PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan
Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang
Salah satu masalah kesehatan reproduksi saat ini adalah mioma uteri dengan
insiden yang terus meningkat. Jumlah kejadian penyakit ini di Indonesia menempati
urutan kedua setelah kanker serviks dan lebih banyak di derita pada wanita usia 35-45
Mioma uteri merupakan salah satu tumor jinak pada daerah rahim atau lebih
tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. Tumor jinak ini berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri dikenal juga dengan
istilah fibromioma, leoimioma atau fibroid (Desen, 2013). Menurut Riset kesehatan
dasar (2011), Mioma uteri ditemukan pada 2,39%-11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat dan banyak terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau
Mioma uteri ini sering kali terjadi tanpa disertai gejala (asimtomatik) dan sering
kali ditemukan saat pemeriksaan panggul. Hampir sebagian kasus mioma uteri
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologis karena tumor ini tidak
menggangu. Gejala yang dikeluhkan sangat bergantung pada lokasi mioma berada,
besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi (Wiknjosastro, 2005). Namun
apabila mioma uteri ini tidak segera ditangani dapat menyebabkan terjadinya anemia
defisiensi besi karena terjadinya perdarahan yang abnormal pada uterus dan selama
Mioma uteri yang sering terjadi tanpa gejala membuat perempuan telat menyadari
bahwa mereka terkena mioma uteri, sehingga pada saat pasien datang ke rumah sakit
sudah dengan kondisi perdarahan abnormal, obstruksi pada traktus urinarius dan
ukuran uterus sebesar kehamilan 12-14 minggu, sehingga tindakan yang harus
cacat, menjadi bergantung dengan orang lain, dan mungkin kematian (Potter&Perry,
2005).
fisiologis seperti (gemetar, berkeringat) dan perubahan perilaku seperti gelisah, bicara
cepat, reaksi tekejut (Stuart & Laraia, 2005). Kecemasan pada pasien pre operasi
harus diatasi karena dapat menimbulkan perubahan-perubahan lanjut secara fisik yang
yang kemudian menggerakkan hormon tubuh tersebut untuk mengatasi situasi yang
non verbal sangat penting untuk membangun hubungan saling percaya dengan pasien
non-farmakologi yang mana terapi ini lebih sederhana dan tanpa efek samping yang
merugikan yaitu terapi Emotional Freedom Technique (EFT) dimana terapi ini
merupakan terapi sederhana yang menekankan focus pikiran pada masalah dalam diri
individu disertai dengan menekan secara lembut pada titik akupuntur (tapping) di
wajah, tubuh bagian atas, dan tangan (zainuddin, 2009). Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Kevin Yonatan Yahya (2015) terdapat perbedaan yang signifikan
tingkat kecemasan pre operasi histerektomi sebelum dan setelah diberikan terapi EFT
tersebut karena pada saat penekanan titik-titik meridian EFT terjadi keseimbangan
sistem energi tubuh yang tersumbat sehingga tubuh mengalami respon relaksasi yang
menyebabkan kondisi fisik menjadi rileks maka kondisi psikisnya juga menjadi
tenang.
Pikiran-pikiran negatif yang dialami pasien pre operasi histerektomi seperti cemas
akan prosedur tindakan yang dilakukan serta cemas akan ketidakberhasilan tindakan
operasi membuat terapi ini dapat menjadi alternative untuk menurunkan kecemasan
karena terapi ini lebih menakankan pada focus pikiran yang menjadi masalah dalam
diri pasien sehingga penulis tertarik untuk menalaah jurnal yang berhubungan dengan
psikologis pada wanita yang mengalami kecemasan Pre histerektomi atas indikasi
mioma uteri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
atas indikasi mioma uteri dan informasi terapi yang sesuai dengan Evidance
2. Tujuan Khusus
mioma uteri.
mioma uteri.
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ini kelak dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan dalam ruang lingkup keperawatan. Karya ilmiah akhir ini dapat
ilmu keperawatan.
1. Bagi mahasiswa
Karya ilmiah akhir ini dapat menambah wacana bagi mahasiswa kesehatan
dengan Mioma Uteri saat praktik di lapangan dengan pemahaman yang baik
Informasi dari karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat berguna bagi instansi
profesi ners pada pasien dengan Mioma Uteri. Instansi juga dapat menggunakan
karya ilmiah ini sebagai sumber referensi bagi peserta didik, terutama yang sedang