Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FATIMAH SUCI WAHYUNI D.

NIM : PO714203141015
PRODI : D.IV / Tk.III

BOLOS SEKOLAH

Adzan Maghrib pun berkumandang. Fikri segera melaksanakan sholat maghrib berjamaah bersama
Ibunya. Setelah melaksanakan sholat maghrib ia meminta doa kepada Allah agar dia kelak saat
dewasa nanti menjadi orang shaleh dan menjadi orang yang sukses. Dia juga tidak lupa untuk
mendoakan ayahnya yang telah meinggal saat Fikri masih kecil. Karena sejak saat itu Ibunya Fikri
menjadi tulang punggung dengan bekerja sebagai Karyawan swasta di sebuah perusahaan
ternama.

Keesokan harinya, Fikri dan teman temannya berjanji untuk bermain sepak bola di lapangan
depan perumahan mereka. Fikri pun meminta izin kepada ibunya untuk pergi bermain sepak bola.
Saat tiba di lapangan ternyata teman-teman Fikri sudah menunggunya sejak tadi. Fikri melihat
teman-temannya dari kejauhan, Fikri berpikir pasti teman-temannya tak sabar untuk bermain bola
bersama dia. Fikri pun langsung menyapa teman-temannya dan meminta maaf atas
keterlambatannya. Mereka langsung asyik bermain bola. Permainan pun berlangsung dengan seru.
Tiba-tiba Doni tidak sengaja menyenggol kaki kanan Fikri sehingga dia terjatuh. Doni langsung
membantu Fikri untuk berdiri kembali. Akibat kejadian itu, teman-teman Fikri memutuskan untuk
menghentikan permainan melihat kondisi Fikri yang kesakitan. Fikri diantar pulang oleh Doni karena
kaki kanan Fikri yang tidak bisa mengendarai sepeda sedangkan Badu pulang sendiri ke rumahnya.
Sesampai tiba di depan rumah Fikri, dia langsung berterima kasih kepada Doni karena Doni telah
mengantarkan Fikri ke rumahnya.

Fikri pun masuk rumah sambil menahan rasa sakit pada kaki kanannya.
Assalamualaikum bu, Fikri pulang. Salamnya sambil membuka pintu rumah.
Wallaikumsalam, akhirnya kamu pulang juga ibu sudah siapkan makanan buat makan malam.
Jawab Ibu kepada Fikri.
I..iya bu. Kata fikri sambil menahan rasa sakit pada kakinya.
Kaki kamu kenapa Fik? tanya Ibu kepada Fikri.
Iya bu ini tadi Doni tidak sengaja menyenggol kaki Fikri sampai aku terjatuh. Jawab Fikri kepada
Ibunya.
Oh, ya sudah sana mandi setelah itu obati luka yang ada pada kakimu. Jawab Ibu kepada Fikri.

Setelah Fikri melaksanakan Sholat maghrib ia pun langsung bergegas menuju ke ruang makan dan
menyantap makan malam itu.
Fik, bagaimana masakan ibu enak tidak?. Tanya ibu kepada Fikri.
Alhamdulillah, enak bu. jawabnya.
Oh iya Fik ibu punya hadiah buat kamu. Kata ibu.
Hadiah apa bu? tanya Fikri kepada ibunya.
Ibunya segera mengeluarkan sebungkus kotak yang masih terbungkus dengan rapih.
Ini ibu membelikan kamu sebuah ponsel kebetulan ibu dapet rejeki hari ini. kata Ibu sambil
memberikan ponsel kepada Fikri.
Terima kasih bu, Fikri berjanji setelah dibelikan ponsel Fikri akan lebih giat lagi dalam belajar.
Sahutnya.
Bagus Fikri Ibu suka kalau kamu akan lebih giat lagi setelah kamu diberikan ponsel baru. Jawab
Ibunya.

Keesokan harinya saat Fikri tiba di sekolah, Kelas sudah mulai rame tidak seperti biasanya.
Suasana kelas bercampur aduk ada yang sedang mengobrol dan ada pula yang sedang bermain
ponsel dengan asiknya. Fikri pun lansung duduk disebelah Rio. Bel masuk pun telah berbunyi dan
pelajaran pun akan dimulai. Pelajaran pertama yaitu kimia oleh Bapak Widi. Beliau pun masuk lalu
menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa. Saat pelajaran dimulai Rio hanya fokus kepada
ponselnya saja. Fikri pun menegur Rio untuk berhenti bermain ponsel sebelum Rio nanti dimarahi
oleh Bapak Widi. Namun Rio tidak mendengarkan kata-kata Fikri dan saat itu juga Pak Widi
memergoki mereke berdua yang sedang berbicara berbisik-bisik. Pak Widi pun bertanya apa yang
sedang mereka berdua perbincangkan. Fikri pun menjelaskan semuanya kepada Pak Widi dan
seketika itu juga ponsel Rio diambil. Pak Widi meminta Rio untuk menyuruh orang tuanya yang
datang ke sekolah besok untuk mengambil ponselnya.

Bel istirahat pun berbunyi, Pelajaran Pak Widi pun selesai. Semua siswa keluar kelas untuk menuju
ke kantin. Tapi tidak dengan Rio dia hanya tertunduk lesu dan lemas mungkin karena ponsel dia
disita oleh Pak Widi.
Kamu kenapa Rio dari tadi kok lemas? tanya Fikri.
Iya, aku malu kalau sampai besok orang tua aku harus menghadap Pak Widi apalagi masalahnya
tentang ponsel tadi. jawab Rio dengan nada agak kesal.
Oh, soal tadi lagian kamu kenapa tidak mau dengar nasihat aku tadi jadi ponsel kamu disita. jawab
Fikri kepada Rio.
Tadi itu aku sedang keasikan kirim pesan sama teman lama aku. jawab Rio.
Ya sudah kamu bilang aja ke orang tua kamu tentang masalah ini secara baik-baik siapa tahu
orang tua kamu bisa mengerti maksud kamu tanpa harus marah-marah. sahut Fikri.
Tidak tahu lah , aku pusing mikirin soal masalah ini. jawab Rio sambil meninggalkan Fikri.

Bel masuk pun berbunyi, selama pelajaran berlangsung tampak dari muka Rio yang murung karena
memikirkan masalah yang tadi bagaimana dia harus memberitahu masalah itu kepada orang tuanya
karena kedua orang tua Rio bekerja di luar negeri bahkan saat pengambilan hasil nilai semester lalu
pun di wakilkan oleh bibinya. Bel pulang pun berbunyi Fikri lansung bergegas pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya, bel masuk pun sudah berbunyi tetapi Rio belum datang ke sekolah. tidak ada
yang tahu kabar Rio apakah dia sakit atau izin yang jelas Rio tidak datang ke sekolah hari ini. Saat
bel istirahat pun Pak Widi juga menanyakan kepada teman teman di kelas mengapa Rio tidak
datang sekolah padahal hari ini dia mempunyai janji untuk membawa orang tua Rio ke sekolah.
Akhirnya Fikri memutuskan untuk ke rumah Rio seusai pulang sekolah bersama Badu dan Doni.

Saat tiba di rumah Rio, Fikri pun langsung menekan bel yang ada di depan pagar rumah Rio dan
Bibi Rio keluar. Mereka pun langsung menanyakan alasan Rio tidak masuk sekolah hari ini. Bibi
heran, dia mengatakan pagi tadi Rio pamit kepadanya untuk ke sekolah. Fikri pun menceritakan
kepada Bibi apa yang dialami Rio kemarin saat pelajaran Pak Widi. Tak lama kemudian Rio muncul
dengan wajah lesu. Bibi langsung menasehatinya dan Rio pun meminta maaf pada Bibinya.

Esok paginya. Bibi Rio yang menghadap Pak Widi karena kedua orang tua Rio tidak bisa datang ke
sekolah karena mereka masih ada urusan pekerjaan di luar negeri. Pak Widi pun mengembalikan
ponsel milik Rio dengan syarat dia harus berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi dan Rio
pun menerima janji itu.

PERTANYAAN :
1. Dengan siapa saja Fikri melakukan komunikasi antar pribadi dalam cerita Bolos Sekolah ?
a. Ibu dan Ayah
b. Ibu dan Pak Widi
c. Rio dan Badu
d. Rio dan Bibi
e. Ibu dan Rio
Jawaban : E.
2. Siapakah yang menjadi komunikan dan komunikator dalam komunikasi antar pribadi saat
pulang dari bermain sepak bola?
a. Ibu dan Fikri
b. Rio dan Fikri
c. Bibi dan Pak Widi
d. Badu dan Rio
e. Badu dan Fikri
Jawaban : A.
3. Apa informasi yang diberikan Fikri kepada Ibunya saat ia pulang dari bermain sepak bola ?
a. Fikri menginginkan ponsel baru
b. Fikri memberi tahu soal kecelakaan kecil yang ia alami saat bermain sepak bola
sehingga membuat kakinya sakit
c. Ponsel Fikri disita
d. Fikri bolos sekolah
e. Fikri mengatakan masakan Ibunya tidak enak
Jawaban : B.
4. Apa pesan yang disampaikan Fikri kepada Rio saat jam istirahat ?
a. Fikri meminta Rio untuk tetap menyampaikan masalahnya kepada orangtuanya
b. Fikri meminta Rio untuk diam saja
c. Fikri meminta Rio untuk bolos
d. Fikri meminta Rio menghadap Pak Widi sendirian
e. Fikri meminta Rio untuk meminta bantuan Badu
Jawaban : A.
5. Apa sistem penyampaian yang digunakan Fikri dan Rio dalam berkomunikasi ?
a. Berkomunikasi lewat ponsel
b. Berkomunikasi menggunakan media internet
c. Berkomunikasi langsung/antar pribadi
d. Berkomunikasi lewat orang lain
e. Berkomunikasi menggunakan simbol
Jawaban : C.

Anda mungkin juga menyukai