Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Hubungan Kepribadian dengan Karakter

Pembimbing :
Bapak Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.Ns
Nama Kelompok :

1. Aida Fitriya N 12. Liamiati


2. Anang Kurniawan 13. Luna Fitria C.N
3. Bagun Sutopo 14. Merita Ayu Lestari
4. Desi Purwantini 15. Nanik Winarti
5. Dwi Nur Anisa 16. Neva Aprilia E
6. Eka Novitasari 17. Nirwana Dewi A
7. Fifi May H 18. Ria Aprilia S
8. Ifa Nita S 19. Rista Nur kumala
9. Indah Wahyu N.R.P 20. Siti Aminah H.N
10. Intan Rizky Y 21. Subchan
11. Lailatul Fitrika 22. Umi Hanik

S1 KEPERAWATAN

STIKES ICME JOMBANG


2014/2015
1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Pengembangan Kepribadian ini dengan
baik dan tepat waktu.
Seperti yang telah kita ketahui Pendidikan Karakter dan Kepribadian itu sangat
penting bagi anak bangsa dari mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa
Karakter dan Kepribadian itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai materi pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang keberadaan Karakter dan
Kepribadian individu bagi kemajuan bangsa. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina mata pelajaran
Pengembang Kepribadian Pak Bambang Tutuko, dan kepada pihak yang telah membantu ikut
serta dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. 2
Daftar Isi . 3
Bab I PENDAHULUAN .. 4
1.1 Latar Belakang . 4
1.2 Rumusan Masalah . 5
1.3 Tujuan Masalah ... 5
Bab II PEMBAHASAN . 6
A. Pengertian Karakter dan Kepribadian . 6
B. Tahap-tahap perkembangan Karakter atau Kepribadian . 10
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakter atau Kepribadian.................... 12
D. Proses pembentukan Karakter atau Kepribadian.. 14
E. Beda Karakter dan Keprikbadian. 19
Bab III PENUTUP 21
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran .. 21
Daftar Pustaka . 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai
sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,
termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter Individu sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di
Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang
tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft
skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung
kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri
juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar
pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter dan Kepribadian bagi semua orang,
khususnya bangsa Indonesia sendiri.

4
1.2 Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan
dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini
antara lain:

Apa pengertian dari Karakter dan Kepribadian itu?


Apa saja tahap-tahap dari perkembangan Karakter atau Kepribadian?
Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Karakter atau Kepribadian seseorang?
Bagaimana proses pembentukan Karakter atau Kepribadian?
Apa perbedaan Karakter dan Kepribadian?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui apa itu Karakter dan Kepribadian.


Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap dari perkembangan Karakter atau Kepribadian.
Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Karakter atau Kepribadian.
Untuk mengetahui hubungan bagaimana proses pembentukan Karakter atau Kepribadian.
Untuk mengetahui perbedaan Karakter dan Kepribadian.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter dan Kepribadian


1. Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang
itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan
akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran,
dan dengan kata
lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

Mekanisme Pembentukan Karakter

1. Unsur dalam Pembentukan Karakter


Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran,
yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman
hidupnya, merupakan pelopor segalanya.2 Program ini kemudian membentuk sistem
kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa
mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan

6
prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum
alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya,
jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka
perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu,
pikiran harus mendapatkan perhatian serius.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia
terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri
tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau
pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.3
Penjelasan Adi W. Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar
menarik untuk dikutip.
Pikiran sadar yang secara fisik terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan
analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan
pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk
ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis,
bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi
dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.
Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar
(conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan
menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar.
Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi
emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah.
Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin
minimal.
Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang
lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang
diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran
sadar, maka pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar
diibaratkan seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu

7
benar atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk
melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.
Kita ambil sebuah contoh. Jika media masa memberitakan bahwa Indonesia
semakin terpuruk, maka berita ini dapat membuat seseorang merasa depresi karena
setelah mendengar dan melihat berita tersebut, dia menalar berdasarkan kepercayaan
yang dipegang seperti berikut ini, Kalau Indonesia terpuruk, rakyat jadi terpuruk.
Saya adalah rakyat Indonesia, jadi ketika Indonesia terpuruk, maka saya juga
terpuruk. Dari sini, kesan yang diperoleh dari hasil penalaran di pikiran sadar adalah
kesan ketidakberdayaan yang berakibat kepada rasa putus asa. Akhirnya rasa
ketidakberdayaan tersebut akan memunculkan perilaku destruktif, bahkan bisa
mendorong kepada tindak kejahatan seperti pencurian dengan beralasan untuk bisa
bertahan hidup. Namun, melalui pikiran sadar pula, kepercayaan tersebut dapat
dirubah untuk memberikan kesan berbeda dengan menambahkan contoh kalimat
berikut ini, ...tapi aku punya banyak relasi orang-orang kaya yang siap
membantuku. Nah, cara berpikir semacam ini akan memberikan kesan keberdayaan
sehingga kesan ini dapat memberikan harapan dan mampu meningkatkan rasa
percaya diri.
Dengan memahami cara kerja pikiran tersebut, kita memahami bahwa
pengendalian pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam
mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa yang kita
inginkan, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali sehingga
terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus mendapatkan
penderitaan-penderitaan, disadari maupun tidak.

2. Kepribadian
Pengertian kepribadian secara umum Kepribadian adalah keseluruhan sikap,
perasaan, ekspresi, temparmen, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Sikap perasaan
ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapkan
pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau
berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi,

8
sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang
yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya
melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu
dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang
dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang dikenal sebagai persepsi yaitu; seluruh
proses akal manusia yang sadar. Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali
menjadi suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-
bagian. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan
secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan
Pengamatan . Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian
yang paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang
menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang
sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
kembali sebagai kenangan. Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru
dalam istilah psikologi disebut Apersepsi .
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis
secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak
mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang
baru.

Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-


tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan
tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut
dengan Konsep .
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan
mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang

9
dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung
dengan penggambaran- pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru
sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata. Dan penggambaran baru yang seringkali
tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan F a n t a s i .
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam
perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal
yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti
itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping
segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat
dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negatif.
3.Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang
sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.
Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut Dorongan.

B. Tahap-tahap Perkembangan Karakter atau Kepribadian

Pada masa bayi, tahap pertama, anak-anak belajar rasa percaya atau tidak percaya
kepada orang lain. Jika ibunya (atau pengasuh penggantinya ) secara konsisten memberi cinta
dan kasuh sayang, serta memperhatikan kebutuhan fisik bayi, maka bayi itu akan
membangun perasaan aman dan percaya pada orang lain.

Tahap kedua, anak usia 2-3 tahun belum begitu tertarik pada nilai-nilai. Anak lahir
memiliki dorongan-dorongan naluri dan reflek-reflek dan belum punya kepribadian.

Tahap ketiga, anak usia 4-5 tahun keatas mulai mempunyai kualitas kepribadian. Anak
mengenal nilai, berdasarkan faktor pertambahannya usia berarti bertambah pula kematangan,
otomatis kepribadian semakin berkembang.

10
Tahap keempat, dunia anak semakin luas, banyak keterampilan teknis yang ia pelajari
dan perasaan bahwa dirinya kompeten atau mampu melakukan sesuatu diperbesar.

Tahap kelima, remaja mulai mengembangkan kesadaran akan identitas pribadinya


melalui interaksinya dengan orang lain.

Tahap keenam, seseorang mulai menembangkan hubungan cinta yang abadi dengan
lawan jenisnya.

Tahap usia dewasa menengah, seseorang berkarya untuk keluarga dan masyarakat,
memberikan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi keluarga maupun masyarakatnya.

Tahap akhir hidupnya, seseorang akan menemukan akhir hidupnya dengan penuh harga
diri atau kebanggaan atau penuh penyesalan diri.

Bayi Percaya vs tidak percaya Harapan


Awal kanak-kanak (2-3 Kemandirian vs pemalu dan
Kehendak/kemauan
tahun) peragu
Tahap bermain (4-5 tahun) Inisiatif vs rasa bersalah Tujuan/cita-cita
Tahap sekolah (6-10 tahun ) Pekerja keras vs rendah diri Kompetensi
Remaja (12-18 tahun) Identitas vs kebingungan peran Loyalitas / kesetiaan
Dewasa awal (19-35 tahun) Keakraban vs keteransingan Cinta
Dewasa menengah ( 36-50
Produktivitas vs kemandegan Kepedulian
tahun )
Tua(51 tahun keatas ) Intregitas vs tak berpengharapan Kebijaksanaan

11
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter atau Kepribadian

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor


yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan
proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Biologis

Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika
terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang
bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti
pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin. Jadi,
orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku
seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua faktor karakteristik
fisik menggambarkan kepribadian seseorang.Sama halnya dengan anggapan orang gemuk
adalah periang.

Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk


kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.Kepribadian
seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada pengalaman
sosialisasinya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati dimasyarakat karena
kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan masyarakat
akibat salah pergaulan.Akantetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang berhasil dalam
hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan kemauan yang keras.
Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik,
tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila banyak pendapat yang
mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan pembentukan kepribadian.

