Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

Kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara


drastis, setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari
tentara mongol.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami
kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar,
yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di
Turki merupakan kerajaan yang pertama berdiri, dan juga yang terbesar dan
paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain yaitu Mughal dan Safawi.
Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan
dunia Islam pada massanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka
masuknya era industrialisasi ke dunia Islam.
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan
Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam
perkembangannya kerajaan ini sering bentrok dengan kerajaan Usmani. Karena
kerajaan Safawi berbeda dengan kerajaan Usmani dan Mughol. Kerajaan ini
menyatakan Syiah sebagai madzab negara. Maka, kerajaan Safawi dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Dinasti Safawi


Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarikat yang berdiri di
Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini di beri nama tarekat Safawiyah,
didirikan pada waktu hampir sama dengan berdirinya kerajaan Usmani. Nama
Safawiyah, di ambil dari nama pendirinya, Safi al-Din (1252-1334 M),dan nama
Safawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik.
Bahkan, nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan.
Amir Ali berpendapat bahwa Safawi berasal dari shafi yaitu gelar nenek
monyang raja-raja Safawi, Shafi al-Din Ishak al-Ardabily (1252-1334 M), pendiri
dan pemimpin tarekat Safawi. Adapun Negara Safawi secara resmi berdiri di
Persia pada tahun 1501 M, yaitu ketika Ismail I dengan pasukan Qizilbash
menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Shapur,dekat Nakhechivan,yaitu
ibukota Ak-Koyonlu.Ismail berhasil merebut dan mendudukinya. Di kota inilah
Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja yang pertama dinasti Safawi.
Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali
menimbulkan keinginan di kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena
itu, lama kelamaan murid-murid tarekat safawiyah berubah menjadi tentara yang
teratur, fanatik dalam kepercayaan, dan menentang setiap orang yang
bermazhab selain syiah.
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan
Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam
perkembangannya, kerajaan safawi sering bentrok dengan Turki Usmani.
Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainnya(Usmani dan mughal),kerajaan
safawi menyatakan Syiah sebagai mazhab Negara. Karena itu,kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.
Safi Al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai
jalan hidupnya. Ia keturunan dari imam syiah yang keenam, musa Al-Khazim,

2
3

gurunya bernama syaikh taj Al-Din Ibrahim zahidi (1216-1301M) yang dikenal
dengan julukan zahid Al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam
kehidupan tasawuf, safi Al-Din diambil menjadi menantu oleh gurunya tersebut.
Safi Al-Din mendirikan tarekat safawiyah setelah ia menggantikan guru dan
sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut terkat ini sangat teguh
dalam memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf safawiyah
bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang
mereka sebut ahli-ahli bidah. Tarekat yang dipimpin safi al-din ini semakin
penting, terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf
murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya
di persiaa, syria, dan anatolia. Di negri-negri diluar ardabil safi Al-Din
menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi
gelar khalifah.
Kecendrungan memesuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya
pada masa kepemimpinan juneid (1447-1460M). Tarekat safawi memperluas
geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan.
Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara juneid dengan penguasa kara
koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa turki yang berkuasa di wilayah
itu. Dalam konflik tersebut, juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat. Di
tempat baru ini dia mendapat perlindungan dari penguasa diyar bakr, ak-Koyunlu
(domba putih), juga satu suku bangsa turki. Ia tinggal di istana Uzun hasan, yang
ketika itu menguasai sebagian besar persia. Selama dipengasingan, juneid tidak
tinggal diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi
secara politik dengan uzun hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah seorang
saudara perempuan uzun hasan. Pada tahun 1459M. Juneid mencoba merebut
ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460M, ia mencoba merebut sircasia tetapi
pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara sirwan. Ia sendiri terbunuh
dalam pertempuran tersebut. Ketika itu anak juneid, haidar, masih kecil dan
dalam asuhan uzun hasan. Karena itu kepemimpinan gerakan safawi baru bisa
diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470M. Hubungan haidar dan
uzun hasan semakin erat setelah haidar mengawini salah seorang putri uzun
hasan. Dari perkawinan itu lahirlah ismail yang dikemudian hari menjadi pendiri
kerajaan safawi di persia.

