Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Sel surya adalah elemen aktif yang dapat mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Sel surya merupakan pembangkit listrik yang populer saat
ini. dengan memanfaatkan cahaya sebagai partikel yang mampu mengkonversi
sinar matahari sehingga dapat menghasilkan arus listrik yang effisien dan ramah

lingkungan. Hadirnya cahaya matahari dapat menciptakan energi listrik,

perubahan ini disebut efek fotovoltaik. Bila sel surya terkena sinar matahari, maka
akan timbul elektron dan hole. Elektron dan hole yang timbul disekitar p-n
junction bergerak berturut-turut kearah lapisan n dan lapisan p, sehingga pada saat
electron-elektron dan hole-hole melintasi p-n junction, akan timbul beda potensial
pada kedua ujung sel surya.

Gambar 2.1 Prinsip kerja sel fotovoltaik

Berdasarkan teori Maxwell tentang radiasi elektromagnet, cahaya dapat


dianggap sebagai spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang berbeda. Dari pendapat maxwell terdapat perbedaan dengan


penjabaran yang dijelaskan oleh Einstein bahwa efek fotoelektrik

mengindikasikan cahaya merupakan partikel diskrit atau kuanta energi.



Dualitas cahaya sebagai partikel dan gelombang dirumuskan dengan
persamaan:

E= h.f=h.c/ [1]
Dimana cahaya pada frekuensi f atau panjang gelombang datang dalam

bentuk paket-paket foton dengan energi sebesar E. h adalah konstanta planck



(6,625 x 10 Js) dan C adalah kecepatan cahaya (3 x 10 m/s). sifat cahaya
energi dalam paket-paket foton ini yang diterapkan pada sel surya.[1]
sebagi
Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya selalu disajikan dalam bentuk
kurva karakteristik arus dan tegangan. Tegangan open circuit diukur tanpa beban
dan tidak dipengaruhi oleh penyinaran. Arus hubung singkat Isc pada saat
pengukuran berbanding lurus dengan kuat penyinaran. Pada titik daya maksimum
(maximum power point) pada sel surya didapat dari hasil arus dan tegangan dari
titik tertentu yang mencapai titik maksimum.

Gambar 2.2 Grafik fungsi arus tegangan pada sel surya

Dari gambar diatas dapat disimpulkan ada tiga titik penting yaitu :
Tegangan beban nol Voc diukur tanpa beban dan tidak dipengaruhi
penyinaran.
Arus hubung singkat Isc diukur saat sel hubung singkat dan arus Isc
berbanding lurus dengan kuat penyinaran.


Titik daya maksimum (Maximum Power Point) MPP dari sel surya didapatkan

dari hasil arus dan tegangan yang dibuat pada setiap titik.

2.2 Solar Sel

2.2.1 Prinsip Kerja Solar Sel

Prinsip dari Panel surya ialah mengubah intensitas cahaya matahari

menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk menjalankan peralatan


elektronik.
Panel surya/modul surya merupakan suatu paket yang terdiri dari sel-
sel yang
disusun secara horizontal dan dilapisi oleh kaca sehingga dapat di pasang
menghadap matahari. Sebuah modul diklasifikasikan berdasarkan daya

maksimumnya. Sel-sel itu terbuat dari kristal silikon yang dikembangkan dalam
bentuk ingot. Dalam potongan tipis yang disambungkan melalui elektroda untuk
membentuk sel.

Gambar 2.3 Prinsip kerja solar sel

Dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk foton. Ketika


foton ini mengenai permukaan sel surya, elektron-elektronnya akan tereksitasi dan
menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip photoelectric. Sel
surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor yang
mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif yaitu
lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p). Sel surya ini mudah pecah dan


berkarat jika terkena air. Karena itu sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel

ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca bening yang kedap air. Panel ini

dikenal sebagai panel surya.
Sampai
saat ini riset dan pengembangan mengenai solar sel sudah mencapai
efisiensi yang bagus dan mencapai 43%. [3]

Sumber : Solar Power For Your Home


Gambar 2.4 Riset efisiensi solar sel

2.2.2 Modul Solar Sel

Solar sel terdiri dari sel-panel surya yang mengkonversikan energi


matahari menjadi energi listrik. Panel surya dibuat dari bahan semikonduktor yang
pada umumnya digunakan jenis silikon. Panel surya terdiri p-n junction yang
dikemas dalam sekeping semikonduktor, dimana elektron-elektronnya dapat
dilokasikan pada pita valensi atau pita konduksi dan apabila permukaan bahan

10


tersebut diberi cahaya atau terkena sinar matahari akan mengeluarkan tegangan

listrik arus searah (dc) sebesar 0,5 volt setiap selnya. Rangkaian ekivalen Solar

Sel diperlihatkan pada gambar 2.5
IL

ID RS
Iph
D RP V

Gambar 2.5 Model rangkaian listrik dari solar sel

I = I ph I D I Rsh (2.1)

V IR S V IR S
= I ph I S exp 1 (2.2)
mVT R Sh
Keterangan :
V : Tegangan keluaran Solar Sel
I : Arus keluaran Solar Sel
ID : Arus Dioda

I ph : Arus yang dibangkitkan

IS : Arus balik saturasi dioda

VT : Tegangan Termal (2,75 mV pada 250 C )


m : Faktor idealitas dioda
RSh / RS : Resistansi parallel/seri
Dengan mengabaikan faktor idealitas dioda, maka besar arus I dapat
dinyatakan dengan :

VV
I I S e T 1 I ph (2.3)

11


Arus hubung singkat I hs dan tegangan hubung buka Vhb dinyatakan sebagai :


I hs I ph (2.4)

I ph Iph
Vhb VT I n 1 VT ln (2.5)
IS IS
Daya total yang didisipasikan adalah :

VV

P = V x I = I SV e T 1 I phV (2.5)


Besar daya maksimum akan dicapai ketika dP/dV = 0, sehingga besar tegangan

dan arus meksimum dapat dituliskan sebagai :

dP VVm Vm
I SVm VT
0 I S e 1 I ph
T
e (2.6)
dV VT

V
Vm Vhb VT ln1 m (2.7)
VT
VVm
I m I I S e T 1 (2.8)

Karakteristik arus dan tegangan Solar Sel pada tingkat intensitas matahari
yang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 2.4. Besar tegangan yang dihasilkan
oleh Solar Sel juga dipengaruhi oleh temperatur. Perubahan temperatur terjadi
karena tidak semua energi matahari dikonversikan menjadi energi listrik, sisanya
akan menimbulkan panas pada Solar Sel, maka tegangan keluaran mengecil,
semakin rendah temperatur, tegangan keluaran akan semakin besar.[2]
Karakteristik arus dan tegangan solar sel adalah tidak linier, sehingga titik
kerja maksimumnya ditentukan dengan pengukuran tegangan dan arus
keluarannya. Untuk mendapatkan daya maksimum yang sesuai dengan intensitas
sinar matahari, maka Solar Sel harus dioperasikan pada titik kerja maksimum
yang lokasinya berada disekitar lekukan atau knee dari karakteristik I-V nya.

12

Sumber: Frederick M. Ishengoma


Gambar 2.6 Karakterisrik I-V solar sel pada berbagai tingkat intensitas cahaya

Karakteristik operasi Solar Sel terdiri dari dua daerah : daerah sumber arus
dan daerah sumber tegangan. Pada daerah sumber arus, nilai impedansi dalamnya
tinggi dan terletak pada sebelah kiri dari karakteristik I-V (Adedamola Omole,
2006). Sedangkan pada daerah sumber tegangan, nilai impedansi dalamnya rendah
dan terletak sebelah kanan karakteristik I-V. Pada daerah sumber arus, arus
keluaran mendekati konstan pada perubahan nilai tegangan terminal dan pada
daerah sumber tegangan, tegangan sedikit bervariasi pada rentang perubahan arus
yang besar. Daerah sumber arus dan sumber tegangan satu modul Solar Sel
dengan luas tertentu, nilainya dapat bervariasi terhadap besar intensitas matahari
dan temperatur.
Berdasarkan teori transfer daya maksimum, daya yang disalurkan ke beban
akan maksimum bila impedansi dalam Solar sel sama besar dengan impedansi
beban (matching). Untuk dapat selalu beroperasi pada titik daya maksimum, suatu
kontroler digunakan untuk mengatur tegangan keluaran konverter sehingga titik
kerja Solar sel dapat dijaga pada titik daya maksimumnya.[2]
Daya keluaran Solar sel berbanding langsung terhadap besarnya intensitas
matahari, arus akan naik saat intensitas matahari membesar. Intensitas matahari
bukanlah satu-satunya faktor penting yang mempengaruhi karakteristik Solar sel,
temperatur merupakan faktor lain yang mempengaruhi karakteristik Solar sel,
dimana tegangan terminal akan naik pada penurunan temperatur seperti
diperlihatkan pada gambar 2.7.

