Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi
dalam manajemen perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012) :
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai;
jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang
diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan
pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar pengawasan yang akan
dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu: (a)
analisa situasi; (b) mengidentifikasi masalah dan prioritasnya; (c)
menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan kelemahan
program; (e) menyusun rencana kerja operasional.
2
(c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang praktis;
(d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; (e)
penugasan personal yang terampil.
3
pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis dari staf.
Organizing
Planning Actuating
Controlling
4
Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas dan RS
merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki
oleh masing-masing unit pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara efektif, efisien,
produktif, dan bermutu (Muninjaya, 2012).
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi
kesehatan di Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan di
daerah, Rumah Sakit, dan Puskesmas, dan jajarannya. Untuk memahami penerapan
manajemen kesehatan di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas perlu
dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Departemen Kesehatan dan
Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan
manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahunan
(Herlambang & Muwarni, 2012).
5
kesehatan.
4. Hukum kesehatan, adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang
dipakai sebagai acuan bagi penyelenggara pembangunan kesehatan.
6
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat,
disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).
7
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat (Amir, 2008).
8
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu agar pembangunan tersebut mendorong
lingkungan dan perilaku masyarakat semakin sehat.
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
Puskesmas selalu berupaya agar keluarga dan masyarakat makin berdaya di
bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan untuk
hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Puskesmas harus selalu berupaya untuk menjaga agar cakupan dan
kualitas layanannya tidak menurun, bahkan kalau bisa ditingkatkan agar
semakin besar cakupannya dan semakin bagus kualitas layanannya.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Puskesmas selalu berupaya agar derajat kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat dapat terpelihara bahkan semakin
meningkat seiring dengan derap pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
9
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas (Depkes, 2014):
a) kepala Puskesmas;
b) kepala sub bagian tata usaha;
Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
Umum dan pengawasan
c) penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d) penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e) penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
f) fasilitas pelayanan kesehatan.
10
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas,
yakni Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan
Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun usulan kegiatan
Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun
usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai
hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Usulan
ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian
kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi
serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan (Gambar 2.2).
11
usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana
dan prasarana, dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.
12
b) Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.
Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya
puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang
dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:
13
Delbecq Technique merupakan perumusan masalah dan identifikasi potensi
melalui kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.
Tahapan pelaksanaan:
1. Pembentukan tim.
2. Menyusun daftar masalah
3. Menetapkan kriteria penilaian masalah
4. Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria
penilaian dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang dimiliki
Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan
pengembangan yang terpilih dapat lebih dari satu. Di samping itu identifikasi upaya
kesehayan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang
tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan
dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta
kemampuan puskesmas.
14
3. Membahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah yang
4. Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan potensi
5. Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah (dalam bentuk Gantt
Chart)
15
Gambar 2.5 Lokakarya Mini Bulanan
(Sumber: Kemenkes, 2004)
16
Gambar 2.6 Lokakarya Mini Tribulanan
(Sumber: Kemenkes, 2004)
17
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang
dilakukan setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program
puskesmas secara menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh puskesmas untuk
penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk
koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring,
dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi manajemen (pengawasan dan
pengendalian) di puskesmas (Tabel 2.1) (Muninjaya, 2004).
18
dari APBD kabupaten/kota yang disalurkan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang
menjadi bendahara proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional
kegiatan proyek) dan bendahara rutin (mengurusi gaji pegawai dan
pemasukan keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya
berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas
(LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik puskesmas disediakan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk program
KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan
puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi
barang dan obat secara rutin.
4. Subsistem manajemen personalia
Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu
pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi
akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer
puskesmas tidak diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali
puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk membayar honor staf. Akan
tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke
Dinkes kabupaten/kota.
Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin
dalam pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
19
Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit
tertentu
Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit
diare)
Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data
kematian, LB3 berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk
obat-obatan)
6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)
20
DAFTAR PUSTAKA
21