Anda di halaman 1dari 8

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Magister Akuntansi
Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah : Praktik Audit


Sifat Ujian : Take Home Test
*************************************************************************************
Risiko dan materialitas sebaiknya menjadi pertimbangan auditor ketika melakukan perencanaan dan
pelaksanaan suatu audit atas laporan keuangan sesuai dengan standar audit yang berlaku. Risiko dan
materialitas juga dipertimabangkan dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit dan evaluasi
hasil prosedur.

a. Apa yang dimaksud dengan risiko audit?

Resiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya,
semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya. Jika diinginkan
tingkat kepastian 99 %, risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya adalah 1 %

b. Jelaskan apa yang dimaksud risiko bawaan, risiko pengendalian dan risiko deteksi?
Terdapat tiga unsur risiko audit :
1) Risiko Bawaan. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
2) Risiko Pengendalian. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji
material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
3) Risiko Deteksi. Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji materialyang terdapat dalam suatu asersi.

c. Jelaskan bagaimana risiko risiko tersebut saling berkaitan?

Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang
disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh
keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan
risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Semakin kecil risiko bawaan danr risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor,
semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya
risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima.
d. Apa yang dimaksud dengan materialitas dalam audit?

Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupnya, dapat mengakibatkan perubahan atas
suatu pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap
informasi itu, karena adanya penghilangan atau salah saji itu. Hal itu mengharuskan
auditor untuk mempertimbangkan keadaan yang berkaitan dengan entitas dan
kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan
auditan.

Contohnya, jumlah yang material dalam laporan keuangan entitas tertentu mungkin
tidak material dalam laporan keuangan entitas lain yang memiliki ukuran dan sifat yang
berbeda. Maka, auditor dapat menyimpulkan bahwa tingkat materialitas akun modal
kerja lebih rendah bagi perusahaan yang berada dalam situasi bangkrut bila
dibandingkan dengan suatu perusahaan yang memiliki current ratio 4 : 1.

e. Jelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi dalam menentukan materialitas?

1. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum dan kecurangan


2. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang mengharuskan
klien untuk mempertahankan beberapa ratio keuangan pada tingkat minimum tertentu.
3. Adanya gangguan dalam trend laba
4. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan

f. Jelaskan hubungan antara materialitas untuk tujuan perencanaan dan materialitas untuk
tujuan evaluasi?

Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua
tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas lapoaran sebagai keseluruhan
dan tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.

Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut :

1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh
salah satu dari tiga cara berikut ini :
o Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
o Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
o Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama.
1. Prosedur analitis salah satunya terdiri dari evaluasi atas informasi keuangan yang dibuat auditor
dengan memahami keterkaitan antara data keuangan dan non keuangan. Penggunaannya dapat
dilakukan dari perbandingan sederhana sampai dengan model yang kompleks dimana
melibatkan banyak hubungan dan elemen data. Prosedur tersebut melibatkan perbandingan
jumlah tercatat, atau rasio yang dikembangkan dari jumlah yang tercatat, hingga ekspektasi yang
dikembangkan oleh auditor.
a. Jelaskan tujuan prosedur analitis secara luas?

Prosedur analitis digunakan dalam setiap fase auditing dengan tujuan sebagai berikut :
Pada fase perencanaan, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu,
lingkup dan prosedur audit.
Pada fase pengujian, untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis-jenis transaksi.
Pada kesimpulan audit atau penilaian tahap akhir tentang kewajaran laporan keuangan yang
diaudit, sebagai review menyeluruh

b. Identifikasi dari mana sumber sumber informasi dapat mengembangkan ekspektasi?

Identifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat ; adalah menentukan ratio-ratio


atau perbandingan yang memenuhi harapan auditor atau sesuai dengan tujuannya. Misalnya
auditor ingin mengetahui kemungkinan adanya penyimpangan dalam pemberian komisi
penjualan, maka dapat dibuat ratio antar biaya komisi dengan total penjualan yang hasilnya
dibandingkan dengan tarif komisi penjualan yang sudah ditetapkan. Kecermatan dan luasnya
prosedur analitis yang digunakan dalam perencanaan akan berbeda-beda tergantung atas
ukuran dan kerumitan usaha klien, tersedianya data, dan pertimbangan auditor. Jenis
perhitungan dan perbandingan yang pada umumnya digunakan antara lain adalah :

Perbandingan data absolut; adalah pembandingan antara satu jumlah tertentu tahun
berjalan, misalnya saldo akun, dengan data anggaran atau prakiraan.

Persentase per Komponen atau Analisa Vertikal; yaitu dengan menghitung persentasi
masing-masing akun terhadap totalnya, misalnya kas terhadap total aktiva, utang usaha
terhadap total pasiva. Hasil perhitungan tersebut apabila diperbandingkan dengan data
industri dapat memberikan indikasi adanya penyimpangan.