13


Sumber: Frederick M. Ishengoma
Gambar 2.7 Karakterisrik I-V pengaruh temperatur

2.3 Jenis Solar Sel

Ada beberapa jenis Solar sel yang sudah berkembang saat ini sesuai
dengan riset dan pengembangannya. Adapun beberapa jenis solar sel diantaranya:
a) Monokristal Silikon

Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan


luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari
panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya
kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.[3]
b) Polikristal Silikon

Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak.
Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi
dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.[3]
c) Thin film

Thin film adalah solar sel yang paling mahal saat ini, tapi juga merupakan
yang paling efisien saat ini. Keunggulan solar sel ini yaitu sangat tipis dan
fleksibel dan sangat fortabel untuk digunakan.[3]

14


2.4 Baterai Charger

Baterai charger berfungsi sebagai media penyimpan dan penyedia energi



listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit power dalam bentuk

arus searah (DC). Alat ini digunakan di dunia elektronika untuk menjalankan
fungsi dari alat-alat elektronika itu sendiri. Baterai lead acid terdiri dari beberapa
sel. Baterai lead acid 12 Volt, terdiri dari 6 sel. Batas tegangan satu sel umumnya
mulai

dari 2.30V sampai 2.45V, jadi baterai aki 12 Volt tegangan sebenarnya
adalah antara 13.8 V - 14.7 Volt. Kondisi baterai lead acid tergantung dari suhu,

suhu tinggi menyebabkan baterai cepat rusak. Pada saat charging baterai pada

suhu ruangan melebihi suhu 30 derajat celcius, tegangan yang direkomendasikan


adalah 2.35V/sel. Pada saat charging, dan suhu ruangan tetap dibawah 30 derajat
Celcius, tegangan charger untuk masing-masing sel disarankan 2.40 sampai
2.45Volt. Tegangan float charge yang direkomendasikan dari kebanyakan baterai
aki lead acid adalah di antara 2.25 sampai 2.30V/sel. Pada suhu tinggi dibutuhkan
tegangan lebih kecil dan suhu lebih rendah dibutuhkan tegangan lebih tinggi.
Charger dengan suhu yang fluktuatif harus dilengkapi dengan sensor suhu untuk
mengoptimalkan float voltage.[10]

Gambar 2.8 Rangkaian pengganti baterai lead acid

15


Dimana :

R discharge = nilai tahanan discharge internal baterai. (K)



E0 = tegangan Open circuit pembangkitan baterai (V)
CB = Nilai elektrokimia kapasitansi baterai
R series = nilai Tahanan seri non linear (variabel) (1-0,5 )
Cb = nilai kapasitansi baterai variabel

VBover = tegangan over pada sel baterai



VB(t) = tengangan terminal baterai
IB(t) = Arus pada terminal baterai
iB(t) = Arus baterai discharge

Baterai aki memerlukan periodik discharge, untuk memperpanjang umur


baterai. Penerapan sekali dalam sebulan, dimana discharge dilakukan hanya
berkisar 10 persen dari total kapasitas. Full discharge sebagai bagian dari
pemeliharaan rutin tidak direkomendasikan karena akan mengurangi siklus hidup
baterai. Baterai aki memiliki tegangan puncak bervariasi pada suhu yang
bervariasi saat pengisian ulang dan float charge. Menerapkan kompensasi suhu
pada charger untuk menyesuaikan suhu ekstrim memperpanjang umur baterai
hingga 15 persen. Ini benar jika dijalankan pada suhu tinggi. [4]

2.5 Metoda Maximum Power Point Tracker (MPPT)

Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah converter DC ke DC


efisiensi tinggi yang memberikan optimal beban listrik pada solar panel (sel
PV) dan memberikan tegangan yang sesuai dengan beban. MPPT adalah
sebuah metoda atau cara untuk menjejak letak titik maksimum dari kurva I-V
pada sebuah fotovoltaik yang selalu berubah secara dinamis mengikuti
perubahan intensitas matahari dan temperatur .
Sel PV digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk berbagai
aplikasi. Untuk mendapatkan daya maksimum dari sel PV, digunakan maximum
power point tracker (MPPT) untuk mengontrol karakteristik arus-tegangan dari
sel PV tersebut.

16


Banyak teknik atau metoda MPPT yang telah dilakukan penelitian dan

dipublikasikan, tetapi dari sekian banyak itu ada tiga algoritma utama yaitu:

Pertubation&Observatian (P&O),

Incremental conductance (Inc) dan

Constant Voltage (CV).


