P.JATENG - Kota Semarang - 11 PDF
P.JATENG - Kota Semarang - 11 PDF
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu wa taala, atas segala
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penyusunan Buku Profil Kesehatan Kota Semarang
Tahun 2011 ini telah dapat kami selesaikan sebagai rangkaian dari penyajian data / informasi
kegiatan yang telah dilaksanakan sejak pada tahun 2011.
Data yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Profil Kesehatan ini bersumber
dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan sektor kesehatan. Agar data
yang diperoleh relevan dan akurat, maka terhadap data yang berasal dari unit pelaksana teknis
(Puskesmas, Instalasi Farmasi) maupun dari Rumah Sakit yang bersumber dari Sistem
Pelaporan Rumah Sakit, telah dilakukan uji silang data dengan para pemegang program melalui
mekanisme pemutakhiran data di tingkat Kota dan tingkat Provinsi termasuk melibatkan pula
lintas sektoral yaitu Badan Pusat Statistik, Bapermas & KB, Satlantas Polwiltabes Kota
Semarang, dan lain-lain.
Dengan konsistensi penyusunan profil kesehatan yang dilaksanakan setiap tahun, maka
berbagai perkembangan indikator yang digunakan dalam pembangunan kesehatan baik
indikator masukan, proses maupun indikator keluaran, manfaat dan indikator dampak dapat
diikuti secara cermat, fakta ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk melakukan analisa
kecenderungan dalam konteks penentu strategi dan kebijakan kesehatan di masa yang akan
datang.
ttd
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Sistematika Penulisan 2
BAB V KESIMPULAN 80
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. U mum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011 adalah
tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan
1.2.2. Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah :
1.2.2.1. Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan
biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data
kependudukan dan sosial ekonomi;
1.2.2.2. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi
angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;
1.2.2.3. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan
kegiatan dan sumber daya kesehatan.
1.2.2.4. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program
kesehatan;
1.2.2.5. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program program
kesehatan;
1.2.2.6. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai
sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-
Unit Kesehatan lainnya;
1.2.2.7. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan
kesehatan.
2.2 Kependudukan
2.2.1. Pertumbuhan Penduduk, Persebaran dan Kepadatan Penduduk, Komposisi
Penduduk, Kelahiran, Kematian dan Perpindahan
2.2.1.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Semarang menurut Profil Kependudukan Kota Semarang
oleh BPS sampai dengan akhir Desember tahun 2011 sebesar : 1.544.358 jiwa, terdiri
dari 767.884 jiwa penduduk laki-laki dan 776.474 jiwa penduduk perempuan. Dengan
Laki-Laki
50% Perempuan
50%
10 7,56
6,41 7,04 6,79 CBR
5,09 5,27
CDR
5
0
2003 2004 2005 2006 2007 2009
Puskesmas Pembantu 34 34
4.
Puskesmas Keliling 37 37
5.
Posyandu yang ada 1.529 1.533
6.
Posyandu Aktif 1.529 1.055
7.
Apotik 369
8.
Laboratorium Kesehatan Swasta 30
9.
Klinik Spesialis 14
10.
Optik 90 95
11.