12
b.Faktor Geografis

Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam mempengaruhi kepribadian


seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.Keadaan lingkungan fisik atau
lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang
Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya
yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan
sedikit waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari
karena tanahnya yang subur. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai
memiliki ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang
tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan
kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi


perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap hal
ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.

c. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian


seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi
individu.Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan
ia dapat bertahan hidup. Proses mempelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak
kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun
antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki
budaya merantau dan mengarungi lautan.Budaya ini telah membuat orang-orang
Bugis menjadi keras dan pemberani.

13
d. Faktor Pengalaman Kelompok

Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting


perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh
dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1.Kelompok Acuan (Kelompok Referensi). Sepanjang hidup seseorang, kelompok-


kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-
norma perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan
oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah
kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka.
Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya adalahteman-teman sebaya. Peran
kelompok sepermainan ini dalam perkembangan kepribadian seorang anak akan
semakin berkurang dengan semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah
dan memasuki kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).

2.Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang


lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-
kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Dalam keadaan seperti
ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras mempertahankan haknya untuk
menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan
kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok
majemuk tempatnya berada. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan
mampu untuk memilah-milahkannya.

e. Faktor Pengalaman Unik

Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu


berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik
dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama.
Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki
kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga
tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami

14
oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut Paul B. Horton,
kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa diatas peristiwa lainnya.Arti dan
pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalaman-pengalaman yang
mendahuluinya.

D. Proses Pembentukan Karakter atau Kepribadian

Membentuk karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak,


anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang
berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang
optimal. Untuk itu, ia melihat tiga pihak yang mempunyai peran penting. Yakni, keluarga,
sekolah, dan komunitas.

Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal antara lain:

Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil,
mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik.

Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk.


Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak
mau berbohong. `Karena tahu berbohong itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena
mencintai kebajikan,

Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Tuhan dan alam
semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat
dan santun; kasi sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan
pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai,
dan persatuan.

Cara menanamkan karakter pada anak, anak tak hanya merekam materi yang masuk. Tapi
juga yang lebih dipercaya, yang lebih menyenangkan, dan yang berlangsung terus-menerus.
Saat anak sudah memasuki dunia sekolah, anak biasanya lebih percaya pada guru.

15
Untuk mendampingi sang anak yang tengah dalam pertumbuhan, praktisi multiple
intelligences and holistic learning ini menyarankan para orang tua agar berupaya menjadi
konsultan pribadi mereka. Bagaimana caranya? Stop menghakimi anak dan stop
mengungkit-ungkit, dan juga agar tidak menggunakan amarah. Sebab, marah tidak pernah
menyelesaikan masalah dengan baik. Tidak juga membanding-bandingkan anak.

Dalam berkomunikasi, orang tua hendaknya menjadi pendengar yang baik, tidak menyela
pembicaraan, mengganti pernyataan dengan pertanyaan, berempati terhadap anak dan
masalahnya, tidak berkomentar sebelum diminta. Kalaupun berkomentar.

Melewati Fase Kritis AnakAda enam fase kritis, yang dilalui anak hingga menjadi
dewasa. Orang tua dan guru hendaknya memahaminya sebagai suatu yang normal. untuk
menandai dan menyikapi fase-fase pertumbuhan anaknya mulai dari balita, usia TK, usia SD,
usia SMP, usia SMA, hingga usia kuliah. Satu hal yang penting tak boleh dilepaskan dalam
masing-masing fase itu,

Usia balita

Ciri-ciri: merasa selalu benar, memaksakan kehendak, tidak mau berbagi. Peran orang tua:

Berikan kesempatan anak beberapa detik untuk berkuasa.

Berikan kesempatan beberapa detik untuk memiliki secara penuh.

Perkenalkan pada arti boleh dan tidak boleh dengan menggunakan ekspresi wajah.

-Konsisten dan jangan menggunakan kekerasan baik suara maupun fisik.

Usia TK

Ciri-ciri: konflik adaptatif, imitatif, berbagi, dan mau mengalah. Ketiga sifat terakhir ini
karena anak ingin diterima dalam kelompok.Peran orang tua:

Beri kesempatan untuk memerhatikan, mencoba, dan bekerja sama.

16
Perhatikan dan luruskan perilaku imitatif yang cenderung negatif.

-Dukunglah anak untuk bisa berbagi dan mengalah.

