PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saluran getah bening mengalir diseluruh tubuh, dan mempunyai kelenjar getah
bening (KGB) secara regional. Pembesaran KGB disebabkan oleh manifestasi klinis
penyakit-penyakit sehingga apabila ditemukan pembesaran salah satu KGB maka
harus diperiksa daerah regionalnya dan semua daerah yang mengandung KGB
termasuk limpa. 1 Kelenjar getah bening hanya salah satu dari banyak organ limfoid
2,3
dan terdapat di beberapa tempat di dalam tubuh. Terabanya kelenjar limfe
merupakan hal yang umum, terutama pada anak dan ditemukan pada hampir 80%
pasien. 4
Pemeriksaan KGB merupakan aspek penting pemeriksaan fisik umum pada anak
dan remaja baik sehat maupun yang sakit. 3 KGB diperiksa untuk meninjau presentasi
klinis, metode diagnostik, dan pengobatan kelompok penyakit dengan penekanan
pada perawatan pasien ketika mereka hadir dengan kelenjar getah bening lokal atau
penyakit ekstranodal di daerah kepala dan leher. 5
Pembesaran kelenjar limfe dapat lokal atau tersebar dan merupakan masalah
klinik yang sering memerlukan biopsi untuk menegakkan diagnosisnya. 6 Sering kali
pembesaran KGB menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun orang tua
pasien, apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya
3
ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan. Pembesaran KGB memerlukan
perhatian khusus, karena merupakan tanda kelainan sistemik yang berbahaya. Namun
kelenjar getah bening di daerah leher atau inguinal berdiameter kurang dari 10 mm,
adalah suatu hal yang normal. 7
1
1.2.Tujuan
1.2.1. Umum
Mengetahui dan memahami tentang teknik pemeriksaan KGB.
1.2.2. Khusus
a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi KGB.
b. Untuk mengetahui keadaan KGB tersebut, yaitu meliputi ukuran dan
warna kulit di sekitar KGB tersebut.
1.3.Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kapiler limfe serupa dengan kapiler darah, kecuali bahwa membran basalis tidak
begitu tegas. Jaringan tertentu tampaknya tidak mempunyai pembuluh limfe.
Keseluruhan epidermis, sistem saraf pusat, selubung mata dan otot, kartilago dan
tendon tidak mempunyai pembuluh limfe. 8
3
Gambar 2.1. Anatomi Kelenjar Getah Bening10
Sepertiga jumlah (sekitar 300) kelenjar limfe manusia berada di daerah leher.
Kelenjar limfe regional tersebut berada di dekat organ leher, tetapi juga mencakup
kelenjar ekstraregional di sepanjang pembuluh darah utama. Kelenjar limfe yang
termasuk di dalamnya adalah kelenjar limfe profunda di sepanjang v.jugularis interna,
yaitu noduli cervicalis profundi, yang terbagi menjadi tiga bagian (kelompok
superior, media, dan inferior). Aliran limfe dari kepala dan area wajah (juga glandula
parotis) bermuara ke kelenjar-kelenjar tersebut melalui kelenjar limfe stasioner
oksipital, bukal, submental, submandibular dan superfisial. Di sepanjang n.recurrens
dan v.jugularis eksterna, terdapat juga rangkaian kelenjar limfe dengan aliran
ekstraregional. Aliran limfesupraklavikular memiliki makna klinis yang penting.
Selain aliran limfe dari area leher, aliran limfe intraklavikula juga bermuara, terutama
rongga dada dan ekstremitas atas, ke dalam kelenjar limfe stasioner. 11
4
Gambar 2.2. Aliran Limfe 9
5
2.3. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
2.3.1. Inspeksi
2.3.2. Palpasi
Gunakan bantalan ujung jari untuk memalpasi regio KGB. Periksa KGB di
separuh tubuh dan kemudian bandingkan dengan separo sisi yang lain.
Jika ditemukan pembengkakan pada regio KGB, lakukan palpasi dengan bagian
telapak dari tiga jari. Perhatikan tempat, ukuran, jumlah, konsistensi, nyeri tekan,
suhu, apakah terasa menyatu, dan mobilitasnya.10
a. Servikal
Untuk memeriksa KGB servikal, pemeriksa berdiri didepan atau
dibelakang pasien dengan posisi pasien duduk dan kepala sedikit
terangkat.1,10 Gunakan bantalan dari keempat jari dari kedua tangan untuk
memalpasi kedua sisi kepala secara simultan.10 Rabalah nodus limfatikus
secara berurutan yang di mulai dari preaurikular, aurikular posterior,
oksipital, tonslar, submandibular, submental, servikal superfisial, servikal
posterior, rangkaian servikal provunda, dan supraklavikular.9
6
Gambar 2.4. Pemeriksaan KGB Preaurikular, Submandibula, dan
Supraklavikular 9
b. Aksilaris
Dilakukan dengan posisi pasien tidur atau duduk, lengan pasien ditahan
(support) oleh salah satu tangan pemeriksa, posisi lengan pasien diatur
menjadi sedikit fleksi dan adduksi.1 Lakukan palpasi KGB aksilaris
anterior, posterior, medial, sentral, dan lateral dengan tangan anda yang
bebas. Ulangi pada sisi yang berlawanan.10
c. Epitrokhlear
Lakukan palpasi KGB epitrokhlear dengan siku difleksikan 90. Pegang
pergelangan tangan kanan pasien dengan tangan kiri dan sokong tangan
7
kanan pasien dengan tangan yang lain. Lakukan palpasi regio KGB
epitrokhlear kanan dengan ibu jari tangan kanan Anda.10
e. Popliteal
Fleksikan lutut pasien hingga 45 untuk merelaksasikan fosa poplitel.
Selubungi lutut dengan tangan anda dan lakukan palpasi adanya
pembesaran KGB dengan jari-jari kedua tangan anda. 10
8
Konsistensi pembesaran KGB berguna untuk menentukan proses penyebab
pembesaran KGB, apabila konsistensinya:
A. Keras seperti batu, ditemukan pada metastase tumor ganas
B. Kenyal padat seperti karet, ditemukan pada limfoma malignum
C. Kenyal lunak, ditemukan pada radang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap pembesaran kelenjar getah bening, adalah merupakan akibat dari kelainan
daerah regionalnya, bisa berupa radang atau tumor ganas, atau merupakan manifestasi
dari kelainan hematologis dan RES. Kelenjar ini berada hampir diseluruh tubuh, dan
apabila salah satu daerah dari kelenjar ini mengalami peradangan, maka seluruh
daerahnya harus diperiksa.
Pada saat melakukan pemeriksaan KGB, pemeriksa hanya melakukan dua teknik
yaitu inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi, perubahan bentuk pada suatu organ perlu
diperhatikan. Pembengkakan kelenjar limfe yang tampak jelas sudah menimbulkan
kecurigaan akan penyakit tertentu. Palpasi dilakukan dengan menggunakan ujung dari
empat jari dan hal yang perlu dinilai adalah nyeri, mobilitas dan konsistensinya.
3.2. Saran
1. Bagi mahasiswa kedokteran hendaknya dapat terus melatih kemampuan
dalam melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening karna dapat
mempermudah kita dalam mendiagnosa suatu penyakit yang sedang dialami
oleh pasien.
2. Dalam melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening hendaknya dilakukan
dengan hati-hati dan harus memberikan instruksi yang jelas kepada pasien
seperti mengangkat dagu, dan menggerakkan kepala sehingga memudahkan
kita dalam melakukan pemeriksaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11