Disusun Oleh :
NPM : 13211171
Kelas : 2 EA27
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan
sebuah makalah sederhana ini dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN..i
KATAPENGANTAR..ii
DAFTARISI
iii
KESIMPULAN. iv
REFERENSI.. V
NASIONAL
1.1 Pancasila dalam Pendekatan Filsafat
. 2
1.5
PengamalanPancasila..18
iii
BAB I
Persatuan Indonesia
1) Nilai Ketuhanan
2) Nilai kemanusiaan
3) Nilai persatuan
4) Nilai kerakyata
5) Nilai keadilan
Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal
yang dapat menjadi dasar Negara penentu tingkah laku manusia, karena
suatu itu :
Berguna (useful)
Keyakinan (belief)
Memuaskan (satisfying)
Menarik (interesting)
Menguntungkan (profitable)
Menyenangkan (pleasant)
Bersifat normatif
Nilai bersifat abstrak, seperti sebuah ide, dalam arti tidak dapat
ditangkap melalui indra, yang dapat ditangkap adalah objek yang memiliki
nilai. Contohnya lagi keadilan, kecantikan, kedermawanan, kesederhanaan
adalah hal-hal yang abstrak. Meskipun abstrak, nilai merupakan suatu
realitas, sesuatu yang ada dan dibutuhkan manusia.
15 Nilai-nilai kenikmatan
Dalam tingkat ini terdapat deretan nilai yang mengenakkan ataupun tidak
mengenakan, yang menyebabkan orang senang atau tidak senang.
16 Nilai kehidupan
17 Nilai-nilai kejiwaan
Dalam tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan yang sama sekali tidak
bergantung pada keadaan jasmani atau lingkungan. Contohnya, keindahan,
kebenaran, kebaikan dan pengetahuan murni.
18 Nilai-nilai kerohanian
Dalam tingkatan ini terdapat modalitas nilai yang suci dan tidak suci.
Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.
20 Nilai instrumental
Nilai sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma
sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga Negara.
21 Nilai praktis
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha kea rah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara kesatuan
republik Indonesia.
Ada hubungan antara nilai dengan norma. Norma atau kaidah adalah aturan
pedoman bagi manusia dalam berperilaku sebagai perwujudan dari nilai.
Tanpa dibuatkan norma, nilai tidak bias praktis artinya tidak mampu
berfungsi konkret dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya yang tampak
dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan kita adalah norma. Norma yang
kita kenal dalam kehidupan sehari-hari ada 4 (empat) yaitu sebagai
berikut.
23 Norma agama
Norma ini disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan. Norma
kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman. Tuhanlah
yang mengancam pelanggaran-pelanggaran norma kepercayaan atau agama itu
dengan sanksi.
Norma ini disebut dengan norma kesusilaan atau etika atau budi pekerti.
Norma moral atau etika adalah norma yang paling dasar. Asal atau sumber
norma kesusilaan adalah dari manusia sendiri yang bersifat otonom dan
tidak
25 Norma kesopanan
Norma kesopanan disebut juga norma adat, sopan santun, tata karma atau
norma fatsoen. Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kepatuhan
atau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Sanksi atas pelanggaran
norma kesopanan berasal dari masyarakat setempat
26 Norma hukum
Norma hukum berasal dari luar diri manusia. Norma hukum berasal dari
kekuasaan luar diri manusia yang memaksakan kepada kita. Dalam hal ini
pengadilanlah sebagai lembaga yang mewakili masyarakat resmi untuk
menjatuhkan hukuman.
Etika ini dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh
pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi,
dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan:
persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing dan terciptanya suasana
kondusif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama
secara berkesinambungan.
Norma etik atau moral memiliki kelemahan, yaitu tidak memiliki sanksi
yang kuat dan memuaskan terutama untuk mengatur perilaku hidup
bernegara. Hukum pada dasarnya adalah norma, yaitu norma hukum. Secara
teoritis kehidupan bermasyarakat membutuhkan norma hukum sebab sanksi
dari ketiga norma yaitu agama, etik dan kesopanan belum cukup memuaskan,
dan efektif melindungi keteraturan masyarakat serta masih adanya
kepentinga/perilaku lain yang dibutuhkan masyarakat yang perlu dibuat
karena tidak ada dalam ketiga norma di atas. Misalnya, perilaku di jalan
raya.