3
4

Kemenangan AK koyunlu tahun 1476M terhadap kara koyunlu, membuat


gerakan militer safawi yang dipimpin oleh haidar dipandang sebagai rival politik
oleh AK koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Padahal, sebagaimana
telah disebutkan, safawi adalah sekutu Ak Koyunlu. Ak Koyunlu berusaha
melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan safawi karena itu, ketika safawi
menyerang wilayah Sircassia dan pasukan sirwan. AK koyunlu mengirimkan
bantuan militer kepada sirwan, sehingga pasukan haidar kalah dan haidar sendiri
terbunuh dalam peperangan itu.
Ali, putra dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentaranya untuk
menuntut balas atas kematian ayahnya, terutama terhadap AK koyunlu, tetapi
yakub pemimpin Ak koyunlu dapat menangkap dan memenjarakan Ali bersama
saudaranya ibrahim dan ismail serta ibunya, di fars selama empat setengah
tahun (1489-1493M). Mereka dibebaskan oleh rustam, putra mahkota ak
koyunlu, dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya.
Setelah saudara sepupu rustam dapat dikalahkan. Ali bersaudara kembali ke
ardabil. Akan tetapi, tidak lama kemudian rustam berbalik memusuhi dan
menyerang ali bersaudara, dan ali terbunuh dalam serangan ini (1494M.
Kepemimpinan gerakan safawi, selanjutnya berada di tangan ismail, yang
saat itu masih berusia tujuh tahun, selama lima tahun ismail beserta pasukannya
bermarkas di gilan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan
dengan para pengikutnya di Azerbaijan, syria, dan anatolia. Pasukan yang
dipersiapkan itu dinamai qizilbash (baret merah). Dibawah pimpinan ismail, pada
tahun 1501 M, pasukan qizilbash menyerang dan mengalahkan Ak koyunlu di
sharur, dekat nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan
menaklukkan Tabriz, ibu kota AK koyunlu dan berhasil merebut serta
mendudukinya. Di kota ini ismail memproklamirkan dirinya sebagai raja dinasti
safawi dengan ini resmilah berdiri sebuah dinasti baru ditanah persia.

2.2 Masa Kemajuan Dinasti Safawi


Pada tahun 1502 M,Syah Ismail berhasil mengalahkan Sirwan,Azerbaijan
dan Irak.Pada tahun 1503 M,Ia berhasil menghancurkan sisa-sisa tentara Ak-
Koyunlu di Hamdan.Tahun 1504 M, Ia berhasil menundukan daerah Kasfia dari
Mazandaran dan dan Churgan selanjutnya ia dapat mengalahkan Diyarbakr
pada tahun 1505 M. Demikian pula kota kota Baghda jatuh ketangannya pada

4
5

tahun 1508 M dan pada tahun 1510 M ia berhasil menguasai daerah Khurasan.
Ismail dianggap oleh pengikutnya Qizilbash sebagai raja yang mengandung
unsur ketuhanan dan pernah dirinya menganggap sebagai manifestasi tuhan.
Hal ini menjadi kendur ketika ia mengalami kegagalan pertempuran dengan Turki
Usmani.
Ismail 1 berkuasa kurang lebih 23 tahun,yaitu antara tahun 1501-1524
M.Peperanga dengan Turki usmani terjadi tahun 1514 M di Chaldiran,dekat
Tabriz.Karna keunggulan organisasi militer kerajaan Usmani,dalam peperangan
ini Ismail 1 mengalami kekalahan,malah Turki Usmani dibawah kepemimpinan
Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.Kerajaaan Safawi terselamatkan karna
pulangnya Sultan Usmani ke Turki karna terjadi perpecahan di kalangan militer
turki di negrinya.
Kekalahan Syah Ismail oleh Turki Usmani di Chaldiran,membuatnya
kecewa, sedih dan akhirnya mengurung diri dan tenggelam dalam minuman yang
memabukan dan berburu. Kemudian mitos Keilahianya menjadi goyah serta
hubunganya dengan Qizibash menjadi renggang, Ismail tidak lagi membawa
tentaranya kemedan pertempuran sampai ia meninggal. Setelah Syah Ismail
meninggal dunia pada tahun 1524 M, naik tahta beberapa orang syah kerajaan
Safawi sampai pada seorang syah yang terkenal yakni Syah Abbas dan
membawa kerajaan Safawi ke puncak kejayaan.

2.3. Usaha Syah Abbas Mengembalikan Dinasti Safawi


Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja safawi kelima,
Abbas 1, naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 sampai tahun 1628
M.Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas 1 dalam memulihkan kerajaan
Safawi ialah pertama : berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash
atas kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya
terdiri dari budak-budak, berasal dari tawanan bangsa Georgia, Armenia, dan
Sircassia yang telah ada sejak raja Thamsap 1. Kedua: Mengadakan perjanjian
damai dengan Turki Usmani. Untuk mewujudkan perjanjian ini Abbas 1 terpaksa
harus menyerahan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah Luristan.
Di samping itu, abbas berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam
Islam dalam Khutbah-Khutbah jumat.Sebagai jaminan atas syarat-syarat itu,ia
menyerahkan saudara sepupunya,Haidar Mirza sebagai Sandra di Istanbul.

5
6

Masa kekuasaan Abbas 1 merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi.Secara


politik ia mampu menyelesaikan bebagai kemelut didalam negri yang
mengganggu stabilitas Negara dan merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya. Pada masa
Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa khalifah-khalifah
sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syiah menjadi agama negara,
tetapi ia menanamkan sikap toleransi. Menurut Hamka, terhadap politik
keagamaan beliau tanamkan paham toleransi atau lapang dada yang amat
besar. Paham Syiah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang Sunni dapat
hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan hanya itu, pendeta-pendeta Nasrani
diperbolehkan mengembangkan ajaran agamanya dengan leluasa sebab banyak
bangsa Armenia yang menjadi penduduk setia di kota Isfahan.

2.4 Kemajuan-Kemajuan Pada Masa Syah Abbas


a. Dalam bidang politik
Dalam hal ini,langkah pertama yang diambil oleh Syah Abbas adalah
membangun angkatan senjata yang kuat dan besar bagi kerajaan Safawi.
Dengan kekuatan militer yang tangguh, usaha-usaha yang dilakukan
Syah Abbas untuk membuat kerajaan Safawi kuat serta merebut kembali
wilayah-wilayah kekuasaanya yang hilang akhirnya tercapai. Hal ini dapat
dibuktikan dengan direbutnya kembali Hearat pada 1598 M dan dapat
melanjutkan kembali serangan-serangan sehingga dapat merebut Marw
dan Balk.
b. Dalam bidang ekonomi
Pada masa Syah Abbas ,kerajaan Safawi dapat mengusai Harmuz dan
pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas.Kerajaan Safawi juga
menjalin hubungan perdagangan dengan Rusia di sekitar laut Kaspia.
c. Dalam bidang ilmu pengetahuan
Pada masa kerajaan Safawi di Persia ,filsafat dan ilmu pengetahuan
bangkit kembali di dunia Islam, khususnya di kalangan orang-orang
Persia.Tokoh-tokoh dalam ilmu pengetahuan yang lahir pada masa ini
seperti Mir Daud alias Muhammad Baqir Daud (w 1631 M). Ia dianggap
sebagai guru ketiga di bidang filsafat setelah Aristoteles dan al-Faraby.Ia

6
7

mempunyai banyak karya tulis dalam berbagai bidang seperti Fiqh,


theology, dan filsaat yang ditulis dalam bahasa Persia dan Arab.
d. Kemajuan dalam bidang pembangunan fisik dan seni
Adapun pembangunan fisik yang terkenal pada saat iti ialah
pembangunan kota Isfahan, yang dijadikan ibukota kerajaan Safawi pada
masa abbas, sedangkan ibukota sebelumnya adalah Tabriz pada masa
Ismail jatuh ke tangan Usmani dan pada masa Thamsah dipindahkan ke
kota Qizwin, lalu pada masa Abbas dipindahkan lagi ke Isfahan.
Di bidang seni, kemajuan yang dicapainya adalah di bidang arsitektur
pada bangunan mesjid yang indah di Isfahan yang di bangun pada masa
Abbas.Selain itu juga dijumpai hasil industry seperti keramik-keamik yang indah
dan karpet dengan berbagai corak motifnya.

2.5 Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Safawi


Setelah Syah Abbas meninggal pada tahun 1629 M, kerajaan Safawi
mengalami kemunduran. Sepeninggal Abbas 1 kerajaan Safawi berturut-berturut
di perintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza(1628-1642 M), Abbas II (1642-1667
M), Sulaiman (1667-1694 M),Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M),
dan Abbas III (1733-1736 M).Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan
Safawi tidak menunjukan grafik naik dan berkembang,tetapi justru
memperlihatkan kemunduran dan akhirnya membawa kepada kehancuran. Pada
masa Syah Hussein, karna kelemahanya,pemerintahan banyak diserahkan
kepaa ulama Syiah yang sangat fanatik, sehingga ulama tersebut banyak
melakukan kekejaman terhadap rakyat yang beraliran Sunni serta pembunuhan
terhadap ulama-ulama Sunni.

