Makalah Kelompok 6
Makalah Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
gurunya bernama syaikh taj Al-Din Ibrahim zahidi (1216-1301M) yang dikenal
dengan julukan zahid Al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam
kehidupan tasawuf, safi Al-Din diambil menjadi menantu oleh gurunya tersebut.
Safi Al-Din mendirikan tarekat safawiyah setelah ia menggantikan guru dan
sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut terkat ini sangat teguh
dalam memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf safawiyah
bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang
mereka sebut ahli-ahli bidah. Tarekat yang dipimpin safi al-din ini semakin
penting, terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf
murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya
di persiaa, syria, dan anatolia. Di negri-negri diluar ardabil safi Al-Din
menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi
gelar khalifah.
Kecendrungan memesuki dunia politik itu mendapat wujud konkretnya
pada masa kepemimpinan juneid (1447-1460M). Tarekat safawi memperluas
geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan.
Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara juneid dengan penguasa kara
koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa turki yang berkuasa di wilayah
itu. Dalam konflik tersebut, juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat. Di
tempat baru ini dia mendapat perlindungan dari penguasa diyar bakr, ak-Koyunlu
(domba putih), juga satu suku bangsa turki. Ia tinggal di istana Uzun hasan, yang
ketika itu menguasai sebagian besar persia. Selama dipengasingan, juneid tidak
tinggal diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi
secara politik dengan uzun hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah seorang
saudara perempuan uzun hasan. Pada tahun 1459M. Juneid mencoba merebut
ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460M, ia mencoba merebut sircasia tetapi
pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara sirwan. Ia sendiri terbunuh
dalam pertempuran tersebut. Ketika itu anak juneid, haidar, masih kecil dan
dalam asuhan uzun hasan. Karena itu kepemimpinan gerakan safawi baru bisa
diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470M. Hubungan haidar dan
uzun hasan semakin erat setelah haidar mengawini salah seorang putri uzun
hasan. Dari perkawinan itu lahirlah ismail yang dikemudian hari menjadi pendiri
kerajaan safawi di persia.
3
4
4
5
tahun 1508 M dan pada tahun 1510 M ia berhasil menguasai daerah Khurasan.
Ismail dianggap oleh pengikutnya Qizilbash sebagai raja yang mengandung
unsur ketuhanan dan pernah dirinya menganggap sebagai manifestasi tuhan.
Hal ini menjadi kendur ketika ia mengalami kegagalan pertempuran dengan Turki
Usmani.
Ismail 1 berkuasa kurang lebih 23 tahun,yaitu antara tahun 1501-1524
M.Peperanga dengan Turki usmani terjadi tahun 1514 M di Chaldiran,dekat
Tabriz.Karna keunggulan organisasi militer kerajaan Usmani,dalam peperangan
ini Ismail 1 mengalami kekalahan,malah Turki Usmani dibawah kepemimpinan
Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.Kerajaaan Safawi terselamatkan karna
pulangnya Sultan Usmani ke Turki karna terjadi perpecahan di kalangan militer
turki di negrinya.
Kekalahan Syah Ismail oleh Turki Usmani di Chaldiran,membuatnya
kecewa, sedih dan akhirnya mengurung diri dan tenggelam dalam minuman yang
memabukan dan berburu. Kemudian mitos Keilahianya menjadi goyah serta
hubunganya dengan Qizibash menjadi renggang, Ismail tidak lagi membawa
tentaranya kemedan pertempuran sampai ia meninggal. Setelah Syah Ismail
meninggal dunia pada tahun 1524 M, naik tahta beberapa orang syah kerajaan
Safawi sampai pada seorang syah yang terkenal yakni Syah Abbas dan
membawa kerajaan Safawi ke puncak kejayaan.
5
6
6
7
7
8
4. Pasukan Ghulam yang telah di bentuk oleh Syah Abbas I,tidak memiliki
semangat berperang lagi sebagaimana pasukan Qizilbash. Hal ini
disebabkan pasukan Ghulam tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
dibekali secara mantap dengan pendididkan rohani.
5. Timbulnya konflik intern dalam perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana.
6. Faktor Ekstern
Dalam keadaan lemah demikian,kerajaan Safawi mendapat serangan dari
raja Afghan, Mir Mahmud yang berlainan paham dengan syah-syah Safawi yakni
penganut paham Sunni. Pada tahun 1721 M, Mir Mahmud mulai melakukan
penyerangan ke Isfahan dan selama peperangan Isfahan tersebut rakyat dan
penduduk mengalami penderitaan.
8
9
9
10
10
11
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggegas awal berdirinya
kerajaan Safawi adalah Syeh Ishak Safiuddin yang semula hanya sebagai murid
tarekat dengan tugas dakwah agar umat Islam secara murni berpegang teguh
pada ajaran agama. Namun, pada tahun selanjutnya setelah memperoleh
banyak pengikut fanatik akhirnya aliran tarekat ini berubah menjadi gerakan
politik dan awal memperoleh kekuasaan secara kongkret pada masa Juneid.
Kerajaan Safiuddin beraliran Syiah dan menjadikanya sebagai dasar negara.
Raja dari kerajaan Safawi yang terkenal yaitu di masa pemerintahan
Syah Abbas Masa kekuasaan Abbas 1 merupakan puncak kejayaan kerajaan
Safawi. Secara politik ia mampu menyelesaikan bebagai kemelut didalam negri
yang mengganggu stabilitas Negara dan merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang
politik. Di bidang yang lain,kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan,
diantaranya dibidang ekonomi, dibidang ilmu pengetahuan, dan bidang
perkembangan fisik dan seni.
Kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi disebabkan oleh faktor
intern dan ekstern.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. Mukti, dkk (Ed.), Ensiklopedi Islam, Jakarta : Departemen Agama RI,
1988.
Brockelman, Carl, Tarikh al-Syuub al-Islamiyah, Beirut : Dar al-Ilmu, 1974
Harun Maidir, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, IAIN-IB Press: Padang,2002
Hodgson, Marshal G.S., The Venture of Islam, Vol. III, Chicago: The University of
Chicago Press, 1981.
Kusdiana, Ading, Sejarah dan kebudayaan Islam periode Pertengahan, Bandung
: CV. Pustaka Setia, 2013
Supriyadi Dedi, Sejarah peradaban Islam, CV Pustaka Setia:Bandung, 2008
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, PT Raja Grafindo Persada:Jakarta,1993
13