Anda di halaman 1dari 18

syarat membuka bpm

MEMBUKA BIDAN PRAKTEK MANDIRI

Saat saya memiliki kesempatan untuk membuka BPM yang akan saya lakukan supaya
BPM saya memenuhi SPK yaitu dengan memenuhi persyaratan pendirian BPM,
memenuhi syarat bangunan, menerapkan analisis SWOT, memiliki perijinan (SIPB),
melengkapi adminisrasi, kelengkapan, sarana dan prasarana BPM, memiliki perlengkapan
asuhan bayi rooming-in/rawat gabung dan memberikan pelayanan yang berkualitas.

1. Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan
atau program. (Imamah, 2012:01)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan


prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat obatan. Namun pada
kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan
praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan
dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga
masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut
kurang memuaskan. ( Rhiea, 2011 : 01)

Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan kesehatan, yang


memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan
bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan
praktek bidan secara jelas persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek
seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi
semuanya harus sesuai dengan standar.

2. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri

1. Menjadi anggota IBI


2. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
3. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
4. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
5. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
6. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan
pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan.
7. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.
8. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap

(protap) yang berlaku.

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.

9. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto

copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

10. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB

untuk membantu tugas pelayanannya

11. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.

12. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis

pelayanan yang diberikan .


13. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan

keterampilan profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan

sesama bidan .

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik

yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan

berfungsi dengan baik.

3. Selain itu harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :

a. Papan nama

1. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar swasta harus

mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang

kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.

2. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.

3. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.

4. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca oleh

masyarakat .

b. Tata ruang

1. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.

2. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang

adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi/WC

masing-masing 1 buah.
3. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.

c. Lokasi

1. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata

kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat

hiburan dan sejenisnya.

2. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai fungsi

sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

d. Hak dan Guna Pakai

1. Mempunyai surat kepemilikan (Surat hak milik / surat hak guna pakai)

2. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

4. Menerapkan Analisis SWOT


a. Strength (Kekuatan)
Telah menyelesaikan program SI Kebidanan
Pengetahuanbaiktekhnismaupun non tekhnis, anatara lain :
1. Asuhan persalinan normal
2. LSS
3. Diklat jarak jauh bidan
4. Keluarga berencana
5. Insersi IUD
6. Pemasangan AKBK
7. Pelatihan penanganan HIV AIDS
8. Pelatihan isu gender
9. Pelatian kesehatan reproduksi
Memiliki wajah yang menarik
Memiliki solidaritas yang tinggi
Pandai bersosialisasi
Memiliki rasa humor
Kreatif dan inovatif
Ramah dan santun

b. Weakness (Kelemahan)
Sensitif
Berbicara spontan apa adanya, terkadang tanpa mempedulikan perasaan orang lain
Pelupa

c. Opportunities (peluang)
Bidan praktek swasta yang ada relatif sedikit
Setelah dianalisis pelayanan sebagian bidan di daerah itu kurang memuaskan khususnya
dalam bidang kepuasan pelanggan
Bidan-bidan senior kurang bisa meningkatkan kreatifitas sehingga terlihat monoton

d. Threats (ancaman)
Adanya persaingan yang tidak sehat
Persyaratan menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002
1. Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan
Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur
Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap
(protap) yang berlaku.
Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau
fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus memperkerjakan
tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat prakteknya
5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan:
Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan

Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi

Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan
berfungsi dengan baik

5. Memiliki Surat Perijinan


SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang seterusnya
akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan
tembusan kepada organisasi profesi setempat.

6. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana dan Prasarana BPM


1. Administrasi
a. Memiliki papan nama bidan praktek swasta
b. Mempunyai SIPB dan masih berlaku
c. Ada visi dan misi
d. Ada falsafah
e. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan
f. Ada buku pelayanan KB
g. Ada buku standar pelayanan kebidanan neonatal
h. Ada buku register pasien
i. Ada format catatan medic
1) Antenatal
2) Persalinan
3) Nifas
4) Bayi Baru Lahir
5) Keluarga Berencana
6) Bayi Sehat
7) Rujukan
8) Laporan
9) Surat Kelahiran
10) Surat Kematian
11) Partograf
12) Informed Consent
13) Formulir Permintaan Darah

2. Peralatan dan Obat Obatan


a. Peralatan Tidak Stseril
Tensimeter
Stetoskop biokuler
Stetoskop monokuler
Timbangan dewasa
Timbangan bayi
Pengukuran panjang bayi
Thermometer
Oksigen dalam regulator
Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu+bayi)
Penghisap lendir
Lampu sorot
Penghitung nadi
Sterilisator
Bak instrument dengan tutup
Reflek Hammer
Alat pemeriksaan Hb (Sahli)
Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)
Pita pengukur
Plastik penutup instrument steril
Sarung tangan karet untuk mencuci alat
Apron / celemek
Masker
Pengaman mata
Sarung kaki plastik
Infus set
Standar infuse
Semprit disposable
Tempat kotoran / sampah
Tempat kain kotor
Tempat plasenta
Pot
Piala ginjal / bengkok
Sikat, sabun dan tempatnya
Kertas lakmus
Semprit glyserin
Gunting verband
Spateln lidah
IUD kit
Implant kit
Covis
Suction
Gergaji implant

b. Peralatan Steril
Klem pean
Klem kocher
Korentang
Gunting tali pusat
Gunting benang
Gunting episiotomy
Kateter karet / metal
Pinset anatomis
Pinset chirurgic
Speculum vagina
Mangkok metal kecil
Pengikat tali pusat
Pengisap lendir
Tampon tang dan tampon vagina
Pemegang Jarum
Jarum kulit dan otot
Sarung tangan
Benang suter + catgut
Doek steril

c. Bahan Habis Pakai


Kapas
Kain kasa
Plester
Handuk
Pembalut wanita

d. Formulir Yang Disediakan


Formulir Informed Consent
Formulir ANC
Partograf
Formulir persalinan / nifas dan KB
Formulir rujukan
Formulir surat kelahiran
Formulir permintaan darah
Formulir kematian

e. Obat - Obatan
Roborantia
Vaksin
Syok anafilak
- Adrenalin 1:1000
- Anti histamine
- Hidrokortison
- Aminophilin 230 mg / 10ml
- Dopamine
Sedatife
Antibiotik
Uterotonika
Antipiretika
Koagulantika
Anti kejang
Glyserin
Cairan infuse
Obat luka
Cairan desinfektan
Obat penanganan asphiksia pada BBL

3. Sarana Dan Prasarana Asuhan Rooming-In / Rawat Gabung


a. Media Penyuluhan Kesehatan
1. Ada poster di dinding
- Pesan-pesan ASI Ekslusif
- Pesan Immunisas
- Pesan Vitamin A
- Persalinan
- Tanda Bahaya
2. Ada leaflet
3. Ada booklet
4. Ada majalah bidan
5. dan lainnya
b. Sarana
1. Rumah terbuat dari tembok
2. Lantai keramik
3. Ruang tempat periksa
4. Ruang perawatan
5. Dapur
6. Kamar mandi
7. Ruang cuci pakaian/alat
8. Ruang tunggu
9. Wastafel
10. Tempat sampah
11. Tempat parker

7. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri

Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :

1. Penyuluhan Kesehatan

2. Konseling KB

3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)

4. Asuhan Persalinan

5. Perawatan Nifas (senam nifas)

6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )

8. Imunisasi ( Ibu dan Bayi )

9. Kesehatan Reproduksi Remaja

10. Perawatan Pasca Keguguran.

PENDIRIAN BADAN USAHA SWASTA


Di bawah ini ulasan tugas saya tentang "PENDIRIAN BADAN USAHA SWASTA"
Sebelum kita masuk kedalam bagaimana cara pendirian badan usaha swasta kita harus mengenal
terlebih dahulu mengenai bagaimana cara pendirian badan usaha, Jika anda akan membentuk
sebuah badan usaha, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang wirausaha,
diantaranya adalah:

1. modal yang di miliki

2. dokumen perizinan

3. para pemegang saham

4. tujuan usaha

5. jenis usaha

Salah satu yang paling penting dalam pembentukan sebuah badan usaha adalah perizinan
usaha. Izin usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang
atas penyelenggaraan kegiatan usaha. Tujuannya untuk memberikan pembinaan, arahan, serta
pengawasan sehingga usaha bisa tertib dan menciptakan pemerataan kesempatan berusaha/kerja
dan demi terwujudnya keindahan, pembayaran pajak, menciptakan keseimbangan perekonomian
dan perdagangan.

Surat izin usaha yang diperlukan dalam pendirian usaha di antaranya:

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


4. Nomor Register Perusahaan (NRP)

5. Nomor Rekening Bank (NRB)

6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

7. Surat izin lainnya yang terkait dengan pendirian usaha, sepertii izin prinsip, izin
penggunaan tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), dan izin gangguan.

Badan usaha swasta antara lain :

1. Perusahaan perorangan
Merupakan bentuk usaha paling sederhana adalah usaha swasta yang pengusahanya satu
orang,yang di maksud dengan pengusaha disini adalah pemilik perusahaan. Dalam perusahaan
peerorangan pengaturan yang resmi dalam suatu perundang-undangan khusus tentang usaha
dagang, namun dalam praktek keberadaanyadiakui masyarakat.karena belum diatur dalam
undang-undang, maka tata cara pendirian usaha dagang ini cukup sederhana. Tidak ada
keharusan untuk membuat dalam bentuk tertulisdengan akta notaries. Dalam hal ini diserahkan
kepada pengusaha itu untuk menentukanya sendiri apakah cukup didirikan secara lisan, dengan
akta di bawah tangan, atau denga akta notaries. Walaupun demikian, dalam praktek usaha
dagang sering kali didirikan dengan membuat akta notaries. Pendirian dengan akta notaries ini
memang lebih baik untuk kepentingan pembuktian.
Setelah usaha dagang terbentuk dengan atau tanpa akta notaries, terdapat beberapa kewajiban
hukum lainya yang harus dilakukan pengusaha supaya dapat beroperasi di lapangan.

2. Persekutuan Firma ( Fa )
Firma adalah suatu bentuk badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih,
dan umumnya didirikan dengan Akta Otentik sebagai Akta Pendirian dan dibuat oleh Notaris
dalam bahasa Indonesia. karena pengusahanya merupakan sekutu (partnera) yang lebih dari satu
orang. Persekutuan yang disirikan untuk menjalankan satu nama bersama dan bertaggung jawab
secara tanggung menanggung. Fa diatur dalam KUHD Pasal 16 sampai dengan pasal 35 KUHD.
Di samping itu, terdapat pula beberapa kesatuan yang relevan di alam KUH perdata. Badan
usaha Firma didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih. Proses pendiriannya harus dibuatkan Akta
Otentik sebagai Akta Pendirian yang dibuat oleh Notaris sebagai bukti
keberadaannya.Pendirianya walaupun dalam dalam Pasal 22 dan Pasal 23 KUHD tidak
diharuskan demikian, artinya dapat dibuat dengan akta di bawah tangan, bahkan secara
lisan.Akta pendirian tersebut hatus didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan negeri dan
diumumkan melalui Berita Negara.Apabila pembuatan akta, pedaftaran dan pengumuman selesei
dilakukan, Fa tersebut telah berdiri dan untuk menjalankan operasi bisnis masih perlu
melengkapi dengan beberapa izin dan persyaratan lainya sebagaimana telah diuraikan pada usaha
dagang, antar lain daftar perusahaan, SIUP/SII,SITU, dan HOI/AMDAL.

3. Persekutuan komanditer/Commaniditare Vennottchap (CV)


CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif
yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal
yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal dasar sebesar Rp.
50jt dan harus di setor ke kas Perseroan minimal 25%nya, untuk CV tidak ditentukan jumlah
modal minimal. Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga,
percetakan, biro jasa, perdagangan, catering, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar,
dapat memilih CV sebagai alternatif Badan. Juga merupakan persekutuan terbuka yang terang-
terangan menjalankan perusahaan, yaitu disamping satu orang atau lebih sekutu biasa yang
bertindak sebagai pengurus, mempunyai satunoarang atau lebih sekutu, dia yang bertanggung
jawab atas jumlah dan pemasukanya.
CV merupakan pengembangan lanjut dari bentuk usaha swasta. CV ecara khusus daiatur dalam
pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21 KUHD. Sama halnya juga dengan Fa. Pendirianya dalam KUHD
tidak diatur secara khusus bagaimana prosedur mendirikan sebuah CV. Oleh karena itu, prosedur
pendirian Fa dapat diikuti secara analogi, yaitu tidak ada kewajiban untuk membuat dalam
bentuk akta notaries (lisan pun boleh), kemudian didatarkan kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam berita Negara melalui percetakan negara Negara di Jakarta.
CV merupakan persekutuan yang melibatkan lebih dari satu orang pengusaha.
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu hanya
mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang berbahasa
Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus
dengan akta Notaris.

Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat datang ke kantor Notaris
dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan nama CV
terlebih dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan
pendirian PT. Namun demikian, dengan tidak didahuluinya dengan pengecekan nama CV,
menyebabkan nama CV sering sama antara satu dengan yang lainnya.

Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris
tersebut, namun untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan
pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan
Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.

Apakah itu akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran pengadilan saja sudah cukup?
Sebenarnya semua itu tergantung pada kebutuhannya. Dalam menjalankan suatu usaha yang
tidak memerlukan tender pada instansi pemerintahan, dan hanya digunakan sebagai wadah
berusaha, maka dengan surat-surat tersebut saja sudah cukup untuk pendirian suatu CV. Namun,
apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk keperluan tender,
biasanya dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

3. Tanda Daftar Perseroan (khusus CV)

4. Keanggotaan pada KADIN Jakarta.

Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian dengan pendirian
CV dimaksud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:

1. Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV

2. Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV

3. Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimana


a. apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy bukti
pelunasan PBB th terakhir

b. apabila sewa kepada orang lain, maka harus dibuktikan dengan adanya
perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa
(Pph) oleh pemilik tempat. sebagai catatan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta, untuk
wilayah Jakarta, yang dapat digunakan sebagai tempat usaha hanyalah Rumah toko, pasar atau
perkantoran Namun ada daerah-daerah tertentu yang dapat digunakan sebagai tempat usaha yang
tidak membayakan lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat
4. Pas photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah

Jangka waktu pengurusan semua ijin-ijin tersebut dari pendirian sampai dengan selesai lebih
kurang selama 2 bulan.

4. Perseroan Terbatas (PT)


PT adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak digunakan dan diminati oleh para
pengusaha. Hal ini dikarenakan badan hukum PT memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain adalah luasnya bidang usaha yang
dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor.
Dalam Pasal 1 UU No.1 thun 1995 tentang peskutuan terbatas sitentukan bahwa PT adalah
badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang sluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU ini serta peraturan pelaksanaanya. Selain memiliki landasan hukum yang jelas seperti yang
diatur dalam Undang-undang tentang PERSEROAN TERBATAS bentuk PT ini juga dirasakan
lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal dalam berusaha.

Dasar hukum yang utama tentang pendirian PT-Perseroan Terbatas : Undang-undang No. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1998 tentang
Pemakaian Nama PT - Perseroan Terbatas.

Pendirian PT minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dan harus dibuat dengan Akta
Otentik sebagai Akta Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris yang berwenang.

Karakteristik Perseroan Terbatas antara lain :


1. Pendiriannya dapat dilakukan oleh Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing
dalam rangka PMA

2. Proses pendirian, Perubahan atau Pembubaran Perusahaan diatur dengan Undang-undang


No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

3. Setiap pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas wajib mendapatkan
Pengesahan Menteri Hukum & HAM RI

4. Status PT Bersifat Terbuka atau Tertutup

5. Bersifat mencari keuntungan sebesar-besarnya

6. Status modalnya dapat berupa PMA, PMDN, BUMN atau Swasta Lokal

7. Modal Dasarnya diatur minimal Rp. 20 juta kecuali ditentukan lain sesuai kegiatan
usahanya

8. Adanya Pemegang Saham sebagai pemilik modal yang secara jelas disebutkan dalam
Akta Pendirian atau Perubannya baik atas nama perusahaan asing/lokal ataupun atas
nama perorangan

9. Tanggung jawab dan pengawasan perusahaan dilakukan oleh Direktur dan Komisaris

10. Keputusan tertinggi berada didalam Keputusan RUPS-Rapat Umum Pemegang Saham

PT didirikan melalui beberapa tahapan sesuai dengan prosedur yang telah ditetakan di dalam
UUPT. Adalah sebagai berikut :
- Pembuatan Akta Notaris
Para pengusaha yang ingin mendirikan PT terlebih dahulu datang ke kantor nitaris untuk
membuat akta pendirian PT.Akta pendirian merupakan suatu perjanjian antara para pendiri PT
tersebut. Isinya ditentuka sendiri oleh para pendiri, yang kemudian dituangkan notaries dalam
suatu format khusus yang disediakan untuk itu sesuai dengan UUPT.
Menrut pasal 8 UUPT akta pendirian PT memuat anggaran dan keterangan lain misalnya seperti
Nama lengkap, tempat tanggal lahir, peerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri dll.
- Pengesahan Menteri Kehakiman
Akta notaries yang telah dibuat tersebut kemudiandikirim kejakarta untuk mendapatkan
pengesahanMenteri kehakiman dalam rangka memperoleh status badan hukum.badan hukum PT
tersebut baru diperoleh setelah adanya pengesahan dari Menteri Kehakiman.
- Pendaftaran wajib
Akta pendirian/anggaran dasar PT secara lengkapdisertai SK pengesahan dari meteri kehakiman
kemudian wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 3
Tahun 1982 tentang wajib daftar Perusahaan paling lambat 30 hari setelah tanggal pengesahan
PT atau tanggal diterimanya laporan.
- Penumuman Dalam Tambahan Berita Negara ( TBN )
Apabila pendaftaran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, berikutnya direksi mengajukan
permohonan pengumuman perseroandi dalam TBN dalam wakt paling lambat 30 hari terhitung
sejak pendaftaran. Setelah selesei berikutnya perlu diseleseikan berbagai perijinan sesuai dengan
perundang-undangan perizinan yang berlaku, seperti juga pada pendirian bentuk usaha lainya.
Secara rinci syarat pendirian PT adalah :

Mengisi formulir Pendirian PT

Mempersiapkan 2 (dua) nama PT sebagai alternatif

Melampirkan foto copy KTP para pendiri perseroan

Melampirkan foto copy KTP para pengurus (Direksi & Komisaris)

Melampirkan foto copy KK pimpinan perusahaan

Melampirkan foto copy Surat Kontrak/Sewa atau PBB tahun terakhir bukti kepemilikan
tempat sesuai domisili perusahaan

Melampirkan foto copy Surat Keterangan dari pemilik gedung/kantor jika berdomisili di
Gedung Perkantoran

Melampirkan foto copy SITU-Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang


Gangguan untuk kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya SITU

Anda mungkin juga menyukai