9 13
12. Klinik 24 Jam
65 20
13. Toko Obat
159 139
14. BP Umum
8 24
15. BP Gigi
7 23
16. PBDS/Klinik Utama
1176 1.327
17. Dokter Umum Praktek Swasta
649 645
18. Dokter Spesialis swasta
294 328
19. Dokter gigi swasta
50 323
20. Bidan praktek swasta
3.1 DASAR
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok yang menjadi
landasan untuk berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-
dasar berikut ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta sebagai
petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan:
3.1.1 Perikemanusiaan
Setiap kegiatan proyek, program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3.2.2 MISI
3.2.3 TUJUAN
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang efektif dan
efisien. (Misi 1)
2. Meningkatkan kesiapan dan ketersediaan sumberdaya kesehatan dalam mendukung
proses pelayanan kesehatan. (Misi 1)
3. Mengembangkan kebijakan dan manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
pelayanan dan sumber daya kesehatan. (Misi 1)
4. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta penyediaan obat perbekalan kesehatan
yang memenuhi persyaratan mutu. (Misi 1)
5. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat untuk
memlihara dan melindungi kesehatan dan lingkungannya sendiri. (Misi 2)
3.2.4. SASARAN
Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan
Kota Semarang terdiri dari 12 (dua belas ) alternative startegi yang ditetapkan, antara lain
1. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin di seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan dasar
2. Memanfaatkan secara optimal jejaring kerja yang ada
3. Menggerakkan sumber daya kesehatan secara efektif dengan melibatkan peran
aktif masyarakat
4. Meningkatkan advokasi pembiayaan kesehatan pada pemegang kebijakan
5. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program
6. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi kesehatan berbasis teknologi
informasi
7. Mengintensifkan promosi kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi
khususnya pada kelompok beresiko
8. Mengalokasikan sumber daya kesehatan yang ada pada kegiatan bersasarn
masyarakat miskin dan renta
9. Meningkatkan cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan
10. Mengembangkan dan memantapkan program jaminan mutu pada semua
pelayanan
11. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan menuju pelayanan kesehatan yang
akuntable, transparan dan berkinerja tinggi.
12. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan sesuai kompetensinya.
Bumil
23%
Bulin
0%
Bufas
77%
3%
20-34 Thn
35 Thn
61%
262
197.7
163.1
129.4
62 71.7 61 59 61.4 55 61.4 55 73.87
43.3 52.5
33.7
19.6 13.725.74
Th. 2005 Th. 2006 Th. 2007 Th. 2008 Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011
1,000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
-
Jan-11 FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES
P 2011 182 171 215 168 138 132 66 61 54 44 33 39
M 2011 - 1 3 2 - 1 - 1 - - - 2
P 2010 446 704 1125 554 588 359 307 281 230 319 327 316
M 2010 2 8 7 2 5 7 7 2 1 1 3 2
Kasus DBD Tahun 2011 tertingi di bulan Maret dengan 215 kasus dan terendah
ada di Bulan Nopember 2011 dengan 33 kasus. Puncak kasus DBD Tahun 2011 dan
2010 adalah sama yaitu di Bulan Maret. Tidak ada satu bulan pun kasus DBD Tahun
2011 yang melampaui kasus DBD bulanan pada Tahun 2010.
Dilihat dari grafik min max 5 tahun terakhir yang menjadi catatan adalah bahwa
pada Tahun 2011 jumlah kasus DBD yang dibawah kasus minimal 5 tahun ada 9 bulan,
hanya ada 3 bulan yang jumlah kasus DBD melebihi kasus minimal 5 tahunan yaitu
bulan Juni, Juli dan September. Walaupun demikian jumlah kasus pada bulan-bulan
tersebut masih di bawah kasus median 5 tahun terakhir.
Incidence Rate DBD per 100.000 tertinggi Tahun 2011 adalah Kelurahan
Gajahmungkur sebesar 400,51/100.000 penduduk. Urutan IR berikutnya berturut-turut
Kelurahan Tembalang, Srondol Kulon, Karangrejo, Sampangan, Lamper Lor, Mijen,
Brumbungan, Jomblang, dan Meteseh. Kecamatan Gajamungkur menempatkan 3
kelurahannya yaitu Gajahmungkur, Karangrejo dan Sampangan. Kelurahan Tembalang
kembali masuk 10 besar IR DBD Kota Semarang Tahun 2011, setelah Tahun 2010
Kelurahan Tembalang menduduki rangking 7 IR DBD Kelurahan. Sembilan kelurahan
lainnya Tahun 2010 tidak masuk dalam sepuluh besar IR DBD Kelurahan.
