitu nilai
VIF di bawah 10 dan nilai tolerance lebih
dari 0,1, maka dapat disimpulkan hasil uji Hasil pengujian heteroskedastisitas
multikoliniearitas sebagai berikut : menunujukan tidak terdapat pola yang jelas
dari titik titik tersebut. Hal ini menunjukan
Tabel 4.5 bahwa model regresi tidak memiliki gejala
Hasil Pengujian Multikolinearitas adanya heteroskedastisitas, yang berarti
Variabel Tolerance VIF Keterangan bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam
Pengenalan diri -2.224 1.077 Bebas Multikolinearitas model regresi ini.
Pengendalian diri -2,197 1.238 Bebas Multikolinearitas 4.1. 5 Hasil Uji Hiptesis dan Pembahasan
Motivasi 0,208 1.222 Bebas Multikolinearitas a. Hasil Uji t
Empati -1,140 1,315 Bebas Multikolinearitas Uji t digunakan untuk mengetahui
Keterampilan Sosial 2,187 1,246 Bebas Multikolinearitas pengaruh secara parsial variabel independen
Hasil pengujian menunjukan bahwa (Pengenalan diri, Pengendalian diri, motivasi,
semua variabel yang digunakan sebagai empati dan keterampilan sosial) terhadap
prediktor model regresi menunjukan nilai VIF variabel dependen ( pemahaman akuntansi ).

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 83


M. Wimbo Wiyono

Berikut adalah hasil pengolahan SPSS untuk diri yang semakin tinggi, akan berakibat
uji t : pemahaman akuntansi menurun.
Tabel 4.6 Hasil Uji t Terhadap Pengendalian Diri
Coefficientsa Ho : b2 > 0 : Pengendalian diri tidak
Unstandardized Standardized berpengaruh positif signifikan
Coefficients Coefficients
Model
Std.
t Sig. terhadap pemahaman akuntansi
B Error Beta
1 (Constant) 34.824 3.595 9.686 .000
Ha : b2 0 : Pengendalian diri berpengaruh
Pengenalan (X1)
Pengendalian (X2)
-.195
-.213
.096
.133
-.231 -2.224 .037
-.196 -2.197 .045
positif signifikan terhadap
Motivasi (X3)
Empati (X4)
.022
-.107
.106
.094
.025 .208 .836
-.144 -1.140 .258
pemahaman akuntansi
Keterampilan (X5) .186 .117 .195 2.187 .047 Hasil uji t variabel X2 (pengendalian
a. Dependent Variable: Pemahaman Akuntansi diri) diperoleh nilai t hitung = -2,197
(Y) dengan tingkat signifikansi 0,045. Dengan
Untuk melakukan pengujian t terhadap menggunakan batas signifikansi 0,05 didapat
masing - masing variabel independent, maka t tabel sebesar 2,00. Ini berarti t hitung <- t
diperlukan hasil t tabel. Hasil t tabel pada tingkat tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan Dengan demikian maka, hipotesis kedua dapat
( n 2 ) = 75 - 2 = 73, maka diperoleh t tabel diterima. Arah koefisien regresi negatif berarti
= 2,00. Jadi kriteria pengujiannya sebagai bahwa pengendalian diri memiliki pengaruh
berikut : negatif yang signifikan terhadap pemahaman
Jika t hitung < - t tabel atau t hitung > ttabel , maka akuntansi. Dengan kata lain dapat disimpulkan
H0 ditolak dan Ha diterima bahwa pengendalian diri yang semakin
Jika - t tabel t hitung ttabel , maka H0 diterima tinggi, akan berakibat pemahaman akuntansi
dan Ha ditolak menurun.
Hasil Uji t Terhadap Pengenalan Diri Hasil Uji t Terhadap Variabel Motivasi
Ho : b1 0 : Pengenalan diri tidak Ho : b3 0 : Motivasi tidak berpengaruh
berpengaruh positif signifikan positif signifikan terhadap
terhadap pemahaman pemahaman akuntansi.
akuntansi Ha : b3 > 0 : Motivasi berpengaruh
Ha : b1 > 0 : Pengenalan diri berpengaruh positif signifikan terhadap
positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
pemahaman akuntansi Hasil uji t variabel X3 (motivasi)
Hasil uji t untuk variabel X1 ( pengenalan diperoleh nilai t hitung = 0,208 dengan tingkat
diri) diperoleh nilai t hitung = -2,224 signifikansi 0,836. Dengan menggunakan
dengan tingkat signifikani 0,037. Dengan batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar
menggunakan batas signifikansi 0,05 2,00. Ini berarti t hitung < t tabel, yang berarti
didapat t tabel sebesar -2,00. Ini berarti t hitung Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian
< - t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha maka, hipotesis ketiga tidak dapat diterima,
diterima. Dengan demikian maka, hipotesis yang berarti bahwa motivasi tidak berpengaruh
pertama dapat diterima. Arah koefisien terhadap pemahaman akuntansi
regresi negatif berarti bahwa pengenalan diri Hasil Uji t Terhadap Variabel Empati
memiliki pengaruh negatif yang signifikan Ho : b4 0 : Empati tidak berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi. Dengan kata positif signifikan terhadap
lain dapat disimpulkan bahwa pengenalan pemahaman akuntansi.

