PENDAHULUAN
Kunir putih masuk famili zingeberaceae. Rimpang kunir putih mengandung minyak atsiri yang terdiri
dari zingeberau 1,8-sineol; D-kamfor; D-kamfen; d-boencol; a-pimeta; sineol; kurkuma; zederon;
kurkumeneol;kurkedonferasiodiemondan golongan kurkuminoid (kurkumin, desetoksikurkumin,
bisdesmetoksikurkumin) minyaknya mengandung monoterpen, besquiterpen, epikurzerinon, kurdion
dan zedoaron. Secara tradisional digunakan untuk mengobati gangguan menstruasi, melancarkan
pengeluaran darah haid dan mengurangi nyeri, mengatasi gangguan pencernaan, seperti mual,
kembung dan sakit perut. Sisqueterpen seperti germaknon, kurzerenon dan germaknon epoksida
secara ilmiah berfungsi sebagai hepatoprotektor.
PERSYARATAN TUMBUH
Agroekosistem memiliki peranan yang cukup penting untuk mendapatkan budidaya kunir putih yang
baik. Beberapa fakta penting agroekosistem yang mendukung pembudidayaan kunir putih adalah
tananh dn iklim yang sesuai. Beberapa parameter yang mendukung terciptanya iklim yang sesuai di
antaranya tinggi tempat, cahaya, suhu, kelembapan dan curah hujan.
A. Jenis tanah
Jenis tanah yang sesuai untuk budidaya kumis putih adalah andosol dn latosol merah cokelat.
Andosol mempunyai tingkat kesuburan paling baik dibanding jenis tanah yang lain.
Tanah latoso merah cokelat tingkat kesuburannya sedang., tetapi struktur tanahnya cukup
gembur. Jadi secara umum kondisi tanah yang baik untuk budidaya kuni putih adalah tanah
yang gembur, subur dan cukup mengundang bahan organik; dengan drainase yang baik.
B. Iklim
Kunir putih dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki tipe iklim A, B maupun C.
Terbentuknya iklim tersebut didukung oleh beberapa parameter antara lain:
1. Tinggi tempat
Pada umumnya daerah pertanaman kunir putih berada pada ketinggian 250-1500 mdpl.
Ketinggian tempat yang optimal sekitar 500 mdpl.
2. Kebutuhan cahaya
Tanaman kunir putih dapat tumbuh baik dengan cahaya penuh maupun di bawah naungan
berat. Produksi biomas tanaman yang ternaungi tidak berbeda dengan tanaman yang
mendapat cahaya penuh, namun kadang minyak atsiri yang mendapat cahaya penuh jauh
lebih tinggi.
3. Suhu dan kelembapan
Suhu udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kunir putih yang optimal berkisar antara
25-30C. Di dataran tinggi di atas 1200 mdpl dengan suhu di bawah 24C kunir putih
tetap dapat tumbuh tetapi memerlukan adaptasi yang cukup lama atau memerlukan
perlakuan khusus.
4. Curah hujan
Pada awal pertumbuhan hingga 5 bulan setelah tanam, kunir putih membutuhkn curah
hujan yang cukup tinggi yaitu sekitar 900-4000 mm/th dengan bulan kering kurang dari 5
bulan setiap tahunnya. Setelah berumur lebih dari 5 bulan diharapkan curah hujan
berangsur-angsur berkurang sampai rimpang siap panen.
CARA BUDIDAYA
PANEN
Tanaman kunir putih dapat dipanen saat berumur 9-12 buan atau lebih tergantung pada kebutuhannya.
Rimpang yng dimanfaatkan untuk bibit atau obat sebaiknya dipanen di atas 9 bulan yaitu saat daun-
daun tanaman sudah kering dan luruh. Produksi rimpang yang dipanen bisa mencapai 30 ton/ha. Cara
panen dilakukan dengan membongkar tanaman dengan garbu tanah.
Setelah dibongkkar rimpang digoyng-goyangkan untuk mengurangi tanah yang masih menempell
pada rimpang. Bila rimpang akan diekspor rimpang perlu dicuci lebih dulu kemudian dihamparkan di
lantai penjemuran. Setelah kulit rimpang mengeringdan sudah bersih dari sisa tanah yang menempel,
masukkan rimpang ke tempat penyimpanan di tempat yang kering.
Agar kunir putih lebih awet dalam penyimpanan dapat diolah menjadi simplesia atau diambil
minyaknya. Setelah jadi simplesia dikemas lalu disimpan atau langsung dijual, simplesia dapat juga
diolah jadi bubuk dapat juga diekstrak kemudian dimasukkan dalam kapsul. Penganekaragaman
produk bisa juga dillakukan denga membuat instant kunir putih, manisan atau minuman sari kunir
putih.