IR DBD Puskesmas Pegandan merupakan IR DBD Puskesmas tertinggi yaitu
169,82/100.000 penduduk. Sedangkan yang terendah Puskesmas Karang Malang
(19,40 per 100.000 penduduk). Lima belas atau 40,4% Puskesmas IR DBD-nya diatas
IR DBD kota Semarang, tetapi seluruh puskesmas memenuhi target IR DBD Kota
Semarang. Dua puluh tiga atau 62,1% puskesmas belum dapat memenuhi target IR
DBD Nasional 55/100.000 penduduk.
169.82
180.00
134.80
132.52
160.00
115.36
114.63
110.20
140.00
105.42
99.72
98.13
96.38
120.00
87.92
87.38
84.76
84.28
77.09
73.87
72.46
71.74
100.00
70.82
68.97
62.52
56.62
56.52
56.27
52.78
51.04
80.00
48.44
46.29
45.27
43.29
41.95
40.51
37.62
31.17
60.00
30.17
25.69
22.18
19.40
40.00
20.00
0.00
b. Angka Kematian
Jumlah Kematian DBD Tahun 2011 tercatat 10 Kasus atau turun 78,7%
dibanding Tahun 2010 yang mencapai 47 kasus kematian. Kasus kematian terbanyak
Tahun 2011 pada Bulan Maret dengan 3 kasus kematian. Tahun 2010 kasus kematian
terbanyak pada Bulan Februari.
CFR Kota Semarang terendah diantara 15 Kabupaten dan Kota yang ada kasus
kematian DBD. CFR DBD Tertinggi adalah Kabupaten Blora dengan CFR 7,7% diikuti
Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan kabupaten kota lain yang dapat dilihat
pada tabel di atas. CFR di tiga belas kabupaten kota di atas rata-rata CFR Jawa
Tengah, hanya ada dua kabupaten kota CFR DBDnya di bawah CFR Jawa Tengah
yaitu Kabupaten Semarang dan Kota Semarang
Dilihat dari kasus bulan tidak terjadi KLB DBD pada tingkat kota Tahun 2011.
12.00% 11.11%
10.00%
8.00%
6.00% 4.35%
4.00% 3.28%
1.92%
2.00% 0.92% 0.68% 0.41%
0.00%
CFR
0
Jul
Jul
Jul
Mar
Mei
Mar
Mei
Mar
Mei
Sep
Sep
Sep
Jan
Jan
Jan
Nov
Nov
Nov
-1
Terboyo Kulon W
Trimulyo
Mangkang Kulon Tanjungmas
Mangunharjo Karanganyar Banjardowo S
Tawangsari Kemijen
Randugarut Tambakharjo Kaligawe Genuksari Kudu
Tugurejo Tawangmas Kauman Muktiharjo Kidul Karangroto
Jerakah Krobokan
Wonosari Sambirejo Sembungharjo
Krapyak Sekayu
Tlogosari Kulon
Gondoriyo Tambak Aji Bongsari Mugasari
Purwoyoso Kalicari Tlogomulyo
Podorejo Beringin Manyaran Tegalsari Palebon
Wates Ngaliyan Kalipancur Candi Gemah
Bamban Kerep Gajahmungkur
Tandang
Karangrejo Jangli Plamongansari
Pesantren Sukorejo
Wonoplumbon Sadeng
Kedungpane Tinjomoyo
Ngadirgo Ngesrep Sendangmulyo
Kandri Sekaran Tembalang
Wonolopo
Jatibarang Pongangan Srondol Kulon Bulusan
Meteseh
Mijen Jatirejo Patemon Pedalangan
Jatisari Ngijo Kramas
Cepoko Banyumanik
Purwosari Mjn Rowosari
Pakintelan Jabungan
Cangkiran Polam an Plalangan
Bubakan Gunungpati Pudak Payung
Sumurrejo
Keterangan
API 0%
API 0,01-0,99
2, 14%
4, 29%
8, 57%
Ngesrep
Sekaran
Mijen
Gunung Pati Padangsari
Srondol Rowosari
Karangmalang
Pudak Payung
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
200 200 200 200 200 200 200 200 201 201
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
Target Suspek 1732 1625 1579 1470 1516 1557 1585 1556 1595 1612
Supek 888 2220 3548 7449 1001 8437 8511 8003 1104 1500
% 5 14 22 51 66 54 54 51 69 93