Analisa Rasio; yaitu perbandingan antara suatu informasi keuangan dengan informasi
keuangan yang lain. Hasil perhitungan ini dapat dianalisa secara individu maupun kelompok,
misalnya rasio likuiditas, efisiensi, profitabilitas, solvabilitas. Dengan memperbandingkan
hasil perhitungan tersebut dengan data rata-rata tahun sebelumnya akan dapat diketahui
fluktuasi atau perubahan yang abnormal yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

Analisa kecenderungan atau Trend Analysis; yaitu perbandingan suatu data tertentu untuk
beberapa periode akuntansi, baik dalam bentuk absolut, persentase, atau rasio.

c. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap keandalan data


untuk tujuan mencapai tujuan audit?
2. Auditor diwajibkan untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang masing-masing
elemen dalam sistem pengendalian internal suatu entitas untuk merencanakan audit laporan
keuangan entitas dan menilai risiko untuk asersi yang tercakup dalam saldo akun, golongan
transaksi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
a. Identifikasi elemen elemen pengendalian dalam pelaporan keuangan entitas?
(1) Lingkungan Pengendalian

Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat
memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil
perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta,
arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

Kunci lingkungan pengendalian adalah:

Integritas dan Etika


Komitmen terhadap Kompetensi
Struktur Organisasi
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
(2) Penilaian Resiko

Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini hendaknya
mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum
melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan
dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko


Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
(3) Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya


dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua
level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.

Aktivitas pengendalian meliputi:

Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup


Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
Evaluasi secara independen atas kinerja
Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
(4) Informasi dan Komunikasi

Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan


mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi
merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian
eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar
manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus
diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

(5) Pengawasan

Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan.
Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam
perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum
manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern
hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada
manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit
dan reviu.
Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk
menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja
sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem
Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih
efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian
menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

b. Untuk tujuan apakah auditor memahami elemen pengendalian internal yang dapat
digunakan dalam merencanakan audit?

Tujuan SPI

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern:

Menjaga kekayaan organisasi.


Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
Mendorong efisiensi.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

c. Jelaskan alasan-alasan mengapa auditor harus menilai risiko pada tingkat maksimum untuk
satu atau lebih asersi yang terkandung dalam saldo akun

Pada tingkat ini, materialitas merupakan salah saji terkecil yang mungkin terdapat dalam
saldo akun yang dipandang material. Audior, idealnya, perlu mempertimbangkan
materialitas pada tingkat laporan keuangan (lihat di bawah)bagaimanapun juga salah-saji
yang tidak material secara individu bisa jadi material terhadap laporan keuangan bila
digabungkan dengan saldo akun yang lain.

Pertimbangan materialitas pada saat perencanaan audit mungkin berbeda dengan


pertimbangan materialitas pada saat evaluasi laporan keuangan karena alasan berikut ini:

Keadaan yang melingkupi berubah; atau


Adanya informasi tambahan selama proses audit; atau
Keduanya

d. Apa yang harus dilakukan auditor untuk mendukung penilaian risiko pengendalian kurang
dari tingkat maksimum ketika auditor sudah menentukan bahwa pengendalian telah
dilakukan dalam operasi entitas?
Pengujian pengendalian yang dirancang untuk mengevaluasi efektifitas operasi dari
suatu pengendalain berkaitan dengan bagaimana pengendalian diterapkan, konsistensi
ketika pengendalian diterapkan selama periode, dan oleh siapa pengendalian diterapkan.
Prosedur untuk pengujian yang digunakan sebagai pendukung pelaksanaan kebijakan dan
prosedur yang berkenaan dengan pengendalian adalah sebagai berikut:
a. Tanya jawab dengan pegawai
Tanya jawab sudah merupakan bahan bukti yang pantas. Misal, Auditor memutuskan bahwa
orang yang tidak terotorisasi tidak di ijinkan mempnya akses terhadap berkas computer
dengan tanya jawab dengan orang yang mengawasi perpustakaan Komputer.
b. Pemerikasaan dokumen, catatan, dan laporan
Kegiatan dan perosedur yang berkaitan dengan pengendalian memberikan bahan bukti
documenter yang jelas. Misal transaksi penjualan akan meninggalkan jejak dokumen berupa
faktur penjualan dan dokumen pengiriman. Auditor memeriksa dokumen untuk meyakinkan
bahwa proses telah selesai dan ditandingkan dengan pantas dan bahwa terhadap
tandatangan atau inisial yang diperlukan.
c. Pengematan aktivitas berkenaan dengan pengendalian
Jenis aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian lainnay tidak meninggalkan jejak bahan
bukti. Misalnya pemisahan tugas tidak menghasilkan dokumentasi sebagai pelaksanaanya.
d. Pelaksanaan ulang prosedur klien
Terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian yang mempunyai dokumen dan
catatan, tetapi isinya tidak mencukupi untuk kepentingan auditor dalam menetapkan apakah
pegendalian berjalan dengan efektif. Misalnya, aktivitas verifikasi oleh pegawai klien atas
hargapada faktur penjualan dan daftar harga yang sudah ditetapkan. Auditor akan
melaksanakan kembali prosedur dengan menelusuri harga jual kedaftar harga pada tanggal
transaksi, jika tidak ditemukannya adanya salah saji, Auditor dapat menyimpulkan bahwa
prosedur berjalan seperti yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai