Anda di halaman 1dari 5

Kata cascading adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang kata

asalnya yaitu to cascade punya arti menurun tetapi bukan untuk menjelaskan jalan yang
menurun atau penyakit yang menurun. Cascade berarti menurun seperti air terjun yang terdiri
dari beberapa tingkatan, bukan yang tunggal yang hanya terdiri dari satu tingkatan. Dalam kamus
bahasa Webster dan Oxford, kata cascade dijelaskan sebagai beriku

Pengelolaan kinerja hingga level individu menandai babak baru perjalanan reformasi birokrasi di
Kementerian Keuangan. Merancang cascading atau proses penurunan strategi sebagai bagian
dari implementasi Balance Scorecard (BSC) di Kementerian Keuangan hingga level pelaksana
bukanlah hal yang mudah. Organisasi yang bersifat holding company (memiliki keberagaman
strategi dan tujuan yang akan dicapai) dengan struktur organisasi yang besar dan proses bisnis
yang komplek, jumlah pegawai yang banyak, luasnya wilayah kerja, serta sulitnya merubah
paradigma, merupakan empat kendala utama yang ditemui. Disinilah diperlukan kejelian para
pengelola kinerja organisasi dalam merumuskan cascading peta strategi, indikator kinerja utama
(IKU) dan targetnya.

Setelah proses yang panjang dan waktu yang tidak sedikit, proses cascading pada Kementerian
Keuangan telah mencapai level pelaksana (Kemenkeu-five). Tahap cascading tersebut ditandai
dengan ditandatanganinya kontrak kinerja untuk pejabat eselon V, pelaksana dan fungsional pada
Kementerian Keuangan. Hal ini berarti bahwa rencana strategis yang ditetapkan Kementerian
Keuangan telah berhasil dijabarkan dalam sasaran strategis yang diukur melalui pencapaian
indikator kinerja utama (IKU) pada seluruh pegawai, baik pejabat struktural/fungsional pada
semua tingkatan hingga pelaksana.

Dengan terwujudnya cascading ke level Kemenkeu-five, setiap pegawai dapat diukur kinerja
individunya untuk diketahui sejauh mana kontribusinya dalam mendukung pencapaian strategi
kementerian. Sebaliknya, setiap pegawai mengetahui bahwa pekerjaan yang dilakukannya
memiliki sumbangsih terhadap pencapaian kinerja kementerian. Dengan demikian apapun
tingkatan jabatan ataupun pekerjaan yang dilakukan pegawai, dapat dipastikan pekerjaan tersebut
memiliki pengaruh terhadap kinerja kementerian.

Dengan komitmen bersama dari seluruh pegawai serta penerapan 5 Nilai Kementerian
Keuangan (Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan), maka tujuan
bersama untuk menjadikan Kementerian Keuangan sebagai Strategy and Perfomance Focus
Organization (SPFO) atau organisasi yang berfokus pada strategi guna mencapai visi
kementerian yaitu Menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang dipercaya, akuntabel
dan terbaik di regional untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis dan
berkeadilan mampu dicapai. Cascading adalah proses penyusunan scorecard di setiap
jenjang organisasi oleh manager jenjang organisasi dengan menggunakan scorecard jenjang
organisasi di atasnya sebagai basis.
Cascading adalah sebuah API yang kaya fitur untuk menetapkan dan melaksanakan
kompleks,skala-bebas ,dan sesar toleran alur kerja pengolahan data pada cluster Hadoop.

Cascading Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/


perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target yang ingin dicapai
dengan

memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Perjanjian
Kinerja

yang ingin dicapai tahun 2015 berdasarkan tugas pokok Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

12

Kabupaten Badung yaitu Membantu Kepala Daerah Dalam Penyelenggaraan Urusan


Pemerintahan

di Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sedangkan fungsinya antara lain :

1. Perumusan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang

pendidikan, pemuda dan olahraga;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendidikan,

pemuda dan olahraga;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di

bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan analisis SWOT, sasaran strategis pendidikan dan kebijakan pembangunan


pendidikan,

pemuda dan olahraga tahun 2010-2015 seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan

isu-isu strategis yang selanjutnya dijadikan dasar penentuan program-program sebagai berikut:

1) Mengoptimalkan dan mensinergikan fungsi lembaga pengelolaan dana pendidikan yang

bersumber dari daerah.

2) Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

3) Menyediakan materi pendidikan yang dapat dijangkau dengan mudah oleh anak usia

sekolah.
4) Meningkatkan kualitas dan komitmen tenaga pengelola pendidikan baik pada tingkat

kabupaten, kecamatan maupun sekolah.

5) Meningkatkan kualitas pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga

kependidikan lainnya.

6) Mengoptimalkan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan

7) Memberikan pendidikan kewirausahaan pada siswa

8) Pembangunan sarana pengembangan pembinaan pemuda dan olahraga

Konsep Cascading dan Alignment Implementasi strategi akan lebih efektif apabila seluruh unit/pegawai
melakukan penyelarasan SS, IKU dan target dengan strategi organisasi baik secara vertikal maupun
horizontal.

Pada dasarnya, cascading SS dan IKU harus dilakukan secara hierarkis sesuai dengan level pengelolaan
kinerja di Kementerian Keuangan. Namun, cascading dapat dilakukan tidak secara hierarkis karena
struktur organisasi. Cascading IKU harus memperhatikan level wewenang dan tanggung jawab
unit/pegawai sehingga IKU tidak selalu di-cascade hingga level pelaksana.

Cascading pada pejabat fungsional dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1) Pejabat fungsional yang tidak perlu melakukan cascade kepada pejabat fungsional lainnya, dengan
ketentuan:

a) Level tanggung jawab pejabat fungsional tidak dapat dibedakan. b) Tidak ada fungsi supervise pada
pejabat fungsional dilevel yang lebih tinggi kepada pejabat fungsional yang lebih rendah.

Sehingga,cascading dapat dilakukan dengan mekanisme pada Gambar 2.7(a) dan (b).
2) Pejabat fungsional yang melakukan cascade kepada pejabat fungsional lainnya, dengan ketentuan:

a) Level jabatan fungsional dapat disetarakan dengan level jabatan struktural tertentu.

b) Tiap level jabatan fungsional tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab secara berjenjang.

c) Terdapat fungsi supervise secara berjenjang pada pejabat fungsional di level yang lebih tinggi kepada
pejabat fungsional yang lebih rendah.

SS cascading dan SS non-cascading SS cascading adalah SS yang diturunkan atau dijabarkan dari level unit
yang lebih tinggi ke level unit/pegawai yang lebih rendah. Perumusan SS cascading harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut: 1) Cascading SS dapat dilakukan secara direct atau indirect;

2) SS direct cascading merupakan SS yang memiliki kalimat, deskripsi dan ruang lingkup yang sama
secara keseluruhan. Cascading secara direct hanya dilakukan ke satu unit/pegawai di bawahnya.
Misalnya: SS Pengendalian Mutu dan Penegakan Hukum yang Efektif dicascade dengan nama SS
Pengendalian Mutu dan Penegakan Hukum yang Efektif.

3) SS indirect cascading merupakan SS yang memiliki deskripsi atau ruang lingkup yang lebih sempit.
Kalimat SS dapat sama atau berbeda, disesuaikan dengan ruang lingkupnya. Cascading secara indirect
dilakukan ke dua unit/pegawai atau lebih di bawahnya. Misalnya: SS "Pengendalian Mutu dan Penegakan
Hukum yang Efektif" di cascade dengan nama SS "Pengendalian Mutu yang Efektif".

4) Pada unit pemilik peta strategi, SS yang di-cascade ke unit/pegawai lebih rendah harus diletakkan
pada perspektif yang sama atau lebih tinggi dari perspektif dimana SS tersebut berasal (unit yang lebih
tinggi

IKU Cascading dan Non-Cascading Cascading IKU merupakan proses penjabaran dan penyelarasan IKU
dan target IKU secara vertikal dari level unit/pegawai yang lebih tinggi ke level unit/pegawai yang lebih
rendah.

Proses cascading dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu direct dan indirect.

1) Metode Direct Kalimat dan definisi IKU pada unit/pegawai yang lebih tinggi diadopsi secara penuh
oleh unit/pegawai yang lebih rendah. IKU cascading menggunakan metode direct harus memiliki output
yang identik/sama pada tiap level.

Proses cascading ini dilakukan kepada:

a) Satu unit/pegawai pada level yang lebih rendah; atau. b) Dua atau lebih unit/pegawai pada level yang
lebih rendah karena sifat pekerjaan yang memerlukan teamwork dan tanggung jawab pencapaian target
bersifat tanggung renteng serta tidak didistribusikan.
Manual IKU unit/pegawai yang lebih tinggi dan unit/pegawai yang lebih rendah harus memiliki
kesamaan pada komponen: a) nama IKU, target, satuan pengukuran dan aspek target; b) definisi dan
formula perhitungan; c) polarisasi; d) konsolidasi periode; dan e) periode pelaporan.

2) Metode Indirect Kalimat dan definisi IKU dari unit/pegawai yang lebih tinggi diadopsi atau
dikembangkan oleh unit/pegawai yang lebih rendah sesuai tugas, fungsi dan ruang lingkup unit/pegawai
yang bersangkutan.

Target IKU diturunkan (dibagi habis) kepada dua atau lebih unit/pegawai di level yang lebih rendah
sesuai dengan proporsi masing-masing unit/pegawai (target didistribusikan).

Ketentuan mengenai penamaan IKU adalah: a) Menggunakan kalimat yang identik dengan kalimat IKU
pada level yang lebih tinggi serta target dari unit/pegawai yang lebih tinggi didistribusikan kepada level
yang lebih rendah dan tanggung jawab pencapaian target bersifat tidak tanggung renteng; atau

b) Kalimat berbeda sesuai ruang lingkup tanggung jawab unit/pegawai yang lebih rendah;

c) Apabila ruang lingkup hanya dibedakan berdasarkan wilayah geografis maka penamaan IKU
menggunakan kalimat yang identik dengan kalimat pada level yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai