Oleh :
Dwi Prasetyo Irawanto C111 11 201
Nety Nur Rahmiah Puspitasari C111 11 270
Ditha P Buntuan C111 11 381
Pembimbing :
dr. A. Rina Angraeni
Supervisor:
dr. Airin K.N Mappewali, Sp.KK, M.Kes
PENDAHULUAN1,2,3,4
pada jari, telapak tangan dan kaki. Penyakit ini merupakan dermatosis yang dapat
dalam keadaan akut, rekuren dan kronik, yang dikarakteristikan dengan adanya
vesikel tapioca-like yang gatal dengan onset tiba-tiba, dan pada keadaan
pada penyakit ini. Pengunaan istilah tersebut didasarkan oleh gejala klinis berupa
penyakit eksema pada tangan. Insidensi puncak penyakit ini terjadi pada pasien
usia 20-40 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat terjadi pada usia remaja ataupun
pada usia lebih tua. Mortalitas tidak pernah dilaporkan sehubungan dengan
pomfoliks tetapi dalam keadaan berat penyakit ini dapat menganggu aktivitas.
tinggi pada musim panas. Dermatitis Dishidrosis semula diduga sebagai tanda
ditemukan yaitu antara lain dermatitis kontak (nikel pada wanita), reaksi id
yang menyebar akibat infeksi jamur atau bakteri, erupsi akibat obat, dermatofitid
dan penyebab lain yang tidak diketahui . Bisa juga karena stres emosi, makanan
atau obat-obatan. Banyak menyerang pada orang dewasa dengan frekuensi lebih
dan kaki (podopompholyx) tanpa eritema, disertai keluhan rasa gatal hebat, dan
sering kambuh. Saat tenang kelainan ditandai dengan eritema ringan, kulit telapak
pomfoliks dapat merupakan bentuk reaksi iritasi (misalnya akibat kontak dengan
mengandung nikel), ataupun reaksi id akibat infeksi bakteri atau jamur di bagian
tubuh lainnya. Tetapi, sebagian lainnya adalah dishidrosis yang idiopatik. Pernah
pula dilaporkan adanya pomfoliks yang dicetuskan oleh pajanan sinar matahari,
riwayat kecenderungan atopi (eksema, asma, hay fever dan rinitis alergika).
atopi.
6. Diet rendah nikel : hal ini dilaporkan dapat menurunkan frekuensi dan
dengan paparan bahan kimia yang peka atau metal (misalnya kromium,
kobalt,
8. Infeksi jamur.
9. Stres emosi : merupakan faktor yang paling memungkinkan menyebabkan
dishidrosis antara lain rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implan metal.
masih belum jelas. Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel
yang timbul pada dermatitis dishidrosis disebabkan oleh ekskresi keringat yang
digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada dermatitis dishidrosis
Hipotesa awal berupa disfungsi kelenjar dimana saluran kelenjar keringat tidak
ada hubungannya dengan lesi vesikel. Pasien biasanya tidak mempunyai keluhan
sensitif terhadap bahan metal, infeksi dermatofita dan infeksi bakteri bisa sebagai
perubahan iklim, suhu yang panas atau dingin dan kelembaban dapat
gatal pada tangan dan basah serta adanya bula yang tiba-tiba muncul. Keluhan
rasa panas dan gatal mungkin akan dialami setelah bula muncul. Keadaan tersebut
I. GEJALA KLINIS5,6
namun dapat pula muncul gambaran bulla yang akan tampak pada telapak
tangan dan sisi lateral jari-jari. Dapat pula terjadi erupsi pada telapak kaki.
80% dari kasus sering ditemukan pada daerah tangan. Sifat lesi biasanya
simetris dan terasa gatal. Pada beberapa pasien didapatkan pula rasa terbakar
dan nyeri.
biasa didapatkan. Dapat pula ditemukan eritema dengan batas yang tidak jelas
baik pada akut maupun kronik. Penyakit ini biasanya berulang dan lesi akut
dekat kuku, akan tampak kuku yang bergelombang dan dasar kuku yang
dilakukan jika curiga ada infeksi sekunder. Sedangkan tes darah biasanya
tidak dianjurkan, namun biasa ditemukan Ig-E yang meningkat . Dapat pula
dilakukan uji tempel (patch test) bila dicurigai adanya dermatitis kontak
alergi.
III. DIAGNOSIS6,7
a. Anamnesis
benjolan kecil dan gatal yang secara bertahap berkembang menjadi ruam
dan terdiri dari lepuhan berisi cairan (vesikel). Beberapa faktor yang dapat
lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri dan keluarga, pajanan
terhadap antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dan lain-
b. Pemeriksaan Fisik
dengan pemeriksaan KOH akar vesikel dan pembiakan yang tepat. Selain itu,
pomfoliks juga dapat didiagnosis banding dengan tinea pedis bulosa dan
scabies.
yang terjadi karena adanya infeksi jamur. Dermatitis kontak iritan dapat
ujung jari dan kuku yaitu adanya alur-alur ataupun onikolisis selain juga dapat
ditemukan lesi-lesi pada tempat lain. Lesi pada psoriasis jelas batasnya dan
tidak gatal.
V. PENATALAKSANAAN9,10
Steroid topikal.
Krim kortikosteroid.
VI. KOMPLIKASI10
KESIMPULAN
pada jari, telapak tangan dan kaki. Penyakit ini merupakan dermatosis yang dapat
dalam keadaan akut, rekuren dan kronik, yang dikarakteristikan dengan adanya
vesikel tapioca-like yang gatal dengan onset tiba-tiba, dan pada keadaan
penyakit eksema pada tangan. Insidensi puncak penyakit ini terjadi pada pasien
usia 20-40 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat terjadi pada usia remaja ataupun
pada usia lebih tua. Mortalitas tidak pernah dilaporkan sehubungan dengan
pomfoliks tetapi dalam keadaan berat penyakit ini dapat menganggu aktivitas.
dan kaki (podopompholyx) tanpa eritema, disertai keluhan rasa gatal hebat, dan
sering kambuh. Saat tenang kelainan ditandai dengan eritema ringan, kulit telapak
akibat kontak dengan deterjen), maupun reaksi alergi (misalnya kontak dengan
bahan yang mengandung nikel), ataupun reaksi id akibat infeksi bakteri atau
jamur di bagian tubuh lainnya. Tetapi, sebagian lainnya adalah dishidrosis yang
idiopatik. Pernah pula dilaporkan adanya pompoliks yang dicetuskan oleh pajanan
Hipotesa awal berupa disfungsi kelenjar dimana saluran kelenjar keringat tidak
ada hubungannya dengan lesi vesikel. Pasien biasanya tidak mempunyai keluhan
vesikel dengan dasar dalam dengan warna seperti tepung tapioka, namun dapat
pula muncul gambaran bulla yang akan tampak pada telapak tangan dan sisi
lateral jari-jari. Dapat pula terjadi erupsi pada telapak kaki. 80% dari kasus sering
ditemukan pada daerah tangan. Sifat lesi biasanya simetris dan terasa gatal. Pada
pemeriksaan KOH akar vesikel dan pembiakan yang tepat. Selain itu, pomfoliks
juga dapat didiagnosis banding dengan tinea pedis bulosa dan scabies.