30
20
10
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
REALISASI 9.5 14.6 35.6 55.2 59 49 48 50 53 61
TARGET 35 35 35 55 59 49 48 50 50 55
W E
Ngesrep
Sekaran
Mijen
Gunung Pati Padangsari
Srondol Rowosari
Karangmalang
Pudak Payung
CDR.shp
0 - 35 / Kurang
36 - 69 / Sedang
70 - 155 / Sesuai Target
Prosentase angka Penemuan Kasus baru BTA Pos tertinggi di capai oleh Puskesmas
Mangkang (155%) target 11 kasus menemukan 17 kasus TB BTA Positif, prosentase
terendah di puskesmas Karangmalang 0%, target 8 dan tidak menemukan kasus BTA
Positif. Hal ini disebabkan oleh karena kurang aktifnya petugas dalam pemberdayaan
masyarakat di wilayahnya
P; 434;
L; 555;
44%
56%
N
PETA KESEMBUHAN TAHUN 2011
W E
Ngesrep
Sekaran
Mijen
Gunung Pati Padangsari
Srondol Rowosari
Karangmalang
Pudak Payung
80.00
70.00
60.00
50.00
%
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
SEMBUH 36.14 41.21 67.45 76.88 70 67 75 63 66 66
LENGKAP 56.95 44.24 65.00 8.78 19 14 14 24 20 19
DO 6.44 6.07 6.27 4.30 1 0 2 2 7 8
GAGAL 2.47 3.42 0.39 0.13 4 0 3 3 1 1
PINDAH 0.50 2.42 6.27 4.12 5 0 4 4 4 7
MENINGGAL 1.48 2.42 1.96 1.08 1 4 4 4 2 3
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
-
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
< 1 th 3,697 4,144 4,146 3,766 3,446 4,402 6,915
1-4 th 7,491 8,242 8,267 8,625 7,996 10,194 12,550
> 5 th 15,509 16,625 17,530 19,947 18,991 19,895 28,586
Total 26,697 29,011 29,943 32,338 30,433 34,593 48,051
KASUS DIARE KOTA SEMARANG TAHUN KASUS DIARE KOTA SEMARANG TAHUN 2011
2011 MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELOMPOK UMUR
P < 1 th
>15 TH 3,109
6,874
6.159 12%
26% 1-4 th
L 23% 7.231
19,478 28%
> 5 th
74% 9.853
37%
CANDILAMA
KEDUNGMUNDU
NGESREP
SEKARAN
MIJEN
PADANGSARI
GUNUNGPATI
SRONDOL ROWOSARI
KARANGMALANG
PUDAK PAYUNG
IR DIARE
rendah
tinggi
Dari peta diatas dapat kita ketahui bahwa dari 37 Puskesmas di Kota Semarang yang
IR nya sesuai dan melebihi target ( target IR 21/1000 penduduk) ada 13 puskesmas
yaitu puskesmas Mangkang(35), Ngemplaksimongan ( 33), gunungpati (30), Genuk
(28), Karang anyar (28) ,BandarHarjo (27), Lamper tengah (27),Karang malang (26),
Ngesrep (25), Bugangan (23), Banget ayu (23), manyaran (22) dan Halmahera(21),
Puskesmas yang IR diarenya < 21 per 1.000 penduduk ( kurang dari target ) ada 24
Puskesmas yaitu puskesmas Pdangsari, Mijen, Miroto, Kedungmundu, karangayu,
Pudakpayung, Rowosari, Krobokan, Purwoyoso, Kagok, Sekaran, Pegandan,
Pandanaran,T logosari wetan, Srondol, Gayamsari, Karangdoro, Poncol, Tambak aji,
Candi lama, Bulu lor, Tlogosari kulon, Ngalian dan Lebdosari
Angka kematian (CFR) dihitung berdasarkan jumlah penderita yang meninggal akibat
penyakit diare yang berobat di Rumah Sakit sebesar 0,07 % (32/73748) dan
berdasarkan data yang masuk dapat diketahui dari tahun 20052010 tidak ada laporan
mengenai penderita diare yang meninggal di Puskesmas, berarti penderita diare yang
berobat ke Puskesmas dan yang ditolong kader tidak ada yang meninggal.
