I PENDAHULUAN
1.1 Judul
TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)
BARAT
sebanyak 17.508 pulau, garis pantai sepanjang 81.000 km, dan luas lautan 5,8
juta km. Di wilayah daratan terdapat perairan umum seluas 54 juta ha atau
0,54 juta km2. Sebagai negara bahari atau maritime, Indonesia memiliki
potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang besar dan beragam. Potensi
vannamei).
Udang vannamei mulai dikenalkan ke Indonesia pada tahun 1999 hasil
impor dari Taiwan dan Hawai. Menurut Cheng., et al (2006) dalam Gao et al
Amerika dari Mexiko utara hingga Peru utara, telah menjadi komoditas utama
2
di daerah timur seperti China. Menurut Taukhid dan Nuraini (2008) dalam
ini telah menggantikan udang windu, dimana udang windu ini merupakan
udang vannamei.
Budidaya udang vannamei saat ini sedang menjadi unggulan bagi para
petambak udang di Indonesia. Volume produksi mencapai 13,8 ribu ton dalam
kurun waktu empat tahun (2010 2014) (Rizky, 2016). Menurut Wyban
udang windu (Penaeus monodon). Bila dibandingkan dengan jenis udang yang
salinitas yang tinggi, laju pertumbuhan yang relatif cepat pada bulan I dan II,
kepadatan tinggi karena hidupnya mengisi kolam air bukan hanya dasar air
saja, serapan pasar luas, mulai dari ukuran 10 hingga 25 gram per ekor.
Produksi udang hasil budidaya di dunia meningkat dari 0,17 juta ton pada
tahun 1984 menjadi 3,20 juta ton pada tahun 2008. Sehingga proporsi udang
budidaya terhadap total produksi udang dunia meningkat dari 9,2% pada tahun
introduksi udang vannamei ke negara negara Asia pada tahun 2000 (Juarno,
dkk. 2011).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Juarno (2011) laju
sebanyak 8,2% serta udang windu sebesar 12,6%. Namun seiring berjalannya
waktu, pada tahun 2004 sampai 2008, laju pertumbuhan udang windu jauh
ekstensif (tradisional) dengan produktivitas kurang dari 500 kg per ha. Sisanya
rendah.
Permasalahan budidaya udang vannamei pada sistem tradisional adalah
kurang maksimalnya hasil panen udang dengan sistem tersebut. Faktor lainnya
udang di Indonesia. Salah satunya balai usaha udang yang memiliki kualitas
lokasi tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
a. Mempelajari secara langsung bagaimana teknik pembesaran udang
Barat.
5