2.6 Faktor-Faktor Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Safawi


1. Faktor Intern
2. Timbulnya perselisihan yang berkepanjangan antara kerajaan Safawi dan
kerajaan Usmani.
3. Kerusakan moral yang melanda sebagian penguasa kerajaan Safawi
disebabkan oleh minuman yang memabukan dan candu narkotika seperti
Syah Sulaiman dan Syah Hussen.

7
8

4. Pasukan Ghulam yang telah di bentuk oleh Syah Abbas I,tidak memiliki
semangat berperang lagi sebagaimana pasukan Qizilbash. Hal ini
disebabkan pasukan Ghulam tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
dibekali secara mantap dengan pendididkan rohani.
5. Timbulnya konflik intern dalam perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana.
6. Faktor Ekstern
Dalam keadaan lemah demikian,kerajaan Safawi mendapat serangan dari
raja Afghan, Mir Mahmud yang berlainan paham dengan syah-syah Safawi yakni
penganut paham Sunni. Pada tahun 1721 M, Mir Mahmud mulai melakukan
penyerangan ke Isfahan dan selama peperangan Isfahan tersebut rakyat dan
penduduk mengalami penderitaan.

2.7 Persia (Iran) Pasca Runtuhnya Dinasti Safawi


Sesudah runtuhnya dinasti safawi di persia sempat muncul atau berdiri
beberapa dinasty kecil yang tidak bertahan lama, dinasti-dinasty tersebut adalah:
Dinasti Pashtun Hotaki (17221736)
Para Hotaki adalah seorang Pashtun (Afghanistan) suku dan dinasti yang
memerintah Kekaisaran Persia 1722-1729, setelah mengalahkan dan
mengganti dinasti Safawi. Dinasti Hotaki didirikan pada 1709 oleh Mirwais
Hotak, kepala Pashtun Ghilzai Kandahar yang berhasil memberontak
melawan Dinasti Safawi. Setelah kematiannya pada 1715, monarki
diteruskan kepada saudaranya diikuti oleh anak-anaknya dan
keponakannya sampai dinasti akhirnya berakhir pada 1738 ketika Nader
Shah dan Afsharids dikalahkan Hussain Hotaki di Kandahar.
Dinasti Afshariyah (17361802)
Dinasti Zand (17501794)
Dinasti ( ) adalah dinasti di Iran yang menguasai Iran selatan dan
tengah Iran (17501794) pada abad ke-18. Dengan ibu kota shiraz,
sistem pemerintahan monarki, dinasti ini pernah dipimpin oleh dua orang
khalifah yaitu :
Karim khan zand (1750-1779), khalifah pertama sekaligus pendiri dinasti
zand.

8
9

Lotf Ali Khan Zand (1789-1794).


Dinasti Qajar (17811925)
Dinasti Qajar (juga dikenal sebagai Ghajar atau Kadjar), (bahasa Persia:
atau ) adalah sebutan umum untuk
menggambarkan Iran (kemudian dikenal sebagai Persia) dibawah
keluarga kerajaan Qajar yang berkuasa[1] yang memerintah Iran sejak
1794 hingga 1925. Tahun 1794 keluarga Qajar mengambil alih Iran
sepenuhnya setelah mereka menyingkirkan semua pesaingnya, termasuk
Lotf Ali Khan, yang terakhir dari dinasti Zand, dan telah mengembalikan
kedaulatan Persia di bekas teritori Iran di Georgia dan Kaukasus. Tahun
1796 gh Moammad Khn ditetapkan sebagai shah (kaisar atau raja).
Dinasti Pahlevi (19251979)
Dinasti Pahlavi (bahasa Persia: ) menguasai Iran
sejak dimahkotainya Reza Shah tahun 1925 hingga dijatuhkannya putra
Reza Shah Mohammad Reza Pahlavi pada Revolusi Iran tahun 1979.
Keruntuhan Dinasti Pahlavi menandai keretakan tradisi kuno monarki
Iran.
Shah:
Reza Shah Pahlavi 1925-1941
Mohammad Reza Pahlavi 1941-1979
Perdana mentri :
Mohammad-Ali Foroughi 1925-1926
Shapour Bakhtiar 1979
Revolusi Iran (1979)
Revolusi iran (juga dikenal dengan sebutan Revolusi Islam, Persia:
, Enghelbe Eslmi) merupakan revolusi yang mengubah Iran dari
Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik
Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin
revolusi dan pendiri dari Republik Islam. Sering disebut pula revolusi
besar ketiga dalam sejarah, setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.
Walapun beberapa orang berpendapat bahwa revolusi masih
berlangsung, rentang-waktu terjadinya revolusi terjadi pada Januari 1978
dengan demonstrasi besar pertama,[9] dan ditutup dengan disetujuinya
konstitusi teokrasi baru dimana Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi

9
10

negara pada Desember 1979. Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi


meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah
pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari
1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran yang disambut oleh
beberapa juta Bangsa Iran. Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera
terjadi setelah 1 Februari dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan
dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan
tentara yang loyal kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara
resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar
Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional. Revolusi ini
memiliki keunikan tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia. Tidak
seperti berbagai revolusi di dunia, Revolusi Iran tidak disebabkan oleh
kekalahan dalam perang, krisis moneter, pemberontakan petani, atau
ketidakpuasan militer; menghasilan perubahan yang sangat besar dengan
kecepatan tinggi ; mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim tersebut
dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan
pasukan keamanan;[15][16] dan mengganti monarki kuno dengan ajaran
teokrasi yang didasarkan atas Guardianship of the Islamic Jurists (atau
velayat-e faqih). Hasilnya adalah sebuah Republik Islam yang dibimbing
oleh ulama berumur 80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom,
sebagaimana seorang cendekiawan menyatakan, jelas sebuah kejadian
yang harus dijelaskan. Revolusi ini terjadi kepada dua peringkat.
Peringkat pertama bermula pada pertengahan 1977 hingga tahun 1979
yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan kiri dan kumpulan
agama. Kesemua mereka memberontak menentang Shah Iran. Peringkat
kedua yang turut dikenali sebagai Revolusi Islam menyaksikan naiknya
Ayatollah menjadi pemimpin revolusi.
Pemerintahan Sementara (19791980)
Republik Islam Iran (1980sekarang)
Iran (atau Persia) (bahasa Persia: )adalah sebuah negara Timur
Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara
ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran
masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad
Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh

10
11

digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan Arya yang


berarti Tanah Bangsa Arya.
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di
barat laut dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut,
Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak
(1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan.
Pada tahun 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah
Khomeini mendirikan sebuah Republik Islam teokratis sehingga nama lengkap
Iran saat ini adalah Republik Islam Iran () .

11
12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggegas awal berdirinya
kerajaan Safawi adalah Syeh Ishak Safiuddin yang semula hanya sebagai murid
tarekat dengan tugas dakwah agar umat Islam secara murni berpegang teguh
pada ajaran agama. Namun, pada tahun selanjutnya setelah memperoleh
banyak pengikut fanatik akhirnya aliran tarekat ini berubah menjadi gerakan
politik dan awal memperoleh kekuasaan secara kongkret pada masa Juneid.
Kerajaan Safiuddin beraliran Syiah dan menjadikanya sebagai dasar negara.
Raja dari kerajaan Safawi yang terkenal yaitu di masa pemerintahan
Syah Abbas Masa kekuasaan Abbas 1 merupakan puncak kejayaan kerajaan
Safawi. Secara politik ia mampu menyelesaikan bebagai kemelut didalam negri
yang mengganggu stabilitas Negara dan merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang
politik. Di bidang yang lain,kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan,
diantaranya dibidang ekonomi, dibidang ilmu pengetahuan, dan bidang
perkembangan fisik dan seni.
Kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi disebabkan oleh faktor
intern dan ekstern.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Mukti, dkk (Ed.), Ensiklopedi Islam, Jakarta : Departemen Agama RI,
1988.
Brockelman, Carl, Tarikh al-Syuub al-Islamiyah, Beirut : Dar al-Ilmu, 1974
Harun Maidir, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, IAIN-IB Press: Padang,2002
Hodgson, Marshal G.S., The Venture of Islam, Vol. III, Chicago: The University of
Chicago Press, 1981.
Kusdiana, Ading, Sejarah dan kebudayaan Islam periode Pertengahan, Bandung
: CV. Pustaka Setia, 2013
Supriyadi Dedi, Sejarah peradaban Islam, CV Pustaka Setia:Bandung, 2008
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, PT Raja Grafindo Persada:Jakarta,1993

13

Anda mungkin juga menyukai