4000
3500
JUMLAH PENDERITA
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pneumonia Berat < 1 th 29 3 5 56 45 17 15
Pneumonia < 1 th 457 609 1,011 1,147 1,268 1,448 1,600
Pneumonia 1-4 th 1,123 1,664 2,206 2,712 3,446 3,132 2,960
Pneumonia Berat 1-4 th 27 10 8 8 8 11 12
Jumlah penderita pneumonia < 1 th pada tahun 2011 ini mengalami kenaikan
152 kasus dari 1.448 menjadi 1.600 tetapi jumlah penderita pneumonia 1-4 th dan
Pneumonia Berat < 1 th pada tahun 2011 menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Jumlah penderita pneumonia umur 1-4 tahun sebanyak 2.900 balita,
penderita pneumonia berat umur < 1 tahun sebanyak 15 balita dan jumlah pneumonia
berat umur 1-4 tahun sebanyak 12 balita.
IR pneumonia dan pneumonia berat pada tahun 2011 sebesar 304 per 10.000
balita menurun dibanding tahun 2010. Penurunan IR pneumonia berarti jumlah
penderita pneumonia dan pneumonia berat yang ditemukan semakin menurun, hal ini
dipengaruhi oleh peran serta aktif masyarakat untuk mau membawa balitanya
berobat ke Puskesmas dan juga peran serta aktif petugas Puskesmas serta kader
kesehatan di masyarakat dalam rangka menemukan penderita pneumonia balita di
masyarakat.
NGESREP
SEKARAN
MIJEN
GUNUNGPATI PADANGSARI
SRONDOL ROWOSARI
KARANGMALANG
PUDAK PAYUNG
Pkm1.shp
Rendah
Sedang
tinggi
Dari peta diatas dapat kita ketahui bahwa Puskesmas yang mempunyai IR
Pneumonia melebihi target 330 per 10.000 balita ada 8 Puskesmas yaitu
puskesmas Ngesrep (1257), Mijen (1064), Miroto ( 620), Halmahera (596),
Candilama (531), Poncol (456), lamper tengah (452), Pudak payung (375).
Puskesmas yang mempunyai IR pneumonia kurang dari target ada 29 Puskesmas
yaitu puskesmas karang anyar. karangdoro, Banget ayu, Karang ayu,
kedungmundu,Tlogosari wetan, manyaran, Padangsari, Karang malang, genuk,
Ngemplak simongan, Tambakaji, pegandan, Krobokan, Gunungpati,
Kagok,Pandanaran, Rowosari, Tlogosari kulon, Bulu lor, Lebdosari,Srondol, Sekaran
dan Purwoyoso. Puskesmas yang IR pneumonianya semakin rendah berarti semakin
sedikit jumlah penderita pneumonia balita yang ditemukan.
120
100
PROSENTASE 80
60
40
20
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan Penemuan pdrt (%) 16.8 35.02 31 33.5 40.35 40.11 30
Kualitas tata laksana (%) 100 100 100 100 100 100 100
Masalah tata laksana (%) 0 0 0 0 0.04 0 0
SEMARANG UTARA
BANYUMANIK
BANGETAYU
PEGANDAN
W E
LEBDOSARI GAYAMSARI
BANGETAYU
MIROTO
MANYARAN
PEGANDAN
NGESREP
Kusta dg Cacat
Kusta tanpa cacat
Kusta cacat tk. 2
GUNUNGPATI
BANDARHARJO
PONCOL LEBDOSARI
BANGETAYU GAYAMSARI
W E
Kusta jenis PB tahun 2011 di Kota Semarang jumlah total : 5 kasus, dengan
distribusi sebagai berikut : Lebdosari (1 kasus), Gayamsari (1 kasus), Pandanaran (1
kasus), Rowosari (1 kasus), Pegandan (1 kasus). Angka RFT kusta PB Kota Semarang
tahun 2011 adalah : 60 %.
