Anda di halaman 1dari 11

Pembesaran kelenjar getah bening memerlukan perhatian khusus, karena merupakan tanda kelainan

sistemik yang berbahaya. Namun kelenjar getah bening di daerah leher atau inguinal berdiameter
kurang dari 10 mm, adalah suatu yang normal.

Matondang, corry S, Iskandar Wahidiyat, Sudigdo Sastroasmoro. Diagnosa fisik pada anak. PT Sagung
Seto, jakarta 2000

Kelenjar getah bening ini diperiksa untuk meninjau presentasi kinis, metode diagnostik, pementasan,
dan pengobatan kelompok penyakit dengan penekanan pada perawatan pasien ketika mereka hadir
dengan kelenjar getah bening lokal atau penyakit ekstranodal di daerah kepala dan leher.

Bluestone, Myers, Brackmann, Krause. Advances in otolaryngology, head and neck surgery. Volume 5

Kelenjar getah bening membantu membersihkan tubuh dari agen infeksi dan sel-sel kanker, tetapi
kadang mereka kewalahan oleh agen yang sangat mereka berusaha untuk menghancurkan. Misalnya,
ketika sejumlah besar bakteri atau virus yang terjebak dalam node, node menjadi meradang dan lembut
untuk disentuh. Kelenjar getah bening juga bisa menjadi situs kanker sekunder, terurama pada kanker
yang menggunakan pembuluh limfatik menyebar keseluruh tubuh. Fakta bahwa kanker menyusup
kelenjar getah bening bengkak tapi tidak menyakitkan membantu untuk membedakan kanker kelenjar
getah bening dari mereka yang terinfeksi oleh mikroorganisme.

Kelenjar getah bening hanya salah satu dari banyak jenis organ limfoid dalam tubuh.

Marieb, Elaine N. Essentials of human anatomy and physiology. Person International Edition: Benjamin
Cummings. U.S.A
DAFTAR PUSTAKA

1. Acang Nusirwan, Nasrul Zubir, Najirman, Rony Yuliwansyah, Rudy A. Buku ajar diagnostik fisik,
2011; Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang
2. Marieb, Elaine N. Essentials of human anatomy and physiology, Person International Edition;
Benjamin Commings, U.S.A
3. http://www.academia.edu/5481630/TPlimfadenopatipadaanak
4. Mangel, Mark B. Referensi manual kedokteran keluarga, 1995; Hipokrates, Jakarta
5. Bluestone, Myers, Brackmann, Kause. Advances in otolaryngology, head and neck surgery,
Volume 5
6. Underwood, J.C.E. Patologi umum dan sistematik, edisi 2, 1999; EGC, Jakarta
7. Matondang, Corry S, Iskandar Wahidiyat, Sudigdo Sastroasmoro. Diagnosa fisik pada anak,
2000; PT Sagung Seto, Jakarta
8. Akunjee, Nazmul, Muhammed Akunjee. Panduan menghadapi OSCE bagi mahasiswa tingkat
akhir, 2007; EGC, Jakarta
9. Sabiston.Buku ajar bedah, edisi 2, 1994; EGC, Jakarta
10. Soepardi, Efiaty Arsyad, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, Ratna Dwi Restuti. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga, hidung, tenggorokan, kepala dan leher, edisi 6, 2007; Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
11. Nagel, Patrick, Robert Gurkov. Dasar-dasasr ilmu THT, edisi 2, 2012; EGC, Jakarta
12. Bickley, Lynn S. BATES buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, edisi 8, 2009; EGC,
Jakarta
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.3.Teknik Pemeriksaan

Setiap pembesaran kelenjar getah bening, adalah merupakan akibat dari kelainan daerah
regionalnya, bisa berupa radang atau tumor ganas, atau merupakan manifestasi dari kelainan
hematologis dan RES.

1. Pemeriksaan KGB servikal


Dimulai dengan memeriksa KGB servikal anterior. Pemeriksa berada di depan pasien
dengan posisi kepala pasien sedikit terangkat, dilakukan palpasi sekitar musculus
sternokledomastoideus (MSM), mulai dari atas (dagu) sampai ke clavikula. Apakah
teraba masa KGB, pasien disuruh menggerakkan kepalanya kearah tangan pemeriksa
sehingga lebih mudah merabanya.
2. Pemeriksaan KGB submandibular, dilakukan dengan meraba daerah di bawah dagu kiri
dan kanan (atas).
3. Pemeriksaan KGB aksila
Dilakukan dengan posisi pasien tidur atau duduk, lengan pasien ditahan (support) oleh
salah satu tangan pemeriksa, posisi lengan pasien diatur menjadi sedikit fleksi dan
adduksi. Jari tangan pemeriksa melakukan palpasi sampai ke apeks dari aksila pasien,
diperiksa bagian kiri dan kanan.
4. Pemeriksaan KGB epitrokhlear
Dilakukan dengan lengan pasien dalam posisi siku pasien dalam keadaan fleksi 90
derajad. Diraba bagian medial dari daerah epikondilus, dan diraba kiri dan kanan.
5. Pemeriksaan KGB inguinal dan femoral
Pemeriksaan KGB inguinal diraba daerah lipat paha, dan KGB femoral di daerah femoral
triangel, diraba secara langsung, dengan posisi pasien tidur telentan. Kadang-kadang
ditemukan juga pembesaran KGB di daerah poplitea. 1
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING
1. Inspeksi
Lakukan inspeksi adanya pembesaran KGB di seluruh tubuh (limfadenopati).
Tanyakan pasien apakah dia menyadari adanya pembengkakan dan apakah
pembengkakakn tersebut nyeri. Perhatikan tanda-tanda infeksi dan peradangan yang
berupa kemerahan pada kulit yang mendasarinya, edema, atau nyeri tekan
(limfadenitis akut). Amati adanya tanda guratan merah tipis yang menuju ke
sekelompok nodul (limfangitis-saluran limfatik yang meradang).
Perhatikan adanya vena subkutaneus yang berdilatasi, jaringan parut, sinus, atau
ulkus di dekat pembengkakan dan pembesaran vena di wajah dan leher.
2. Palpasi
Gunakan bantalan ujung jari untuk memalpasi regio KGB. Periksa KGB di separuh
tubuh dan kemudian bandingkan dengan separo sisi yang lain.
Jika ditemukan pembengkakan pada regio KGB, lakukan palpasi dengan bagian
telapak dari tiga jari. Perhatikan tempat, ukuran, jumlah, konsistensi, nyeri tekan,
suhu, apakah terasa menyatu, dan mobilitasnya.

a. Servikal
Untuk memeriksa KGb servikal, berdiri dibelakang pasien dengan pasien duduk.
Gunakan bantalan dari keempat jari dari kedua tangan untuk memalpasi kedua sisi
kepala secara simultan. Periksa berturut-turut regio submental (tepat dibawah
ujung mandibula), submandibular (dibawah tepi bawah mandibula), tonsilar (tepat
dibawah angulus mandibula), pre-aurikular (di depan telinga), rantai servikal
anterior (superfisial dan profunda) (terletak pada bagian atas dan bawah muskulus
sternokledomastoideus), supraklavikular, rantai servikal posterior (terletak di
depan trapezius), post- aurikular (di atas prosesus mastoideus) dan nodus oksipital
(dasar tengkorak sebelah posterior).
b. Aksilaris
Periksa KGB aksilaris dengan cara duduk di depan pasien. Sokong bagian siku
kanan pasien untuk meletakkan tangannya pada bahu anda. Lakukan palpasi KGB
aksilaris anterior, posterior, medial, sentral, dan lateral dengan tangan anda yang
bebas. Ulangi pada sisi yang berlawanan.
c. Epitrokhlear
Lakukan palpasi KGB epitrokhlear dengan siku difleksikan 90. Pegang
pergelangan tangan kanan pasien dengan tangan kiri dan sokong tangan kanan
pasien dengan tangan yang lain. Lakukan palpasi regio KGB epitrokhlear kanan
dengan ibu jari tangan kanan anda.
d. Inguinal
Persilakan pasien berbarig telentang di ranjang sebelum memulai pemeriksaan
KGB inguinal. Lakukan palpasi rantai horizontal, terletak tepat dibawah
ligamentum inguinale yang memanjang, dan rantai vertikal, yang ditemukan di
sepanjang jalur vena safena.
e. Popliteal
Fleksikan lutut pasien hingga 45 untuk merelaksasikan fosa poplitel. Selubungi
lutut dengan tangan anda dan lakukan palpasi adanya pembesaran KGB dengan
jari-jari kedua tangan anda. 8

PEMERIKSAAN KLINIS

Pada inspeksi, perubahan kontur leher perlu diperhatikan. Pembengkakakn kelenjar limfe yang
tampak jelas sudah dapat menimbulkan kecurigaan akan penyakit tertentu. Palpasi leher
dilakukan dari depan dan belakang serta kedua sisi dibandingkan. Saat mempalpasi setiap
pembengkakan dan kelenjar limfe, hal yang perlu dinilai adalah nyeri, mobilitas dan
konsistensinya. Di regio colli mediana terdapat kelenjar tiroid. Di area tengkuk leher, sendi
vertebra servikalis perlu diperiksa dan adanya nyeri tekan dinilai. 11

Pada setiap pemeriksaan KGB harus diperhatikan:

1. Lokasinya dan besarnya


Penentuan pembesaran KGb bertujuan untuk memperkirakan alat/ organ sebagai
penyebab pembesaran KGB (regional KGB). Besar/ ukuran KGB berguna untuk
menentukan tingkat keganasan dan respon dari pengobatan.
2. Konsistensinya
Konsistensi pembesaran KGB berguna untuk menentukan proses penyebab pembesaran
KGB, apabila konsistensinya:
A. Keras seperti batu, ditemukan pada metastase tumor ganas
B. Kenyal padat seperti karet, ditemukan pada limfoma malignum
C. Kenyal lunak, ditemukan pada radang.
3. Suhu dan warna kulit
Perabaan kulit yang panas dan berwarna merah merupakan tanda proses peradangan
kelenjar.
4. Perlengketan ke alat sekitarnya
Melengket sesama kelenjar, kepada dasar, daerah sekitarnya dan kulit. Pembesaran KG
yang melengket ke alat sekitarnya dan kulit menandakan adanya proses tumor ganas,
sedangkan proses peradangan dan limfoma malignum tidak ada perlengketan.
5. Kontur kulit
Apabila ditemukan adanya kelainan dipermukaan kulit KGB berupa sikatrik-sikatrik
(skin-bridge), maka ini merupakan tanda adanya proses radang kronik pada KGB, seperti
penyakit Tuberkulosis. 1
ANATOMI

Kapiler limfe serupa dengan kapiler darah, kecuali bahwa membran basalis tidak begitu tegas.
Jaringan tertentu tampaknya tidak mempunyai pembuluh limfe. Keseluruhan epidermis, sistem
saraf pusat, selubung mata dan otot, kartilago dan tendon tidak mempunyai pembuluh limfe. 9

Pembuluh limfe superfisialis ekstremitas terdiri dari beberapa saluran berkatub yang terutama
melewati sisi medial ekstremitas ke arah lipat paha atau aksila, dimana saluran ini berakhir
dalam satu kelenjar limfe.9

Tiap kelenjar limfe juga mempunyai suplai saraf dan vaskular yang tepisah, dan sekarang sudah
diketahui bahwa interaksi pembuluh limfe-vaskular bisa timbul didalam kelenjar limfe. 9

SISTEM ALIRAN LIMFA LEHER

Kelenjar limfa jugularis interna superior menerima aliran limfa yang berasal dari palatum mole,
tonsil, dabian posterior lidah, dasara lidah, sinus piriformis dan supraglotik laring.juga menerima
aliran limfa yang berasal dari kelenjar limfa retrofaring, spinalis asesorius, parotis, servikkalis
superfisialis dan kelenjar limfe submandibula. 10

Kelenjar limfa jugularis interna media menerima aliran dari subglotis laring, sinus piriformis
bagian inferior dan daerah krikoid posterior. Juga menerima aliran dari kelenjar limfa jugularis
interna superior dan kelenjar limfa retrofaring bagian bawah. 10

Kelenjar limfe jugularis interna inferior menerima aliran dari glandula tiroid, trakea, dan
esofagus bagian servikal. Juga menerima aliran dari kelenjar limfa jugularis interna superior dan
media, dan kelenjar limfa paratrakea. 10

Kelenjar limfa submental, terletak pada segitiga submental di antara platisma dan m.omohioid di
dalam jaringan lunak. Pembuluh aferan menerima aliran limfa yang berasal dari dagu, bibir
bawah bagian tengah, pipi, gusi, dasar mulut bagian depan dan 1/3 bagian bawah lidah.
Pembuluh aferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa submandibula sisi homolateral atau kontra
lateral, kadang-kadang ke rangkaian kelenjar limfa jugularis interna. 10

Kelenjar limfa submandibula, terletak di sekitar kelenjar liur submandibula dan di dalam kelenjar
liurnya sendiri. Pembuluh aferen menerima aliran limfa yang berasal dari kelenjar liur
submandibula, bibir atas, bagian lateral bibir bawah, rongga hidung, bagian anterior rongga
mulut, bagian medial kelopak mata, palatum mole dan 2/3 depan lidah. Pembuluh aferen
mengalirkan limfa ke kelenjar jugularis interna superior. 10

Kelenjar limfa servikal superfisial, terletak di sepanjang vena jugularis eksterna, menerima
aliran limfa yang berasal dari kulit muka, sekitar kelenjar parotis, daerah retroaurikula, kelenjar
parotis dan kelenjar limfa oksipital. Pembuluh aferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa
jugularis interna superior. 10

