LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Sel surya adalah elemen aktif yang dapat mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Sel surya merupakan pembangkit listrik yang populer saat
ini. dengan memanfaatkan cahaya sebagai partikel yang mampu mengkonversi
sinar matahari sehingga dapat menghasilkan arus listrik yang effisien dan ramah
lingkungan. Hadirnya cahaya matahari dapat menciptakan energi listrik,
perubahan ini disebut efek fotovoltaik. Bila sel surya terkena sinar matahari, maka
akan timbul elektron dan hole. Elektron dan hole yang timbul disekitar p-n
junction bergerak berturut-turut kearah lapisan n dan lapisan p, sehingga pada saat
electron-elektron dan hole-hole melintasi p-n junction, akan timbul beda potensial
pada kedua ujung sel surya.
penjabaran yang dijelaskan oleh Einstein bahwa efek fotoelektrik
E= h.f=h.c/ [1]
Dimana cahaya pada frekuensi f atau panjang gelombang datang dalam
Dari gambar diatas dapat disimpulkan ada tiga titik penting yaitu :
Tegangan beban nol Voc diukur tanpa beban dan tidak dipengaruhi
penyinaran.
Arus hubung singkat Isc diukur saat sel hubung singkat dan arus Isc
berbanding lurus dengan kuat penyinaran.
Titik daya maksimum (Maximum Power Point) MPP dari sel surya didapatkan
dari hasil arus dan tegangan yang dibuat pada setiap titik.
2.2 Solar Sel
2.2.1 Prinsip Kerja Solar Sel
maksimumnya. Sel-sel itu terbuat dari kristal silikon yang dikembangkan dalam
bentuk ingot. Dalam potongan tipis yang disambungkan melalui elektroda untuk
membentuk sel.
berkarat jika terkena air. Karena itu sel ini dibuat dalam bentuk panel-panel
ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca bening yang kedap air. Panel ini
dikenal sebagai panel surya.
Sampai
saat ini riset dan pengembangan mengenai solar sel sudah mencapai
efisiensi yang bagus dan mencapai 43%. [3]
10
tersebut diberi cahaya atau terkena sinar matahari akan mengeluarkan tegangan
listrik arus searah (dc) sebesar 0,5 volt setiap selnya. Rangkaian ekivalen Solar
Sel diperlihatkan pada gambar 2.5
IL
ID RS
Iph
D RP V
I = I ph I D I Rsh (2.1)
V IR S V IR S
= I ph I S exp 1 (2.2)
mVT R Sh
Keterangan :
V : Tegangan keluaran Solar Sel
I : Arus keluaran Solar Sel
ID : Arus Dioda
VV
I I S e T 1 I ph (2.3)
11
Arus hubung singkat I hs dan tegangan hubung buka Vhb dinyatakan sebagai :
I hs I ph (2.4)
I ph Iph
Vhb VT I n 1 VT ln (2.5)
IS IS
Daya total yang didisipasikan adalah :
VV
P = V x I = I SV e T 1 I phV (2.5)
Besar daya maksimum akan dicapai ketika dP/dV = 0, sehingga besar tegangan
dP VVm Vm
I SVm VT
0 I S e 1 I ph
T
e (2.6)
dV VT
V
Vm Vhb VT ln1 m (2.7)
VT
VVm
I m I I S e T 1 (2.8)
Karakteristik arus dan tegangan Solar Sel pada tingkat intensitas matahari
yang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 2.4. Besar tegangan yang dihasilkan
oleh Solar Sel juga dipengaruhi oleh temperatur. Perubahan temperatur terjadi
karena tidak semua energi matahari dikonversikan menjadi energi listrik, sisanya
akan menimbulkan panas pada Solar Sel, maka tegangan keluaran mengecil,
semakin rendah temperatur, tegangan keluaran akan semakin besar.[2]
Karakteristik arus dan tegangan solar sel adalah tidak linier, sehingga titik
kerja maksimumnya ditentukan dengan pengukuran tegangan dan arus
keluarannya. Untuk mendapatkan daya maksimum yang sesuai dengan intensitas
sinar matahari, maka Solar Sel harus dioperasikan pada titik kerja maksimum
yang lokasinya berada disekitar lekukan atau knee dari karakteristik I-V nya.
12
Karakteristik operasi Solar Sel terdiri dari dua daerah : daerah sumber arus
dan daerah sumber tegangan. Pada daerah sumber arus, nilai impedansi dalamnya
tinggi dan terletak pada sebelah kiri dari karakteristik I-V (Adedamola Omole,
2006). Sedangkan pada daerah sumber tegangan, nilai impedansi dalamnya rendah
dan terletak sebelah kanan karakteristik I-V. Pada daerah sumber arus, arus
keluaran mendekati konstan pada perubahan nilai tegangan terminal dan pada
daerah sumber tegangan, tegangan sedikit bervariasi pada rentang perubahan arus
yang besar. Daerah sumber arus dan sumber tegangan satu modul Solar Sel
dengan luas tertentu, nilainya dapat bervariasi terhadap besar intensitas matahari
dan temperatur.
Berdasarkan teori transfer daya maksimum, daya yang disalurkan ke beban
akan maksimum bila impedansi dalam Solar sel sama besar dengan impedansi
beban (matching). Untuk dapat selalu beroperasi pada titik daya maksimum, suatu
kontroler digunakan untuk mengatur tegangan keluaran konverter sehingga titik
kerja Solar sel dapat dijaga pada titik daya maksimumnya.[2]
Daya keluaran Solar sel berbanding langsung terhadap besarnya intensitas
matahari, arus akan naik saat intensitas matahari membesar. Intensitas matahari
bukanlah satu-satunya faktor penting yang mempengaruhi karakteristik Solar sel,
temperatur merupakan faktor lain yang mempengaruhi karakteristik Solar sel,
dimana tegangan terminal akan naik pada penurunan temperatur seperti
diperlihatkan pada gambar 2.7.
13
Sumber: Frederick M. Ishengoma
Gambar 2.7 Karakterisrik I-V pengaruh temperatur
Ada beberapa jenis Solar sel yang sudah berkembang saat ini sesuai
dengan riset dan pengembangannya. Adapun beberapa jenis solar sel diantaranya:
a) Monokristal Silikon
Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak.
Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi
dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.[3]
c) Thin film
Thin film adalah solar sel yang paling mahal saat ini, tapi juga merupakan
yang paling efisien saat ini. Keunggulan solar sel ini yaitu sangat tipis dan
fleksibel dan sangat fortabel untuk digunakan.[3]
14
2.4 Baterai Charger
15
Dimana :
16
Banyak teknik atau metoda MPPT yang telah dilakukan penelitian dan
dipublikasikan, tetapi dari sekian banyak itu ada tiga algoritma utama yaitu:
Pertubation&Observatian (P&O),
Incremental conductance (Inc) dan
Dari ketiga algoritma di atas dua diantaranya yaitu P&O dan Inc biasa
disebut sebagai algoritma Hill climbing yang dimana keduanya itu menggunakan
kenyataan dari karakteristik V-P dari fotovoltaik dan dikarenakan kesederhanaan
dan kemudahannya untuk diterapkan maka kedua algoritma ini banyak
digunakan.[2]
Switch-mode converter adalah pengubah daya DC-DC (DC-DC
converter), tipe peralihan dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan
keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.
Daya masukan dari proses DC-DC tersebut berasal dari DC yang biasanya
memiliki tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya penghasilan tegangan
keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu
penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama.
Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak
lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor,
MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasiaan dari DC
Chopper yaitu penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih
tinggi dari tegangan masukan dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran
lebih rendah dari tegangan masukan.
Dilihat dari seting switch-mode dapat dibedakan atas, buck (step down)
converter, boost (step up) converter, Buck-boost (step down/up) converter, dan
Cuk converter. Buck dan boost merupakan topologi dasar dari converter, tetapi
Buck-boost dan cuk merupakan kombinasi dari dari keduanya. Tujuan dari
switch-mode ini untuk memberikan nilai output tegangan atau arus yang
konstan. Pada MPPT, tujuannya adalah untuk menyesuaikan tegangan dan
17
atau arus pada sel PV agar bertahan pada titik maksimum, ketika tegangan
18
Dalam kondisi saklar S=on, tegangan kapasitor VC diberikan oleh persamaan orde
Vs Vo (2.12)
I L (t ) DT I L,0
L
V Vo
I L I L I L,0 s DT (2.13)
L
Arus riak IL berbanding langsung dengan duty cycle (D) dan berbanding
terbalik terhadap induktor L, sehingga besarnya dapat diatur dengan D atau
dengan pemilihan nilai L. Bentuk gelombang arus induktor diperlihatkan pada
gambar 2.11 [9].
iL
IL,max
Io ?IL
IL,min
TOFF
t
T ON T T+TON 2T
Gambar 2.11 Bentuk gelombag arus induktor buck konverter
Dalam kondisi S=off, arus induktor mengalir melalui dioda dan besarnya
dinyatakan :
19
diL (t ) V
V0 L iL (t ) 0 t I L (2.14)
dt L
IL adalah arus induktor saat saklar baru terbuka dan menurun secara linear
menuju nilai minimalnya IL,0, dimana t toff = (1-D)T
Vo (2.15)
I L ,0
(1 D )T I L
L
V (2.16)
I L I L I L ,0 o (1 D )T
L
Dari persamaan 2.13 dan 2.16 diperoleh :
Vo DVS (2.17)
I L Vo Vo
I L ,maks I L , rata rata (1 D )T (2.18)
2 R 2L
I V V (2.19)
I L ,min I L , rata rata L o o (1 D )T
2 R 2L
Dan dengan menganggap daya keluaran sama dengan daya masukan, maka
diperoleh :
I S DI o (2.20)
Sementara itu perbedaan antara arus induktor dan beban, adalah arus kapasitor
dengan amplitudo maksimum dan minimum :
I L Vo
I C ,maks (1 D )T (2.21)
2 2L
I V
I C ,min L o (1 D )T (2.22)
2 2L
20
Bentuk gelombang arus kapasitor diperlihatkan pada gambar 2.12.
iC
IL
2
t
IL TL
2 2
Gambar 2.12 Bentuk gelombang arus kapasitor dalam rangkaian buck konverter
21
2.6 Prinsip Kerja Inverter
22
VAB = VA VB
VAB(1) = +Vin 0
VAB(2) = 0 (+Vin)
V AB = VA VB = V in (2.29)
V BA = VB VA = Vin (2.30)
Dalam beberapa pemakaian di Industri sering dikehendaki untuk
mengendalikan tegangan keluaran inverter. Terdapat beberapa teknik untuk
mengendalikan teganagan keluaran inverter dan yang paling effisien adalah
dengan cara modulasi lebar pulsa. Teknik yang umum di gunakan salah satunya
menggunakan modulasi lebar pulsa. Disamping mempertahankan lebar pulsa
sebagaimana modulasi lebar pulsa banyak, lebar tiap-tiap pulsa divariasikan
sebanding dengan amplitudo gelombang sinus yang dievaluasi pada titik tengah
pulsa yang sama. Faktor distorsi dan orde rendah dari harmonisa direduksi cukup
berarti. Gambar 2.15 menunjukan pembangkitan sinyal gate yang
membandingkan sinyal sinusoidal referensi dengan gelombang pembawa segitiga
pada frekuensi fc. Tipe modulasi ini umumnya di gunakan di industri-industri dan
umumnya di sebut SPWM. Frekuensi sinyal referensi fr menentukan frekuensi
tegangan keluaran fo dan amplitudonya akan mengendalikan indeks modulasi
23
dengan efektif tegangan keluaran Vo. Jumlah pulsa tiap setengah siklus
Boost chopper adalah suatu konverter untuk merubah energi listrik dari
sistem tegangan DC yang dapat diubah dengan menaikkan tegangan dari tegangan
sumber tanpa menggunakan transformator dan hanya menggunakan satu transistor
yang mempunyai efisiensi tinggi untuk penyaklaran.[5]
24
Vo = Vd + L (2.32)
Wi = Vd . Il . ton (2.33)
25
Votoff = Vd Ts
= =
Vo = (2.34)
= = (2.35)
= (1-D)
Dimana :
D = duty cycle
Ts = waktu satu perioda
t on = waktu ketika transistor on
t off = waktu ketika transistor off
Selama perioda OFF induktor akan melepaskan energinya secara linear dari Il ke
I1 , oleh karena itu apabila Ton = D.T dan Toff = (1-D)T maka
Vo =
. . .