84 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

Ha : b4 > 0 : Empati berpengaruh dependen yaitu pemahaman akuntansi (Y).


positif signifikan terhadap Berikut adalah hasil pengolahan SPSS untuk
pemahaman akuntansi. uji F :
Hasil uji t variabel X4 (empati) diperoleh Tabel :4.7
nilai t hitung = -1,140 dengan tingkat Hasil Uji F
signifikansi 0,258. Dengan menggunakan ANOVAb
batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar Model
Sum of
df
Mean
F Sig.
Squares Square
2,00. Ini berarti t hitung > - t tabel, yang berarti 1 Regression 100.234 5 20.047 3.685 .028a
Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian Residual 515.152 69 7.466
maka, hipotesis keempat tidak dapat diterima, Total 615.387 74

yang berarti bahwa empati tidak berpengaruh a. Predictors: (Constant), Keterampilan (X5),
terhadap pemahaman akuntansi. Pengenalan (X1), Pengendalian (X2),
Hasil Uji t Terhadap Variabel Keterampilan Motivasi (X3), Empati (X4)
Ho : b5 0 : Keterampilan sosial
tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Untuk melakukan pengujian F terhadap
pemahaman akuntansi. variabel penelitian, maka diperlukan hasil
Ha : b5 > 0 : Keterampilan sosial F tabel. Hasil F tabel pada tingkat signifikansi 5%
berpengaruh positif signifikan terhadap dengan derajat kebebasan ( n- k-1 ) = 75 - 3
pemahaman akuntansi. - 1 = 71, maka diperoleh t tabel = 2,37. Jadi
Hasil uji t variabel X4 (keterampilan sosial) kriteria pengujiannya sebagai berikut :
diperoleh nilai t hitung = 2,187 dengan tingkat Jika F hitung F tabel, maka H0 ditolak dan Ha
signifikansi 0,047. Dengan menggunakan diterima
batas signifikansi 0,05 didapat t tabel sebesar Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha
2,00. Ini berarti t hitung < - t tabel, yang ditolak
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian maka, hipotesis kelima dapat Hasil Uji F pada variabel penelitian
diterima. Arah koefisien regresi positif berarti diperoleh F hitung = 3,685 dengan tingkat
bahwa keterampilan sosial memiliki pengaruh signifikansi 0,028. Dengan menggunakan
positif yang signifikan terhadap pemahaman tingkat signifikansi 0,5, didapat F tabel sebesar
akuntansi. Dengan kata lain dapat disimpulkan 2,37. Ini berarti F hitung > F tabel, yang berarti
bahwa keterampilan sosial yang semakin baik, H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat
akan berakibat baik pemahaman akuntansi pengaruh pengenalan diri, pengendalian diri,
meningkat. motivasi, empati dan keterampilan sosial
yang signifikan secara simultan terhadap
b. Hasil Uji F pemahaman akuntansi mahasiswa STIE.
Uji F digunakan untuk mengetahui Widya Gama Lumajang
pengaruh variabel independen yaitu, Model persamaan regresi yang dapat
pengenalan diri (X1), pengendalian diri (X2), dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
motivasi (X3), empati (X4), dan keterampilan persamaan regresi Unstandardized coefficients
sosial (X5) secara simultan terhadap variabel adalah sebagai berikut :
Y = 34.824 0,195 X1 - 0,213 X2 + 0,022 X3

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 85


M. Wimbo Wiyono

0,107X4 + 0,186X5 pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman


akuntansi. Penjelasan dari masing-masing
Koefisien determinasi ini digunakan variabel dijelaskan sebagai berikut:
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas memiliki pengaruh terhadap 4.2.1. Pembahasan Hasil Pengujian
variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi Terhadap Hipotesis I
untuk variabel bebas yang lebih dari 2 Pengujian hipotesis I menunjukkan
digunakan nilai Adjusted R Square. Untuk itu adanya pengaruh yang negatif dan signifikan
berikut disajikan tabel koefisien determinasi variabel pengenalan diri terhadap pemahaman
dari hasil pengolahan SPSS sebagai berikut: akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan pengenalan diri yang baik maka akan
Tabel 4.8 berakibat pemahaman akuntansi menurun.
Koefisien Determinasi Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
Model Summaryb pemahaman akuntansi mahasiswa STIE
Model R R Square
Adjusted R Std. Error of Widya Gama Lumajang tergantung pada
Square the Estimate pengenalan diri masing-masing mahasiswa.
1 .404a .363 .332 2.73239 Semakin mahasiswa mengenal dirinya sendiri
a. Predictors: (Constant), Keterampilan (X5), maka pemahaman akuntansi mereka akan
Pengenalan (X1), Pengendalian (X2), menurun.
Motivasi (X3), Empati (X4) 4.2.2. Pembahasan Hasil Pengujian
Terhadap Hipotesis II
Dari hasil perhitungan dengan Pengujian hipotesis II menunjukkan
menggunakan program SPSS versi 16, adanya pengaruh yang negative dan
dapat diketahui bahwa koefisien determinasi signifikan variabel pengendalian diri terhadap
(Adjusted R2) yang diperoleh adalah sebesar pemahaman akuntansi. Hal ini menunjukkan
0,332. Hal ini berarti 33,2% pemahaman bahwa dengan pengendalian diri yang baik
akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel maka akan berakibat pemahaman akuntansi
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, menurun.
empati dan keterampilan sosial. Sedangkan Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
sisanya yaitu 66,8% pemahaman akuntansi pemahaman akuntansi mahasiswa STIE
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya Widya Gama Lumajang tergantung pada
yang tidak di teliti dalam penelitian ini. pengendalian diri masing-masing mahasiswa.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Semakin mahasiswa mampu mengendalikan
Secara umum penelitian ini menunjukkan dirinya maka pemahaman akuntansi mereka
hasil analisis deskriptif bahwa kondisi akan menurun.
penilaian responden terhadap variabel-variabel 4.2.3. Pembahasan Hasil Pengujian
penelitian ini secara umum sudah baik. Hal ini Terhadap Hipotesis III
dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan Hasil pengujian hipotesis III menjelaskan
kesetujuan yang tinggi dari responden bahwa variabel motivasi tidak memilki
terhadap kondisi dari masing-masing variabel pengaruh secara signifikan terhadap
penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa variabel independen yaitu mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dilakukan oleh Rissyo Melandy RM dan Nurma
empati dan keterampilan sosial memiliki Aziza yang dalam penelitiannya menyatakan

