Kode Etik IAI disusun berdasarkan 4 jenjang, yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika,
(3) Interprestasi Aturan Etika, dan (4) Tanya jawab Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi
seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan
Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Struktur Etika IAI mencakup 4 kebutuhan dasar yang diperlukan untuk profesi akuntansi
memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi dan mencapai
tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan public, yaitu: (1)
Kredibilitas, (2) Profesionalisme, (3) Kualitas Jasa, (4) Kepercayaan.
Faktor kunci citra profesi akuntanyaitu keberadaan dan perkembangan profesi akuntan itu
sendiriditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pemakai jasa akuntan, sedangkan
tingkat kepercayaan masyarakat ditentukan oleh tingkat kualitas jasa dan tingkat ketaatan serta
kesadaran para akuntan dalam mematuhi kode etik profesi akuntansi.
Prinsip Etika Profesi IAI memuat 8 poin yang sangat penting bagi profesi akuntansi,
yaitu: (1) Tanggung Jawab Profesi, (2) Kepentingan Publik, (3) Integritas, (4)
Objektivitas, (5) Kompentensi dan Kehati-hatian Profesional, (6) Kerahasiaan, (7)
Perilaku Profesional, (8) Standar Teknis.
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi
akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu
anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku
terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Kode etik memang diperlukan dalam mengatur profesi agar tidak menyimpang dan merugikan
orang lain, akan tetapi kode etik ini sendiri terdapat beberapa titik kelemahannya. Titik
kelemahan kode etik profesi yaitu:
Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi adakalanya tidak sejalan dengan fakta
yang terjadi di sekitar para profesional. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk
berpaling pada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi
tidak lebih dari pajangan tulisan belaka.
Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. hal
inilah yang memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat
menyimpang dari kode etik profesinya.
Sumber: http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_publikasi/KODE_ETIK_2016.pdf