Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN


NUTRISI

Disusun Oleh:

Yulia risdiyanti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


I. PENGERTIAN
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Alimul, 2006). Nutrisi adalah substansi organik dan non
organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar
dapat berfungsi dengan baik (Kozier,2010).
Pendapat yang lain mengartikan Nutrisi adalah proses pemasukan
dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan
energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dimana zat makanan itu
terdiri atas zat zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energy dan
tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.(Wartonah,2006). Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu yang mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
(Wilkinso Judith M,2007).

II. ANATOMI FISIOLOGI

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan,


lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.(Mubarak, 2007)

a. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses
pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka
parut pada permukaan saluran pencernaan.Setelah dikunyah lidah
mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana makanan
bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke bawah ke dalam
lambung.
b. Esofagus

Esofagus adalah sebuah tube yang panjang.Sepertiga bagian atas


adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang
licin.Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret
mukoid yang berguna untuk perlindungan.

c. Lambung

Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi


terbesar dari saluran pencernaan.Pergerakan makanan melalui lambung
dan usus dimungkinkan dengan adanya peristaltic, yaitu gerakan
konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong
substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang.

d. Usus halus

Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang
panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus menerima
makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung
untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.

e. Usus besar (kolon)

Usus besar terdiri dari rectum dan colon.rectum yang kemudian


bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter
kira-kira 6 cm. Kolon terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden
dan sigmoid. Rektum, 10-15 cm/ 4-6 inch.

Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :

1. Absorbsi air dan nutrient


2. Proteksi/ perlindungan dengan mensekresikan mucus yang akan
melindungi dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri.
3. Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara
berkontraksi.
4. Anus/ anal/ orifisium eksternal.
III. NILAI-NILAI NORMAL
a) Pengukuran Antopometri
Berat Badan Ideal: (TB 100) + 10%
Lingkar pergelangan tangan.
Lipatan Kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai Normal Wanita :16,5 -18 cm
Pria : 12,5 16,5 cm
Lingkar Lengan Atas/LLA (MAC)
Nilai Normal Wanita : 28,5 cm
Pria :28,3 cm
b) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan.BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untukmengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:
BMI = Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m)
Contoh :
Berat badan anda adalah 75kg dan Tinggi Badan anda 1,65 (165cm).
Berapakah Indeks Massa Tubuh atau BMI anda ?
BMI = 75kg / (1,65 x 1,65)
BMI = 27,55 Obesitas
c) Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat.Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter
dikurangi dengan 100dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
IV. JENIS KELAINAN/ GANGGUAN

Secara umum gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan


kelebihan nutrisi, obesitas,malnutrisi.
1. Kekurangan Nutrisi
Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan normal atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutu
han metabolismetubuh.
Tanda Klinis1.
Berat badan 10-20% dibawah normal.
Tinggi badan dibawah ideal.
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
Adanya kelemahan dan nyri tekan pada otot.
Adanya penurunan albumin serum.
Adanya penurunan transferin
Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karenaadanya kelainan persyarafan.
c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Suatu keadaan yang dialami seseorang yang mengalami resiko penigkatan
berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan
Tanda Klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25mm wanita.
Adanya jumlah supan yang berlebihan.
Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkina penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengucapan dan penciuman.
3. Obesitas
Masalah peningkatan berat badan yang mencapai >20% BB
normal.Statusnutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
melebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.4.
4. Mal Nutrisi
Masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tempat
seluler.Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atauasupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa,
konjungtiva,dll.
Tipe-tipe malnutrisi :
Defisiensi Nutrien ; contoh : kurangmakan buah dan sayur
menyebabkankekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan
perdarahan pada gusi.
Marasmus ; kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya
pembongkaran lemaktubuh dan otot. Gambaran klinis : atropi otot,
menghilangnya lapisan lemak subkutan,kelambatan pertumbuhan,
perut buncit, sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
Kwashiorkor ; kekurangan protein karena diet yang kurang protein
atau disebabkankarena protein yang hilang secara fisiologis
(misalnya keadaan cidera dan infeksi).Ciri-cirinya : lemah, apatis,
hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan
pigmentasi pada kulit dan rambut.
V. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

Penyakit saluran Status kesehatan Gaya hidup dan Kebutuhan


pencernaan menurun kebiasaan metabolisme

Erosi mukosa Kelemahan otot Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan


lambung menelan makanan tdk sehat intake nutrisi

Menurunya tonus dan Gangguan menelan Kelebihan zat didalam Kebutuhan energy
peristaltic lambung makanan tubuh yang tidak meningkat
dibutuhkan

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak Penyerapan didalam Mudah lapar


lambung terpenuhi tubuh tidak sempurna

Mual Penurunan berat badan Nafsu makan


meningkat

Muntah
Sering makan
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari
Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kebutuhan tubuh
kurang dari kebutuhan tubuh Peningkatan Berat
Badan

Resiko ketidakseimbangan nutrisi :


lebih dari kebutuhan tubuh

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan Penunjang untuk pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
yaitu dengan pemeriksaan laboratorium diantaranya:
- Albumin (Normal:4 5,5 mg/100 ml)
- Transferin (Normal: 170 25 mg/100 ml)
- Hb (Hemoglobin) (Normal: 12 mg%)
- BUN (Normal: 10 20 mg/100 ml)
- Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal 0,6- 1,3 mg/100 ml (Laki-
laki) & 0,5 1,0 mg/100 ml (Perempuan).

VII. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF


a) Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui system
pencernaan).Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN)
diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami
gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus
halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang
gastrostomi atau yeyunostomi.
b) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu.Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui
kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua
kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien( Kozier, 2011)
VIII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan

Antropometri Tinggi badan Lipatan trisep


Berat badan
LILA
Berat badan ideal
Indeks massa Lingkar otot lengan
tubuh
tengah
Lingkar lengan
tengah

Biokimia Hemoglobin Kadar transferin


Albumin serum serum
Hitung limfosit
total Nitrogen urea
kemih
Ekskresi kreatinin
kemih

Clinical Kulit Analisis rambut


Rambut dan Neurologi
kuku
Membran
mukosa

Diet Porsi makan dalam Riwayat diet


24 jam
Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat Penyakit tertentu
aktivitas yang
berhubungan
dengan aktivitas

Riwayat keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas.
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi
dalam pemilihan makanan.
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan.
Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang
berproliferasi secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata,
dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Riwayat diet.
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang
biasa; pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis,
dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor social,
ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d :
Kesulitan untuk mencerna makanan
Kesulitan untuk menelan makanan
Anoreksia,muntah
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient.
Depresi, stress, isolasi social.
Penurunan asupan oral.
2) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d :
Perubahan pola kepuasan makan.
Penurunan indra pengecapan dan penciuman
Obat-obatan
Penurunan pola aktifitas,kebutuhan metabolic
Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar.
Pola makan disfungsional.
Peningkatan nafsu makan.
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan.
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum
makan.
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan
sesudah makan.
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering.
Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan
adekuat pada ahli gizi.
Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik
(NGT).
2) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
Observasi aktivitas klien.
Tentukan factor penyebab peningkatan BB.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan
nutrisi adekuat dan bagaimana dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi
asupan kalori.
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB
yang meliputi pengelolaan diet dan pengeluaran energy.
IX. DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi


konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep,


proses, dan praktik edisi 7. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori
dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta


:Salemba Medika

Wilkinson, Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai