Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
kami mengucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 pengertian
2.1.1 kekuasaan
2.1.3 kepemimpinan
2.2 kekuasaan
2.3 wewenang
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Dalam ilmu sosiologi, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, dimana pemimpin selalu ada dalam berbagai kelompok baik
kelompok besar seperti pemerintahan maupun kelompok kecil seperti kelompok RT sampai
kelompok ibu-ibu arisan.Dari sekelompok individu dipilih salah satu yang mempunyai
kelebihan di antara individu yang lain, dari hasil kesepakatan bersama, maka munculah
seorang yang memimpin dan di sebut sebagai pemimpin. Kepemimpinan adalah perilaku
seseorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan
bersama (hemphill dan Coons, 1957:7).Dari kepemimpinan itu, maka munculah kekuasaan.
kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu
hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang
menjadi pijakan kemungkinan itu.
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
2.1 Pengertian
2.1.1 Kekuasaan
3. Ralf dahrendorf, kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu dari pada
milik struktur social.
2.1.2 Wewenang
2. Mac Iver R.M, wewenang merupakan suatu hak yang didasarkan pada suatu
pengaturan social, yang berfungsi untuk menetapkan kebijakan, keputusan, dan
permasalahan penting dalam masyarakat.
(Abdulsyani, 2007:144)
2.1.3 kepemimpinan
2.2 Kekuasaan
1. Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak, sehingga
mempunyai keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain.
(Abdulsyani, 2007:140)
Sumber kekuasaan ditinjau dari hubungan anggota (target) dan pemimpin (agent), yaitu :
1. Rasa takut
(soekanto, 1990:300)2
2. Rasa cinta
Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif.
orang-orang lain bertindak Sesuai dengan pihak yang berkuasa, untuk menyenangkan
semua pihak. Rasa cinta yang efisien dimulai dari pihak penguasa sehingga sistem
kekuasaan akan dapat berjalan dengan baik dan teratur.
(soekanto, 1990:300)
3. Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang
yang lebih atau bersifat asosiatif. Dari kepercayaan yang bersifat pribadi akan
berkembang dalam suatu organisasi atau masyarakat secara luas. sehingga
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam suatu kekuasaan. Jika seorang
pemimpin menaruh kepercayaan pada bawahanya, maka wajib bagi anak buahnya
untuk patuh dan mempunyai sifat terpecaya.
(soekanto, 1990:300)
4. Pemujaan
(soekanto, 1990:300)
(Soekanto, 1990:275)
Menurut maclever ada tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida
kekuasaan, yaitu :
1. Tipe kata
Tipe kata adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan
kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta. Garis pemisah
antara masing-masing lapisan hampir tak mungkin ditembus.
2. Tipe oligarkis
Tipe oligarkis adalah tipe yang dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh
kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga
untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Kedudukan para warga pada tipe
oligarkis masih didasarkan pada kelahiran ascribed statustetapi individu masih diberi
kesempatan untuk naik lapisan.aum industry, pedagangan dan keuangan memegang
peran penting. Ada bermacam-macam cara di mana warga dari lapisan bawah naik
tingkat lapisan dan ada juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk
menjadi penguasa.
Variasi tipe oligarkis dijumpai pada Negara-negara yang didasarkan pada aliran
fasisme dan juga pada Negara-negara totaliter (misalnya soviet dan rusia). Bedanya
adalah bahwa kekuasaan yang sebenarnya, berada di tangan partai politik yang
mempunyai kekuasaan menentukan.
3. Tipe demokratis
Tipe demokratis menunjukan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan
yang yang sifatnya mobile. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah
kemampuan dan kadang-kadang juga factor keberuntungan.
a. Saluran militer
b. Saluran ekonomi
c. Saluran politik
Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk menbuat pelaturan
yang harus ditaati oleh masyarakat yaitu dengan meyakinkan atau memaksa masyarakat
untuk menaati peraturan yang telah dibuat oleh badan yang berwenang dan sah.
d. Saluran tradisional
e. Saluran ideology
2.3 wewenang
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem
hukum yang berlaku dalam masyarakat. sistem hukum ini dipahamkan sebagai kaidah
yang telah diakui, ditaati masyarakat, dan telah diperkuat oleh Negara.
termasuk dalam kekuasaan formal atau legal adalah komandan tentara, kepala
dinas, presiden, atau perdana mentri, dan yang mendapat kekuasaan karena
ditunjuk atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi (French
dan Raven, 1959).
Kendali atas ganjaran biasanya terkait dengan kendali atas hukuman. Namun,
ada kepemimpinan yang sumbernya hanya kendali atas hukuman. Kepemimpinan
jenis ini adalah kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contonya anak kelas
1 SMP takut pada seniornya karena suka memukul sehingga kehendak seniornya itu
selalu dituruti (French dan Raven, 1959).
Informasi adalah ganjaran positif bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu,
yang menguasai informasi maka yang menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu
jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin
rombongan itu (Pettigrew, 1972)
Di sebuah kapal atau pesawat terbang, mualim atau penerbang yang paling terampilah
yang dijadikan nakhoda atau kapten. Pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter
sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah yang dianggap paling ahli untuk
menyembuhkan penyakit pasiennya (French dan Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan, serta setia kepada kelompok dapat menjadi sumber
kekuasaan untuk dianggap menjadi sebagai pemimpin. Contohnya, ibu Theresa, biarawati
yang seluruh hidupnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di Bombay, dianggap
sebagai pemimpin karena persahabatan dan kesetiaannya kepada anak-anak tersebut (French
dan Raven, 1959).
Karisma
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak
atau kewenangan untuk membuat kerja sama dengan kelompok lain. Contohnya
pemilik perusahaan melakukan merger dengan perusahaan lain, dan presiden
menyatakan perang atau damai dengan Negara lain (Stevenson, Pearce, dan Porter,
1985)
Partisipasi
Institusionalisasi
B. Teori bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik, atau teori
transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau
bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam
perilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa.
Menurut teori ini, seorang pemimpin yang berkarisma cendrung untuk mempunyai
kebutuhan yang besar atas kekuasaan, sangat percaya diri, dan yakin akan ideologinya
sendiri. Pemimpin ini akan selalu berusaha mempertahankan kepercayaan pengikutnya
kepada dirinya. Ia akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan citra dirinya di
mata pengikutnya. Contohnya bung karno, ia menggunakan semangat gotong royong
untuk memompa semangat revolusioner rakyat Indonesia.
2. Factor atribusi
Tujuh ciri yang menyebabkan seorang pemimpin dinilai mempunyai karisma, yaitu :
5. adanya kebimbangan pada pengikut karena adanya kerisis atau keadaan status quo
yang tidak disukai oleh pengikut,
Pemimpin karismatik dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat terorganisir
(Robert, 1984). Dalam organisasi yang sangat teratur ini, pemimpin karismatik harus penuh
energy dan mampu menggalang antusisme, menyalurkan emosi, dan mendorong orang-orang
lain untuk bertindak.
Fungsi pemimpin di sini yaitu menjaga agar semangat para pengikut tetap tinggi dan
membuat pengikut merasa bahwa mereka akan lebih baik jika bekerja sama. Dengan kata
lain, pemimpin karismatik dalam kelompok yang terorganisasi berfungsi mentransformasikan
energy para anggota kelompok menjadi suatu kekuatan bersama melalui sistem dan
organisasi yang ada.
C. Teori perilaku
6. Peran juru bicara : kepada pihak luar pemimpin harus berperan sebagai orang
yang member informasi mengenai kelompok.
10. Peran negoisasi : pemimpin juga berperan sebagai perunding, baik dengan pihak
luar maupun dengan antar anggotanya sendiri.
(MInzberg, 1973)
3. Pembuatan keputusan
8. Konsultasi
9. Administrasi.
E. Teori situsional
Munculnya seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses dinamis yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok . Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang
pemimpin tidaklah sama pada setiap masyarakat. di kalangan masyarakat Indonesia, sifat-
sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain dapat ditemukan dalam
warisan tradisional Indonesia, misalnya Asta Brata yang merupakan kumpulan seloka
dalam Ramayana, yang memuat ajaran Sri Rama kepada Brahata, yaitu yaitu adiknya dari
lain ibu.
2. Seorang pamimpin di depan (front leader) harus memiliki idealisme yang kuat,
kedudukan, serta harus dapat menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat
dengan sejelas mungkin sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksan
dengan baik.
1. Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan
bagi pengikut-pengikutnya. Dengan adanya kerangka pokok, maka dapat
disusun suatu sekala prioritas mengenai keputusan yang perlu diambil untuk
menangani masalah-masalah yang dihadapi.
2. Pengikut sama sekali tidak diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok
dan cara-cara untuk mencapai tujuan.
3. Pemimpin terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses
interaksi di dalam kelompok tersebut.
3.1 Kesimpulan
Teori kepemimpinan :
3. Kekuasaan politik.
Metode kepemimpinan terdiri dari metode otoriter, metode demokratis, metode bebas.
DAFTAR PUSTAKA :
2. Abdulsyani, 2007. SOSIOLOGI skematika, teori, dan terapan. Bumi aksara : Jakarta.