Kasus kusta tahun 2011 di Kota Semarang berdasarkan umur sebagai berikut :
tertinggi adalah kategori umur 24 59 tahun ( 26 kasus, 63% ), 6 11 tahun ( 9 kasus , 22
% ), 60 76 tahun ( 5 kasus, 12 % ), 12 23 tahun ( 1 kasus,3 % ), 0 5 tahun ( 0 kasus,
0 % ). Kusta diketahui terjadi pada semua umur berkisar antara bayi sampai umur tua (3
minggu hingga umur 70 tahun lebih). Namun yang terbanyak adalah pada usia muda dan
produktif.
63% 24 - 59 Th
60 - . Th
Berdasarkan laporan Rumah Sakit dapat diketahui pada tahun 2011 terdapat 5 jenis
IMS yang meningkat jumlah kasusnya, yaitu Candidiasis dari 297 menjadi 333 kasus,
Condyloma acuminata dari 98 menjadi 126 kasus, NGU dari 19 menjadi 33 kasus,
Herpes genitalis dari 23 menjadi 52 kasus dan Trichomonas urethralis dari tidak ada
kasus menjadi 7 kasus. Sedangkan untuk jenis IMS lainnya mengalami penurunan
jumlah kasus
200
150
100
50
0
Chla
Trich Trich Herp Cond
Herp mydi Vagin
omon omon es ylom Peny
Syphi Gono es a Chan itis Candi
as as simpl a NGU akit
lis rrhoe genit trach croid bacte diasis
vagin ureth ex acumi lain
alis omati rial
alis ralis virus nata
s
Laki-laki 3 89 24 0 7 73 52 0 0 0 122 25 2
Perempuan 0 8 28 10 0 91 74 0 0 107 211 8 3
100
80
60
40
20
0
Herpe Tricho Tricho Herpe Condyl Chlam Vaginit
Syphili Gonorr s monas monas s oma ydia Chancr is Candid Penya
NGU
s hoe genital vagina urethr simple acumi tracho oid bacteri iasis kit lain
is lis alis x virus nata matis al
< 10 1 3 1 0 2 13 0 0 0 2 22 2 2
11-20 0 10 3 1 0 29 9 0 0 6 35 0 0
21-30 1 46 20 2 3 40 68 0 0 41 106 10 1
31-40 0 13 14 4 2 31 28 0 0 28 79 10 2
Sebagian besar penderita IMS dari laporan rumah sakit adalah perempuan, hal ini
disebabkan karena perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk terkena IMS
dibanding dengan laki-laki. Sedangkan menurut golongan umur kasus terbanyak
pada umur 21 30 tahun, hal tersebut dapat dimungkinkan karena aktivitas seksual
pada kelompok umur tersebut cukup tinggi
Pada tahun 2011 jumlah kasus AIDS di Kota Semarang yaitu sebanyak 59
kasus dan meninggal sebanyak 10 orang. Dapat diketahui jumlah kematian akibat AIDS
pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding tahun 2010. Sedangkan kumulatif
kasus AIDS dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 235 kasus.