Dari ketiga algoritma di atas dua diantaranya yaitu P&O dan Inc biasa

disebut sebagai algoritma Hill climbing yang dimana keduanya itu menggunakan
kenyataan dari karakteristik V-P dari fotovoltaik dan dikarenakan kesederhanaan
dan kemudahannya untuk diterapkan maka kedua algoritma ini banyak
digunakan.[2]
Switch-mode converter adalah pengubah daya DC-DC (DC-DC
converter), tipe peralihan dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan
keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.
Daya masukan dari proses DC-DC tersebut berasal dari DC yang biasanya
memiliki tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya penghasilan tegangan
keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu
penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama.
Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak
lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor,
MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasiaan dari DC
Chopper yaitu penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih
tinggi dari tegangan masukan dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran
lebih rendah dari tegangan masukan.
Dilihat dari seting switch-mode dapat dibedakan atas, buck (step down)
converter, boost (step up) converter, Buck-boost (step down/up) converter, dan
Cuk converter. Buck dan boost merupakan topologi dasar dari converter, tetapi
Buck-boost dan cuk merupakan kombinasi dari dari keduanya. Tujuan dari
switch-mode ini untuk memberikan nilai output tegangan atau arus yang
konstan. Pada MPPT, tujuannya adalah untuk menyesuaikan tegangan dan

17


atau arus pada sel PV agar bertahan pada titik maksimum, ketika tegangan

output sesuai dengan tegangan baterai.


Gambar 2.9 Blok diagram penjejakan MPPT penurunan tegangan

Gambar 2.10 Penjejakan dari dP/dV pada posisi yang berbeda

Berdasarkan gambar 2.10 algoritma P&O, tegangan dijejak dengan


kenaikan yang kecil dan perubahan daya P dapat diamati. Bila P positif berarti
mendekati titik maksimum dan bila negatif berarti menjauh dari titik daya
maksimum, sehingga penjejakan harus dikembalikan kearah yang berlawanan.
Masalah yang dihadapi P&O adalah terjadinya osilasi disekitar titik daya
maksimumnya.

18


Dalam kondisi saklar S=on, tegangan kapasitor VC diberikan oleh persamaan orde

dua sebagai berikut :


d 2Vc (t ) L dVc (t ) (2.9)


LC Vc (t ) Vs 0
dt 2 R dt

Bila diasumsikan tegangan kapasitor Vc konstan, maka persamaan 2.9

dapat disederhanakan dan besar arus induktor dapat dituliskan sebagai :



diL (t )
Vs Vo L
dt
Vs Vo (2.10)
iL (t ) t I L ,0
L
Dimana iL,0 adalah arus induktor mula (sebelum saklar on). Arus induktor
meningkat secara linear terhadap waktu dan nilai iL maksimumnya, dimana
tton= DT.

Vs Vo (2.12)
I L (t ) DT I L,0
L
V Vo
I L I L I L,0 s DT (2.13)
L

Arus riak IL berbanding langsung dengan duty cycle (D) dan berbanding
terbalik terhadap induktor L, sehingga besarnya dapat diatur dengan D atau
dengan pemilihan nilai L. Bentuk gelombang arus induktor diperlihatkan pada
gambar 2.11 [9].

iL
IL,max

Io ?IL
IL,min
TOFF
t
T ON T T+TON 2T
Gambar 2.11 Bentuk gelombag arus induktor buck konverter
Dalam kondisi S=off, arus induktor mengalir melalui dioda dan besarnya
dinyatakan :

19


diL (t ) V
V0 L iL (t ) 0 t I L (2.14)
dt L


IL adalah arus induktor saat saklar baru terbuka dan menurun secara linear

menuju nilai minimalnya IL,0, dimana t toff = (1-D)T

Vo (2.15)
I L ,0
(1 D )T I L
L

V (2.16)
I L I L I L ,0 o (1 D )T
L
Dari persamaan 2.13 dan 2.16 diperoleh :

Vo DVS (2.17)

Sedangkan besar arus beban rata-rata Io sama dengan arus dc yang


mengalir melalui induktor, sehingga besar arus induktor maksimum dan minimum
dapat dituliskan sebagai berikut :

I L Vo Vo
I L ,maks I L , rata rata (1 D )T (2.18)
2 R 2L
I V V (2.19)
I L ,min I L , rata rata L o o (1 D )T
2 R 2L

Dan dengan menganggap daya keluaran sama dengan daya masukan, maka
diperoleh :
I S DI o (2.20)

Sementara itu perbedaan antara arus induktor dan beban, adalah arus kapasitor
dengan amplitudo maksimum dan minimum :

I L Vo
I C ,maks (1 D )T (2.21)
2 2L
I V
I C ,min L o (1 D )T (2.22)
2 2L

20


Bentuk gelombang arus kapasitor diperlihatkan pada gambar 2.12.

iC
IL
2

t
IL TL

2 2

Gambar 2.12 Bentuk gelombang arus kapasitor dalam rangkaian buck konverter

Algoritma Incremental conductance dijadikan acuan untuk melacak


titik maksimum. Metoda ini menggunakan Power feedback kontrol dan voltage
feedback kontrol sebagai variable kontrol. Kontrol daya dilakukan dengan
mengatur agar derivative (dP/dV) sama dengan nol.[9]
Secara matematik, Incremental conductance algoritma dapat
dijabarkan sebagai berikut;
P=VxI (2.23)
dP/dV = d (V I)/ dV
= I dV/dV + V dI/dV
= I + V dI/dV
(I/V) dP/dV = (I/V) + dI/dV (2.24)

Diasumsikan sumber conductance adalah ;


G = I/V (2.25)
Maka incremental conductance
G = dI/dV (2.26)
Jadi dalam pelacakan titik daya maksimum dilihat dari gambar 2.10
berdasarkan dari persamaan 2.13 , 2.14 , 2.15 :
dP/dV > 0, if G > G (2.27)
dP/dV = 0, if G = G (2.28)


21


2.6 Prinsip Kerja Inverter

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus



listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi

DC dari perangkat seperti baterai, panel surya / solar cell menjadi AC.
Penggunaan inverter dari dalam Solar sel adalah untuk mensuplai beban ke
perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current). [4]

Gambar 2.13 Rangkaian inverter

Rangkaian full bridge inverter (jembatan penuh) di tunjukkan pada gambar


2.11, Saklar 1 - 4 dan Saklar 2 - 3 dipicu agar bekerja bergantian, biasanya sering
menggunakan MOSFET. Dimisalkan bahwa arah arus positif yang mengalir pada
beban adalah kekanan dan arah arus negatif untuk arah arus ke kiri. Pada waktu 0
< t , T/3 saklar 1-4 ON dan saklar 2-3 OFF, arus akan mengalir melalui saklar 1
lalu ke beban dan mengalir melalui saklar 4 dan akhirnya ke ground. Sehingga
terbentuk pulsa positif pada beban sebesar V seperti terlihat pada gambar 2.12.
pada waktu T/2 < t < T saklar 2-3 ON dan saklar 1-4 OFF, arus akan mengalir
melalaui saklar 2 lalu ke beban dan mengalir melalui saklar 3 dan akhirnya ke
ground. Sehingga terbentuk pulsa positif pada beban sebesar V.[4]


22

Gambar 2.14 Gelombang tegangan rangkaian inverter

VAB = VA VB
VAB(1) = +Vin 0
VAB(2) = 0 (+Vin)
V AB = VA VB = V in (2.29)
V BA = VB VA = Vin (2.30)
Dalam beberapa pemakaian di Industri sering dikehendaki untuk
mengendalikan tegangan keluaran inverter. Terdapat beberapa teknik untuk
mengendalikan teganagan keluaran inverter dan yang paling effisien adalah
dengan cara modulasi lebar pulsa. Teknik yang umum di gunakan salah satunya
menggunakan modulasi lebar pulsa. Disamping mempertahankan lebar pulsa
sebagaimana modulasi lebar pulsa banyak, lebar tiap-tiap pulsa divariasikan
sebanding dengan amplitudo gelombang sinus yang dievaluasi pada titik tengah
pulsa yang sama. Faktor distorsi dan orde rendah dari harmonisa direduksi cukup
berarti. Gambar 2.15 menunjukan pembangkitan sinyal gate yang
membandingkan sinyal sinusoidal referensi dengan gelombang pembawa segitiga
pada frekuensi fc. Tipe modulasi ini umumnya di gunakan di industri-industri dan
umumnya di sebut SPWM. Frekuensi sinyal referensi fr menentukan frekuensi
tegangan keluaran fo dan amplitudonya akan mengendalikan indeks modulasi


23


dengan efektif tegangan keluaran Vo. Jumlah pulsa tiap setengah siklus

tergantung pada frekuensi pembawa.


Gambar 2.15 Modulasi lebar pulsa sinusoida

2.7 Metoda Boost Choper

Boost chopper adalah suatu konverter untuk merubah energi listrik dari
sistem tegangan DC yang dapat diubah dengan menaikkan tegangan dari tegangan
sumber tanpa menggunakan transformator dan hanya menggunakan satu transistor
yang mempunyai efisiensi tinggi untuk penyaklaran.[5]

Gambar 2.16 Rangkaian boost chopper


Dimana ;
VL = Tegangan pada induktor
Vd = Tegangan sumber
Vo = Tegangan keluaran


24

Gambar 2.17 Rangkaian boost chopper ketika saklar on

Ketika transistor On maka VL = Vd (2.31)


Pada Gambar 2.17 dan 2.18 memperlihatkan boost chopper menggunakan
saklar. Prinsip operasi dapat dibagi atas dua mode operasi yaitu pada saat ON dan
OFF. Pada saat saklar ON arus mengalir melalui induktor-saklar dan kembali ke
sumber negatif. Pada perioda ini induktor akan menyimpan energi. Pada saat
saklar OFF beban akan tersambung dengan sumber tegangan Vd dan pada saat
yang bersamaan energi yang tersimpan pada induktor akan dilepaskan, sehingga
tegangan keluaranVo adalah;

Vo = Vd + L (2.32)

Pada perioda ON energi yang tersimpan pada induktor adalah

Wi = Vd . Il . ton (2.33)

Gambar 2.18 Rangkaian boost chopper ketika saklar off


25

Ketika saklar off maka


VL = Vd Vo
Vd ton + (Vd - Vo )toff = 0

Votoff = Vd ton + Vd toff

Votoff = Vd Ts

= =

Vo = (2.34)

Jika losses diabaikan :


Pd = Po
Jika = D
Vd I d = Vo I o

= = (2.35)
= (1-D)

Dimana :
D = duty cycle
Ts = waktu satu perioda
t on = waktu ketika transistor on
t off = waktu ketika transistor off

Selama perioda OFF induktor akan melepaskan energinya secara linear dari Il ke
I1 , oleh karena itu apabila Ton = D.T dan Toff = (1-D)T maka
Vo =

Besarnya kapasitor yang dapat dihitung


. .
V =

. . .
C= = (2.36)
.


26


2.8 PSIM

PSIM adalah perangkat lunak simulasi yang khusus dirancang untuk



elektronika daya dan kontrol motor. PSIM menyediakan fungsi sub circuit yang

memungkinkan bagian dari sirkuit untuk diwakili oleh sebuah blok sub circuit.
Dengan simulasi cepat dan antar muka user friendly, PSIM menyediakan
lingkungan simulasi yang kuat untuk elektronika daya, kontrol analog dan digital,
kemaknitan,

drive motor dan studi sistem dinamis.


2.9 Prinsip Kerja MOSFET

MOSFET merupakan komponen yang terdiri dari tiga terminal yang


disebut gerbang, drain dan sumber. Antara drain dan sumber ada bahan sub strat.
Bahan sub strat ini yang akan mengalirkan arus dari drain ke sumber.
Konduktifitas bahan substrat ditentukan oleh tegangan yang diberikan antara gate
dan sumber.
G erb an g
Sum ber D r a in
n

bahan
su b stra t

Gambar 2.19 Konstruksi MOSFET


MOSFET dikendalikan oleh tegangan dan memiliki impedansi masukan
yang sangat tinggi. Gerbang akan mengalirkan arus bocor yang sangat kecil pada
orde nano Ampere. Walaupun MOSFET memiliki impedansi yang sangat tinggi.
Tetapi masih bisa mengalirkan arus dengan memberikan tegangan gerbang ke
sumber. Hal ini akan mempengaruhi sifat konduktivitas substrat yang ada didalam
MOSFET. MOSFET memiliki masalah pengosongan elektro statis karena substrat
yang didalamnya bersifat penyimpan muatan.
Pada dasarnya fungsi MOSFET dapat dibagi dua, yaitu sebagai saklar dan
sebagai penguat arus. Sebagai saklar, MOSFET dapat mengalirkan arus jika


27


diberikan tegangan gerbang-sumber (VGS) yang lebih besar dari tegangan

konduksi (VT). Saat VGS < VT maka MOSFET OFF, saat VGS > VT maka

MOSFET ON. Kecepatan switching sangat tinggi dalam orde nano detik. Dalam
aplikasinya
penulis menggunakan MOSFET enhancement tipe kanal-n.[9]

2.9.1 MOSFET Enhancement Mode

MOSFET tipe enhancement tidak memiliki kanal doping yang


menghubungkan antara silicon drain dan sumber secara fisik. Kanal akan

terbentuk dengan memberikan VGS. MOSFET tipe enhancement bisa diibaratkan

sebuah saklar terbuka, yang akan tertutup apabila diberi VGS yang lebih dari
tegangan konduksi MOSFET itu sendiri.

2.9.2 MOSFET Tipe Enhancement Kanal-n

Konstruksi rangkaian MOSFET tipe enhancement kanal-n yaitu:

Gambar 2.20 Konstruksi dan rangakaian MOSFET tipe kanal-n

Pada MOSFET tipe enhancement kanal-n. tegangan pada drain lebih


positif dari pada tegangan pada sumber. Dan sumber diberi tegangan yang lebih
negatif dari pada gate. Jika VGS diset pada 0V maka arus keluaran (ID) yang di
hasilkan 0A (MOSFET OFF). MOSFET akan mengalirkan arus apabila diberi VGS
yang lebih besar dari tegangan konduksi/disebutkan juga tegangan Tresh hold
(VT). arus akan mengalir dari drain ke sumber. Apabila VGS diperbesar terus maka
Arus drain ID akan lebih besar. [9]


28


2.10 Pengaman

Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindungi



komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus

beban lebih ataupun arus hubung singkat. Pengaman dapat berupa peralatan
kontak yang dilengkapi relay maupun kawat lebur (sekering).
Fungsi dari pengaman dalam tenaga listrik adalah:


1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu
daya listrik untuk alasan keselamatan.

2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama

kondisi operasi normal untuk tujuan operasi dan perawatan.


3. Proteksi, yaitu untuk pengaman kabel, peralatan listrik dan manusianya
terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat
dengan memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan yang
terjadi.

Pengaman untuk peralatan listrik dalam sistem distribusi tegangan rendah


terdiri dari dua yaitu untuk hubung singkat dan pengaman dari arus lebih, yang
memiliki setting yang berbeda.[8]
Rancangan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL dan peraturan lain
(PUIL 2000) persyaratan yang dimaksudkan dalam pasal ini dimaksudkan untuk
menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda yang
ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar [8]

2.10.1 Sekering Tabung

Sekering adalah alat pemutus rangkaian karena adanya pemakaian arus


yang berlebihan. Terjadinya arus lebih karena adanya hubungan singkat ( short
circuit ) maupun karena kelebihan beban (over load). Dalam beberapa sekering
dipasang kawat perak yang sangat tipis sampai yang tebal sebagai sambungan
sekering, sehingga kawat tersebut mudah putus karena meleleh sebab dilewati
arus yang melebihi kapasitas dari kawat tersebut. Elemen sekering terwadahi
dalam tabung gelas atau keramik yang teramankan hingga ke ujungnya dengan


29


kokoh terpasang pada badan sekering sehingga tidak akan putus pada saat

sekering beroperasi. Dengan sekering tabung ukuran besar, tandanya biasanya



diukirkan keujung tabung untuk memasang sekering tabung secara mekanik
kewadahnya.

Keuntungan sekering tabung tidak memiliki bagian mekanis yang


bergerak, nilainya yang dinyatakan akurat, elemenya tidak melemah karena usia,

dan memiliki ukuran fisik yang kecil dan tidak ada lucutan eksternal sehingga

membolehkan sekering tabung digunakan pada ujung stop kontak dan wadah

sekering itu. Selain itu sekering tabung juga operasinya lebih cepat daripada
sekering yang dapat dipasang kembali. Waktu operasi biasanya berbanding
terbalik dengan arus yang rusak.[7]

Sumber : elektronikabersama.web.id
gambar 2.21 Bentuk sekering
Adapun sekering juga memiliki kerugian yaitu tidak cocok untuk situasi di
mana arus rusak bernilai tinggi mungkin,dan tabungnya dapat dihubung pendekan
dengan kabel atau lapisan perak dalam kasus praktek yang sangat buruk.

2.10.2 Dioda
Dioda adalah suatu bahan semikonduktor yang dibuat dari bahan yang
disebut PN Junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif(P
type) dan bahan negatif (N type).
a. Bahan positif (P type) adalah bahan campuran yang terdiri dari
Germanium atau Silikon dengan Almunium yang mempunyai sifat
kekurangan electron dan bersifat positif.
b. Bahan negative ( N type ) adalah bahan campuran yang terdiri dari
Germanium atau Silikon dengan Fosfor yang mempunyai kelebihanelectron
dan bersifat negatif.


30


Gambar 2.22 Prinsip dan simbol dioda
Bila anoda dibuat positif relatif terhadap katoda, hubunganya akan
memiliki hambatan yang sangat kecil dan arus akan mengalir. Ini disebut sebagai
bias maju.akan tetapi bila bias balik diberikan, yaitu bila anoda dibuat negatif
relatif terhadap katoda, hambatan sambungan akan besar dan tidak ada arus yang

dapat mengalir.[7]

2.11 Penghantar

Penghantar adalah benda logam atau bukan logam yang bersifat


menyalurkan alur listrik misalnya baja aluminium, besi, karbon. Sedangkan fungsi
penghantar adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik yang
lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berisolasi dan dapat
berupa kawat berisolasi atau kabel.

2.11.1 Bahan Penghantar


Bahan penghantar yang digunakan untuk instalasi solar sel mengacu pada
standar Amerika (National Electric Code) dan dan menggunakan PUIL 2000.
Jenis kawat berisolasi maupun kabel untuk instalasi listrik yang digunakan harus
dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaanya,
serta telah diperiksa dan diuji menurut standar hantaran yang dikeluarkan atau
diakui oleh instansi yang berwenang ( PUIL 2000 pasal 7.1.1.1). Ada empat item
yang harus diperhatikan dalam instalasi solar sel yaitu nilai arus, tegangan
pengenal, tegangan open cirkuit (Voc) dan arus short cirkuit (Isc) [nec 690.53
tahun 2008]. Dalam menentukan penghantar yaitu Imaks = 1,25 x Isc [NEC
690.8A] dan arus ampacity nya yaitu = Imaks x 1,25 [NEC 690.8B]. Umumnya
penghantar yang digunakan terbuat dari bahan tembaga dan aluminium,
sedangkan isolasi dan selubungnya terbuat dari bahan PVC, karet . tembaga atau


31


aluminium yang digunakan harus mempunyai kemurnian yang tinggi.dan

mencapai 99% sehingga daya hantarnya tinggi.[7]


2.11.2
Jenis Penghantar

a) Kabel instalasi, yaitu kabel yang dimaksudkan untuk instalasi tetap,


misalnya NYA, NYM.
b) Kabel tanah, yaitu semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung yang

karena sifat isolasi dan selubungnya boleh dipasang didalam tanah,

misalnya NYY.

Jenis-jenis kabel yang digunakan biasanya memiliki nama yang merupakan


arti dari jenis kabel tersebut. Berikut ini beberapa pengertian dari simbol yang
biasa dituliskan dalam penulisan penghantar, antara lain:
N :Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga.
Y : Isolasi atau selubung PVC.

2.12 Pengertian Operational Amplifier

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu


komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian invering, non-inverting dan summer.

Gambar 2.23 Rangkaian Op amp


Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang


32


dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop

gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.



2.12.1 Rangkaian Penguat Inverting

Penguat inverting adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal

dimana sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input. jadi ada tanda
minus pada rumus penguatannya, dimana besarnya tegangan keluaran Vo adalah :
I=-I

= (2.37)

Gambar 2.24 Rangkaian penguat inverting

2.12.2 Rangkaian Penguat Non Inverting

Penguat tidak membalik adalah penggunaan op amp sebagai penguat sinyal


dimana sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input. Rangkaian non inverting ini
hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada
tegangan inputnya dari masukan non inverting.


33


Gambar 2.25 Rangkaian penguat non inverting

Rumusnya seperti berikut :

Vo = Vi

Vo = ( + 1) Vi (2.38)

Hasil tegangan output non inverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.

2.11.3 Rangkaian Penguat Penjumlah (adder/summer)

Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang


dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya
adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada
dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari
inverting


34

Gambar 2.26 Rangkaian penguat summing


Rumus persamaannya seperti berikut :

Vo = - ( Vi + Vb+ Vc) (2.39)

Rangkaian penjumlah dengan menggunakan non inverting sangat susah


dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang
ada, sehingga sulit terjadi proses penjumlahan.

2.13 Prinsip Kerja Komparator Tegangan

Komparator tegangan adalah sebuah rangkaian yang dapat membandingkan


besar tegangan masukan. Komparator tegangan biasanya menggunakan Op-Amp
sebagai piranti utama dalam rangkaian. Ada dua jenis komparator tegangan, yaitu
komparator tegangan sederhana, dan komparator tegangan dengan histerisis.

Gambar 2.26 Rangkaian komparator tegangan


35


Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai

pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di referensikan pada masukan +



op-amp adalah sebesar :

V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply

Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua

masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran

op-amp akan menjadi sama dengan Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih
dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan +
kecil
Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya
akan menjadi + Vsupply.

Anda mungkin juga menyukai