Usia SD

Ciri-ciri: anak ingin mendapat pengakuan diri. Karena itu, ciri-ciri utamanya punya pendapat
berbeda, penampilan berbeda, gaya bicara berbeda, dan hobinya pun berbeda.Peran orang
tua:

Menghargai pendapatnya dan jangan menyalahkan.

-Ajaklah dialog logika dan pengalaman.

Pujilah hal-hal yang baik dari penampilannya, bantulah dengan kalimat positif untuk bisa
tampil lebih baik lagi.- Jangan langsung menyela gaya bicaranya, bangun ketertarikan dan
bantulah dia untuk bisa lebih punya gaya bicara yang menarik.

Usia SMP

Ciri-ciri: anak memasuki persaingan. Karena itu anak mengalami konflik antarpersonal,
konflik antarkelompok, dan konflik sosial.Peran orang tua:

Meningkatkan proses kedekatan dengan anak melalui dialog dan berbagai cara.

Jadilah pendengar yang baik dan buka menjadi hakim.

Jangan pernah menyela pembicaraan dan cerianya.

Jangan beri komentar atau nasihat sebelum tiba waktunya.

Peran Guru dalam Pembentukan Karakter

Eni Purwati (2012 :215) menjelaskan sesungguhnya pendidikan merupakan


pembudayaan atau enculturation, suatu proses untuk mentasbihkan seseorang mampu
hidup dalam suatu masyarakat tertentu dengan keragaman budaya dan keyakinan. Agar

17
seseorang mampu hidup dalam masyarakat tertentu, maka seseorang haruslah menerima
pendidikan yang cukup dengan kehadiran guru dengan berbagai perannya.

Peran guru dalam proses pembelajaran di masa sekarang ini bukan lagi sebagai
penyampai informasi dan pengetahuan, tetapi lebih sebagai pendamping yang menfasilitasi
terjadinya proses penghayatan pengalaman. Proses penghayatan pengalaman sebagai proses
penemuan makna kehidupan oleh siswa sebagai pebelajar menuntut peran guru sebai model,
fasilitator, dan dinamisator.

Sebagai model, guru adalah contoh bagi siswa dalam menggunakan bahasa yang baik,
bertutur kata yang sopan, lemah lembut, menghargai mitra bicara, sebagai penyimak yang
sabar, memberi kesempatan mitra bicara untuk menyelesaikan pembicaraan, tidak menyela
pembicaraan, dan berkata jujur.

Sebagai fasilitator, guru berperan memfasilitasi terjadinya proses belajar yang


memungkinkan siswa belajar tentang berbagai realitas kehidupan, guru juga berperan
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran Sebagai dinamisator, guru
berperan memotivasi siswa, menumbuhkan minat dan semangat dalam pembelajaran yang
bisa disampaikan guru melalui sikap dan tindakan nyata misalnya, tidak secara langsung
menyalahkan ketika siswa berbuat salah, tetapi menunjukkan sikap bersahabat dan
memberikan reward ketika siswa manampilkan perilaku yang baik dan jujur.

Dengan pedidikan yang diperoleh seseoran anak melalui pembelajarnn diharapkan


tumbuh pemahaman dan kesadaran tentang budi pekerti, etika, budaya luhur, nilai-nilai
moral, dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang dimanifestasikan melalui pembiasaan,
keteladanan, dan penyadaran akan nilai kesantunan dan perilaku yang menjunjung tinggi
nilai-nilai moral.

18
E. Beda Karakter dan Kepribadian.
Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan
setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek
kehidupan sosial dan masing-masing pribadi. Kepribadian manusia secara umum ada 4,
yaitu:
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka
tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka
kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan,
Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya,
seorang dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius,
lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi
yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter
adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran,
kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu
yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar.
Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu
proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat
diubah lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter
buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara
mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya
yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita
harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian.
Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai
potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari

19
apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter
akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.Setiap orang
bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol penuh atas karakter Anda,
artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena
Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab
pribadi Anda.

20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa kategori yaitu:


Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter
melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP
sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru)
mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal
yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan
bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter
ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita
akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia
pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila
pendidikan sudah disalah gunakan. Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus
mendoakan anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendoakan keburukan bagi
anak didiknya. Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik
di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani
anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
pembaca. Amiiin.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-karakter.html

(http://thelittlebomb.blogspot.sg/2013/01/pengertian-kepribadian-secara-umum.html)

https://datakata.wordpress.com/2014/04/13/pembentukan-karakteristik-individu/
http://www.academia.edu/7198664/Pendidikan_Karakter

22

Anda mungkin juga menyukai