200 176
150 115
96
81
100
48
50
1 1 2 3 4 5 12 23
0
Des
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total
2011
Kasus AIDS 1 0 1 1 1 1 7 11 25 33 15 19 61 59 235
Kematian 0 0 0 0 0 1 1 3 9 5 4 2 5 10 40
Kumulatif 1 1 2 3 4 5 12 23 48 81 96 115 176 235
Kasus HIV mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2010 sebesar 287
orang dan tahun 2011 sebesar 427 orang. Peningkatan kasus HIV pada tahun 2011
karena peningkatan dalam upaya penemuan kasus HIV, peningkatan pada
penjangkauan populasi risti, meningkatnya pengetahuan masyarakat umum dan
populasi risti
1400 1284
Data Per Tahun
1200
Data Kumulatif 997
1000
800 674
600 475
427
400 280 323 287
179 195 199
101
200 12 18 31 51
1 5 7 8 13 20 50
1 4 2 1 4 6
0
1995 1997 1998 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Des
2011
47% Laki-laki
53% Perempuan
Lain-Lain
21%
Pelanggan PS
Pasangan risti 44%
14%
WBP
Lelaki Seks Lelaki WPS
0%
1% Waria Penasun 12%
3% 5%
15
10 8 7 7 P
4 4 4 4 3 4 3 32
5 2 M
1 00 1 21 1 1 0
0
Hasil surveilans AFP di Kota Semarang dari tahun 2005 sampai tahun 2011 selalu
ditemukan kasus AFP. Hal ini disebabkan karena surveilans aktif yang sudah berjalan
cukup baik .Kasus terbanyak pada tahun 2008 yaitu sebanyak 14 kasus dan terendah
pada tahun 2006 yaitu sebanyak 8 kasus.
16
14
12
10
Jumlah
8
6
4
2
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
AFP 9 8 11 14 9 12 13
100
90
36 43 36
80 50 46
56 56
70
Prosentase
60
50
40
64 57 64
30 50 54
44 44
20
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Laki-laki Perempuan
70
60
prosentase
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010 2011
1-5 th 40 33 8 54
6-10 th 57 67 33 15
11-15 th 0 0 59 31
Kasus AFP di kota Semarang pada tahun 2011 berada di wilayah kerja Puskesmas
Ngesrep, Manyaran, Kedungmundu, Bangetayu, Gayamsari, Bandarharjo, Tambak Aji,
Ngalian dan Krobokan.
W E
MANGKANG BANDARHARJO GENUK
KROBOKAN
KARANGANYAR S
LEBDOSARI BULU LOR
PONCOL GAYAMSARI
TAMBAKAJI KARANGAYU MIROTO BANGETAYU
TLOGOSARI KULON
MANYARAN PANDANARAN
PURWOYOSO KAGOK TLOGOSARI WTN
NGALIYAN PEGANDAN
KEDUNGMUNDU
CANDILAMA
NGESREP
SEKARAN
MIJEN
GUNUNGPATI PADANGSARI
SRONDOL ROWOSARI
KARANGMALANG
PUDAK PAYUNG
Pkm1.shp
Tidak ada kasus
Ada kasus
Tabel KLB (Kejadian Luar Biasa) Kota Semarang Tahun 2009 s/d 2011
No Jenis TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011
KLB Pop At Pop At Pop At
KLB AR % Pdrt AR % Pdrt AR %
Pdrt Risk KLB Risk KLB Risk
1. Difteri 19 21 519 4,05 6 6 110 5,4 5 5 23 21,7
Menin
2. - - - - - - - - - - - -
gitis
Hepati - - - - - - - - - - - -
3.
tis
Kerac 2 74 455 16,2 6 27 51 52,96 1 7 7 100
unan
5.
Ma
Kanan
Camp - - - - 3 77 1337 5,7 - - - -
6.
