Anda di halaman 1dari 66

Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang


berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi
atas sumber aktifitasnya, yaitu limbah cair yang berasal dari kegiatan industri dan
limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Sebelum
dikembalikan ke lingkungan, limbah cair harus melalui tahap pengolahan untuk
mencegah terjadinya pencemaran di lingkungan yang dapat membahayakan
kehidupan manusia. Limbah cair memiliki karakteristik tertentu yang sifatnya
spesifik, oleh karena itu jenis pengolahannya juga menyesuaikan dengan
karakteristik yang dimilikinya tersebut.
Untuk daerah perkotaan, air buangan domestik memegang peran yang penting
dalam kehidupan masyarakat. Air buangan ini dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan setiap harinya secara rutin. Air
buangan akan selalu menimbulkan permasalahan bagi masyarakat apabila tidak
dikelola dengan benar. Penyebaran penyakit, bau dan faktor estetis merupakan
dasar pemikiran mengapa dibutuhkan saluran air buangan. Pengelolaan air
buangan meliputi pengumpulan, penyaluran dan pengolahannya. Apabila terjadi
pencemaran di lingkungan akibat air buangan, salah satu akibatnya adalah
gangguan terhadap kesediaan air bersih. Oleh karena itu, penanganan limbah cair
domestik harus dilaksanakan dengan benar agar kehidupan masyarakat tidak
terganggu.
Aliran air buangan yang berasal dari sumber air masyarakat dan runoff air
hujan dari permukaan daerah perkotaan dikumpulkan untuk diolah dan kemudian
dikembalikan ke lingkungan. Sistem yang digunakan untuk kepentingan ini
disebut sebagai saluran air buangan (sewerage system) atau sebuah sistem
pengumpulan yang terdiri dari pipa utama dan sejumlah pipa cabang dan juga unit
tambahan lainnya, seperti struktur inlet dan pipa, untuk memfasilitasi

1
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

pengumpulan air dan penyalurannya menuju lokasi pembuangan. Tahap


berikutnya adalah sebuah instalasi pengolahan air buangan yang ditempatkan di
ujung saluran untuk meningkatkan kualitas limbah cair sebelum dikembalikan ke
lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Sistem pengumpulan air buangan dan
air hujan yang efisien, aman dan terjangkau memiliki peran yang penting dalam
infrastruktur perkotaan.
Prinsip penyaluran air limbah adalah membuat suatu sistem penyaluran yang
mengalirkan air limbah dari sumber ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
melalui jarak yang paling pendek agar waktu penyaluran yang dibutuhkan lebih
singkat. Untuk menentukan teknologi yang akan digunakan, terlebih dahulu harus
dilakukan analisis terhadap kondisi, batasan-batasan yang ada, dan potensi yang
dimiliki oleh lokasi perencanaan.
Salah satu faktor yang menentukan desain ini adalah jumlah air limbah yang
dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan
segala kegiatannya. Apabila jumlah air yang dibuang berlebihan melebihi dari
kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan
manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri sehingga oleh karenanya
perlu dilakukan penanganan air limbah yang seksama dan terpadu baik itu dalam
penyaluran maupun pengolahannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari sistem pendistribusian yaitu untuk menyalurkan air minum ke


konsumen, untuk memperoleh air bersih tanpa harus mengambil langsung dari
sumbernya dan untuk memperoleh air bersih dengan kondisi yang memenuhi
syarat-syarat akan kualitas air bersih atau minum. Kuantitas air dalam sistem
perencanaan air minum harus seimbang dengan kebutuhan air dalam suatu kota
dengan tujuan supaya tidak terjadi kekurangan air ataupun pemborosan air jika
jumlah air yang disediakan terlalu banyak. Sistem penyediaan air minum yang
baik bertujuan untuk :

2
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

1. Menyediakan air yang kualitasnya aman dan sehat bagi pemakainya,


individu maupun masyarakat. Sehingga Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui air dapat diminimalisasikan penyebarannya yang dapat
mengganggu kesehatan manusia terutama pada bagian saluran pencernaan
2. Menyediakan air yang memadai kuantitasnya, jadi penyediaan air yang
baik akan memudahkan dalam memenuhi kebutuhan air dalam suatu
daerah. Dengan adanya sistem penyediaan air berarti kebutuhan air bagi
individu akan terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas
3. Menyediakan air secara kontinyu, mudah dan murah untuk menunjang
higienitas perseorangan maupun rumah tangga.

1.3 Ruang Lingkup


1. Dalam tugas ini mahasiswa diminta membuat perencanaan dan
perhitungan saluran air buangan dan air hujan secara terpisah di dalam
suatu kota.
2. Sistem Penyaluran Air Buangan
Air buangan disalurkan menuju Bangunan Pengolahan Air Buangan
Perencanaan yang diminta hanya untuk pipa indul, tetapi harus
dipertimbangkan perencanaan pipa cabang sampai dengan pipa service.
3. Sistem Drainase
Air hujan disalurkan menuju Badan Air Penerima terdekat
Perencanaan yang diminta adalah saluran utama (primer), tetapi harus
dipertimbangkan perencanaan saluran sekunder dan tersier.
4. Daerah perencanaan meliputi seluruh daerah kota yang ditunjuk dalam
peta, dengan anggapan bahwa peta tersebut adalah bentuk kota pada akhir
periode perencanaan.
5. Dasar-dasar teori yang secara langsung mendukung perencanaan /
perhitungan harus diuraikan secara lengkap.
6. Perhitungan disuun dalam bentuk tabulasi
7. Penampilan gambar, gambar detail dan hal lain yang diperlukan ,
dikerjakan sesuai petunjuk asisten.

3
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

1.3 Metode Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan di dalam perencanaan sistem


penyaluran air limbah ini terdiri dari beberapa poin, yaitu :
1. Lembar judul, yang memberikan gambaran mengenai isi laporan.
2. Kata pengantar, berupa ucapan terima kasih dan pengantar isi laporan.
3. Daftar isi, berisi susunan mengenai bahasan setiap laporan ini.
4. Daftar tabel, merupakan kumpulan tabel perhitungan dan keterangan
yang mendukung pembuatan laporan.
5. Daftar gambar, merupakan kumpulan gambar yang terdapat pada
laporan.
6. Daftar grafik, merupakan kumpulan grafik dari perhitungan pada laporan.
7. Daftar lampiran, merupakan kumpulan lampiran yang berisi perhitungan
pada laporan.
8. BAB I PENDAHULUAN, penjabaran mengenai latar belakang, maksud
dan tujuan, ruang lingkup dan metode penulisan dari laporan ini.
9. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisikan informasi umum yang dikutip
dari pustaka yang berkaitan dengan sistem penyaluran air limbah.
10. BAB III KRITERIA PERENCANAAN, berisikan kriteria perencanaan
yang digunakan dalam desain saluran air limbah.
11. BAB IV GAMBARAN UMUM, berisikan gambaran umum mengenai
wilayah perencanaan dan konsep kota.
12. BAB V PERHITUNGAN, berisikan hasil perhitungan yang diperoleh.
13. BAB VI PENUTUP, berupa kesimpulan dari isi laporan.
14. DAFTAR PUSTAKA, kumpulan referensi yang digunakan dalam
laporan.
15. LAMPIRAN, berisikan kumpulan data yang disertakan dalam laporan
ini.

4
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

5
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Limbah


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik)
maupun industri (industri).
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan
air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).

2.4.1. Definisi Air Limbah


Berikut merupakan definisi air limbah dari berbagai sumber, sbb :
Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini adalah
merupakan :
a. Limbah cair atau air buangan ( waste water ) adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
b. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari
perumahan, institusi, komersial, dan industri bersama dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan.
c. Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air
tanah/permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum).
d. Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,
perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

6
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu


kelestarian lingkungan hidup.
e. Semua air/szat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun
kualitasnya mungkin baik

2.4.2. Limbah Cair Domestik


Limbah cair domestik adalah limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga. Contoh limbah domestik ini adalah air bekas cucian
yang mengandung deterjen, minyak, air yang terbuang saat mandi yang
mengandung banyak sabun, dan kotoran manusia. Limbah-limbah ini
memang tidak terlalu mengganggu lingkungan bila jumlahnya tidak terlalu
banyak. Akan tetapi, bila terakumulasi dan menjadi satu, limbah ini dapat
menjadi suatu masalah bagi kehidupan organisme lainnya, contohnya
kelestarian ekosistem sungai yang ada di daerah perkotaan.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.Secara
umum air limbah rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 3 fraksi
penting, yaitu :
a. Grey water merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar
mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran
faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta
dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen
banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport
utama bagi penyakit bawaan.
b. Black water, Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
dan air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor,
serta mikro-organisme.
Pengolahan air limbah dilakukan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Menyalurkan air limbah tersebut jauh dari daerah tempat tinggal,tanpah
diolah sebelumnya.

7
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

2. Menyalurkan air limbah tersebut setelah diolah sebelumnya dan


kemudian dibuang kealam.
Jika air limbah tersebut dibuang begitu saja tanpa diolah sebelumnya maka
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni:
a. Tidak sampai mengotori sumber air minum.
b. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan
vector.
c. Tidak mengganggu kesenangan hidup misalnya dari segi pemandangan
dan bau.
d. Tidak mencemarkan alam sekitarnya seperti merusak tempat berekreasi
berenang dan sebagainya.

2.4.3. Limbah Cair Industri


Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu
kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. (Asmadi,2012 )
Pada beberapa industri, volume limbah cair sangat besar. Limbah
cair ini sebagai hasil dari proses pencucian dengan jumlah polutan vang
bervariasi tergantung pada operasi produksi produk olahan dan tahap-tahap
proses yang berlangsung. Oleh karena itu, limbah ini dapat membahayakan
lingkungan perairan bila dibuang ke badan penerima air tanpa perlakuan
pengolahan. Bahaya yang ditimbulkan antara lain, berupa turunnya kualitas
air di dalam badan penerima air, timbulnya gas berbau busuk, seperti H2S,
CH4 atau NH3 , atau munculnya warna tiruan oleh kekeruhan atau adanya
padatan bukan zat organik (Tampubolon, 1990).
Limbah cair didefinisikan sebagai buangan cair yang berasal dari
suatu lingkungan masyarakat dan lingkungan industri dimana komponen
utamanya adalah air yang telah digunakan dan mengandung benda padat
yang terdiri dari zat-zat organik dan anorganik (Mahida, 1984).

8
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991), berdasarkan asalnya


limbah cair dapat dibedakan meniadi empat macarn yaitu, air limbah rumah
tangga (domestic waste), air limbah industri (industrial waste), rembesan air
tanah lewat saluran dan luapan air hujan.

2.2 Sumber Air Limbah


Air limbah sebagai sumber pencemar dapat berasal dari berbagai sumber
yang pada umumnya karena hasil perbuatan manusia dan kemajuan teknologi.
Sumbersumber air limbah tersebut dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Air limbah rumah tangga (domestic wasted water), air limbah dari
permukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri atas
ekskreta (tinja dan urin), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana
sebagian besar merupakan bahan organik.
b. Air limbah kotapraja (municipal wastes water), air limbah ini umumnya
berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, sekolah, tempattempat
ibadah dan tempattempat umum lainnya seperti hotel, restoran, dan lain
lain.
c. Air limbah industri (industrial wastes water), air limbah yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi ini pada umumnya lebih sulit
dalam pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas.

2.3 Sistem Pengelolaan Air Limbah


Ada 2 sistem pengolahan air limbah yang familiar di Indonesia yaitu
sanitation on site dan sanitation off site, dimana artinya sebagai berikut:
1. Sistem sanitasi setempat (On-site sanitation) adalah sistem pemlimbah air
limbah dimana air limbah dibuang di tempat. Sistem ini dipakai jika syarat-
syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan menggunakan biaya relatif rendah.
Sistem ini sudah umum karena telah banyak dipergunakan di Indonesia.
Sistem ini menggunakan Septic-tank.
2. Sistem Sanitasi Terpusat ( Off site sanitation) merupakan sistem pemlimbah
air limbah rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang

9
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

menyalurkan dari lokasi masing-masing rumah ke saluran pengumpul air


limbah dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air
limbah (BPAL) sebelum dibuang ke badan air (sungai, danau, situ, waduk).