C= = (2.36)
.
26
2.8 PSIM
2.9 Prinsip Kerja MOSFET
bahan
su b stra t
27
diberikan tegangan gerbang-sumber (VGS) yang lebih besar dari tegangan
konduksi (VT). Saat VGS < VT maka MOSFET OFF, saat VGS > VT maka
MOSFET ON. Kecepatan switching sangat tinggi dalam orde nano detik. Dalam
aplikasinya
penulis menggunakan MOSFET enhancement tipe kanal-n.[9]
sebuah saklar terbuka, yang akan tertutup apabila diberi VGS yang lebih dari
tegangan konduksi MOSFET itu sendiri.
28
2.10 Pengaman
1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu
daya listrik untuk alasan keselamatan.
2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama
29
kokoh terpasang pada badan sekering sehingga tidak akan putus pada saat
dan memiliki ukuran fisik yang kecil dan tidak ada lucutan eksternal sehingga
membolehkan sekering tabung digunakan pada ujung stop kontak dan wadah
sekering itu. Selain itu sekering tabung juga operasinya lebih cepat daripada
sekering yang dapat dipasang kembali. Waktu operasi biasanya berbanding
terbalik dengan arus yang rusak.[7]
Sumber : elektronikabersama.web.id
gambar 2.21 Bentuk sekering
Adapun sekering juga memiliki kerugian yaitu tidak cocok untuk situasi di
mana arus rusak bernilai tinggi mungkin,dan tabungnya dapat dihubung pendekan
dengan kabel atau lapisan perak dalam kasus praktek yang sangat buruk.
2.10.2 Dioda
Dioda adalah suatu bahan semikonduktor yang dibuat dari bahan yang
disebut PN Junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif(P
type) dan bahan negatif (N type).
a. Bahan positif (P type) adalah bahan campuran yang terdiri dari
Germanium atau Silikon dengan Almunium yang mempunyai sifat
kekurangan electron dan bersifat positif.
b. Bahan negative ( N type ) adalah bahan campuran yang terdiri dari
Germanium atau Silikon dengan Fosfor yang mempunyai kelebihanelectron
dan bersifat negatif.
30
Gambar 2.22 Prinsip dan simbol dioda
Bila anoda dibuat positif relatif terhadap katoda, hubunganya akan
memiliki hambatan yang sangat kecil dan arus akan mengalir. Ini disebut sebagai
bias maju.akan tetapi bila bias balik diberikan, yaitu bila anoda dibuat negatif
relatif terhadap katoda, hambatan sambungan akan besar dan tidak ada arus yang
dapat mengalir.[7]
2.11 Penghantar
31
aluminium yang digunakan harus mempunyai kemurnian yang tinggi.dan
2.11.2
Jenis Penghantar
32
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop
dimana sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input. jadi ada tanda
minus pada rumus penguatannya, dimana besarnya tegangan keluaran Vo adalah :
I=-I
= (2.37)
33
Gambar 2.25 Rangkaian penguat non inverting
Rumusnya seperti berikut :
Vo = Vi
Vo = ( + 1) Vi (2.38)
Hasil tegangan output non inverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
34
35
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai
masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran
op-amp akan menjadi sama dengan Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih
dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan +
kecil
Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya
akan menjadi + Vsupply.