ak
Jumla 21 95 974 9,75 15 110 1498 7,34 6 12 30 40
h
Adapun peta distribusi terhadap kejadian KLB selama tahun 2011 adalah
sebagai berikut
MANGKANG BANDARHARJ O
W E
GENUK
KROBOKAN KARANGDORO
KARANGANYAR
LEBDOSARI BULU LOR
BUGANGAN S
PONCOL GAYAMSARI
TAMBAKAJI BANGETAYU
KARANGAYU MIROTO
TLOGOSARI KULON
MANYARAN PANDANARAN
NGEMPLAK S
NGALIYAN TLOGOSARI WTN
PURW OYOSO PEGANDAN
KAGOK
KEDUNGM UNDU
CANDILAM A
NGESREP
SEKARAN
MIJEN
GUNUNGPATI PADANGSARI
SRONDOL ROW OSARI
KARANGMALANG
PUDAK PAYUNG
KLB 2011
Tidak ada kasus
Ada kasus
IV.6.3.2 Jamban
Jamban Sehat adalah salah satu syarat rumah sehat. Pengelolaan sebuah
jamban yang memenuhi syarat kesehatan diperlukan sebagai upaya untuk mencegah
Adapun data pemanfaatan Rumah Sakit di Kota Semarang dapat dilihat dari
beberapa indikator kinerja Rumah Sakit yang meliputi :
a. Bed Occupation Rate (BOR), standar yang ideal untuk suatu Rumah Sakit adalah
antara 70% s.d 80%. Manfaat Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR ) adalah
untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Berdasarkan data
yang dilaporkan prosentase BOR yang digunakan pada penderita Rawat Inap di
Rumah Sakit se- Kota Semarang pada tahun 2011 mencapai 62,6 % sedikit
mengalami peningkatan dati tahun 2010 yang mencapai 60,2% dengan jumlah
tempat tidur sebanyak sebesar sebanyak 4.292 unit. Capaian angka ini belum dapat
b. Length Of Stay ( LOS) adalah rata-rata dalam 1 (satu) tempat tidur dihuni oleh 1
(satu) penderita rawat inap yang dihitung dalam hari dengan standar ideal antara 6
9 hari. Manfaat LOS adalah untuk mengukur efisiensi pelayanan Rumah Sakit, dan
untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit. Berdasarkan data yang dilaporkan
pencapaian LOS RS tahun 2011 mencapai 4,8 hari. Cakupan pencapaian tersebut
dapat diartikan bahwa penggunaan tempat tidur di RS di Kota Semarang belum
memenuhi standar ideal.
c. Turn of Interval (TOI) adalah rata-rata tempat tidur tidak ditempati dengan standar
ideal antara 1 3 hari. TOI untuk Kota Semarang pada tahun 2011 sebesar 2,9 hari,
angka ini sedikit mengalami perbaikan jika
dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 3,4 hari. Angka ini dapat diartikan
bahwa pemakaian tempat tidur di Rumah Sakit sudah optimal.
d. Gross Death Rate (GDR), adalah angka kematian untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar maksimum adalah 45. Manfaat GDR (Gross Death Rate) untuk mengetahui
mutu pelayanan / perawatan Rumah Sakit. Angka ini bisa untuk menilai mutu
pelayanan jika angka kematian kurang dari 48 jam rendah. Berdasarkan data yang
dilaporkan GDR Kota Semarang pada tahun 2011 sebesar 30,7 permil sedikit
mengalami penurunan kasus jika dibandingkan tahun 2010 sebesar 37,3 per mil.
e. Neath Death Rate (NDR), manfaat NDR adalah untuk mengetahui mutu pelayanan /
perawatan Rumah Sakit. Semakin rendah NDR suatu Rumah Sakit, berarti bahwa
mutu pelayanan / perawatan Rumah Sakit makin baik. NDR yang masih dapat
ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar. Pencapaian NDR di Kota
Semarang pada tahun 2011 sebesar 16,6 permil., mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 24,8 permil. Dengan demikian secara
keseluruhan pelayanan rumah sakit di Kota Semarang masih tergolong baik.
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011
DPT HB 3 92 108 103 107 109
POLIO 4 86 108 103 102 105
CAMPAK 92 110 106 108 104
Target 90 90 90 90 90
2. Peserta KB Baru
Dari 22.183 peserta KB Baru, secara rinci mix kontrasepsi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
- Suntik : 56,5%
- Pil : 18.2%
- Kondom : 7,6%
- IUD : 8,7%
- Implant : 5,3%
- MOW : 3,0%
- MOP : 0,7%
Data secara lengkap dapat dilihat pada tabel 54 s.d tabel 59.