86 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

bahwa motivasi tidak berpengaruh secara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
signifikan terhadap pemahaman akuntansi. pengaruh pengenalan diri, pengendalian diri,
4.2.3. Pembahasan Hasil Pengujian motivasi, empati, dan keterampilan terhadap
Terhadap Hipotesis IV pemahaman akuntansi mahasiswa STIE Widya
Hasil pengujian hipotesis IV menjelaskan Gama Lumajang. Dari rumusan masalah
bahwa variabel empati tidak memilki pengaruh penelitian yang diajukan, maka analisis data
secara signifikan terhadap pemahaman yang telah dilakukan dan pembahasan yang
akuntansi. telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
4.2.4. Pembahasan Hasil Pengujian dapat ditarik beberapa kesimpulan dari
Terhadap Hipotesis V penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pengujian hipotesis V menunjukkan Hasil pengujian terhadap hipotesis I
adanya pengaruh yang positif dan signifikan dengan menggunakan metode regresi linier
variabel keterampilan soail terhadap berganda menyatakan bahwa secara partial
pemahaman akuntansi. Hal ini menunjukkan pengenalan diri mempunyai pengaruh yang
bahwa dengan keterampilan social yang baik signifikan terhadap pemahaman akuntansi
maka akan berakibat pemahaman akuntansi mahasiswa STIE Widya Gama Lumajang.
yang baik pula. Hasil pengujian terhadap hipotesis II
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode regresi linier
pemahaman akuntansi mahasiswa STIE Widya berganda menyatakan bahwa secara partial
Gama Lumajang tergantung pada masing- pengendalian diri mempunyai pengaruh
masing mahasiswa. Semakin mahasiswa yang signifikan terhadap pemahaman
mempunyai keterampilan yang tinggi maka akuntansi mahasiswa STIE Widya Gama
semakin tinggi pula pemahaman akuntansi Lumajang.
mereka. Hasil pengujian terhadap hipotesis III
4.2.4. Pembahasan Hasil Pengujian dengan menggunakan metode regresi linier
Terhadap Hipotesis VI berganda menyatakan bahwa secara partial
Hasil pengujian hipotesis VI mendapatkan motivasi tidak mempunyai pengaruh yang
bahwa yang dilakukan secara bersama antara signifikan terhadap pemahaman akuntansi
variabel pengenalan diri, pengendalian mahasiswa STIE Widya Gama Lumajang.
diri, motivasi, empati, dan keterampilan Hasil pengujian terhadap hipotesis IV
menunjukkan pengaruh yang positif. Hal dengan menggunakan metode regresi linier
ini berarti kelima variabel tersebut dapat berganda menyatakan bahwa secara simultan
meningkatkan pemahaman akuntansi. Secara empati tidak mempunyai pengaruh yang
simultan kelima variabel idependen ini yaitu signifikan terhadap pemahaman akuntansi
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, mahasiswa STIE Widya Gama Lumajang.
empati, dan keterampilan menunjukkan Hasil pengujian terhadap hipotesis V
pengaruh yang cukup kuat terhadap keputusan dengan menggunakan metode regrsi linier
pembelian yang ditunjukkan oleh koefisien berganda menyatakan bahwa keterampilan
determinan sebesar 33,2 %, dimana sisanya mempunyai pengaruh yang signifikan
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa
diteliti dalam penelitian ini. STIE Widya Gama Lumajang.
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN Hasil pengujian terhadap hipotesis VI
DAN SARAN dengan menggunakan metode regresi linier
5.1. Kesimpulan berganda menyatakan bahwa secara simultan

