Untuk itu Munro, dkk (1979) menyarankan cara melatih diri untuk
mendcngarkan seeara akurat sebagai berikut :
a. Konselor hendaknya menyadari sikapnya sen diri. Bagaimana konselor
mcrasakan kcadaan klien dan bagaimana perasaan-perasaan itu mempengaruhi
pemahaman konselor terhadap klien.
b. Perhatikan seeara cermat pada isi pembiearaan klien dan juga perasaan yang
tersirat dibalik isi itu.
e. Konselor hendaknya mengarahkan perhatinny apada apa yangsedang dikatakan
klien, jangan apa yang mungkin konselor katakana dal am mcnanggapinya atau
pada bagaimana konselor mcnyelesaikan presoalan yang dikemukakan klien.
d. Mcndengarkan Li dak saja hams memcnuhi dcngan scgera yang dikemukakan
klicn tetapi juga hams bisa memperjelas apa yang masih kabur. Untuk ilu
konsclor harus bcrtanya pad a klicn jika Anda belum mcngerti tcntang apa yang
dikemukakan klicn.
4. Mcngikuti Pokok Pcmbicaraan
Konsclor mengikuli pokok pcmbicaraan klicn ilu dapat diucapkan dcngan kali mat
sebagai berikut :
Saya memahami apa yang Anda maksudkan"
Ceriiakan lebih lanjut teniang hal itu
Ucapan konsclor untuk mcngikuti pokok pcmbicaraan itu dilakukan dcngan cay a
yang penuh perhatian.
Hal ini juga akan makin menyadarkan klicn bahwa konsclor benar-benar
mendengarkan apa yang dikemukakan klicn.
5. Dorongan Minimal
Dorongan minimal adalah suatu isyarat, anggukan, sepatah kata atari suara tertentu,
gcrakan anggota bad an, atari pcngulangan kata-kata kunci yang menunjukkan
bahwa penyuluh mempunyai perhatian dan mcngikuti dcngan baik pcmbicaraan
klicn.
Dorongan kesempatan dan kelcluasaan kcapda klicn untuk tcrus bcrbicara.
Dorongan minimal itu hendaknya digunakan sejak awal pertemuan da Jam arus
yang wajar dari scluruh percakapan yang sedang berlangsung dan diberikan discla-
scla klicn selesai mengucapkan satu kesatuan pokok pikiran baik terdiri dari satu
kali mat atari beberapa kali mat. Mi sal ny a :
O-ya
Ya
Mnim
A-ha
Jadi?
dan sebagainya
dorongan minimal sc mac am itu dapat digunakan untuk men jag a kclangsungan
pcmbicaraan klicn dan menghindari agar konsclor tidak tcrlalu banyak bcrbicara
yang dapat mengakibatkan klicn hanya menjadi pendengar saja.
6. Paraphrese dan Rcflcksi
Paraphrase a dal ah mengatakan dengan eara Jain isi pikiran yang diucapkan klicn
dengan mcnggunakan kata-kata konselor sen dirk Jika yang diungkapkan kembali
oleh konselor itu mengenai perasaan klien maka Cormier dan Cormiel (1985)
menamakannya sebagai refleksi.
Paraphrase dan refleksi itu dilakukan dengan menyimpuJkan alau mcnyaringkan
pemyataan klien. Jadi bukan sekedar parroting atau mengulang kembali
pertanyaan klien seeara sama.
Tujuan dari paraphrase dan refleksi perasaan itu menurul Cormier dan Cormier
(1985) adaJah (a) unluk menunjukkan bahwa konselor memahami isi dan perasaan
yang dikomunikasikan oleh klicn, (b) agar klicn dapat mengclaborasi pikiran alau
perasaan kunei yang ia kcmukakan, (e) agar klicn dapat memusatkan perhaliannya
pada situasi alau kcjadian, pikiran dan tingkah laku tertcniu, dan (d) untuk
membantu klicn membuat kcpulusan.
Contoh paraphrase dan refleksi perasaan :
Klicn Semuanya membosankan. Tidak a da sesuatu
: yang baru, Li dak ad a yang mcnyenangkan. Scmua
tcman-teman say a pergi mcninggalkan say a.
Andaikala say a mempunyai uang say a sudah dapat
bcrbuat ban yak hal.
Tanpa mempunyai uang dan teman, tidak ada
Konselor (paraphrase) satupun yang dapat Anda kcrjakan sckarang ini.
: Anda merasa bosan dengan keadaan yang Anda
alami saat ink
Konselor (refleksi)
3. Respon Arti
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa respon tcrhadap isi dan perasaan saja belum
cukup. Respon konselor barns dilengkapi dengan respon arti, yaitn kombinasi dari
respon isi dan respon perasaan.
Mcnurut Carkhuff (1983) ada liga jcnis format respon arti, yaitn (a) respon yang
dapat dipertukarkan, (b) respon tcrhadap perasaan dan isi yang ban yak, dan (c)
respon terhadap perasaan da nisi yang sulit dickspresikan.