FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
OLEH
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
BAB IV DESKRIPSI DATA
4.1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi .......................................... 36
4.2. Gambaran Umum Kecamatan Medan Timur ............................. 37
4.3. Jumlah Keluarga dalam Rumah Tangga .................................... 38
4.4. Tingkat Pendidikan Responden .. ........... 43
4.5. Jumlah Tanggungan Responden.. ........................ 44
4 6. Tingkat Pendapatan Responden................................................. 45
4 7. Tingkat Harga Air ..................................................................... 45
4 8. Penggunaan Air Bersih ............................................................. 46
4 9. Pendapat Pelanggan Air Bersih ................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
ABSTRAC
Demand for water is influenced by several factors, such as price, number of clean water and income.
PDAM Tirtanadi must consider sources of debit of the water to keep the community can meet the
demand akan water. Factors that are considered as causes of increased water demand in the Kecamatan
Medan Timur must always be guarded and monitored to avoid the occurrence of water crisis in the
Kecamatan Medan Timur.
To find out the number of konfrehensif price, number of users, and income level affect consumer
demand for clean water community. To obtain data in this essay, the author using the questionnaire
instrument to obtain data. To analyze the data they use quantitative analysis using the regression
formula linier berganda
Results Based on the discussion of the mind that the results obtained regression equation: Y = -
135.724 + 0.667 X1 - 0,549 X2 + 0.292 X3. Retrieved price that the water level of income and
significant demand for clean water, which is managed by PDAM Tirtanadi, but not significant effect
on water users.
Based on the F test with degrees significance = 0.05, the Ha and Ho received a rejected show the
significant influence that the price of water supply, water users and the level of income together affect
water demand in the Kecamatan Medan Timur. Similarly, the analysis that determinasi obtained
81.20% explained by all independent variables and equal to 18.80 per cent explained by other factors
outside the model.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi yang dilakukan pada berbagai sektor hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan (kemakmuran masyarakat secara menyeluruh) sehingga proses perobahan
struktur perekonomian, perluasan kesempatan kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan merupakan
sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan
sekaligus harus menjamin pembagian yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa keadilan,
dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Ha ini berarti pula bahwa pembangunan tidak hanya
ditujukan untuk meningkatkan produksi, melainkan sekaligus mampu untuk mencegah jurang pemisah
yang makin melebar antara masyarakat kaya dan yang miskin.
PDAM Tirtanadi Medan dalam keberadaannya menyediakan air bersih yang dibutuhkan oleh
masyarakat banyak, apakah rumah tangga, perusahaan dan bahkan pemerintah. Air bersih yang
ditawarkan kepada para konsumen dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti : minum,
masak, mandi dan sebagainya sehingga dalam perkembangannya menunnjukkan kenaikan yang
prorsional dengan kenaikan jumlah penduduk sekaligus rumah tangga. Antisipasi terhadap kebutuhan
permintaan air bersih yang meningkat maka pihak PDAM Tirtanadi telah melakukan berbagai upaya
sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi.
Kerangka kebijakan air bersih di Indonesia mengacu pada pengembangan air bersih wilayah
perkotaan dengan bertumpu kepada investasi. Pendekatan investasi tersebut dipengaruhi oleh tiga
faktor: (a) karakteristik air baku, yang memperhatikan jenis sumber air, kuantitas dan kualitas, serta
debit andalan; (b) kebijakan pemerintah, yang memfokuskan kepada penataan ruang, pertumbuhan
ekonomi dan investasi, dan demografi; dan (c) teknologi produksi, yang mempertimbangkan efisiensi
ekonomi, distribusi, dan cakupan pelayanan. Secara teknis dan operasional, hal tersebut
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
diimplementasikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sebagai lembaga ekonomi penyedia
air bersih.
Permintaan akan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum untuk wilayah Kecamatan
Medan Timur semakin lama semakin meningkat sehingga perusahaan sebagai instansi penyedia air
bersih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Medan Timur. Selain sektor
rumah tangga, permintaan air bersih juga berasal dari sektorsektor industri dan jasa dalam rangka
mendukung kegiatan operasional usahanya. Pihak Tirtanadi harus mampu mengatur dan menjaga
kesinambungannya sebagai penyedia air bersih dari waktu ke waktu. Ada banyak faktor yang
mendorong masyarakat baik rumah tangga ataupun industri-industri atas permintaan air bersih yang
Air bersih yang disalurkan oleh PDAM Tirtanadi ke semua saluran-saluran pemakai air bersih
dikontrol dengan adanya pemasangan meteran penghitung pemakaian air bersih di setiap rumah-rumah
ataupun industri-industri. Jumlah pemakaian air bersih setiap waktunya akan tereatat dan akan
dikenakan biaya oleh pihak PDAM Tirtanadi sebagai ganti rugi atas total pemakaian air bersih yang
telah dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Medan Timur. Kecamatan Medan Timur merupakan salah
satu kecamatan yang ada di Kota Medan dengan penduduk sebanyak 75.154 orang dengan luas 5,33
KM atau 2,01% dari luas seluruh kota Medan, dimana masyarakat yang mendapatkan pelayanan atau
sebagai pelanggan air bersih tahun 2006 sebanyak 25.161 keluarga sedangkan sebagai pelanggan
sebanyak 10.422 pelanggan atau sebesar 96% dari penduduk Kecamatan Medan Timur (Medan Dalam
Angka 2007).
PDAM Tirtanadi harus memperhatikan sumber-sumber debet air bersih yang dimiliki untuk
tetap dapat memenuhi permintaan masyarakat akan air bersih. Faktor-faktor yang dianggap sebagai
penyebab meningkatnya permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur harus senantiasa dijaga
dan dipantau untuk menghindari terjadinya krisis air bersih di Kecamatan Medan Timur. Sejalan
dengan keterangan di atas, maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian
yang berjudul :Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan
Medan Timur.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur?
Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan
Timur?.
1.3 Hipotesa
Teori empirik sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007:124) sebagai berikut :
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara waktu dianggap benar dan
barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini
kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dewngan menggunakan data empiris dari
hasil penelitian.
Berdasarkan observasi/penelitian pendahuluan di lapangan, maka penulis membuat suatu hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
2. Apakah ada pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan
Timur.
1. Untuk mengetahui pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan
Timur.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan
Medan Timur.
1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya terutama yang meneliti masalah permintaan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi daerah Medan dalam menentukan mengetahui faktor yang
BAB II
LANDASAN TEORI
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. (Suherman Rosyidi, tahun 1995:239).
Sedangkan menurut Vincent Gaspersz, permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai kuantitas
barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu
Permintaan suatu barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Harga diri barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods or services)
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan harga barang atau jasa, tingkat pendapatan, dan
ketersediaan dari barang atau jasa itu dimasa mendatang (consumer expectations with respect
Faktor-faktor spesifik lainnya yang berkaitan 6dengan permintaan terhadap produk (other demand
Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga/konsumen disebut
jumlah yang diminta ((quntity demand) untuk komoditi tersebut. Konsep dasar dari fungsi
permintaan untuk suatu barang atau jasa dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas
yang diminta dan sekumpulan variabel sfesifik yang mempengaruhi permintaan dari barang atau
jasa itu. Dalam bentuk model matematik konsep permintaan untuk suatu barang atau jasa
Dimana :
I = Pendapatan konsumen
Pae = Ekspektasi konsumen terhadap harga barang atau jasa X di masa mendatang
T = Selera konsumen
O = faktor-faktor spesifik yang berkaitan dengan permintaan terhadap barang atau jasa itu
Kita tidak dapat memahami pengaruh setiap variabel di atas secara terpisah jika kita ingin
mengetahui apa yang terjadi manakala segalanya berubah pada waktu yang sesuai. Maka dari itu
kita hanya mempelajari pengaruh variabel-variabel tersebut satu demi satu pada saat tertentu.
Untuk maksud ini kita mempertahankan semua variabel konstan kecuali satu variabel yang kita
pelajari pengaruhnya. Kemudian kita biarkan satu variabel ini berubah dan mempelajari
bagaimana pengaruhnya terhadap kuantitas yang diminta. Dengan cara yang sama kita dapat
mempelajari semua variabel lainnya dan dengan demikian kita dapat memahami tingkat
kepentingan masing-masing variabel. Sekali pekerjaan ini dilakukan, kita dapat menyangkut
kembali pengaruh variabel-variabel secara sendiri-sendiri untuk mengetahui apa yang akan terjadi
jika beberapa hal berubah pada saat yang sama, seperti yang sering terjadi pada prakteknya.
Mempertahankan konstan semua variabel yang ada pengaruhnya sering kali diungkapkan
dengan istilah ceteris paribus. Kalau dikatakan pengaruh harga mobil terhadap jumlah mobil yang
diminta ceteris paribus, ini dimaksudkan bahwa perubahan harga mobil mempengaruhi jumlah
mobil yang diminta jika semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan mobil tidak berubah.
variabel yang mempengaruhi permintaan suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :
2. Semua variabel lain diluar variabel harga jual produk itu (I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, N, A, F, O)
ditekankan disini bahwa setiap produk (barang atau jasa) memiliki sekumpulan variabel ini
mempengaruhi permintaan dan sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan produk itu
Dalam ilmu ekonomi hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk dan kuantitas
permintaan produk untuk suatu periode waktu tertentu, sementara semua variabel penentu
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
permintaan terhadap produk dibuat konstan, disebut sebagai permintaan saja. Dengan demikian
secara konseptual, fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel, grafik, atau
produk dan harga jual dari produk itu, sementara variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai
variabel penentu dibuat konstan (ceteris paribus). Suatu fungsi permintaan yang dipergunakan
dalam analisis permintaan yang dinyatakan secara umum dalam model matematik berikut :
Tanda garis ( ) dalam fungsi di atas menunjukkan bahwa semua variabel setelah garis tegak itu
Analisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila
ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini disebut sebagai skedul permintaan (demand schedule),
sedangkan apabila ditunjukkan dalam grafik, analisis ini disebut sebagai kurva permintaan
(demand curve).
Harga
5 A
B
4
C
3
2
D
E Kurva permintaan
1
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
0
9 10 12 15 20 Jumlah yang diminta
D B
H1 A
Harga
B
H2
Dengan demikian skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel yang
menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk yang bersesuaian D dengan kuantitas
permintaan produk itu. Sedanhkan kurva permintaan
Q1 dapat didefenisikan sebagai suatu grafik yang
menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, Q2 apabila semua variabel
lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (ceteris paribusi). Menurut pendapat ahli-ahli
0
ekonomi klasik dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga penuh akan selalu tercapai. Menurut Sadono Sukirno (2002:91) menjelaskan mekanisme
Jumlah Permintaan
pasar :
PandanganSumber : Sadono kepada
ini didasarkan Sukirno keyakinan
(2002, hal.27)
bahwa di dalam perekonomian tidak
pernah terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi
mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian
akan selalu wujud permintaan atas barang-barang itu. maka di dalam perekonomian
pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan.
Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan
dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (Sadono Sukirno, 2002:91), seorang ahli
Menurut pendapatanya dalam setiap perekonomian jarang sekali masalah kelebihan produksi.
Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi, adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor
yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-sektor dimana permintaan ke atas
produksi mereka sangat berlebihan. Berdasarkan kepada pandangan yang seperti ini ahli-ahli ekonomi
klasik berkeyakinan bahwa di dalam suatu perekonomian sering sekali wujud keadaan dimana jumlah
tenaga penuh akan akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan atas barang-barang tersebut
(permintaan agregat) yang sama besarnya. Oleh karenanya kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, seperti
jumlah penduduk, tingkat pendapatan mereka, cita rasa masyarakat, dan tingkat harga. Dalam teori
ekonomi besarnya permintaan atas sesuatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya.
Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tidak mengalami
perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga sesuatu barang dengan jumlah permintaan atas
barang tersebut dinamakan hukum permintaan.
Menurut Sadono Sukirno (2002:28) Hukum tersebut menyatakan bahwa apabila harga
sesuatu barang tinggi maka jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang
tersebut rendah maka jumlah yang diminta banyak..
Menurut Michael P. Todaro (1995:243) Pasar produk atau pasar keluaran adalah pasar
dimana barang dan jasa dipertukarkan.
Hukum permintaannya pada dasarnya menjelaskan sifat perkaitan di antara permintaan
suatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan hipotesa yang
menyatakan makin rendah harga suatu barang semakin banyak permintaan akan barang tersebut,
sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit atau rendah permintaan ke
berikut : Kuantitas (jumlah) yang akan dibeli per unit (waktu) menjadi lebih besar apabila harga,
ceteris paribus (keadaan lain tetap), semakin rendah (A. Richard Bilas, tahun 1993:9). Hal ini
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Gambar II.3 Kurva Permintaan
0
Q/t
Menurut Ari Sudarman, prinsip dari hukum permintaan (law of demand) adalah Jumlah
barag yang diminta konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan harga, dengan
anggapan penghasilan dan harga nominal barang-barang lain tetap. Sedangkan menurut Winardi,
Bilamana harga suatu benda dianaikkan maka jumlah benda itu diminta akan berkurang (DR.
Skedul permintaan disusun dan kurva permintaan diplot dengan asumsi ceteris paribus.
Tetapi apa yang akan terjadi kalau faktor lainnya berubah yang sebenarnya memang akan selalu
Jika mereka membelanjakan tambahan pendapatannya itu, mereka akan membeli tambahan
kuantitas untuk berbagai komoditi, walaupun harga-harga komoditi itu tidak berubah.
Tetapi jika para konsumen/individu itu meningkatkan pembelian mereka di satu komoditi
yang mana saja dan harganya tidak berubah, pembeliannya tidak dapat dinyatakan pada kurva
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
A
permintaan yang semula. Pembelian itu harus dinyatakan pada kurva permintaan yang baru, yang
Kurva permintaan digambar dengan asumsi bahwa setiap faktor kecuali harga komoditi
itu sendiri dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan
konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru. (Richard G. Lipsey, tahun
1993: 64).
Setiap satu titik pada kurva permintaan merupakan suatu jumlah sfesifik yang dibeli pada
suatu harga tertentu. Jadi titik itu merupakan kuantitas tertentu yang diminta. Suatu perpindahan
sepanjang kurva permintaan dimaksudkan sebagai suatu perubahan dalam jumlah kuantitas yang
diminta.
Gerakan sepanjang kurva permintaan terjadi apabila harga barang yang diminta naik
menyebabkan permintaan akan barang tersebut mengalami penurunan, sedang faktor lain yang
A
P
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009. C
Q
Gambar II.5 Gerakan Sepanjang Kurva
Salah satu karakteristik penting dari kurva permintaan pasar adalah derajat kepekaan
jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat
kepekaan ini disebut elstisitas. Ada beberapa konsep elastiasitas yang berhubungan dengan
1. Elastisitas harga, yaitu persentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh
peruubahan harga barang tersebut dengan satu persen, atau secara umum :
2. Elastisitas (harga) silang, yaitu persentase perubahan jumlah yang diminta akan sesuatu
barang yang akan diakibatkan oleh perusahaan, oleh perubahan harga barang lain (yang
Bila hubungan anatar X dan Y adalah substitusi, biasanya Es adalah positif. Kenaikan harga
barang Y berakibat berkurangnya permintaan akan barang Y dan bertambahnya (karena proses
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
3. Elastisitas Pendapatan, yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang
diakibatkan oleh kenaikan pendapatan (income) riil konsumen dengan satu persen atau :
Untuk barang normal Ep positif dan untuk barang inferior Ep negatif, barang-barang
kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep < 1 sedangka untuk barang-barang yang tidak
Secara umum hubungan antara elastisitas dengan perubahan harga dapat disarikan
1. Jika permintaan bersifa elastis, penurunan harga meningkatkan penerimaan total dan
3. Jika elastisitas permintaan adalah satu, kenaikan atau penurunan harga tidak
1996:17) :
Banyaknya produk substitusi yang tersedia di pasar pada tingkat harga kompetitif,
dimana semakin banyak produk substitusi yang tersedia di pasar akan
menyebabkan elastisitas permintaan suatu produk tertentu semakin elastis. Dalam
situasi ini apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1% pada suatu produk tertentu,
kuantitas produk yang diminta akan berkurang lebih dari 1%, karena konsumen
akan mengganti penggunaan produk itu dengan produk substitusi.
Penyesuaian periode waktu, di mana secara umum elastisitas permintaan untuk suatu
produk tertentu cenderung menjadi elastis dalam jangka penjang dibandingkan
dengan dalam jangka pendek. Apabila periode waktu bertambah panjang akan
memberikan kesempatan lebih besar kepada produk-produk substituasi untuk
memasuki pasar dan ketertinggalan waktu dari konsumen dalam menanggapi
perubahan harga produk itu. dalam siatuasi ini sering tampak bahwa dampak
kenaikan harga suatu produk tertentu tidak langsung terlihat dalam jangka pendek,
tetapi baru akan terlihat setelah suatu periode waktu tertentu yang lebih panjang.
Katakanlah setelah enam bulan, satu tahun dan lain-lain, sementara pada saat
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
pengaruh kenaikan harga dan produk itu terlihat, setelah bermunculan produk-
produk substitusi baru di pasar.
Masa pakai dari produk, dimana semakin lama masa pakai suatu produk tertentu akan
memberikan kemungkinan penundaan pembelian produk itu oleh konsumen untuk
keperluan penggantian, hal ini menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk
yang bermasa pakai lama akan semakin elastis.
Derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk, di mana semakin
tinggi derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk tertentu,
elastisitas permintaan dari produk itu semakin menjadi elastis. Dalam situasi ini
sering tampak bahwa elastisitas permintaan untuk produk-produk yang memenuhi
kebutuhan primer (seperti : mobil, telepon gemgam, komputer dan lain-lain) yang
ada pada umumnya lebih elastis.
Derajat kejenuhan pasar dari produk, dimana semakin tinggi derajat kejenuhan pasar
bagi suatu produk tertentu, elastisitas permintaan terhadap produk itu menjadi
semakin inelastis. Dalam situasi ini, meskipun harga diturunkan, tetapi karena
pasar dari produk telah jenuh, maka tidak akan mempengaruhi permintaan
terhadap produk itu.
Range penggunaan dari produk, dimana semakin lebar atau semakin luas range
penggunaan dari suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan
untuk produk itu akan menjadi semakin elastis. Penggunaan yang semakin luas
dari suatu produk tertentu (seperti : kertas, plastik, aluminium, kaca dan lain-lain),
akan memberikan peluang munculnya beragam produk sejenis yang dijual di
pasar, sehingga kenaikan harga pada produk tertentu dapat disubstitusi oleh
konsumen dengan produk-produk alternatif.
Persentase anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu akan
menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu semakin elastis. Produk-
produk yang mahal (seperti : berlian, pakaian, mahal, mobil dan lain-lain), yang
pembeliannya menuntut anggaran besar dari konsumen pada umumnya memiliki
elastisitas permintaan yang bersifat elastis.
Untuk menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar
perlulah secara serentak dianalisa keadaan permintaan dan penawaran dalam pasar. Hal itu
ditunjukkan dalam gambar II.6. seperti telah diterangkan sebelum ini kurva DD adalah kurva
permintaan, dan kurva SS adalah kurva penawaran. Kedua-dua kurva itu berpotongan pada titik K,
dan berpotongan itu berarti bahwa para penjual dan para pembeli telah mencapai persesuaian
mengenai jumlah barang yang akan diperjualbelikan yaitu sebesar Q dan harga dari setiap satuan
barang tersebut yaitu sebesar H. Titik K dinamakan titik keseimbangan dan H dinamakan harga
keseimbangan. Ia dinamakan demikian karena karena selama permintaan atau penawaran tidak
mengalami perubahan, H merupakan harga yang stabil dan tidak mengalami perubahan.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Keadaan yang terjadi di pasar adalah sangat berbeda dengan yang baru diterangkan
apabila harga lebih rendah atau lebih tinggi daripada H. pada harga yang lebih tinggi jumlah barang
yang ditawarkan para pengusaha telah lebih besar daripada yang diminta para pembeli, dan
kelebihan penawaran ini akan menurunkan tingkat harga. Sebaliknya, apabila harga lebih rendah
daripada H, penawaran adalah lebih kecil daripada permintaan, dan kekurangan penawaran ini akan
menaikkan tingkat harga. Hanya pada titik K, yaitu pada keadaan dimana penawaran sama dengan
sebagai berikut :
Gambar II.6
Akibat dari Pertambahan Penawaran
D
S
K
H
K1
H
Harga
S
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
D
S1
O
Q Q1
Apabila keseimbangan harga telah tercapai, tingkat harga baru hanya akan mengalami
perubahan apabila permintaan dan/atau penawaran mengalami perubahan pada setiap tingkat harga.
Ini berarti kurva DD dan kurva SS berpindah dari letaknya perubahan yang semula. Perubahan
dalam permintaan antara lain disebabkan oleh perubahan dalam cita rasa, perubahan dalam
Gambar II.7
Akibat dari Pertambahan Permintaan
D1 S
H K1
K1
H K
D1
Harga
O
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Q1 Air Bersih Di Kecamatan Medan
Q
Timur, 2009.
diminta rumah tangga dan jumlah yang ditawarkan perusahaan dalam pasar produk (keluaran).
Pembahasan telah menekankan peran harga pasar sebagai determinan atau penentu, baik atas kuantitas
permintaan maupun atas kuantitas penawaran. Sekarang kita siap untuk melihat bagaimana penawaran
dan permintaan di pasar berinteraksi untuk menentukan harga pasar final. Kita telah sangat cermat
dalam pembahasan kita sejauh itu dengan memisahkan keputusan rumah tangga tentang berapa banyak
yang harus diminta, dari keputusan perusahaan tentang berapa banyak yang harus ditawarkan. Akan
tetapi, bekerjanya pasar jelas tergantung pada interaksi antara penawar dan peminta.
Menurut Paul A. Samuelson dan Nardhous (1997:72) Pada saat kapan pun, salah satu dari tiga
1. Kuantitas yang diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan pada harga saat ini, situasi
itu disebut kelebihan permintaan.
2. Kuantitas yang ditawarkan melebihi kuantitas yang diminta pada harga saat ini, situasi
itu disebut kelebihan penawaran.
3. Kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuatitas yang diminta pada harga saat ini,
situasi itu dsebut keseimbangan (equilibrium). Pada equilibrium tidak ada
kecenderungan.
S
Harga kedelai per gantang
1,75
Kelebihan
permintaan =
D
kekurangan barang
produksi dan kemajuan dalam teknologi. Gambar di atas ditunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh
perpindahan kurva penawaran ke atas tingkat harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Pada
mulanya keseimbangan dicapai pada K, dan tingkat harga adalah H dan jumlah barang yang
diperjualbelikan Q. sesudah itu kurva penawaran berpindah dari SS menjadi S1S1. perubahan itu
menyebabkan keseimbangan yang baru dicapai pada K1, dan berarti sekarang tingkat harga adalah H1
dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q1. Keadaan yang baru diterangkan ini menunjukkan
bahwa apabila penawaran bertambah (kurva penawaran berpindah ke kanan) maka harga akan turun
dan jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah. Sudah tentu sebaliknya pula, apabila penawaran
berkurang (kurva penawaran berpindah ke kiri), maka harga akan naik dan jumlah barang yang
diperjualbelikan berkurang.
Akibat dari pertambahan permintaan kepada tingkat harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan ditunjukkan dalam gambar II.5. titik K menunjukkan tingkat keseimbangan yang pada
mulanya berlaku. Sesudah itu kurva permintaan berpindah dari DD menjadi D1D1, sehingga sekarang
titik keseimbangan berpindah ke K1. ini berarti tingkat harga yang baru adalah H1 dan jumlah barang
yang diperjualbelikan adalah Q1. jelas kelihatan bahwa apabila permintaan bertambah (kurva
permintaan berpindah ke kanan), maka harga akan naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan
bertambah. Atau sebaliknya, apabila permintaan berkurang (kurva permintaan berpindah ke kiri), maka
harga akan turun dan jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah sedikit.
mempengaruhi permintaan rumah tangga terhadap produk tertentu, kita hanya mempertimbangkan
Ada faktor penentu lain, yakni pendapatan dan kekayaan rumah tangga, harga barang
dan jasa lain, selera dan kesukaan, serta harapan.
- Pendapatan dan Kekayanaan
- Harga barang lain
- Selera dan Kelebihsukaan
- Harapan
Sebelum berlanjut, kita perlu mendefinisikan dua istrilah yang sering dikacaukan,
pendapatan dan kekayaan. Pendapatan rumah tangga adalah jumlah semua upah, gaji, laba, dan
pembayaran bunga, sewa, serta bentuk-bentuk perolehan lain yang diterima rumah tangga dalam
peirde waktu tertentu. Dengan demikian pendapatan adalah ukuran arus, kita harus
menspesifikasikan periode waktunya pendapatan per bulan atau per tahun. Anda dapat
menghabiskan atau mengkonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari pendapatan Anda dalam
satu periode tertentu. Jika Anda mengkonsumsi lebih sedikit dari pendapatan Anda, Anda
menghemat, jumlah yang Anda hemat itu menambah kekayaan Anda. Tabungan adalah arus yang
mempengaruhi sediaan kekayaan. Bila Anda membelanjakan lebih dari pendapatan Anda, Anda
Tidak ada konsumen yang memutuskan jumlah komoditi yang harus dibeli secara terpisah
dari keputusan lain. Sebaliknya, masing-masing keputusan merupakan bagian dari perangkat
lebih besar keputusan-keputusan yang diambil secara serempak. Rumah tangga harus membagi
pendapatan mereka secara adil atas banyak barang dan jasa yang berbeda. Akibatnya, harga
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Pendapatan, kekayaan, dan harga barang-barang yang tersedia adalah tiga faktor yang
memutuskan kombinasi barang-barang yang mampu dibeli oleh rumah tangga. Anda tahu bahwa
Anda tidak mampu menyewa sebuah apartemen seharga $1.200 per bulan jika pendapatan
bulanan Anda hanya $400. Namun dalam keterbatasan itu, Anda hingga batas tertentu bebas
untuk memilih apa yang harus dibeli. Pilihan akhir Anda tergantung pada selera dan kesukaan
individual Anda.
4. Harapan
Apa yang Anda putuskan untuk dibeli sekarang ini, tentu saja tergantung pada harga dan
pendapatan serta kekayaan Anda dewasa ini. Namun, Anda juga mempunyai harapan tentang
posisi karier Anda di masa mendatang. Anda mungkin mempunyai harapan tentang perubahan di
masa mendatang soal harga juga,dan hal itu mungkin mempengaruhi keputusan Anda dewasa ini.
Ada banyak contoh tentang cara harapan mempengaruhi permintaan. Bila orang membeli
rumah atau mobil, mereka sering harus meminjam sebagian dari harga pembelian dan
membayarnya kembali selama sejumlah tahun. Dalam memutuskan jenis rumah atau mobil apa
yang harus dibeli, mereka agaknya harus berpikir tentang pendapatan mereka dewasa ini,
Menurut Dumaury (1997:123) : keputusan rumah tangga tentang kuatitas keluaran, atau
Kuantitas yang diminta adalah jumlah atau (banyaknya unit) produk yang akan dibeli rumah
tangga dalam satu periode tertentu, jika rumah tangga tersebut dapat membeli semua yang dinginkan
Tentu saja, jumlah suatu produk yang akhirnya dibeli oleh rumah tangga tergantung pada
jumlah produk yang sesungguhnya tersedia di pasar. Ungkapan jika rumah tangga tersebut dapat
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
membeli semua yang diinginkan adalah penting bagi defenisi tentang kuantitas yang diminta karena
dimungkinkan bahwa kuantitas yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta adalah tidak sama.
Perubahan harga suatu produk mempengaruhi kuantitas yang diminta per periode. Perubahan-
perubahan faktor lain manapun, seperti pendapatan atau kelebihsukaan (Preference), mempengaruhi
permintaan. Dengan demikian, kita mengatakan bahwa kenaikan harga Coca-Cola mungkin sekali
menyebabkan kemerosotan kuantitas Coca-Cola yang diminta. Akan tetapi, kita mengatakan bahwa
peningkatan pendapatan mungkin saja menyebabkan peningkatan permintaan atas kebanyakan barang.
Menurut Sugiyono (2003:36) paradigma penelitian adalah Pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti. Paradigma penelitian dalam penelitian ini dapat
Harga
X1
Jumlah Keluarga
X2
Berdasarkan gambar di atas yang menjadi paradigma penelitian ini adalah :Harga Air Minum
dan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Timur paling berpengaruh terhadap permintaan Air
BAB III
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
METODOLOGI PENELITIAN
analisis yang akan diteliti yang mempunyai kuantitas (jumlah) dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Populasi penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode Purposive Sampling dengan beberapa pertimbangan kriteria usaha kecil yang berkaitan
b. Menggunakan air dari PDAM sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan
Dalam penelitian ini akan ditentukan besaran sampel (sample size) yang diperoleh
dengan teknik sampling yang telah disebutkan di atas. Adapun distribusi sampel size yang
ditetapkan dalam penelitian ini hanya diambil 50 responden yang mewakili rumah tangga yang
ada di kecamatan Medan Timur. Dengan alasan jumlah populasi yang homogen desetiap
daaerah.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat untuk mengumpulkan data yaitu :
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
1. Studi dokumentasi, Data diambil dari berbagai dokumen tentang ketenaga kerjaan dan
2. Studi kepustakaan, Data diambil dari berbagai sumber, seperti literatur, buku-buku, bahan bacaan
kabupaten Dairi digunakan persamaan regresi linier berganda (multiple lenear regression).
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah permintaan air bersih dan
sebagai variabel bebas (independent variable) adalah harga air dan jum.lah penduduk. Untuk itu
Dimana :
0, 1 , 2 = Koefisien Regresi
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam
1. Harga adalah harga air bersih dalam satuan pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
2. Jumlah rumah tangga adalah jumlah pelanggan yang ada di kecamatan Medan Timur
3. Permintaan air bersih adalah jumlah kebutuhan/pemakaian air bersih oleh masyarakt per
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Ordinary
Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat elastisitas Variabel Independen terhadap
Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode enter yang tersedia
pada program statistik Eviews Versi 4,1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output
regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik Uji-t (t-test) dan Uji F
(F-test). Uji t dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi variabel secara partial, sementara
Uji F mengetahui signifikasi statistik secara serentak, Uji R2 bertujuan untuk mengetahui
Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang secara
statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah dilakukan, bahkan dapat
menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang terbentuk. Untuk itu maka perlu
melakukan uji penyimpangan asumsi klasik, yang terdiri dari (Insukindro, 2000).
a. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel normal
atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang
sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya yakni melakukan perbandingan antara data yang kita
miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standardeviasiyang sama
Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan salah satu syarat
dilakukannya parametric-test. Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal tentu saja
analisisnya harus menggunakan non parametric test. Selain itu data yang mempunyai
distribusi secara normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profil data
Untuk mengetahui apakah data yang kita miliki normal atau tidak, secara kasat mata
kita bisa melihat histogram dari data yang dimaksud, apakah membentuk kurva normal atau
Uji normalitas data yang digunakan di sini adalah uji Jarque Bera. Tahap uji Jarque
a. Formulasi hipotesis
H0 : distribusi ut normal
d. Kesimpulan
b. Uji Multikolinieritas
Interprestasi persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa
variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Jika dalam sebuah
persamaan terdapat multikolinieritas akan menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu
2. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar sehingga
3. Uji t (t-rasio) tidak signifikan, suatu variabel bebas yan signifikan baik secara substansi
maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena
variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar maka besar pula
5. Terkadang nilai taksiran koefesien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak
c. Uji Heterokedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah homokedastisitas
atau varian yang sama. Salah satu metode yang dapat digunakan ada tidaknya
heterokedastisitas dalam satu varian error term suatu model regresi adalah metode Park.
(scatterplot). Tidak terdapatnya pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak terjadinya heterokedastisitas pada model regresi.
Sedangkan adanya gejala heterokedastisitas ditunjukkan dengan adanya pola scatterplot yang
dapat terlihat jelas. Jika model estimasi memiliki gejala heterokendastisitas maka kita dapat
membuat kesimpulan yang salah dari interpretasi, karena estimasi OLS yang ada tidak lagi
BLUE.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
BAB IV
DESKRIPSI PENELITIAN
1905 dengan nama NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berkantor
Sumatera Utara No.11 tahun1979 perusahaan ini resmi menggunakan nama yang
sekarang (Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi) disingkat PDAM Tirtanadi yang
Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air
Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun 1991
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
diadakan perubahan pertama Peraturan Daerah No.25 tahun 1985 dengan No.6 tahun
1991. Dalam Peraturan Daerah ini PDAM Tirtanadi disamping menangani Air Bersih
juga ditugaskan mengelola Air limbah. Selanjutnya pada tanggal 29 April 1999,
Peraturan Daerah No.6 tahun 1991 diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah
Saat ini PDAM Tirtanadi tidak hanya melayani pelanggan di Medan, tapi juga
Sumatera Utara antara lain Deli Serdang, Tapsel, Madina, Simalungun, Nias, dan
Tingkat II itu merupakan realisasi dari Kerjasama Operasi (KSO) dengan PDAM
sebahagian di Dati II yang melayani lebih dari 309.000 pelanggan. Dalam kiprahnya
seperti memperoleh penghargaan Sertifikat ISO 9002 pada Tahun 2001 dan
Kota Medan berada pada 3.300-3.430 Lintang Utara dan 98.350-98. 44 Bujur Timur. Letak
kota Medan dilihat dari letak stasiun pengamat yaitu di lokasi daerah Sampali Polonia Belawan Kota
Medan berbatasan dengan : Sebelah Timur Kabupaten Deli Serdang.Sebelah Barat Kabupaten Deli
Serdang.Sebelah Utara Kabupaten Deli Serdang. Sebelah Selatan Kabupaten Deli Serdang.
Topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,3-37,5 meter
diatas permukaan laut. Luas kota Medan mencapai 265,10 KM2. Sebagian besar wilayah kota Medan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura
dan Sungai Deli. Secara administrasi kota Medan dibagi kedalam 21 wilayah Kecamatan dan 151 desa
dengan jumlah penduduk 1.898.013 jiwa pada tahun 2007 (Tabel 4.1). Kecamatan Medan Timur
merupakan salah satu kecamatan yang ada di di Kota Medan terletak antara kecamatan Bedan
Belawan, Medan Kota, Medan Petisah dan Medan Perjuangan. Jumlah penduduk Kecamatan Medan
Tabel 4.1. Banyaknya Penduduk Per Kecamatan Dan Kelurahan Kota Medan
Tahun 2007
KELU JUMLAH
NO LUAS PERSENTASE
KECAMATAN RAHAN PENDUDUK
1 Medan Tuntungan 2.068 9 68.890 3,63
2 Medan Selayang 1.281 6 101.889 5,37
3 Medan Johor 1.458 7 85.043 4,48
4 Medan Amplas 1.119 6 129. 298 6,81
5 Medan Denai 905 12 127. 484 6,72
6 Medan Tembung 799 12 115. 843 6,10
7 Medan Kota 527 6 187. 002 4,58
8 Medan Area 552 5 145. 472 2,40
9 Medan Baru 584 6 44. 517 2,19
10 Medan Polonia 901 6 41. 610 2,19
11 Medan Maimun 298 6 73. 961 3,90
12 Medan Sunggal 1.544 7 106. 652 5,62
13 Medan Helvetia 1.316 6 125. 593 6,62
14 Medan Barat 682 7 63. 334 3,34
15 Medan Petisah 533 11 78. 087 4,11
16 Medan Timur 766 9 134.976 5,64
17 Medan Perjuangan 409 7 93. 810 4,94
18 Medan Deli 2.084 6 126. 487 6,66
19 Medan Labuhan 3.667 5 93. 012 4,90
20 Medan Mrelan 2.382 6 93. 849 4,94
21 Medan Belawan 2.625 6 92. 121 4,85
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur menurut angka perkiraan sementara hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional 2007 adalah sekitar 134.976 jiwa, yang terdiri dari 66.850 orang laki-laki
dan 68.126 orang perempuan (Tabel 4.2) Sebanyak 41,51% penduduk Kecamatan Medan Timur
tinggal di 3 kelurahan yang meliputi Glugur Darat I, Glugur Darat II, Brayan Bengkel, Brayan Kota.
Kepadatan penduduk tiap kelurahan berariasi antara 2.758 hingga 4.082 jiwa/Km2. Sedangkan rata-rata
kepadatan pendudukan Kecamatan Medan Timur adalah 3.512 jiwa/Km3. Jumlah rumah tangga di tiap
Penduduk usia produktif (usia 15,64 tahun) di Kecamatan Medan Timur mencapai 67,92%
dari jumlah penduduk keseluruhan, sementara penduduk usia non produktif (usia 0-14 tahun dan 64
tahun ke atas) sebanyak 32,08%. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Timur merupakan warga
negara Indonesia. Tidak dijumpai warga negara asing yang tinggal di Kecamatan Medan Timur pada
tahun 2007.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
75 + 469 754 1.223
Jumlah 66.850 68.126 134.976
Sumber : BPS
Luas wilayah terbesar dijumpai di Kelurahan Glugur darat II dengan luas wilayah 13.726dengan
jumlah penduduk 56.031 jiwa dan kepadatan 4.082 m2. Sedangkan luas wilayah terkecil dijumpai
padfa Kelurahan Glugur Darat I dengan luas wilayah 12.096 m2 dan penduduk sebanyak 44.079 jiwa
(Tabel 4.3)
Tabel 4.3 Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadata Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2007
Kecamatan Luas Wilayah Penduduk Kepadatan
Glugur Darat I 12.069 44.079 3.652
Memperhatikan Tabel 4.4 terlihat bahwa Jumlah rumah tangga di Kecamatan Medan Timur
tahun 2007 mencapai 29.282 rumah tangga dengan rata-rata rumah tangga mencapai 4.610 rumah
tangga. Jumlah rumah tangga terbesar dijumpai di Kelurahan Glugur Darat II sebanyak 11.996
rumah tangga; dan terkecil ditemukan di Kelurahan Barayan Bengkel berjumlah 7.660 rumah
tangga.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Brayan Bengkel 34.866 7.660 4.552
Jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin terungkap pada Tabel 4.5, bahwa
penduduk di Kelurahan Glugur darat II mencapai 56.031 jiwa dengan rasio jenis kelamin 97.459.
Pendudk di Kelurahan Brayan Bengkel sebanyak 34.866 jiwa (terkecil) dengan rasio jenis kelamin
100.541.
Penduduk di Kecamatan Medan Timur menurut tingkat pendidikan, terungkap bahwa tingkat
pendidikan SLTP dominan dibanding dengan tingkat pendidikan lainnya. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan Sarjana pada tahun 2007 mencapai 2.444 orang (Tabel 4.6)
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
SMTA 8.736 2.912 11.648
SMTA Kejuruan 5.044 1.924 6.968
Diploma I, II 259 520 779
Diploma III 625 832 1.457
Universitas 1612 832 2.444
Jumlah 33.228 14.196 47.424
Sumber : BPS
Pengguna air bersih PDAM Tirtanadi mencakup berbagai tingkat pendidikan dimulai dari
tingkat pendidikan SD kebawah sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Tingkat Pendidikan
responden mencakup pendidikan SD kebawah sampai dengan tingkat pendidikan Sarjana (Tabel 4.7).
Dominasi konsumen pengguna air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirtanadi bertumpu pada
tingkat pendidkan SLTA sebanyak 20 orang atau 40 %, di ikuti tingkat pendidkan Akademi sebanyak
18 orang (36 %). Sedangkan terrendah pada tingkat SD kebawah dan tingkat pendidikan SLTP
1. SD kebawah 2 4
2. SLTP 3 6
3. SMTA 20 40
4. Akademi 18 36
5. Sarjana Keatas 7 14
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
kelom[pok tanggungan 2 4 orang, yaitu sebanyak 30 responden atau sebesar 60 %. Untuk tingkat
tanggungan 5 7 orang tiasp responden dijumpai pada 18 responden atau 36 %; dan terkecil sebesar 4 %
1. 2 - 4 30 60
2. 5 - 7 18 36
3. 7 Keatas 2 4
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
Tingkat pendapatan responden bervariasi dari dibawah Rp 2 juta sampai dengan diatas Rp 3,5
juta perbulan sebagaimana Tabel 4.9. Dominasi tingkat pendapatan bertumpu pada kelompok tingkat
pendapatan Rp 2 juta - Rp 3,5 juta, yaitu sebanyak 48 % atau 24 responden. Sedangkan yang
terrendah pada kelompok tingkat pendapatan diatas Rp 3,5 juta sebanyak 8 responden atau 16 %.
1. Dibawah Rp 2 Juta 18 36
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
4.7. Tingkat Harga Air
Tidak ada konsumen yang memutuskan jumlah komoditi yang harus dibeli secara terpisah
dari keputusan lain. Sebaliknya, masing-masing keputusan merupakan bagian dari perangkat lebih
besar keputusan-keputusan yang diambil secara serempak. Rumah tangga harus membagi pendapatan
mereka secara adil atas banyak barang dan jasa yang berbeda. Akibatnya, harga barang apa saja dapat
mempengaruhi permintaan atas barang-barang lain. Harga adalah harga air bersih dalam satuan
pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan. Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa responden
yang menggunakan air bersih yang dihasilkan perusahaan dalam kelompok harga air Rp 1.650 Rp 2
000 per- M3 adalah terbesar mencapai sebanyak 15 responden atau 30 % dan kelompok terkecil pada
tingkat harga air bersih sebesar Rp 850 - 1.200 per M3 dan Rp 2.859 Keatas per M3 masing-masing
1. 850 - 1.200 4 8
2. 1.250 - 1.600 8 16
3. 1.650 - 2.000 15 30
4. 2.050 - 2.400 12 24
5. 2.450 - 2.800 7 14
6. 2.859 Keatas 4 8
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Penggunaan air bersih oleh responden dalam perkembangannya selama waktu penelitian
lebih kecil dari 200 M3 per-bulan sampai dengan terbesar 601 700 M3. Terungkap pada Tabel 4.11
bahwa responden yang menggunakan air bersih dalam kelompok 200 300 M3 mencapai 14 orang
responden atau 28 %, dan terkecil pada kelompok 601 700 M3 sebanyak 3 orang responden (6 %) .
2. 200 - 300 14 28
3. 301 - 400 10 20
4. 401 - 500 8 16
5. 501 - 600 5 10
6. 601 - 700 3 6
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
Pendapat pelanggan terhadap harga air bersih sebagaimana Tabel 4.12 terungkap bahwa 40
persen responden atau 20 orang menytakan bahwa aharga air sangat mahal. Kemudian diikuti oleh
pernyataan responden dengan tingkat harga air bersih mahal sebanyak 18 orang atau 36 persen.
Sedangkan responden yang menyatakan harga air murah hanya disampaikan oleh 2 orang pelanggan
atau 4 persen.
1. Sangat Mahal 20 40
2. Mahal 18 36
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
3. Biasa 10 20
4. Murah 2 4
Jumlah 50 100
Sumber : Kuesioner
BAB V
ANALISIS DATA
Air bersih yang digunakan oleh pelanggan konsumen air bersih digunakan untuk berbagai
keperluan seperti mandi, cuci, memasak dan lainnya. Beberapa faktor mempengaruhi permintaan
terhadap air bersih (Y) yang meliputi harga air (X1), jumlah pengguna (X2) dan tingkat pendapatan
konsumen (X3). Berdasarkan perhitungan model regressi berganda (multiple regression) diperoleh
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Harga Air 0,667 6,826 0,000
t- table 1,684
F- hitung 66,403
F- table 2,840
Persamaan Regresi :
R2 = 0,812
Penggunaan air bersih oleh pelanggan berpagu tingkat harga dari yang terkecil sebesar Rp
950 Per M3 sampai dengan tertinggi sebesar Rp 3.000 Per M3, koeffisien regresi 0,667X1 bermakana
bahwa setiap perobahan 1 % harga air bersih per M3 maka permintaan terhadap air bersih akan
Setiap pelanggan sebagai pengguna air bersih dalam perkembangannya bervariasi dari
pengguna 3 orang sampai dengan 7 orang setiap rumah tangga. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
koeffisien regresi sebesar 0,549 yang bermakna bahwa setiap perobahan 1 % pengguna air bersih
maka permintaan air bersih akan berkurang 0,549 kali (55 %).
Besarnya tingkat pendapatan responden pelanggan air bersih PDAM Titanadi di Kecamatan
Medan Timur bervariasi dari terrendah sebesar Rp 1.700.000.- sampai dengan Rp 4.200.000.- per-
bulan. Koeffisien regresi sebesar 0,292 berarti bahwa setiap perobahan 1 % tingkat pendapatan maka
permintaan terhadap air bersih akan meningkat sebesar 0,292 kali atau 29,20 %.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
5.2. Analisis Koeffisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji regresi diperoleh koeffisien determinasi sebesar 0,812 yang artinya
bahwa harga air bersih, penggunaan air bersih dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan di
Kecamatan Medan Timur mampu menjelaskan terhadap permintaan air bersih PDAM Tirtanadi
sebesar 81,20 persen dan sisanya sebesar 18,80 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak
Hasil uji t statistik terungkap bahwa harga air bersih per M3 dan tingkat
pendapatan konsumen pelanggan air bersih bersih adalah signifikan, tetapi non
signifikan terhadap pengguna air bersih. Uji t statistik terhadap independent variable
harga air bersih menghasilkan t test sebesar 6,826 > t tabel 1,684 dan demikian pula
terhadap tingkat pendapatan menghasilkan t test sebesar 3,001 > t tabel 1,684.
66,403 dan lebih besar dibandingkan dengan F tabel sebesar 2,840. Hal ini berarti
bahwa secara bersama-sama harga air bersih, pengguna dan tingkat pendapatan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
permintaan air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirtanadi pada tingkat
kepercayaan 95 %.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Timur, dimana setiap terjadi peningkatan 1% harga air maka pemakaian air di
Kecamatan Medan Timur meningkat 66,70 %. Jadi besarnya harga air bersih
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
sangat besar perubahannya terhadap jumlah pemakaian air di Kecamatan Medan
Timur.
justeru yang terjadi setiap peningkatan 1% terhadap jumlah pengguna air bersih
4. Berdasarkan hasil nilai uji t statistic ternyata independent variable harag air bersih dan pandapatan
pelanggan adalah signifikan terhadap permintaan air bersih, tetapi non signifikan bagi pengguna
air bersih.
terhadap dependent variable disebabkan F test sebesar 66,403 lebih besar dibandingkan dengan F
6. Koeffisien determinasi sebesar 0,812 memberi makna bahwa harga air bersih, penggunaan air
bersih dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan di Kecamatan Medan Timur mampu
menjelaskan terhadap permintaan air bersih PDAM Tirtanadi sebesar 81,20 persen dan sisanya
sebesar 18,80 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam model.
B. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, penulis membuat saran-saran sebagai berikut :
1. Pemakaian air bersih di Kecamatan Medan Timur dalam perkembangannya akan terus
mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk. Harga air bersih per M3
berpengaruh terhadap permintaan air bersih sehingga pihak perusahaan perlu mempertimbangkan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
penetapan harga air agar masyarakat tertarik untuk lebih menggunakan air yang disediakan oleh
PDAM Tirtanadi.
2. Pemakaian air bersih di Kecamatan Medan Timur masih relatif kecil disebabkan oleh harga air
bersih per M3 yang dinyatakan oleh masyarakat pelanggan relatif mahal dan tidak terjangkau
masyarakat lainnya. Pihak PDAM Tirtanadi perlu meninjau kembali penetapan harga air
3. Sebaiknya jumlah pemakaian air di Kecamatan Medan Timur juga didukung oleh tersedianya
bahan baku air bersih disebabkan jumlah penduduk dan keluarga yang terus meningkat sehingga
Lampiran 1
No. X1 X2 X3 Y
1 2700,00 7,00 2800000,00 520,00
2 1750,00 4,00 1900000,00 187,00
3 2250,00 4,00 2500000,00 360,00 KETERANGAN:
4 1500,00 4,00 1900000,00 190,00
5 2250,00 4,00 2000000,00 415,00
X1 = Harga Air Per M3
6 1500,00 5,00 2000000,00 187,00
7 1750,00 5,00 2600000,00 215,00
X2 = Jumlah Pengguna
8 2150,00 4,00 2450000,00 420,00
9 1350,00 4,00 1900000,00 189,00
X3 = Pendapatan Pelanggan
10 950,00 5,00 1900000,00 186,00
11 2950,00 4,00 2600000,00 615,00
Y = Permintaan Air Bersih
12 2000,00 4,00 2700000,00 315,00
13 1750,00 6,00 2000000,00 215,00
14 950,00 4,00 1700000,00 189,00
15 1750,00 5,00 2600000,00 220,00
16 1950,00 5,00 2600000,00 420,00
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
17 1500,00 6,00 2000000,00 187,00
18 1250,00 4,00 1900000,00 190,00
19 1750,00 5,00 2400000,00 415,00
20 1550,00 4,00 2500000,00 225,00
21 2050,00 4,00 2400000,00 420,00
22 950,00 3,00 2000000,00 187,00
23 1550,00 6,00 2400000,00 215,00
24 950,00 4,00 2200000,00 189,00
25 2550,00 4,00 2600000,00 420,00
26 3000,00 4,00 4000000,00 650,00
27 1900,00 4,00 2600000,00 310,00
28 1500,00 6,00 2400000,00 215,00
29 2250,00 6,00 2500000,00 415,00
30 1750,00 4,00 2000000,00 230,00
31 2550,00 4,00 3600000,00 415,00
32 2700,00 4,00 3700000,00 515,00
33 2550,00 4,00 3600000,00 420,00
34 3000,00 4,00 4200000,00 650,00
35 2000,00 4,00 1900000,00 215,00
36 1650,00 5,00 1900000,00 220,00
37 2200,00 4,00 2400000,00 315,00
38 1950,00 4,00 1900000,00 220,00
39 2000,00 4,00 2400000,00 215,00
40 2200,00 5,00 2500000,00 320,00
41 1950,00 4,00 2600000,00 220,00
42 2200,00 4,00 2400000,00 325,00
43 2650,00 4,00 4200000,00 521,00
44 2200,00 5,00 2500000,00 350,00
45 1750,00 4,00 2000000,00 220,00
46 2200,00 7,00 2000000,00 325,00
47 2200,00 5,00 2000000,00 310,00
48 2650,00 8,00 3800000,00 515,00
49 2200,00 7,00 2600000,00 320,00
50 2950,00 8,00 4000000,00 515,00
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Lampiran 2
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Penggunaan Air 324.7400 135.09993 50
Harga Air 1995.0000 542.22237 50
Jumlah Pengguna 4.7200 1.14357 50
Pendapatan 2.5250E6 6.69154E5 50
Model Summary b
Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate R Square Sig. F Watson
Change F Change df1 df2 Change
1
.901a .812 .800 60.39289 .812 66.403 3 46 .000 2.055
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Pengguna, harga Air
b Dependent Variable: Penggunaan Air
ANOVA b
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 726571.772 3 242190.591 66.403 .000 a
Residual 167775.848 46 3647.301
Total 894347.620 49
a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Pengguna, harga Air
b Dependent Variable: Penggunaan Air
Coefficients a
Standardize
Unstandardized d 95% Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B Correlations
Std. t Sig. Lower Upper Zero-
Model B Error Beta Bound Bound order Partial Part
1 (Constant) -135.724 46.196 -2.938 .005 -228.711 -42.736
Harga Air .166 .024 .667 6.826 .000 .117 .215 .880 .709 .436
jumlah
-4.227 7.695 .036 -.549 .585 -19-716 11.261 .142 -.081 -.035
Pengguna
Pendapatan 5.888E-
.000 .292 3.001 .004 -.000 .000 .789 .405 .192
5
a Dependent Variable: Penggunaan air
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PERTANYAAN
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi angket ini. Saya berharap
Anda menjawab dengan leluasan, sesuai dengan apa yang Anda rasakan, lakukan dan alami, bukan apa
yang seharusnya/yang ideal. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebab tidak ada
jawaban yang benar dan salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, Saya menjamin kerahasiaan semua
data. Kesediaan Anda mengisi angket ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi Saya. Akhirnya, Saya
sampaikan terima kasih atas kerja samanya.
Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon terlebih dahul Anda membaca pertanyaan dengan cermat, sebelum mengisinya.
IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : .
Usia :
Pekerjaan :
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Pendidikan Akhir :
1. Variabel X1 (Harga)
Harga adalah harga air bersih dalam satuan pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan
Jumlah keluarga yaitu jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah yang menjadi beban
hidup kepala keluarga, yang terdiri atas suami, istri dan anak serta famili yang menumpang tinggal di
rumah tersebut.
Berupa tingkat pendapatan yang diperoleh pelanggan konsumen yang menggunakan air bersih
PDAM Tirtanadi.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.
Jumlah pemakaian air adalah rata-rata pemakaian air seluruh anggota keluarga yang
mempergunakan air keseluruhan untuk kebutuhan berdasarkan rekening yang diterima setiap bulannya
secara rata-rata.
Keperluan
Mandi
Mencuci
Lainnya
Jumlah
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan
Timur, 2009.