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 87


M. Wimbo Wiyono

variabel pengenalan diri, pengendalian Fischer, Marilyn, dan K. Rosenzweig,


diri, motivasi, empati, dan keterampilan Attitudes of Students and Accounting
mempunyai pengaruh secara signifikan Practitioners Concerning the Ethical
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Acceptability of Earnings Managements,
STIE Widya Gama Lumajang. Journal of Business Ethics 14:433-444,
5.2. Keterbatasan 1996.
Tingkat pemahaman akuntansi pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan Glenn, Jr., James R., dan M.F. Van Loo,
nilai rata-rata mata kuliah akuntansi yang Business Students and Practitioners
masih memiliki kelemahan dalam menilai Ethical Decisions Over Time. Journal of
pemahaman akuntansi karena terdapat banyak Business Ethics 12:835-847, 1993.
faktor yang mempengaruhi nilai masing-
masing mahasiswa. Glover et al, Gender Differences in
5.3. Saran Ethical Decision Making. Women in
Studi mendatang hendaknya alat ukur Management Review. Vol 17:217-227,
tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur 2002.
dengan menggunakan alat ukur yang lebih
objektif. Dan masih banyak faktor-faktor Hiltebeitel, Kenneth M., dan Jones, S.K.
lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman (1992). an Assesment of ethics
akuntasi, untuk itu menarik untuk diteliti pada Instruction in Accounting Education.
penelitian selanjutnya. Journal of Business Ethics 11:37-46.

DAFTAR PUSTAKA Husada, Jan. Etika Bisnis dan Etika Profesi


dalam Era Globalisasi Makalah KNA-
Ameen, JC. Gulfrey dan Mc Millan JJ. KLB IAI Semarang, 2002
Gender Differences in Determining yhe
Ethical Sensitivity of Future Accounting Huss, H. Fenwick, dan D.M.Patterson, (1993),
Profesionals, Journal of Business Ethics in Accounting: Values Education
Ethics. Vol 15, 1996 Without Introduction. Journal of
Business Ethics 12:235-243.
Chua, F.C., M.H.B. Perera, dan M.R.
Mathews, Integration of Ethics into Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005
Tertiary Accounting Programmes in
New Zealand and Australia. Dalam Khomsiyah, dan Nur Indriantoro.Pengaruh
Accounting Education for the 21st Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan
Century: the Global Challenge, Edited Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di
by Jane O. Burns dan Belvesd E.Needles DKI Jakarta Makalah dalam Simposium
Jr., Edition 1.Sn: International Nasional Akuntansi 1, 2002
Association for Accounting Education
and Research. 1994 Ludigdo dan Machfoedz, Masud. Persepsi
Akuntan dan Mahasiswa tentang Etika
Fakih, Gender dan Aspek Psikologis. Salemba Bisnis Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
empat, Jakarta, 1996 vol 2 no 1 juni, 2009.

88 Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944


M. Wimbo Wiyono

Machfoedz, Masud. Studi Persepsi Mahasiswa


terhadap Profesionalisme Dosen Sekaran, Uma, Research Methods for
Akuntansi Perguruan Tinggi Jurnal Business: A Skill Building Approach,
Akuntansi dan Auditing Indonesia vol 3 second edition, John Willey dan Sons,
no 1 juni 1999 Inc.,New York, 2003.
Sri Suryaningsum, Eka indah Trisniwati,
Nuryatno, Muh, dan Synthia Dewi, Tinjauan Pengaruh kecerdasan emosional
Etika Atas Pengambilan Keputusan terhadap tingkat pemehaman akuntansi,
Auditor Berdasarkan Pendekatan Moral. Jurnal YKPN, Yogyakarta 2002.
Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi. Vol 1 No3, 2001. Sri Suryaningsum, Sucahyo Heriningsih,
Afifah Afuwah, Pengaruh pendidikan
Radtke, R.R. The Effect of Gender and Setting tinggi akuntasi terhadap kecerdasan
on Accountants Ethically Sensitive emosional, Jurnal YKPN, Yogyakarta,
Decisions. Journal of Business Ethics, 2004.
2000.
Sugiyono, E. Wibowo, Statistika Penelitian,
Rustiana. Studi Empiris novice accountant: Edisi I, Bandung : Alfabeta, 2001
Tinjauan Gender, Jurnal Stud Bisnis.
vol 1 no 2, 2003. Yulianty dan Fitriany, Persepsi Mahasiswa
Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan
Rissyo Melandy RM dan Nurma Aziza, Laporan Keuangan. Simposium Nasional
Pengaruh Kecerdasan Emosional Akuntansi VIII. 15-16 September 2005.
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntasi,
Kepercayaan Diri Sebagai Variabel
Pemoderasi, Simposium Nasional
Akuntansi 9, Padang, 2006.

Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-0944 89

Anda mungkin juga menyukai