2.4. Penyaluran Air Limbah

Sistem penyaluran air limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan
baik itu dari rumah tangga maupun kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya
menggunakan sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa yang berfungsi
menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan ke
saluran utama atau saluran drainase.
1. Sistem Sanitasi Setempat
Sistem sanitasi setempat (On-site sanitation) adalah sistem pembuangan
air limbah dimana air limbah tidak dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu
jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air buangan
atau badan air penerima, melainkan dibuang di tempat. Sistem ini di pakai jika
syarat-syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan menggunakan biaya relatif rendah.
Sistem ini sudah umum karena telah banyak dipergunakan di Indonesia.
Kelebihan sistem ini adalah:
a) Biaya pembuatan relatif murah.
b) Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
c) Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
d) Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
Disamping itu, kekurangan sistem ini adalah:
a) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
b) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan
tidak dilakukan sesuai aturannya.
2. Sistem Sanitasi Terpusat
Sistem Sanitasi Terpusat (Off site sanitation) merupakan sistem
pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran)
yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran

10
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan


pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan.
3. Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem Penyaluran terpisah atau biasa disebut separate system/ full
sewerage adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan
riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran
drainase khusus untuk air yang tidak tercemar.
Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran mempunyai
dimensi yang relatif kecil sehingga memudahkan dalam konstruksi serta operasi
dan pemeliharaannya. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan tempat luas
untuk jaringan masing-masing sistem saluran.
4. Sistem Penyaluran Konvensional
Sistem penyaluran konvensional (conventional Sewer) merupakan suatu
jaringan perpipaan yang membawa air buangan ke suatu tempat berupa bangunan
pengolahan atau tempat pembuangan akhir seperti badan air penerima. Sistem ini
terdiri dari jaringan pipa persil, pipa lateral, dan pipa induk yang melayani
penduduk untuk suatu daerah pelayanan yang cukup luas. Setiap jaringan pipa
dilengkapi dengan lubang periksa manhole yang ditempatkan pada lokasi-lokasi
tertentu. Apabila kedalaman pipa tersebut mencapai 7 meter, maka air buangan
harus dinaikkan dengan pompa dan selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke lokasi
pengolahan dengan mengandalkan kecepatan untuk membersihkan diri.
Kelebihan sistem penyaluran konvensional adalah tidak diperlukannya
suatu tempat pengendapan padatan atau tangki septik. Sedangkan kekurangan dari
sistem penyaluran konvensional antara lain:
Biaya konstruksi relatif mahal.
Peraturan jaringan saluran akan sulit jika dikombinasikan dengan saluran small
bore sewer, karena dua sistem tersebut membawa air buangan dengan
karakteristik berbeda sehingga tidak boleh ada cabang dari sistem konvensional
bersambung ke saluran small bore sewer.

11
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

2.4.1. Perencanaan Pipa

Pada umumnya sistem perpipaan penyaluran air buangan terdiri dari:


1. Pipa Persil
Pipa persil adalah pipa saluran yang umunya terletak di dalam rumah dan
langsung menerima air buangan dari instalasi plambing bangunan. Memiliki
diameter 3- 4, kemiringan pipa 2%. Teknis penyambungannya antara debit
dari persil dengan debit dari saluran pengumpul kecil sekali maka
penyambungannya tegak lurus.
2. Pipa Servis
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa
persil yang kemudian akan menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral.
Diameter pipa servis sekitar 6- 8, kemiringan pipa 0.5 - 1%. Lebar galian
pemasangan pipa servis minimal 0,45 m dan dengan kedalaman benam awal
0.6 m. Sebaiknya pipa ini disambungkan ke pipa lateral di setiap manhole.
3. Pipa Lateral
Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis
untuk dialirkan ke pipa cabang, terletak di sepanjang jalan sekitar daerah
pelayanan. Diameter awal pipa lateral minimal 8, dengan kemiringan pipa
sebesar 0,5 - 1%.
4. Pipa Cabang
Pipa cabang adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa-
pipa lateral. Diameternya bervariasi tergantung dari debit yang mengalir pada
masing-masing pipa. Kemiringan pipa asekitar 0,2 - 1%.
5. Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa utama yang menerima aliran air buangan dari
pipa-pipa cabang dan meneruskannya ke lokasi instalasi pengolahan air
buangan. Kemiringan pipanya sekitar 0,2 - 1 %.

2.4.2. Bahan Saluran / Pipa


Beberapa faktor yang harus dihitungkan dalam pemilihan pipa yaitu :
a. Ketahanan terhadap asam dan basa serta korosi

12
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

b. Kekasaran konstruksi
c. Kekasaran permukaan sebelah dalam
d. Kemudahan dalam pemasangan
e. Kemudahan dalam persediaan
f. Harga
Beberapa jenis bahan pipa yang terdapat di pasaran antara lain :
a) Besi dan baja seperti :
- Cast Iron Pipe (CIP)
- Ductile Iron Pipe (DIP)
- Febricated Steel Pipe
b) Asbetos Cement Pipe (ACP)
Kelebihan :
- Tahan korosi
- Pemasangan mudah
Kekurangan :
- Mudah retak (retak rambut)
- Tidak tahan tekanan dari luar (mudah pecah jika dipukul)
c) Concrete Pipe (Pipa beton)
d) Clay Pipe (Pipa tanah liat)
e) Pipa plastik (Poly Vynil Chloride)

2.5. Penggelontoran
Tujuan penggelontoran adalah untuk menambah debit pada jaringan dalam
keadaan minimum, sehingga aliran dapat mencapai kedalaman berenang dengan
diameter 10 cm dan kecepatan aliran minimum memenuhi yang disyaratkan, yaitu
kecepatan minimum lebih besar dari 0,6 m/detik.
Berdasarkan kontinuitassnya, penggelontoran dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sistem Kontinu
Merupakan sistem diamana penggelontoran dilakukan secara terus menerus
dengan debit konstan. Dalam perencanaan dimensi saluran, tambagan debit air

13
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

buangan dari penggelontoran harus diperhitungkan. Dengan menggunakan


sistem penggelontoran kuntinu maka :
- Kedalaman berenang selalu tercapai
- Kecepatan aliran dapat diatur
- Syarat pengaliran dapat terpenuhi
- Tidak memerlukan bangunan penggelontor di sepanjang jalur pipa, tetapi
cukup berupa bangunan pada awal saluran atau dapat berupa terminal
cleanout yang dihubungkan dengan pipa transmisi air penggelontor.
- Kemungkinan saluran tersumbat kecil, dapat terjadi pengenceran air
limbah, serta pengoperasiannya mudah.
Kekurangan dalam sistem ini adalah debit penggelontoran yang konstan
memerlukan dimensi saluran lebih besar, terjadi penambahan beban hidrolis
pada BPAB.
2. Sistem Periodik
Dalam sistem periodik penggelontoran dilakukan secara berkala pada kondisi
aliran minimum. Penggelontoran dilakukan minimal sekali dalam sehari dan
dapat diatur sewaktu diperlukan dimana debit penggelontoran akan sesuai
dengan kebutuhan. Pada sistem ini dimensi saluran relatif tidak besar karena
debit gelontor tidak diperhitungkan.

14
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB III
KRITERIA PERENCANAAN

3.1 Kriteria Perencanaan Jalur Penyaluran Air Limbah

Dalam perencanaan sistem penyaluran Air Limbah Kota Chicago ini terdapat
beberapa kriteria desain yang disesuaian dengan standar yang berlaku. Sistem
penyaluran Air Limbah dirancang secara gravitasi dengan tidak adanya pompa.
Apabila keadaan tidak memungkinkan maka dapat digunakan pengaliran dengan
tekanan. Berikut ini beberapa syarat dalam pengaliran air limbah :
1. Saluran diusahakan dapat memberikan kondisi pengaliran unsteady non
uniform flow.
2. Kecepatan pengaliran harus cukup besar, sehingga waktu pengaliran air
limbah ke IPAL relatif singkat, yaitu selama 18 jam dan mampu
mencapai kecepatan self cleansing tanpa menimbulkan kerusakan pada
dinding saluran
3. Aliran harus mampu membawa material yang terdapat pada aliran,
meskipun dalam keadaan debit aliran minimum.
Perencanaan dimensi dan kemiringan saluran ditetapkan berdasarkan debit
puncak dan debit minimum. Besarnya kuantitas air limbah juga tergantung pada
beberapa faktor yaitu :
- Sosial ekonomi penduduk
- Sumber / asal air limbah
- Besarnya pemakaian air
- Curah hhujan dan infiltrasi
- Jenis material, penyambungan dan bangunan pelengkap

3.2 Perencanaan Penyaluran Saluran Air Limbah


Dalam

3.2.1. Debit Harian Maksimum


3.2.2. Kecepatan Aliran

15
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

3.2.3. Pembacaan Grafik


3.2.4. Perencanaan Penanaman Pipa
3.2.5. Penggelontoran

Pada metoda ini laju pertumbuhan penduduk diasumsikan konstan, dan


secara matematis dapat diekspesikan sebagai :
dP
Ka
dt
Pt Pi Ka.(tr ti)
Ka ( Pt Pi) /( tr ti)

Dimana :
Pt : jumlah penduduk pada tahun perencanaan
Pi : jumlah penduduk pada saat ini
tr : tahun perencanaan
ti : saat ini
Ka : konstanta aritmatik
Berdasarkan data penduduk yang didapat pada tahun 2015, maka dapat
dihitung proyeksi penduduk Kota Chicago dengan menggunakan metode
aritmatik, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Proyeksi Penduduk Kota Chicago dengan Metode Aritmatik
Jumlah
Tahun Ka Pf (Pi-Pf)^2
Penduduk (Pi)
2006 35584 35584 0
2007 36570 986 36683 12794
2008 37570 1000 37782 45038
2009 38670 1100 38881 44662
2010 39795 1125 39980 34390
2011 40921 1126 41080 25140
2012 42055 1134 42179 15293
2013 43191 1136 43278 7530
2014 44331 1140 44377 2106
2015 45476 1145 45476 0
Total 9892 186953
Rata-rata 1099

16
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Standard Deviasi 144,1269873

3.2 Metode Geometrik


Metode ini digunakan jika pertumbuhan populasi bertambah secara
eksponensial (deret ukur) sesuai dengan formula dibawah ini, dimana nilai
Kg adalah konstanta geometrik. Untuk mempermudah mendapatkan harga
Kg, maka kurva yang eksponensial ini dijadikan kurva garis lurus dengan
mengubahnya ke persamaan log, sehingga Kg dapat dipperoleh dengan
menggunakan persamaan garis lurus.

=

ln Pf = ln Pi + Kg ( tf - ti )
Kg = (ln Pf ln Pi) / ( tf ti)
Tabel 3.2 Prediksi Penduduk Kota Chicago dengan Metoda Geometrik
Jumlah
Tahun Penduduk LnP Kg LnP Pf (Pi-Pf) (Pi-Pf)^2
(Pi)
2006 35584 10,48 10,48 35584 0 0
2007 36570 10,51 0,027 10,51 36566 4 13
2008 37570 10,53 0,027 10,53 37576 -6 35
2009 38670 10,56 0,029 10,56 38613 57 3210
2010 39795 10,59 0,029 10,59 39679 116 13367
2011 40921 10,62 0,028 10,62 40775 146 21358
2012 42055 10,65 0,027 10,64 41901 154 23847
2013 43191 10,67 0,027 10,67 43057 134 17857
2014 44331 10,70 0,026 10,70 44246 85 7207
2015 45476 10,72 0,026 10,72 45468 8 70
Total 86965
Rata-rata 0,027
Standard Deviasi 98,30

17
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

3.3 Metode Bunga berbunga


Pertumbuhan geometrik juga dapat dihitung dengan menggunakan
rumus yang lebih dikenal sebagai rumus bunga berbunga, yaitu:
Pf Pi.(1 r) n
Dimana :
r : angka pertumbuhan
n : perbedaan waktu (tf-ti)

Tabel 3.3 Prediksi Penduduk Dengan Motede Bunga-Berbunga

Tahun Pi R Pf Pi-Pf Pi-Pf^2


2006 35584 35584 0 0
2007 36570 0,028 36566 4 13
2008 37570 0,027 37576 -6 36
2009 38670 0,029 38613 57 3207
2010 39795 0,029 39679 116 13357
2011 40921 0,028 40775 146 21342
2012 42055 0,028 41901 154 23826
2013 43191 0,027 43057 134 17835
2014 44331 0,026 44246 85 7191
2015 45476 0,026 45468 8 68
Total 86873
Rata-rata 0,0276
Standard Deviasi 98,247

18
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

3.4 Metode Terpilih


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan ketiga
metode seperti di atas, maka dipilihlah satu metode dengan nilai standar
deviasi yang paling kecil. Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga metode
tersebut, maka terpilihlah Metode Geometrik Bunga-Berbunga dengan nilai
standar deviasi terkecil sebesar 98,247. Metode Geometrik Bunga-Berbunga
ini selanjutnya digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk untuk 10
tahun hingga 20 tahun mendatang. Pemilihan metode tersebut dapat dilihat
melalui grafik berdasarkan data hasil perhitungan dari ketiga metode dengan
data penduduk di Kota Chicago (lihat gambar 3.1).

Grafik Perbandingan Proyeksi Penduduk Kota Chicago


50000
Junlah Penduduk (Jiwa)

40000 Metode Aritmatika

30000
Metode Geometrik
20000
Metode Geometri
10000 Bunga-berbunga

0 Data Penduduk
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016
Tahun

Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Data Proyeksi Penduduk Kota Chicago


dengan Ketiga Metode

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode terpilih,


maka didapatkan jumlah proyeksi penduduk Kota Chicago untuk tahun 2025
hingga 2035 (lihat tabel 3.4)

19
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 3.4 Prediksi Penduduk Kota Chicago Tahun 2025 - 2035


dengan Metode Terpilih

Tahun Jumlah Penduduk (Pf)


2015 45476
2016 46732
2017 48022
2018 49348
2019 50710
2020 52110
2021 53549
2022 55027
2023 56546
2024 58107
2025 59712
2026 61360
2027 63054
2028 64795
2029 66584
2030 68422
2031 70311
2032 72252
2033 74247
2034 76297
2035 78403

20
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Prediksi Penduduk Tahun 2015 - 2035


100000
Jumlah Penduduk (Jiwa)

80000

60000

40000
Jumlah Penduduk
20000

Tahun

Gambar 3.2 Grafik Prediksi Penduduk Kota Chicago dengan Metode Terpili
Bunga Berbunga

21
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB IV
KEBUTUHAN AIR

Air merupakan sumber kehidupan, tanpa adanya air maka tidak akan ada
makhluk hidup yang dapat bertahan hidup. Kebutuhan air untuk setiap makhluk
hidup harus tercukupi. Kuantitas pemakaian air berbeda-beda karena dipengaruhi
oleh adanya beberapa perbedaan, yaitu:
a) iklim
b) standar hidup
c) luasnya sarana penyaluran air buangan
d) tipe aktivitas
e) harga air
f) ketersediaan sumber air pribadi
g) kualitas air
h) tekanan pada sistem distribusi
i) lengkapnya jumlah meter air
j) sistem manajemen
k) variasi penduduk
l) Adat
Konsumsi air diklasifikasikan dalam dua penggunaan yaitu :
a. Kebutuhan domestik
b. Kebutuhan non domesti, seperti :
- Kantor
- Sekolah
- rumah sakit
- hote
- masjid
- pertokoan/plaza
- pasar tradisional
- kawasan industri

22
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

4.1 Kebutuhan Domestik


Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan air untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, seperti untuk memasak, mancuci, mandi dll.
Penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan domestik dibagi dalam
dua tahap. Tahap I adalah penyediaan air pada tahun 2025 dan tahap II
adalah penyediaan air pada tahun 2035.
Wilayah untuk melayani kebutuhan domestik dibagi menjadi tiga blok
yaitu Blok A, Blok B dan Blok C, dengan perbandingan penduduk pada
daerah pelayanan adalah sebagai berikut :
Blok A : Blok B : Blok C
1 : 1,5 : 1,7
Dari perbandingan tersebut dapat diketahui jumlah penduduk di
masing-masing subblok yaitu dengan membandingkan luas wilayah subblok
dengan luas wilayah blok kemudian dikali dengan jumlah penduduk dalam
1 blok.
Konsumsi air domestik di Kota Chicago berkisar 90 hingga 130
liter/orang/hari di tahun 2025. Masyarakat dengan pendapatan rendah atau
Low income membutuhkan konsumsi air sebesar 90 liter/orang/hari. Untuk
masyarakat menengah membutuhkan konsumsi air sebesar 100
liter/orang/hari. Sedangkan masyarakat berpenghasilan tinggi memiliki
konsumsi air terbesar sejumlah 130 liter/orang hari. Hal ini dapat terlihat
semakin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi pula konsumsi airnya.
4.1.1 Kebutuhan Air Domestik Tahap I (Tahun 2020)
Pada tahun 2025, persen pelayanan dan konsumsi air
L/org/hari mendapat proporsi sesuai dengan tingkat sosial
ekonominya, sebagai berikut:
a. SubBlok dengan tingkat Low income
- Persentase pelayanan = 80 %
- Konsumsi (L/org/hari) = 90 L/org/hari
b. SubBlok dengan tingkat Medium income
- Persentase pelayanan = 70 %

23
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

- Konsumsi (L/org/hari) = 100


c. SubBlok dengan tingkat High income
- Persentase pelayanan = 60 %
- Konsumsi (L/org/hari) = 130
Berikut rincian konsumsi air serta persen pelayanan seiap kluster di
masing masing distrik Kota Chicago pada tahun 2025

Tabel 4.1 Kebutuhan Air Domestik di Wilayah


Distrik Grand Ave Tahun 2025
Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (Ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
B1 1,798 1083 60% 650 130 0,98
L2 3,753 3164 60% 1898 130 2,86
Medium income
B3 3,067 1846 70% 1477 100 1,71
B5 2,920 1758 70% 1231 100 1,42
B6 0,375 226 70% 158 100 0,18
B7 0,392 236 70% 165 100 0,19
M1 7,438 3855 70% 2698 100 3,12
Low income
L15 2,675 2255 80% 1804 90 1,88
B2 2,690 1619 80% 1295 90 1,35
L1 0,304 256 80% 205 90 0,21
B4 0,892 537 80% 429 90 0,45
Total 26,306 16834,841 71% 12011,133 14,35

Tabel 4.2 Kebutuhan Air Domestik di Wilayah


Distrik Distrik Monroe Tahun 2025
Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (Ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
B19 2,048 1233 60% 740 130 1,113
B16 0,593 357 60% 214 130 0,322
Medium income
M10 4,562 2364 70% 1655 100 1,915
B18 0,328 198 70% 138 100 0,16
M11 5,640 2923 70% 2046 100 2,37

24
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

L14 2,107 1776 70% 1243 100 1,44


Low income
L11 3,655 3082 80% 2465 90 2,57
L12 1,676 1413 80% 1130 90 1,177
L13 3,518 2966 80% 2373 90 2,47
B17 7,267 4374 80% 3499 90 3,645
31,394 20684,690 75% 15503,737 17,180

Tabel 4.3 Kebutuhan Air Domestik di Wilayah


Distrik Distrik Madison Tahun 2025
Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
L3 2,788 2350 60% 1410 130 2,122
L8 1,372 1157 60% 694 130 1,044
L5 1,725 1454 60% 872 130 1,313
B8 1,397 841 60% 504 130 0,759
B12 2,168 1305 60% 783 130 1,178
B13 1,627 979 60% 588 130 0,884
B14 0,789 475 60% 285 130 0,429
B15 4,684 2820 60% 1692 130 2,546
Medium income
M6 1,588 823 70% 576 100 0,667
B11 0,451 271 70% 190 100 0,220
L6 1,227 1035 70% 724 100 0,838
L4 1,784 1504 70% 1053 100 1,218
M8 1,857 962 70% 674 100 0,780
L9 0,539 454 70% 318 100 0,368
L10 0,488 411 70% 288 100 0,333
M2 1,940 1006 70% 704 100 0,815
M3 0,867 449 70% 315 100 0,364
M4 0,421 218 70% 153 90 0,159
Low income
M7 0,892 462 80% 370 90 0,385
M5 0,588 305 80% 244 90 0,254
M9 1,642 851 80% 681 90 0,709
L7 1,058 892 80% 714 90 0,744
B9 1,352 814 80% 651 90 0,678
B10 0,588 354 80% 283 90 0,295
33,832 22192,081 67% 14764,151 19,101

25
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

4.1.2 Kebutuhan Air Domestik Tahap II (Tahun 2030)


Pada tahap II, Persen pelayanan dan konsumsi air L/org/hari
mendapat proporsi sesuai dengan tingkat sosial ekonominya(sosek),
sebagai berikut:
a. SubBlok dengan tingkat Low income
- Persentase pelayanan = 95 %
- Konsumsi (L/org/hari) = 120 L/org/hari
b. SubBlok dengan tingkat Medium income
- Persentase pelayanan = 180 %
- Konsumsi (L/org/hari) = 100
c. SubBlok dengan tingkat High income
- Persentase pelayanan = 220 %
- Konsumsi (L/org/hari) = 130
Presentase pelayanan di tahun 2035 mengalami peningkatan,
peningkatan pelayanan ini diharapkan agar pelayanan air di Kota Chicago
semakin meningkat dan semua daerah di masing masing distrik dapat
terlayani kebutuhan airnya.Untuk itu persen pelayanan terbesar terdapat
pada daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah, dimana daerah
tersebut beberapa masyarakatnya belum terpenuhi pelayanan kebutuhan
airnya. Berikut rincian data persen pelayanan dan kebutuhan konsumsi air
di Kota chicago :
Tabel 4.4 Kebutuhan Air (L/dtk) Distrik Grand Ave 2035
Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
B1 1,798 1421 90% 1279 160 2,369
L2 3,753 4155 90% 3739 160 6,924
Medium income
B3 3,067 2424 80% 1940 135 3,031
B5 2,920 2308 80% 1847 135 2,885
B6 0,375 296 80% 237 135 0,370
B7 0,392 310 80% 248 135 0,387
M1 7,438 5061 80% 4049 135 6,326
Low income

26
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

L15 2,675 2961 75% 2221 120 3,085


B2 2,690 2126 75% 1595 120 2,215
L1 0,304 336 75% 252 120 0,350
B4 0,892 705 75% 529 120 0,734
Total 26,306 22105 81% 17935 1475 28,677

Tabel 4.5 Kebutuhan Air (L/dtk) Distrik Monre 2035


Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
B19 2,048 1619 75% 1214 220 3,092
B16 0,593 469 75% 351 220 0,895
Medium income
M10 4,562 3104 80% 2483 180 5,173
B18 0,328 259 80% 208 180 0,432
M11 5,640 3838 80% 3070 180 6,396
L14 2,107 2332 80% 1866 180 3,887
Low income
L11 3,655 4046 90% 3642 120 5,058
L12 1,676 1855 90% 1669 120 2,319
L13 3,518 3894 90% 3505 120 4,868
B17 7,267 5744 90% 5169 120 7,179
Total 31,394 27160 85% 23177 1640 39,299

Tabel 4.6 Kebutuhan Air (L/dtk) Distrik Madison 2035


Daerah Luas Jumlah % Penduduk Konsumsi
Pelayanan (ha) Penduduk Pelayanan terlayani l/org/hari l/dtk
High income
L3 2,788 3086 75% 2315 220 5,894
L8 1,372 1519 75% 1139 220 2,900
L5 1,725 1909 75% 1432 220 3,646
B8 1,397 1104 75% 828 220 2,108
B12 2,168 1714 75% 1285 220 3,273
B13 1,627 1286 75% 964 220 2,456
B14 0,789 624 75% 468 220 1,191
B15 4,684 3703 75% 2777 220 7,071
Medium income
M6 1,588 1080 80% 864 180 1,800

27
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

B11 0,451 356 80% 285 180 0,594


L6 1,227 1359 80% 1087 180 2,264
L4 1,784 1974 80% 1579 180 3,290
M8 1,857 1264 80% 1011 180 2,106
L9 0,539 597 80% 477 180 0,994
L10 0,488 540 80% 432 180 0,899
M2 1,940 1320 80% 1056 180 2,200
M3 0,867 590 80% 472 180 0,984
M4 0,421 287 80% 229 180 0,478
Low income
M7 0,892 607 95% 576 120 0,801
M5 0,588 400 95% 380 120 0,528
M9 1,642 1117 95% 1061 120 1,474
L7 1,058 1172 95% 1113 120 1,546
B9 1,352 1069 95% 1015 120 1,410
B10 0,588 465 95% 442 120 0,613
33,832 29139 80% 23288 4280 50,520

Dari data data di atas, dapat direkapitulasi kebutuhan air domestik


Kota Chicago pada Tahun 2025 dan 2035, seperti yang terlihat pada tabel
4.7

Tabel 4.7 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik


Kota Chicago Tahun 2025

Tahun 2025
Wilayah Luas (Ha)
Pend. Kebutuhan
Jml Penduduk % Pelayanan
Terlayani air (l/detik)

Distrik Grand
26,31 16835 70% 11826 14,1406
Ave

Distrik Monroe 31,39 20685 75% 15504 17,1796

Distrik Madison 33,83 22192 67% 14764 19,1009

Total 91,53 59712 70% 42094 50,421

28
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik


Kota Chicago Tahun 2035

Tahun 2035
Wilayah Luas (Ha)
Pend. Kebutuhan
Jml Penduduk % Pelayanan
Terlayani air (l/detik)

Distrik Grand
26,31 22105 81% 17935 28,6774
ave

Distrik Monroe 31,39 27160 85% 23177 39,2990

Distrik Madison 33,83 29139 80% 23288 50,5203

Total 91,53 78403 82% 64401 118,497

4.2 Kebutuhan Non Domestik


4.2.1 Kebutuhan Non Domestik Perkantoran
Kebutuhan non domestik perkantoran di Kota Chicago mencapa 0,43
liter/detik, pada tahun 2025. Dimana perkantoran tersebut tersebar di Kota
Chicago, dengan jumlah total penduduk di kantor pada tahun 2025 sebanyak
2810 jiwa. Kantor di Kota Chicago memiliki 4 jenis perkantoran, dengan
jumlah penduduk di masing masing kantor berbeda. Konsumsi air
karyawan sebesar 10 liter/orang/hari.
Pada tahun 2035 kebutuhan air di perkantoran Kota Chicago
mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh semakin
bertambahnya karyawan di masing masing kantor. Peningkatan kebutuhan
air di perkantoran dari tahun 2025 hingga 2035 sebesar 0,13 liter/detik.
Sehingga terlihat kebutuhan air di kantor Kota Chicago pada tahun 2035
sebesar 0,56 L/dtk. Kebutuhan air di masing masing perkantoran dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

29
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.9 Kebutuhan Air Perkantoran Kota Chicago Tahun 2025


2025
Pend. Tahun
Perkantoran Konsumsi
2015 Kebutuhan Kebutuhan
Pegawai (L/Karyawan
Air (L/Hari) Air ( L/Dtk)
/Hari)
K1 640 840 10 8403 0,0973
K2 550 722 10 7222 0,0836
K3 670 880 10 8797 0,1018
K4 950 1247 10 12474 0,1444

TOTAL 2810 3690 0,43

Tabel 4.10 Kebutuhan Air Perkantoran Kota Chicago Tahun 2035


2035
Pend.
Perkantoran Tahun 2015 Konsumsi
Kebutuhan Kebutuhan
Pegawai (L/Karyawan
Air (L/Hari) Air (L/Detik)
/Hari)
K1 640 1103 10 11034 0,1277
K2 550 948 10 9482 0,1097
K3 670 1155 10 11551 0,1337
K4 950 1638 10 16379 0,1896

TOTAL 2810 4845 0,56

4.2.2 Kebutuhan Non Domestik Sekolah


Sekolah di Kota Chicago memiliki 1379 murid dari total
penduduk 1050 di tahun 2025. Kota Chicago memiliki tiga sekolah
dengan jumlah murid yang berbeda beda di masing masing sekolah.
Para murid tersebut membutuhkan konsumsi air sebesar 10
liter/orang/hari. Kebutuhan air untuk non domestik sekolah di Kota
Chicago pada tahun 2025 sebesar 0,16 liter/detik

Pada tahun 2035, masyarakat di Kota Chicago yang bersekolah


semakin meningkat. Hal ini sebanding dengan jumlah kebutuhan air
non domestik di Kota Chicago yang ikut meningkat. Sehingga pada
tahun 2035 jumlah kebutuhan air non domosik untuk sekolah di Kota

30
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Chicago berjumlah 0,21 liter/detik. Terlihat bahwa dari tahun 2025


hingga tahun 2035 kebutuhan air untuk sekolah hanya bertambah 0,05
nliter/detik. Kebutuhan air tersebut dapat dilihat seperti pada tabel di
bawah ini :

Tabel 4.11 Kebutuhan Air Non Domestik Sekolah


Kota Chicago tahun 2025
Jumlah Kebutuhan
Konsumsi Kebutuhan
Sekolah Penduduk Murid Air
(L/Murid/Hari) Air (L/Hari)
2015 (L/detik)
S1 650 853 10 8535 0,0988
S2 250 328 10 3283 0,0380
S3 150 197 10 1970 0,0228
TOTAL 1050 1379 0,16

Tabel 4.12 Kebutuhan Air Non Domestik Sekolah


Kota Chicago tahun 2035
Jumlah Kebutuhan
Konsumsi Kebutuhan
Sekolah Penduduk Murid Air
(L/Murid/Hari) Air (L/Hari)
2015 (L/detik)
S1 650 1121 10 11206 0,1297
S2 250 431 10 4310 0,0499
S3 150 259 10 2586 0,0299
TOTAL 1050 1840 0,21

4.2.3 Kebutuhan Non Domestik Rumah Sakit


Kebutuhan non domestik Rumah Sakit di Kota Chicago pada
tahun 2025 sebesar 1,14 L/dtk dan mengalani peningkatan di tahun 2035,
menjadi 1,5 L/dtk. Untuk konsumsi air setiap bed sebesar 300
L/Bed/hari. Pada tahun 2015 Rumah Sakit di Kota Chicago mewmiliki
328 bed dari 250 jiwa penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa di Kota
Chicago telah menyiapkan bed yang lebih untuk berjaga jaga mendapat
pasien dari kota lain. Sedangkan pada tahun 2035 bed yang tersedia di
Kota Chicago sejumlah 431 bed.Berikut rincian data konsumsi dan
kebutuhan air di Rumah Sakit Kota Chicago :

31
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.13 Kebutuhan Non Domestik Rumah Sakit


Kota Chicago Tahun 2025
Jumlah Kebutuhan Kebutuhan
Konsumsi
Rumah Sakit Penduduk BED Air Air
(L/Bed/Hari)
2015 (L/Hari) (L/detik)
RS 250 328 300 98478 1,14

Tabel 4.14 Kebutuhan Non Domestik Rumah Sakit


Kota Chicago Tahun 2035
Jumlah Kebutuhan Kebutuhan
Konsumsi
Rumah Sakit Penduduk BED Air Air
(L/Bed/Hari)
2015 (L/Hari) (L/detik)
RS 250 431 300 129305 1,50

4.2.4 Kebutuhan Non Domestik Hotel


Hotel termasuk dalam kawasan komersial. Di Kota Chicago terdapat
dua jenis hotel dengan total jumlah bed sebnyak 1274 bed dari jumlah
penduduk total sebanyak 970 jiwa. Ketersedian bed yang berlebih untuk
memenuhi pengunjung dari luar kota maupun visitor mancanegara yang
kemungkinan besar banyak yang memesan hotel .

Tabel 4.15 Kebutuhan Non Domestik Hotel


Kota Chicago Tahun 2025

Jumlah Kebutuhan Kebutuhan


Konsumsi
HOTEL Penduduk BED Air Air
(L/Bed/Hari)
2015 (L/Hari) (L/Detik)

H1 625 821 90 73858 0,8548


H2 345 453 90 40770 0,4719
TOTAL 970 1274 114628 1,33

Berdasarkan data tabel di atas, terlihat bahwa kebutuhan air non


domestik untuk hotel di Kota Chicago sebesar 1,33 liter/detik. Dengan jumlah
konsumsi air setiap bed 90 liter/bed/detik. Sedangkan untuk tahun 2035 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

32
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.16 Kebutuhan Non Domestik Hotel


Kota Chicago Tahun 2035

Jumlah Kebutuhan Kebutuhan


Konsumsi
HOTEL Penduduk BED Air Air
(L/Bed/Hari)
2015 (L/Hari) (L/Detik)

H1 625 1078 90 96979 1,1224


H2 345 595 90 53532 0,6196
TOTAL 970 1672 150511 1,74

4.2.5 Kebutuhan Non Domestik Pertokoan / Plaza


Di kota Chicago pada tahun 2025 jumlah pertokoan sebanyak 558
toko dengan jenis toko yang bervariasi. Toko dengan konsumsi Air
terbanyak adalah restaurant, dimana konsumsi air restaurant sebesar
10.000 liter/hari. Konsumsi yang cukup besar ini dikarenakan restaurant di
Kota Chicago sangat terkenal di mana mana, sehingga banyak sekali
pengunjung dari kota lain yang lebih memilih makan di restaurant
tersebut. Selain itu mayoritas restaurant tersebut buka 24 jam.
Kota Chicago memiliki 2 jenis toko dengan 11 macam pertokoan.
Masing masing toko tersebut memiliki kebutuhan air yang berbeda
beda tergantung dari pemakainnya. Untuk toko dengan pemakaian
terendah adalah jenis toko listrik. Data rincian kebutuhan air non domestik
untuk pertokoan di Kota Chicago dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :

33
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.17 Kebutuhan Non Domestik Pertokoan / Plaza


Kota Chicago Tahun 2025
Jumlah Kebutuhan Total Konsumsi
PERTOKOAN Jenis Toko
Toko Air l/hari Kebutuhan l/dtk
Salon 30 100 3020 0,035
Toko Listrik 21 20 420 0,005
Toko Sebako 108 30 3230 0,037
T1
Makanan 70 40 2784 0,032
Rumah makan 70 60 4175 0,048
Pet Shop 30 60 1812 0,021
JUMLAH 328 310 15441 0,179
Restaurant 55 10000 551475 6,383
Butik 30 1200 36240 0,419
T2 Toko mainan 33 1000 32826 0,380
Toko Buku 92 590 54228 0,628
Fotocopy 20 740 14575 0,169
JUMLAH 230 13530 689344 7,979
TOTAL 558 1384 70478 8,157

Tabel 4.17 Kebutuhan Non Domestik Pertokoan / Plaza


Kota Chicago Tahun 2035
Jumlah Kebutuhan Total Konsumsi
PERTOKOAN Jenis Toko
Toko Air l/hari Kebutuhan l/dtk
Salon 40 100 3965 0,046
Toko Listrik 28 20 552 0,006
Toko Sebako 141 30 4241 0,049
T1
Makanan 91 40 3655 0,042
Rumah makan 91 60 5483 0,063
Pet Shop 40 60 2379 0,028
JUMLAH 431 310 20275 0,235
Restaurant 72 10000 724106 8,381
Butik 40 1200 47584 0,551
T2 Toko mainan 43 1000 43102 0,499
Toko Buku 121 590 71204 0,824
Fotocopy 26 740 19137 0,221
JUMLAH 302 13530 905133 10,476
TOTAL 733 13840 925408 11

34
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

4.9 Kebutuhan Non Domestik Industri


Kota Chicago memiliki dua kawasan industri dengan luas total lahan
sebesar 65,286 ha. Berdasarkan hasil survey, kawasan industri di Kota Chicago
hanya menggunakan 65% dari lahan yang tersedia, yaitu seluas 40,47 ha. Distrik
Grand Ave memiliki 2 kawasan industri terbesar dan terluas di Kota Chicago.
Konsumsi air di masing-masing industri sebesar 0,7 L/ha/dtk dengan kebutuhan
total air di Kota Chicago sebesar 28,33 L/dtk.
Berdasarkan hasil survey, industri kedua memiliki kebutuhan air lebih
banyak dibandingkan industri pertama meskipun lahan yang tersedia lebih luas
industri pertama dibandingkan industri kedua. Hal ini disebabkan dari luas lahan
yang tersedia, industri kedua memanfaatkan lebih banyak lahan untuk kawasan
industri sebesar 70% dari luas lahan yang tersedia di kawasan industri pertama.
Berikut data kebutuhan air di masing-masing kawasan industri Kota Chicago pada
tahun 2025:

Tabel 4.18 Kebutuhan Air Non Domestik Kawasan Industri


Kota Chicago Pada Tahun 2025
tahun 2025

Industri Luas (ha) komsumsi


Penggunaan Luas kebutuhan
air
lahan (ha) (Ha) air (L/dtk)
l/ha/dtk

I1 34,83 55% 19,1565 0,7 13,40955

I2 30,46 70% 21,3192 0,7 14,92344

63% 40,4757 1,4 28,3330


TOTAL 65,286

35
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.19 Kebutuhan air Non Domestik Kawasan Industri


Kota Chicago Tahun 2035

Tahun 2035
Industri Luas (ha) komsumsi
penggunaan kebutuhan
Luas(ha) air
lahan air (L/dtk)
l/ha/dtk

I1 34,83 100% 34,83 0,7 24,381

I2 30,46 100% 30,456 0,7 21,3192

100% 65,3 1,4 45,7002


TOTAL 65,286

Berdasarkan data dari tabel diatas, terlihat bahwa konsumsi kebutuhan air
pada Kota Chicago pada tahun 2035 mengalami peningkatan hingga mencapai
45,7 L/hari. Peningkatan kebutuhan air ini disebabkan karena pada tahun 2035
kawasan industri di kota Chicago sudah memanfaatkan lahan hingga 100% dari
lahan yang tersedia. Hal ini menandakan bahwa terdapat peningkatan dalam hal
perindustrian yang berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan air.

4.10 Kebutuhan Non Domestik Masjid


Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, kebutuhan air di masjid
sebesar 3000 liter/masjid/hari. Kota Chicago memiliki tiga kawasan masjid,
sehingga total kebutuhan air untuk masjid di Kota Chicago sebesar 0,1 liter/detik.

Tabel 4.20 Kebutuhan Non Domestik Masjid


Di Kota Chicago Tahun 2025

KEBUTUAH AIR
MASJID KEBUTUHAN AIR (l/detik)
(l/masjid/hari)
M1 3000 0,0347
M2 3000 0,0347
M3 3000 0,0347
TOTAL 0,10

36
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.21 Kebutuhan Air Non Domestik Masjid


Kota ChicagoTahun 2035
KEBUTUHAN AIR
Masjid Kebutuhan air (l/detik)
(l/hari)
M1 3200 0,0370
M2 3200 0,0370
M3 3200 0,0370
TOTAL 0,11

Berdasarkan data dari tabel di atas maka terlihat jumlah kebutuhan air
tahun 2035 mengalami peningkatan. Kebutuhan air di masjid menjad 3200
liter/hari dengan kebuttuhan total 0,11 liter/detik.

4.11 Pasar Tradisional


Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan , kebutuhan air untuk pasar
tradisional di Kota Chicago sebesar 10.000 liter/hari. Kota Chicago memiliki dua
kawasan pasar tradisonal, sehingga kebutuhan air total di Kota Chicago pada
tahun 2025 sejumlah 0,2315 liter/detik.
Tabel 4.22 Kebutuhan Non Domestik Pasar Tradisional
Kota Chicago Tahun 2025

Pasar
KEBUTUHAN AIR (l/hari) KEBUTUHAN AIR (l/detik)
Tradisional

P1 10000 0,1157

P2 10000 0,1157

TOTAL 0,2315

Pada tahun 2035 kebutuhn air masing masing masjid di Kota Chhicago
mengalami peningkatan meenjadi 10500 liter/hari dengan jumlah total kebutuhan
air 0,2431 liter/detik (lihat tabel 4.23).

37
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.23 Kebutuhan Air Non Domestik Pasar Tradisional


Kota Chicago Tahun 2035
Pasar KEBUTUHAN AIR
KEBUTUHAN AIR (l/detik)
Tradisional (l/hari)

P1 10500 0,1215

P2 10500 0,1215

TOTAL 0,2431

Dari data-data di atas maka dapat disimpulkan Kebutuhan air Kota


Chicago untuk kebutuhan non domestik adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 24 Rekapitulasi Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan Air(l/dtk)
Daerah Pelayanan
2025 2035

Perkantoran 0,43 0,56

Sekolah 0,16 0,21

Rumah Sakit 1,14 1,50

Hotel 1,33 1,74

Masjid 0,10 0,11

Pertokoan/Plaza 8,16 10,71

Pasar Tradisional 0,23 0,24

Kawasan Industri 28,33 45,70

total 39,88 60,77

38
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 4.25 Rekapitulasi Kebutuhan Air Kota EL-REAL


NO DESKRIPSI SATUAN 2025 2035
1 Jumlah penduduk jiwa 59712 78403
2 Pelayanan % 70% 82%
3 penduduk terlayani jiwa 42094 64401
4 kebutuhan domestik L/dtk 50,42109 118,4968
5 kebutuhan non domestik L/dtk 39,88 60,77
Keb. Domestik + Keb. Non
90,30 179,27
6 domestik L/dtk
% 25% 15%
7 Kehilangan air
L/dtk 30,10003 31,63602
8 Kebutuhan air rata-rata L/dtk 120,40 210,91
9 Fmd - 1,15 1,15
10 Qmd L/dtk 138,4601 242,5428
11 Fph - 1,3 1,3
12 Qph L/dtk 179,9982 315,3056

Grafik Kebutuhan Air dan Pentahapan IPA


250.00

200.00
Kebutuhan Air (L/detik)

150.00
TAHAPAN IPA

100.00 KEBUTUHAN AIR


(lt/dtk)

50.00

0.00
2010 2020 2030
Tahun

Gambar 4.1 Grafik Kebutuhan air dan Pentahapan IPA

39
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB V

JARINGNA PERPIPAAN DISTRIBUSI

5.1 Kebutuhan Titik Tapping


5.1.1 Kebutuhan Titik Tapping 2025
Kebutuhan titik tapping merupakan titik daerah yang akan dilayani kebutuhan
airnya. Jaringan pipa distribusi adalah jaringan pipa yang menghasilkan air hasil
olahan mulai dari reservoir distribusi hingga sampai ke pelanggan tersebut. Agar
setiap blok dapat terlayani sesuai dengan kebutuhan air saat jam puncak, maka
dilakukan pembagian tapping untuk melayani daerah tertentu. Pada Kota Chicago
dengan pembagian 3 distrik terdapat 13 titik tapping.
Kehilangan air pada tahun 2025 di Kota Chicago diasumsikan sebesar 25 %.
Kehilangan air ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Kehilangan non fisik
Kehilangan non fisik ini disebabkan adanya pengambilan oleh sambungan
liar (ilegal). Hal ini dikarenakan oleh beberapa daerah dengan penghasilan
Low income melakukan pengambilan sambungan secara ilegal.
2. Kehilangan Fisik
Kehilangan air ini disebabkan adanya kebocoran pipa pada jaringan pipa
distribusi.
Debit hari maksimum (Qhm) merupakan pemakaian air terbesar dalam sehari
pada rentang 1 tahun dengan faktor hari maksimum (fhm) sebesar 1,15. Debit jam
puncak (Qjp) merupakan pemakaian air serentak dalam satu waktu atau pemakaian
air dalam 1 jamnya pada rentang 1 hari dengan faktor jam puncak (fjp) sebesar 1,3.
Berikut data perhitungan kebutuhan dimasing-masing titik tapping Kota Chicago
pada tahun 2025 :

40
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Tabel 5.1 Kebutuhan Titik Tapping Kota Chicago Tahun 2025

Q
Daerah Konsumsi Konsumsi Kehilangan
TAPPING rata- Qhm Qjp
Pelayanan (L/dtk) rata-rata Air (25 %)
rata
B15 2,55
B14 0,43
B13 0,88
1 4,64 1,55 6,18 7,11 9,24
L14*50% 0,72
Masjid 3 0,03
S3 0,02
B16 0,32
B12 1,18
B11 0,22
M8 0,78
2 M7 0,39 5,50 1,83 7,34 8,44 10,97
M11*50% 1,18
T1 0,18
P2 0,12
RS 1,14
M9 0,71
M5 0,25
M4 0,16
L10 0,33
3 M3 0,36 11,36 3,79 15,14 17,41 22,64
H1 0,85
T2 7,98
S2 0,04
M6 0,67
L8 1,04
L9 0,37
Masjid 3 0,03
L7 0,74
4 5,92 1,97 7,89 9,07 11,79
L6 0,84
L5 1,31
M2 0,81
B8 0,76
B9 0,68 3,45 1,15 4,60 5,29 6,87
5
B10 0,29

41
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Daerah Konsumsi Konsumsi Kehilangan Q rata-


TAPPING Qhm Qjp
Pelayanan (L/dtk) rata-rata Air rata
K4 0,14
K3*50% 0,05
3,45 1,15 4,60 5,29 6,87
L3*50% 1,06
L4 1,22
L3*50% 1,06
K3*50% 0,05
K2*50% 0,04
6 B6 0,18 1,84 0,61 2,45 2,82 3,67
S1 0,10
L1 0,21
B7 0,19
B4 0,45
P1 0,12
7 K2*50% 0,04 2,05 0,68 2,74 3,15 4,09
B2 1,35
K1 0,10
L15 1,88
L2 2,86
B5 1,42
8 8,67 2,89 11,56 13,29 17,28
B3 1,50
Masjid 1 0,03
B1 0,98
M1 3,12
9 M11*50% 1,18 6,22 2,07 8,30 9,54 12,40
M10 1,92
I2 2,26
10 L11 2,57 6,00 2,00 8,00 9,20 11,96
L12 1,18
B17 3,65
B19 1,11
H2 0,47
11 B18 0,16 10,61 3,54 14,15 16,27 21,15
L14*50% 0,72
L13 2,47
I1 2,03
JUMLAH TOTAL 66,25 22,08 88,34 101,59 132,06

42
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

5.1.2 Kebutuhan Tapping 2035


Pada kebutuhan tapping 2035 di Kota Chicago, kehilangan air yang terjadi
turun menjadi sebesar 15 %. Penurunan kehilangan air ini terjadi akibat adanya
perbaikan pada kebocoran pipa di tahun sebelumnya serta adanya peraturan yang
lebih tegas mengenai sanksi bagi pengguna sambungan ilegal. Penurunan
kehilangan air ini akan meningatkan kebutuhan air yang didistribusikan hingga
sampai ke daerah pelayanan. Berikut merupakan data hasil perhitungan kebutuhan
air di masing-masing Tapping Kota Chicago pada tahun 2035 :

Tabel 5.1 Kebutuhan Titik Tapping Kota Chicago Tahun 2035

Daerah Konsumsi Konsumsi Kehilangan Q rata-


TAPPING Qhm Qjp
Pelayanan (L/dtk) rata-rata Air rata

B15 7,0708
B14 1,1908
B13 2,4555
1 12,73 2,25 14,97 17,22 22,39
L14*50% 1,9435
Masjid 3 0,0370
S3 0,0299
B16 0,8949
B12 3,2728
B11 0,5938
M8 2,1060
2 M7 0,8006 12,72 2,24 14,96 17,21 22,37
M11*50% 3,1979
T1 0,2347
P2 0,1215
RS 1,4966
M9 1,4737
M5 0,5279
M4 0,4779
3 L10 0,8994 18,16 3,21 21,37 24,57 31,94
M3 0,9836
H1 1,4738
T2 10,4761

43
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Daerah Konsumsi Konsumsi Kehilangan Q rata-


TAPPING Qhm Qjp
Pelayanan (L/dtk) rata-rata Air rata

S2 0,0499
M6 1,8004
L8 2,9002
L9 0,9944
Masjid 3 0,0370
L7 1,5458
4 15,70 2,77 18,47 21,24 27,61
L6 2,2644
L5 3,6460
M2 2,2005
B8 2,1079
B9 1,4104
B10 0,6132
K4 0,1896
5 8,52 1,50 10,02 11,52 14,98
K3*50% 0,0668
L3*50% 2,9468
L4 3,2904
L3*50% 2,9468
K3*50% 0,0668
K2*50% 0,0549
6 B6 0,3703 4,31 0,76 5,07 5,83 7,57
S1 0,1297
L1 0,3503
B7 0,3873
B4 0,7342
P1 0,1215
7 K2*50% 0,0549 3,25 0,57 3,83 4,40 5,72
B2 2,2148
K1 0,1277
L15 3,0848
L2 6,9244
B5 2,8853
8 18,33 3,23 21,57 24,80 32,24
B3 3,0306
Masjid 1 0,0370
B1 2,3689

44
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Daerah Konsumsi Konsumsi Kehilangan Q rata-


TAPPING Qhm Qjp
Pelayanan (L/dtk) rata-rata Air rata

M1 6,3264
9 M11*50% 3,1979 14,70 2,59 17,29 19,89 25,85
M10 5,1734
I2 3,2242
10 L11 5,0577 10,60 1,87 12,47 14,34 18,64
L12 2,3187
B17 7,1794
B19 3,0916
H2 0,8135
11 B18 0,4325 22,02 3,89 25,90 29,79 38,72
L14*50% 1,9435
L13 4,8679
I1 3,6873
JUMLAH TOTAL 141,03 24,89 165,91 190,80 248,04

5.1.3 Gambar Jalur Pipa Distribusi


Gambar jalur pipa distribusi di Kota Chicago terdiri dari 13 Titik Tapping
, dimana 11 Titik tapping merupakan daerah pelayanan dan satu tapping sebagai
input masuknya air dan satu titik tapping lainnya sebagai tapping yang berada di
pertigaan.. Pada gambar jalur pipa distribusi diperlihatkan pembagian daerah
pelayanan titik tapping yang dilalui pipa distribusi dan juga elevasi ketinggian
pada masing - masing wilayah. Gambar jalur distribusi ini terdapat pada lampiran.

5.2 Perencaanaan Dimensi Pipa Distribusi

Jaringan pipa distribusi adalah jaringan pipa yang mengalirkan air hasil
olahan, mulai dari reservoir distribusi hingga sampai kepada pelanggan air. Dalam
perencanaan sistem perpipaan distribusi, rancangannya harus mampu mengalirkan
air hingga akhir periode perencanaan pada saat debit jam puncak. Pipa yang
digunakan pada jaringan pipa distribusi ada 3 macam, yaitu :

45
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

1. Pipa induk
Pipa induk merupakan pipa utama yang mengalirkan air dari reservoir ke
daerah pelayanan, tidak dapat dihubungkan langsung dengan pipa sambungan
rumah, dan diameter yang digunakan adalah diameter terbesar dalam sistem.
2. Pipa cabang
Pipa cabang merupakan cabang dari pipa induk dan biasanya berbentuk loop-
loop yang lebih kecil dari pipa induk.
3. Pipa Pelayanan
Pipa pelayanan merupakan pipa pembawa air yang langsung melayani
konsumen.
Kendala utama dalam dalam penyediaan air bersih adalah memenuhi tinggi
tekanan yang cukup pada titik terjauh sehingga kadang ketersediaan air secara
kontinyu menjadi terganggu. Maka untuk menjaga tekanan akhir pipa di seluruh
layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi agar dapat
mengibangi kehilangan tekanan yang antara lain dipengaruhi oleh (Kamala,1988):
1. Ketinggian bangunan tertinggi yang harus dicapai oleh air.
2. Jarak awal distribusi dari reservoir
3. Tekanan untuk hidran kebakaran yang dibutuhkan
Pada jaringan perpipaan distribusi sendiri terdapat 3 macam sistem pengaliran
air yaitu:
1. Sistem gravitasi
2. Sistem pemompaan langsung
3. Gravitasi serta sistem pemompaan.
Pemilihan penggunaan sistem pengaliran di dalam perencanaan sistem
distribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini yaitu :
1. Topografi (elevasi) daerah pelayanan
2. Struktur kota
Lokasi sumber air baku dan reservoir pada perencanaan ini digunakan
pengaliran sistem gravitasi, karena letak reservoir lebih tinggi dari pada daerah
yang akan dilayani, sehingga tidak membutuhkan pompa untuk mengalirkan air.
Sedangkan, pola jaringan distribusi pada perencanaan menggunakan sistem loop

46
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

yang terdiri dari 3 loop. Hal ini ditinjau dari pemerataan tekanan air dan
kontinuitas aliran air karena sistem loop lebih baik dari pada sistem cabang.
Pada pola sistem loop air mengalir dalam dua arah atau lebih dan membentuk
jaringan melingkar (loop) yang tidak memiliki ujung mati, sehingga terjadi
sirkulasi air keseluruh jaringan distribusi. Sehingga satu daerah pemakaian air
dapat disuplai melalui beberapa jalur pipa utama, sehingga disebut juga sebagai
sistem terbuka. Sistem loop memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
Keuntungan dari sistem loop adalah :
1. Jika terjadi kerusakan seperti kebocoran pada satu titik, daerah lain tetap
mendapatkan distribusi air.
2. Diameter relatif kecil
3. Air terbagi pada semua titik dan kehilangan tekanannya kecil
4. Kerugian sistem pendistribusian dengan menggunakan loop antara lain :
5. Perlatan yang dibutuhkan lebih banyak (pada junction diperlukan katup yang
banyak)
6. Perhitungan lebih rumit
7. Biaya pemasangan relatif mahal
Perhitungan aliran air dalam jaringan distribusi pada kota Kavling ini
menggnakan sistem pengaliran terbuka atau dengan pola jaringan tertutup, dapat
dilakukan dengan menggunakan Metode Hardy Cross. Dalam perhitungan
perencanaa dimensi pipa distribusi, perlu ditinjau sistem pengaliran air dalam pipa
yang dipilih, apakah digunakan sistem pengaliran gravitasi atau pemompaan.
Penentuan perencanaan dimensi pipa perlu mempertimbangkan segi teknis
maupun besarnya investasi dan biaya operasional/pemeliharaan.

5.2.1 Perhitungan Hardy Cross


Perhitungan aliran air di dalam jaringan distribusi dengan sistem
pengaliran terbuka atau pola jaringan tertutup (loop), dilakukan dengan
menggunakan metode Hardy Cross. Prinsip metode Hardycross adalah mencapai
keadaan dimana tekanan di dalam pipa berada dalam keadaan seimbang antara
satu loop dengan loop berikutnya. Metode ini berdasarkan pada prinsip Trial and

47
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

error yaitu pertama dengan mengasumsikan besar aliran kemudian dikoreksi


sampai kondisi keseimbangan tercapai. Untuk itu, kita diminta untuk merancang
diameter yang sesuai dengan aliran dan kecepatan yang sesuai (0,6-3,0 m/s).
Sebelum masuk ke metode hardy cross, perlu dilakukan cek kecepatan melalui
tabel check V. Tabulasi check Vdan diameter dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 5.2 Cek V dan Diameter Kota Chicago Tahun 2035

V D D D
Q 2035 Q 2035 Diameter Cek V
LOOP Jalur Asumsi dipakai pasaran pasaran
(l/dtk)
(m3/dtk) (m/dtk) (m) (mm) (mm) (m) (m/dtk)
3-A 42,48 0,042 1,80 0,17 173,32 200 0,20 1,35
A-9 30,48 0,030 1,80 0,15 146,80 160 0,16 1,52
9-8 35,10 0,035 1,80 0,16 157,54 200 0,20 1,12
8-7 2,86 0,003 1,80 0,04 44,98 63 0,06 0,92
1
3-4 53,02 0,053 1,80 0,19 193,62 200 0,20 1,69
4-5 25,42 0,025 1,80 0,13 134,05 160 0,16 1,26
5-6 10,43 0,010 1,80 0,09 85,90 110 0,11 1,10
6-7 2,86 0,003 1,80 0,04 44,98 63 0,06 0,92
X-11 87,84 0,088 1,80 0,25 249,22 250 0,25 1,79
11-10 49,12 0,049 1,80 0,19 186,37 200 0,20 1,56
10-9 30,48 0,030 1,80 0,15 146,80 160 0,16 1,52
2 X-1 117,72 0,118 1,80 0,29 288,50 315 0,32 1,51
1-2 95,33 0,095 1,80 0,26 259,63 315 0,32 1,22
2-A 75,96 0,076 1,80 0,23 231,75 250 0,25 1,55
A-9 30,48 0,030 1,80 0,15 146,80 160 0,16 1,52
X-1 117,72 0,118 1,80 0,29 288,50 315 0,32 1,51
1-2 95,33 0,095 1,80 0,26 259,63 315 0,32 1,22
3 2-A 75,96 0,076 1,80 0,23 231,75 250 0,25 1,55
X-3 42,48 0,042 1,80 0,17 173,32 200 0,20 1,35
3-A 42,48 0,042 1,80 0,17 173,32 200 0,20 1,35

48
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Setelah didapatkan kontrol v ( kecepatan ) yang sesuai yaitu berada dalam


range 0,6 3 m/s dilakukan perhitungan Hardy Cross. Prosedur dalam
perhitungan dengan metode Hardy Cross adalah sebagai berikut:
a. Mengasumsikan debit dan arah aliran dalam setipa loop ditentukan bahwa
lairan yang searah jarum jam bertanda (+), sedangkan yang berlawanan arah
bertanda (-).
b. Mengasumsikan ukuran dari pipa berdasarkan diameter pasaran
c. Melakukan perhitungan
Menghitung headloss (HL) beserta HL/Q setiap jalur pipa di masing-
masing loop.
Menghitung hl beserta HL/Q dari tiap-tiap loop tersebut.
Melakukan koreksi terhadap debit asumsi semula yaitu debit yang
mengalir pada setiap jalur pipa dalam tiap loop, untuk mendapatan head
yang seimbang dalam tiap loop tersebut. (Faktor Koreksi = 0,00001)
Menghitung besarnya koreksi aliran untuk setiap loop
d. Perhitungan dilakukan terus-menerus sampai didapatkan head yang
seimbang/mendekati seimbang dalam setiap loop.
(Tabel Hardy cross ada di lampiran I).

5.2.2 Perhitungan Heeadloss setipa Jalur Pipa Distribusi Tahun 2035


Kehilangan tekanan disebabkan oleh adanya fiksi dan oleh perlengapan
perpipaan. Besar tekanan yang disebabkan oleh adanya fiksi antara fluida dengan
dinding pipa. Berdasarkan prinsip pengaliran, maka terdapat konversi energi per
unit berat ke dalam bentuk yang tidak diubah sebagai energi dan dinyatakan
dalam kehilangan tekanan, yaitu :
1. Major Losses, kehilangan tekanan yang terjadi karena adanya gesekan antara
aliran pipa dengan dinding sepajang pipa. Rumusnya adalah sebagai berikut:
a. Darcy-Weisbach :

HL =

49
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

b. Hazen Williams :

Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54

2. Minor Losses, kehilangan tekanan yang terjadi karena adanya peralatan atau
perlengkapan perpipaan. Rumus :


HL =

Besarnya Head Loss di tiap jalur aliran air harus sama yakni dari aliran
masuk menuju aliran yang keluar, sesuai dengan prinsip aliran pipa paralel. Dari
perhitungan Hardy Cross yang telah dilakukan (Lihat Lampiran 1) HL di masing
masing jalur dapat seimbang atau sama pada Iterasi ke-6. Dalam Iterasi tersebut
besarnya faktor koreksi sebesar 10-6 . Headloss pada tiap jalur pipa dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3 Perhitungan Headloss Tiap Jalur


di Kota Chicago Tahun 2035

Jalur Titik HL

X-11 8,81
11-10 7,64
10-9 5,76
1
9-8 4,37
8-7 11,53
38,12

X-1 2,70
1-2 2,79
2-A 6,03
2 A-9 10,70
9-8 4,37
8-7 11,53
38,12

50
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Jalur Titik HL

X-3 8,63
3-A 2,89
A-9 10,70
3
9-8 4,37
8-7 11,53
38,12

X-3 8,63
3-4 6,51
4-5 5,28
4
5-6 5,20
6-7 12,32
37,94

5.3 Lokasi Reservoir Distribusi

Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum sebelum


dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di
permukaan tanah, di atas permukaan tanah maupun dibawah permukaan
tanah.Fasilitas penampungan air distribusi dapat terletak di tanah atau menara.
Fasilitas tersebut dapat berupa tangki standpipe ataupun reservoir itu sendiri.
Sebutan tangki biasanya yang berhubungan struktur tempat penyimpanan air.
Standpipe adalah suatu tipe tanki yang berada di atas tanah, dimana tingginya
lebih besar dari diameternya (bentuk silinder). Kelemahan dari Standpipe
adalah hanya air dibagian bawah untuk penggunaan darurat. Sebutan reservoir
akan lebih umum dipakai untuk tempat penampungan yang lebih besar. Reservoir
biasanya berupa kolam, danau ataupun suatu tempat yang dibuat secara natural
ataupun dikonstruksikan dengan menggunakan geografi alami dari alam
sekitarnya. (Sebagian besar reservoir berskala besar digunakan sebagai
penampungan air baku, tidak untuk penampungan air bersih dalam sistem
distribusi.

51
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Reservoir dalam sistem penyedia air bersih berfungsi sebagai tempat


penampungan air yang didistribusikan ke konsumen. Reservoir menampung air
pada saat pemakaian air konsumen (demand) lebih kecil dari air yang dialirkan ke
reservoir (suplai). Air ini kemudian dialirkan kembali pada saat pemakaian
konsumen lebih besar dari yang mengalir ke reservoir.
Berdasarkan peletakkannya, reservoir dapat dibedakan menjadi :
1. Reservoir Bawah Tanah yaitu reservior yang dibangun di bawah atau
pada permukaan tanah dan diletakkan di daerah yang cukup tinggi dan
menghasilkan tekanan yang memadai tetapi jarang diperoleh lokasi yang
cocok.
2. Menara Reservoir yaitu reservoir yang dibangun dengan bentuk menara
menggunakan kaki/tiang penyangga

Pada perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum di Kota Chicago


menggunakan aliran reservoir secara gravitasi.

Perhitungan Reservoir untuk Kota Chicago dapat diilihat seperti di bawah ini :

Diketahui :
Elevasi titik 1 : 89 m
Elevasi titik 7 (tertinggi) : 103
L : 1070
Q jam puncak (2035) : 0,248 m3 /detik
V asumsi : 1,8 m/detik
2 Qjp
D asumsi =
Vasumsi 0,25

= 0,42 m
= 420 mm
D pasaran = 450 mm
2
Cek V =
2 0,25

52
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

= 1,56 m/dtk
Menghitung Head Loss
Q = 0.2785 x C x d2,63 x (HL/L)0,54
0,248 = 0.2785 x 120 x (0,45)2.63 x (HL /1020 m)0,54
HL = 5,71 m

Sehingga elevasi reservoir berdasarkan perhitungan Head Loss di atas adalah :

HL titik tertinggi dari input (1) menuju


= 38,12
elevasi titik tertinggi (7)
HL Titik terjauh dari input (1) mneuju
= 38,12
output (7)
Titik R Tertinggi = Elevasi tertinggi + HL titik
tertinggi +20- elevasi input
= 103 + 38,12 +20-89

= 72 m
Titik R Terjauh = Elevasi output + titik terjauh
+20 elevasi input
= 103 +38,12 + 20-89
= 72 m
Tinggi R sebenarnya = HL + Titik Tertinggi

= 5,71 + 72

= 77,71 m = 78 m

Penulis memilih titik reservoir tertinggi sebagai acuan menentukan elevasi. Head

loss yang diberikan pada elevasi 77,1 m adalah :

Q = 0.2785 x C x d2,63 x (HL/L)0,54


0,248 = 0.2785 x 120 x (0,45)2.63 x (HL /1070 m)0,54
HL = 5,99 m

53
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Sehingga lokasi reservoir distribusi adalah:


Elevasi reservoar di topografi adalah = 78 + 89 = 167 m

5.4 Sisa Tekan

Untuk menghindari adanya kebocoran pipa yang disebabkan oleh tekanan


yang besar, syarat sisa tekan yang ditentukan adalah harus 20 m (pada
perencanaan Kota Chicago). Tetapi tidak menutup kemungkinan sisa tekan di tiap
pipa terlalu besar, jika hal ini ini terjadi maka perlu dipasang Pressure Reducing
Valve (PRV) atau dapat juga menggunakan Bak Pelepas Tekanan (BPT) yang
mempunyai fungsi mengurangi tekanan yang terdapat pada aliran air. Head loss
yang dipakai pada saar reservoir 142,07 adalah 3,042. Berikut adalah perhitungan
sisa tekan Kota Chicago.
Tabel 5.4 Sisa Tekan Setiap Tapping Kota Chicago
Jalur Jalur elevasi Hl hl kom sisa tekan
X 89 5,99 5,99 72
11 80 8,81 14,80 72
10 88,2 7,64 22,44 56
1
9 90 5,76 28,21 49
8 93 4,37 32,58 41
7 103 11,53 44,11 20

Jalur elevasi Hl hl kom sisa tekan


X 89 5,99 5,99 72
1 87,34 2,70 8,69 71
2 87,14 2,79 11,48 68
2
A 85 6,03 17,51 64
9 90 10,70 28,21 49
8 93 4,37 32,58 41
7 103 11,53 44,11 20

Jalur elevasi Hl hl kom sisa tekan


X 89 5,99 5,99 72
3 87,78 8,63 14,62 64
3 A 85 2,89 17,51 64
9 90 10,70 28,21 49
8 93 4,37 32,58 41
7 103 11,53 44,11 20

54
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

sisa
Jalur elevasi hl hl kom
Jalur tekan
X 89 5,99 5,99 72
3 87,78 8,63 14,62 64
4 85 6,51 21,13 61
4
5 85 5,28 26,41 55
6 85 5,20 31,61 50
7 103 12,32 43,93 20

Tabel 5.4 Sisa Tekan Keseluruhan

Sisa
Titik Elevasi HGL
Tekan
X 89 160,84 72
1 87,34 158,14 71
2 87,14 155,35 68
3 87,78 152,21 64
4 85 145,70 61
5 85 140,42 55
6 85 135,22 50
7 103 122,90 20
8 93 134,25 41
9 90 138,62 49
10 88,2 144,39 56
11 80 152,03 72
A 85 149 64

Keterangan :
Elevasi Reservoir = 78

5.4.1 Node Detail


Node detail merupakan gambaran detail pipa yang tersedia di tiap node dari
pipa distribusi yang terdiri dari accessoris atau fitting. Node yang digambar
berupa aliran dari masukan sampai keluaran pipa tersebut. Accessoris yang
digunakan sebagai perlengkapan tambahan dalam pemasangan pipa, seperti
dismantling joint, all flanged valve, wall pipe, dan lain sebagainya. Sedangkan
fitting adalah perlengkapan pipa yang berfungsi untuk menyambung pipa dengan

55
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

pipa yang lain dengan kata lain menyesuaikan pipa satu dengan pipa yang lain,
contohnya adalah reducer, tee, flanged spigot, dan lain sebagainya.
Gambar detail dari tiap node dari pipa distribusi dapat dilihat pada lampiran 3 .

5.5 Pentahapan Pemasangan Pipa Distribusi


5.5.1 Cek v 2025
Perencanaan pada pembuatan sistem penyediaan air minum harus dilihat
berdasarkan tahun perencanaan yang akn dilakukan dengan melihat beberapa
kriteria. Pada pemasangan pipa distribusi pada tahun 2025 menggunakan dimensi
atau diameter 2035 apakah kecepatan pada distribusi pipa saat 2025 memenuhi
atau tidak. Berikut adalah cek v tahun 2025:
Tabel 5.5 Cek v Tahun 2025

Jalur Q D V
X-11 0,049 0,25 1,00
11-10 0,028 0,20 0,89
10-9 0,016 0,16 0,79
9-8 0,019 0,20 0,62
8-7 0,002 0,06 0,66

X-1 0,060 0,32 0,76


1-2 0,050 0,32 0,65
2-A 0,039 0,25 0,80
A-9 0,016 0,16 0,79

X-3 0,024 0,20 0,75


3-A 0,024 0,20 0,75
A-9 0,016 0,16 0,79

3-4 0,024 0,20 0,78


4-5 0,013 0,16 0,63
5-6 0,006 0,11 0,60
6-7 0,002 0,06 0,66

Berdasarkan data perhitungan pada tabulasi di atas, terlihat bahwa cek v di


tahun 2025 sudah memenuhi di masing maisng jalur titik tapping yaitu berada
dalam range 0,6 3 m/s.

56
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

5.5.2 Pemasangan Pipa Tahun 2025 dan 2035

Tabel 5.6 Pemasangan Pipa Tahun 2025 dan 2035 di Kota Chicago

Jalur D L L
X-11 0,25 770 -
11-10 0,20 805 -
10-9 0,16 679 -
9-8 0,20 560 -
8-7 0,06 525 -

X-1 0,32 266 -


1-2 0,32 385 -
2-A 0,25 385 -
A-9 0,16 350 -

X-3 0,20 1050 -


3-A 0,20 350 -
A-9 0,16 350 -

3-4 0,20 392 -


4-5 0,16 420 -
5-6 0,11 350 -
6-7 0,06 630
JUMLAH PANJANG
PIPA YANG 8267 0
DIBUTUHKAN

Berdasarkan tabel di atas terlihta bahwa pemasangan pipa di Kota Chicago


pada tahun 2025 sepanjang 8267 m sudah mencukupi hingga tahun 2035. Hal ini
dikarenakan kecepatan aliran pada tahun 2025 sudah mencukupi, sehingga tidak
diperlukan penambahan pemasangan pipa di tahun 2035.