Norma hukum dapat berasal dari norma agama, norma kesopanan dan norma
moral. Dalam kaitannya dengan Pancasila sebagai dasar Negara, nilai
Pancasila dapat diwujudkan ke dalam norma hukum Negara. Tata hukum
Indonesia yang berpuncak pada hukum dasar Negara yaitu UUD 1945
bersumber pada nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar
bernegara.
Dewasa ini khususnya di era reformasi, ada keinginan berbagai pihak dan
kalangan untuk melakukan penafsiran kembali atas Pancasila dalam
kedudukannya bagi bangsa dan Negara Indonesia.
10
Teori Hans Kelsen ini dikembangkan oleh muridnya yang bernama Hans
Nawiasky. Hans Nawiasky menghubungkan teori jenjang norma hukum dalam
kaitannya dengan Negara. Hans Nawiasky berpendapat bahwa kelompok norma
hukum Negara terdiri atas 4 (empat) kelompok besar, yaitu :
11
12
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan batang tubuh
undang-undang dasar 1945.
62 Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita, dan logos berarti ilmu. Secara harfiah ideologi
berarti ilmu tentang pengertian dasar ide. Hubungan manusia dengan cita-
citanya disebut dengan ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai,
dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan
bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut. Berikut diberikan
beberapa pengertian ideologi.
13
1) Politik
2) Sosial
3) Kebudayaan, dan
4) Agama
67 Gunawan Setiardja merumuskan ideology sebagai seperangkat ide
asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup.
68 Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideology sebagai suatu system
pemikiran dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka.
14
Ada dua fungsi utama ideology dalam masyarakat (Ramlan Surbakti, 1999).
Pertama, sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara
bersama oleh suatu masyarakat. Kedua, sebagai pemersatu masyarakat dan
karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
dimasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah untuk mencapai
terwujudnya nilai-nilai dalam Ideologi itu. Adapun dalam kaitannya yang
keduaa, nilai dalam Ideologi itu merupakan nilai yang disepakati bersama
sehingga dapat mempersatukan masyarakat itu, serta nilai bersama
tersebut dijadikan acuan bagi penyelesaian suatu masalah yang mungkin
timbul dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
15
Menurut Adnan Buyung Nasution (1995) telah terjadi perubahan fungsi asli
Pancasila. Pancasila yang meskipun sebutannya muluk-muluk sebagai
Philosophische grondslag, atau weltanschauung sebenarnya dimaksudkan
sebagai platform demokratis bagi semua golongan di Indonesia. Ideologi
pancasila menjadi ideologi yang khas yang berbeda dengan ideologi lain.
Pernyataan Soekarno ini menjadi ruh berkembang dan berbeda dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Notonagoro pada tahun 1951, 1955,
dan 1959. Dari sudut politik, Pancasila adalah sebuah consensus politik,
suatu persetujuan politik bersama antargolongan di Indonesia. Dengan
diterimanya Pancasila, berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia
bersatu dalam Negara kebangsaan Indonesia.
16
75 Religius
76 Manusiawi
77 Bersatu
78 Demokratis
79 Adil
80 Sejahtera
81 Maju
82 Mandiri
83 Baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara
17
85 D. PENGAMALAN PANCASILA
Tiba saatnya akhir uraian mengenai pancasila ini pada kata pengamalan
Pancasila. Sering sekali kita dengar terutama sejak masa orde baru
perlunya Pancasila diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Namun, selalu saja terkesan slogan belaka dan tidak
membumi. Pada ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 dinyatakan bahwa Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah
dasar Negara dari Negara kesatuan republik Indonesia yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dalam GBHN
terakhir 1999-2004 disebutkan pula bahwa misi pertama penyelenggaraan
bernegara adalah pengamalan pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimana sesungguhnya
melakanakan atau mengamalkan pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bernegara itu?
18
19
KESIMPULAN
iv
REFERENSI
Paradigma Baru
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Edisi Kedua
DAFTAR PUSTAKA