Kelenjar limfa retrofaring, terletak diantara faring dan fasia prevertebrata, mulai dari dasar
tengkorak sampai ke perbatasan leher dan toraks. Pembuluh aferen menerima aliran limfa dari
nasofaring, hipofaring, telinga tengah dan tuba Eustachius. Pembuluh aferen mengalirkan limfa
ke kelenjar limfa jugularis interna dan kelenjar limfa spinal asesoris bagian superior. 10

Kelenjar limfa paratrakea, menerima airan limfa yang berasal dari laring bagian bawah,
hipofaring, esofagus bagian servikal, trakea bagian atas dan tiroid. Pembuluh aferen mengalirkan
limfa ke kelenjar limfa jugularis interna inferior atau kelenjar limfa mediastinum superior. 10

Kelenjar limfa spina asesoris, terletak di sepanjang saraf spina asesoris, menerima aliran limfa
yang berasal dari kulit kepala bagian parietal dan bagian belakang leher. Kelenjar limfa
parafaring menerima aliran limfa dari nasofaring, orofaring dan sinus paranasal. Kelenjar aferen
mengalirkan limfa ke kelenjar supraklavikula. 10

ALIRAN LIMFE

Sepertiga jumlah (sekitar 300) kelenjar limfe manusia berada di daerah leher. Kelenjar limfe
regional tersebut berada di dekat organ leher, tetapi juga mencakup kelenjar ekstraregional di
sepanjang pembuluh darah utama. Kelenjar limfe yang termasuk di dalamnya adalah kelenjar
limfe profunda di sepanjang v.jugularis interna, yaitu noduli cervicalis profundi, yang terbagi
menjadi tiga bagian (kelompok superior, media, dan inferior). Aliran limfe dari kepala dan area
wajah (juga glandula parotis) bermuara ke kelenjar-kelenjar tersebut melalui kelenjar limfe
stasioner oksipital, bukal, submental, submandibular dan superfisial. Di sepanjang n.recurrens
dan v.jugularis eksterna, terdapat juga rangkaian kelenjar limfe dengan aliran ekstraregional.
Aliran limfesupraklavikular memiliki makna klinis yang penting. Selain aliran limfe dari area
leher, aliran limfe intraklavikula juga bermuara, terutama rongga dada dan ekstremitas atas, ke
dalam kelenjar limfe stasioner. 11

DAERAH KELENJAR LIMFA LEHER

Letak kelenjar limfa leher menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Classification dibagi dalam
lima daerah penyebaran kelompok kelenjar, yaitu daerah:

I. Kelenjar yang terletak di segitiga sub- mental dan submandibula.


II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfa jugularis superior, kelenjar
digastik dan kelenjar servikal posterior superior.
III. Kelenjar limfa jugularis di antara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioid dengan
m.sternokleidomastoideus dan batas posterior m.sternokleidomastoideus.
IV. Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraklavikula.
V. Kelenjar yang berda di segitiga posterior servikal. 10

LOKASI PEMBESARAN KGB

Pembesaran KGB dapat terjadi di daerah-daerah sebagai berikut:


1. Servikal
2. Aksila
3. Submandibuler/ submental
4. Supraklavikula
5. Epitrokhlear
6. Inguinal
7. Preaurikuler
8. Postaurikuler
9. Poplitea
10. Oksipital
11. Femoral 1

Kelenjar limfe yang terdapat di aerah leher dibagi dalam beberapa regio. Regio I adalah daerah
yang mempunyai kelenjar limfe di daerah submental dan segitiga submandibula. Regio II, III,
dan IV adalah daerah yang mempunyai kelenjar limfe sepanjang vena jugularis interna. Regio V
adalah berisi kelenjar yang terdapat pada segitiga servikal bagian belakang. 3

Daerah kelenjar limfe leher


PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE LEHER

Lakukan palpasi nodus limfatikus. Gunakan permukaan ventral jari telunjuk serta jari tengah
anda, dan gerakkan kulit di atas jaringan yang ada di bawahnya pada setiap daerah. Pasien harus
berada dalam keadaan rileks dengan leher sedikit difleksikan kedepan dan jika di perlukan, agak
difleksikan ke arah sisi yang hendak diperiksa. Biasanya Anda dapat memeriksaan kedua sisi
leher dalam satu pemeriksaan. Namun, untuk memeriksan nodus limfatikus submental, tindakan
palpasi dengan tangan yang satu sementara bagian puncak kepala pasien ditahan dengan tangan
yang lainnya merupakan manuver yang akan membantu pemeriksaan ini.

Raba nodus limfatikus berikut ini secara berurutan:

1. Preaurikular
2. Aurikular posterior
3. Oksipital
4. Tonsilar
5. Submandibular
6. Submental
7. Servikal superfisial
8. Servikal posterior
9. Rangkaian servikal profunda
10. Supraklavikular. 12

Anda mungkin juga menyukai