57
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB VI

RESERVOIR DISTRIBUSI

Reservoir digunakan untuk menampung air pada saat pemakaian air


konsumen (demand) lebih kecil dari air yang dialirkan ke reservoir (suplai).
Setelah itu, air dialirkan kembali pada saat pemakaian air konsumen lebih besar
dari air yang mengalir ke reservoir dan reservoir juga berfungsi untuk memrlihara
tekanan dan untuk meratakan aliran. Reservoir dibedakan berdasarkan fungsi,
perletakan, bentuk, dan konstruksi reservoir. Lokasi dan bentuk reservoir
distribusi tergantung dari pemakaian air, topografi, dan kondisi lingkungan
setempat.
Perencanaan kapasitas reservoir berdasarkan debit hari maksimum, dengan
berdasrkan analisa suplai dan fluktuasi pemakaian air (supply and demand
analysis). Analisis ini didasarkan pada pemakaian air per jam (output reservoir)
dan data suplai air per jam (input reservoir). Metode penentuan kapasitas
reservoir efektif yang dapat dipergunakan adalah :
1. Secara analitis berdasarkan data suplai dan pemakaian air setiap jam
2. Secara grafis berdasarkan data suplai dan pemakaian air setiap jam
a. Metode Analitis

Metode analitis menghitung pemakaian air tiap jam dengan mengalikan


persentase pemakaian air per jam dengan kebutuhan air hari maksimum, sehingga
dapat dihitung kumulatif pemakaian air selama 24 jam. Kemudian hitung selisih
antara kumulatif suplai air dan kumulatif pemakaian air tiap jam. Maka kapasitas
reservoir yang dibutuhkan didapat dari jumlah nilai mutlak selisih kumulatif
suplai dan kumulatif pemakaian selama 1 hari paling maksimum atau terbesar.
Persentase suplai air dianggap 100% dalam sehari. Suplai pada reservoir ini
dilakukan selama 24 jam maka dihitung 100% / 24 jam yaitu 4,17% / jam.
Persentase pemakaian didapatkan dari data-data pada suatu kota. Berikut adalah

58
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

tabel perhitungan volume reservoir distribusi dan grafik konsumsi kumulatif


berdasarkan Persen Pemakaian yang diperoleh dari sumber Tugas Akhir oleh
Romy Marliansyah (1996) dengan judul Perencanaan Pengembangan Pipa
Induk Distribusi Air Minum Di Kota Madya Tangerang Sampai Tahun
2020 :

Tabel 6.1 Perhitungan Volue Reservoir Distribusi

Q suplai Q pemakaian
Waktu Q Q Q
Q % Q
% kumulatif Kumulatif
00-01 4,17% 687,44 687,44 2,60% 428,62 428,62 258,82

01-02 4,17% 687,44 1374,87 2,40% 395,65 824,26 550,61

02-03 4,17% 687,44 2062,31 2,27% 374,22 1198,48 863,83

03-04 4,17% 687,44 2749,74 3,59% 591,82 1790,30 959,44

04-05 4,17% 687,44 3437,18 4,90% 807,78 2598,08 839,10

05-06 4,17% 687,44 4124,61 4,70% 774,81 3372,89 751,73

06-07 4,17% 687,44 4812,05 4,80% 791,29 4164,18 647,87

07-08 4,17% 687,44 5499,48 4,50% 741,84 4906,01 593,47

08-09 4,17% 687,44 6186,92 4,40% 725,35 5631,37 555,55

09-10 4,17% 687,44 6874,36 4,40% 725,35 6356,72 517,64

10-11 4,17% 687,44 7561,79 4,86% 801,18 7157,90 403,89

11-12 4,17% 687,44 8249,23 4,81% 792,94 7950,84 298,38

12-13 4,17% 687,44 8936,66 4,32% 712,16 8663,01 273,66

13-14 4,17% 687,44 9624,10 4,15% 684,14 9347,15 276,95

14-15 4,17% 687,44 10311,53 4,33% 713,81 10060,96 250,58

15-16 4,17% 687,44 10998,97 4,47% 736,89 10797,85 201,12

16-17 4,17% 687,44 11686,40 4,58% 755,03 11552,87 133,53

17-18 4,17% 687,44 12373,84 4,39% 723,70 12276,58 97,26

18-19 4,17% 687,44 13061,28 4,49% 740,19 13016,77 44,51

19-20 4,17% 687,44 13748,71 4,58% 755,03 13771,79 -23,08

20-21 4,17% 687,44 14436,15 4,96% 817,67 14589,46 -153,31

21-22 4,17% 687,44 15123,58 4,55% 750,08 15339,54 -215,96

59
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

22-23 4,17% 687,44 15811,02 4,07% 670,95 16010,49 -199,47

23-24 4,17% 687,44 16498,45 2,88% 474,78 16485,27 13,19

Perhitungan:
Qhari maksimum = 190,802 L/detik

Volume Reservoir :
1. V = 959,44 + 215,96
V = 1175,4 m3

2. Dimensi Reservoir:
T asumsi = 5 m, Tinggi ini merupakan (hair + freeboard)
Freeboard = 0,5 m
V =pxlxt
1175,4 = p x l x 5
1175,4
pxl =
5
= 235,08 m2

Diasumsikan bentuk Reservoir adalah persegi, sehingga dimensi reservoir


adalah =
S = 235,08
= 15,33 m
Panjang dan lebar Reservoir sama yaitu 15,33 m
Diasumsikan bahwa batas permukaan air tidak boleh melebihi 0,5 m
dibawah permukaan tinggi reservoir. Sehingga Hreservoir = 5 + 0.5 = 5.5 m.
Volume asli reservoir = (freboard + hair) x ( p x l )
= (0,5+5) x (15,33 x 15,33 )
= 1929,94 m3
\

60
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

b. Metode Grafis

Perhitungan kapasitas reservoir dengan suplai air selama 24 jam dilakukan


dengan menarik garis singgung yang sejajar dengan garis suplai, dari titik puncak
kurva kumulatif fluktuasi pemakaian air maksimum dan titik puncak kurva
kumulatif minimum. Kapasitas reservoir yang dibutuhkan adalah jarak vertikal
antara kedua garis singgung tersebut.

GRAFIK KUMULATIF SUPLAI &


FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
18000
16000 16498.45
24, 16485.27

14000
12000
Debit (m^3)

Suplai
10000
Pemakaian
8000
6000
4000
2000
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (jam)

Gambar 6.1 Grafik Komulatif Suplai dan Pemakaian Air Kota Chicago

61
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB VII
PIPA TRANSMISI

Pipa transmisi adalah sarana transportasi untuk membawa sejumlah besar


air baik untuk membawa air baku dari sumber menuju ke lokasi IPA, maupun
untuk menyalurkan air bersih dari lokasi IPA menuju ke daerah pelayanan
(reservoir). Pengaliran air pada pipa ini dapat dilakukan secara gravitasi jika
kondisi geografis memungkinkan, ataupun dengan pemompaan.
Sistem transmisi di dalam penyediaan air minum yaitu pipa transmisi yang
diperlukan untuk menyalurkan air dari :
1. Pipa transmisi air baku
Dari sumber air ke instalasi pengolahan air minum yaitu berfungsi
mentransmisikan air baku disebut pipa transmisi air baku.
2. Pipa transmisi air bersih
Dari IPA ke reservoir distribusi yaitu berfungsi mentranmisikan air bersih
disebut sebagai pipa transmisi air bersih dengan kapasitas pada pipa
transmisi adalah kebutuhan air hari maksimum.
Pengaliran air baku dari sumbernya menuju lokasi IPA, meupun lokasi
reservoir distribusi dapat berupa jaringan pipa dengan susunan atau pengaturan
tertentu. Susunan jaringan transmisi ini sangat tergantung pada :
- Lokasi sumber air baku dan daerah pelayanan yang dituju
- Topografi dan ketersediaan jalur penempatan jaringan
- Pentahapan eksploitasi sumber air baku

7.1 Perhitungan Pipa Tansmisi


Diketahui :
L = 1070 m
Qmd = 190,802 L/detik = 0,19 m3/detik
V asumsi = 2 m/dtk
C pipa = 120

62
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

Perhitungan :

0,19 4
D=

0,19 4
D=
2

D = 0,35 m
Diameter yang ada dipasaran 0,35 m
Cek kecepatan.


V=1
4 2

0,120068
V=1
4 0,352

V = 1,98 m/dtk

Cek Head Loss


1
0,54
HL =[(0,2785 (0,35)2,63)] xL
1
0,19 0,54
HL =[(0,2785 120(0,35)2,63)] x 800

HL = 12,58 m

(Gambar potongan memanjang pipa transmisi ada di Lampiran 4)

63
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

BAB VIII
SUMBER DAN INTAKE

Intake (bangunan sadap) merupakan sarana yang digunakan untuk


menangkap air permukaan, baik yang berasal dari sungai, danau maupun waduk .
Sesuai peta yang ada, sumber air diambil dari sungai terdekat. Dalam pemilihan
lokasi intake yang sumbernya berasal dari sungai harus mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Intake ditempatkan pada arus sungai yang tenang, sehingga tidak
menyebabkan terjadinya kerusakan pada bangunan intake terutama saat
banjir.
2. Tanah sekitar intake harus stabil untuk menghindari longsor yang dapat
merusak konstruksi intake pada saat banjir.
3. Intake diletakkan pada tempat yang lurus untuk menghindari sedimentasi
dan erosi
4. Tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut
5. Perhatikan arus lalu lintas di sungai (pelayaran sungai).
6. Hindarkan daerah di sekitar air buangan ke dalam sungai, karena
umumnya intake diletakan di bagian hulu kota.
7. Selain itu harus dieperhatikan arus sungau, agar tidak terjadi perubahan
arah arus sungai pada masa yang akan datang
Macam-macam jenis intake diantaranya adalah:
1. Intake Tower
Dibangun sedekat mungkin dengan pinggiran sungai, tetapi dengan
kedalaman minimum 3 meter. Puncak intake berada 1,5 meter diatas muka
air tertinggi.
2. Intake Weir
Digunakan weir dan pada umunya dilengkaopi dengan perangkap pasir,
struktur terbuat dari beton bertulang.

64
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

3. Intake Crib
Terbuat dari beton bertulang dan diletakkan di dasar sungai atau danau.
Crib berlubang-lubang dengan ukuran lubang ditentuka berdasarkan
kecepatan air yang masuk
4. Intake Pipe
Air baku langsung ditarik oleh intake piope, dilengkapi dengan strainer
dan juga pipa pencuci untuk mencuci strainer yang kotor atau tersumbat.
5. Intake Gate
Terbuat dari beton bertulang yang dilengkapi dengan strainer dan pintu air.
6. Intake Sumuran
Merupakan sumur beton berdiameter 3-6 meter yang dilengkapi dengan
dua atau lebih pipa besar (penstok) yang dilengkapi dengan katup sehingga
memungkinkan air memasuki intake secara berkala,, lalu air yang
terkumpul di pompa ke intalasi pengolahan

8.1 Perhitungan Intake


Diketahui :
t = 20 menit = 1200 detik
Qhm = 190, L/detik = 0,191 m3/detik
Freeboard (t) = 2 m
Tinggi asumsi= 5 m
Asumsi Kecepatan (v) = 1 m/detik
Pehitungan :

Vintake = Qhm x td
= 190,80 x 1200
= 228,962 m3
Vintake =pxlxt
228,962 =pxlx5
228,962
pxl =
5

65
Sistem Penyaluran Air Limbah/ Septyn Anggun Lestari / 082001500054

pxl = 72, 7924 m2


p = l = 72,7924 = 6,767 m

Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, diperlukan tinggi muka air
dengan mulut intake yaitu freeboard sebesar 2 m, sehingga:
Tinggi intake = tinggi muka air + tinggi freeboard
= 5m + 2m = 7m
Jadi dimensi intake : Panjang = 6,767 m
Lebar = 6,767 .
Tinggi =7
Jadi volume total intake yaitu sebesar
Vintake =pxlxt
Vintake = 6,767 m x6,767 m x 7 m
Vintake = 320,5428 m3

(Gambar Intake ada di lampiran 5)

66

Anda mungkin juga menyukai