Anda di halaman 1dari 8

KepadaYth :

RencanaBaca : Tutorial Infeksi Tropis


Tempat : RSP Gedung A Lt.4

Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi
dan Aglutinasi
Antariksa Putra W, Irda Handayani, Nurhayana Sennang
Bagian Ilmu Patologi Klinik FK UH BLU RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

I. PENDAHULUAN
Staphylococcus aureus merupakan mikroflora normal pada manusia.
Keberadaan S.aureus pada individu jarang menyebabkan penyakit dikarenakan
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi
ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon, adanya
penyakit, luka, atau perlakuan dalam menggunakan steroid atau obat lain yang
mempengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan pada inang.1,2
Menurut Holt et al (2010), Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat
menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun rapi dan tidak teratur satu sama
lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama dengan bakteri coccus yang lain yaitu :
1. Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,5 1,5 m.
2. Warna koloni putih susu atau agak krem
3. Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan.
4. Bersifat fakultatif anaerob
5. Pada umumnya tidak memiliki kapsul
6. Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora)
7. Sel-selnya bersifat Positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan.
8. Bersifat patogen dan menyebabkan lesi lokal yang oportunistik
Menghasilkan katalase
9. Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl)
10. Pertumbuhannya dapat dihambat oleh bahan kimia Hexachlorophene 3%.
11. Sebagian besar adalah saprofit pada permukaan epitel golongan mamalia.
12. Tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%.

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
1
Tutorial Infeksi Tropis

(Gambar 1. Struktur Staphylococus Aureus,2011)


Staphylococcus aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang
mengkonversi H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang
menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpal. Koagulase diasosiasikan
dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim
ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan
mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.3
Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat
dilakukan dengan uji biokimia terhadap protein A, clumping factor, koagulase
atau nuklease dan uji kepekaan terhadap antimikroba. Uji kepekaan terhadap
antimikroba dapat menggunakan salah satu dari beberapa media antara lain
Mueller Hinton agar (MHA), Columbia agar. Namun metodenya tidak selalu
dapat diandalkan karena fenotip resistensi methicillin dikenal heterogen,
tergantung pada faktor-faktor seperti waktu inkubasi, suhu, konsentrasi NaCl,
dll. Kesulitan dalam membedakan MRSA dengan Borderline oksasilin
Resistent Staphylococcus aureus (BORSA) juga dapat terjadi. Selain itu
identifikasi MRSA dapat pula dilakukan secara langsung dengan kit yang

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
2
Tutorial Infeksi Tropis

telah diproduksi secara komersial seperti latex agglutination untuk


mengidentifikasi PBP 2a (penicillin-binding protein).3,4
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam identifikasi MRSA, akan
lebih akurat secara langsung pada gen kode penentu methicillin-resistance
(mecA) atau penicillin-binding protein 2 '(2a) atau PBP2' (PBP2a) yang
terdapat pada membran sel dari MRSA. 5
II. TUJUAN
Untuk identifikasi Methicillin Resistant Staphyylococcus Aureus dengan
mendeteksi Penicillin Binding Protein.
III. METODE KERJA
A. Pra Analitik
1. Persiapan Pasien.
Tidak diperlukan persiapan khusus.
2. Persiapan Sampel
Tes ini dapat dilakukan pada koloni yang telah terisolasi dengan baik
dengan pertumbuhan yang cukup dari isolat.5
3. Alat dan Bahan. 5
a. Alat
1. Lateks tes : Partikel Lateks yang dilapisi dengan antibodi
monoklonal terhadap PBP 2a (botol dengan tutup merah)
2. Kontrol lateks : Partikel lateks yang peka dengan antibody
monoklonal dari subklas Ig G yang sama tetapi tidak ada reaksi
terhadap protein staphylococcus aureus dan manusia (botol
dengan tutup putih)
3. Reagen Ekstraksi 1 : tutup hijau (0,1 mol/L NaOH)
4. Reagen Ekstraksi 2 : tutup kuning (0,1 mol/L KH2PO4)
5. Kartu tes/uji
6. Kayu pengaduk
7. Waterbath
8. Loop mikrobiologik 5 ul
9. Mikropipet 50 ul
10. Tabung Mikrosentrifuse

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
3
Tutorial Infeksi Tropis

11. Sentrifuse
b. Bahan.5
1. Media koloni berisi Staphylococcus aureus
4. Quality Control
1. Memeriksa tanda-tanda polusi dan kerusakan pada batch.
2. Jangan menggunakan kit melampaui tanggal kadaluarsa
3. Untuk setiap batch baru ditinjau setiap mingguan untuk melihat ada
polusi dan kerusakan.
4. Pastikan bahwa aglutinasi terjadi dalam waktu 3 menit.
5. Batch disimpan didalam suhu 2 10 derajat celsius.
6. Kontrol positif : Gunakan strain dari MRSA, Staphylococcus
aureus ATCC 43300
7. Kontrol Negatif : Gunakan strain MSSA (Methicilin Susceptible
Staphylococcus Aureus), Staphylococcus aureus ATCC 25923

(Gambar 2: Uji Aglutinasi Lateks Kit,2009)

B. Analitik
1. Prinsip Kerja
Prinsip pemeriksaan ini adalah Melakukan ekstraksi padat ke cair dari
sampel isolat Methicilin resistant Staphylococcus aureus untuk

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
4
Tutorial Infeksi Tropis

mendeteksi penicilin binding protein melalui reaksi agglutinasi antara


antigen dengan serum yang mengandung antibodi monoklonal. 5
2. Cara Kerja
a. Prosedur ekstraksi
1. Tambahkan 4 tetes reagen ekstraksi 1 kedalam tabung
mikrosentrifuse
2. Perkirakan pengambilan spesimen dari disk sebanyak 1,5x109
(3-5ul) untuk tes. Hal ini dapat dicapai dengan penggunaan loop
mikrobiologik 5 ul yang steril untuk memindahkan koloni yang
ada.
3. Simpan ke dalam waterbath dengan suhu didih selama 3 menit.
4. Ambil tabung mikrosentrifuse dan dinginkan pada suhu kamar.
5. Tambahkan 1 tetes reagen ekstraksi 2 kedalam tabung dan
campur dengan rata.
6. Sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit kemudian
gunakan supernatan untuk tes.5
b. Prosedur aglutinasi latex
1. Dari setiap supernatan yang dites diberi label pada kartu Tes
untuk pengujian dengan tes latex dan beri label Kontrol pada
tes kontrol latex.
2. Tampung 50 ul supernatan pada label Tes dan tambahkan 1
tetes dengan tes latex, homogenkan menggunakan kayu
pengaduk.
3. Sama juga dengan label Kontrol tampung 50 ul supernatan
dan tambahkan 1 tetes dengan tes latex, homogenkan
menggunakan kayu pengaduk.
4. Angkat dan goyang-goyangkan kartu selama 3 menit dan
observasi penggumpalan dalam kondisi cahaya normal.
5. Buang kartu reaksi dengan hati-hati kedalam larutan disinfektan
atau tempat pembuangan infeksius.5

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
5
Tutorial Infeksi Tropis

C. Pasca Analitik
1. Interpretasi Hasil
Positif (+) : Terjadi aglutinasi dengan tes latex, tapi tidak
terjadi pada latex kontrol dalam waktu 3 menit.
Negatif (-) : Tidak tejadi aglutinasi dengan tes latex dan
kontrol latex dalam waktu 3 menit.
Indeterminate : penggumpalan terjadi hanya pada latex kontrol
dalam waktu 3 menit 5
KEKUATAN AGGLUTINASI
Negatif (-) = Tidak terlihat penggumpalan
Positif (+) = Penggumpalan kecil dengan latar belakang berawan
positif yang kuat (+) = Penggumpalan besar dan kecil dengan latar
belakang sedikit berawan atau gumpalan besar dengan latar belakang
yang sangat jelas.

(Gambar 3 : Interpretasi hasil MRSA,2009)


2. Keterbatasan
1. Uji PBP2a dilakukan hanya pada jenis staphylococcus (coccus
gram-positif) Dan Tes koagulasi atau sejenisnya juga dapat
dilakukan untuk mengetahui terlebih dahulu apakah isolat
merupakan staphylococcus aureus atau spesies lain dari
staphylococcus (CoNS).

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
6
Tutorial Infeksi Tropis

2. Hasil yang indeterminate harus dilakukan dengan ekstrak yang


baru, jika pada pengulangan tes hasilnya masih indetermintae,
maka methisilin resisten harus diuji dengan metode lain.
3. Hasil negatif palsu dapat terjadi jika sampel isolat tidak mencukupi
untuk tes dan tes nya harus diulang dengan isolat yang cukup.
4. Reaksi Positif palsu sangat jarang terjadi dan jika terjadi akan
terlihat reaksi yang lemah sehingga tesnya harus diulang dengan
isolat yang baru.
5. Beberapa rantai organisme memiliki level metil-resiten yang
rendah, produksi PBP2a dalam jumlah yang rendah akan
memberikan hasil false-negatif. 5

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
7
Tutorial Infeksi Tropis

DAFTAR PUSTAKA

1. Imam Krisbiantoro. 2008. Methicilin-resistant Staphylococcus aureus


(MRSA). FK UGM. Yogyakarta
2. Yuwono. 2009. Polimer Chain Reaction Sebagai Baku Emas Identifikasi
MRSA. Disertasi. FK Unpad Bandung
3. Himedia Laboratories.2006. Hiper Latex Agglutination Kit.
SwasticDishaBussines Park. India
4. Damanhouri H.L, 2008. Detection Of Rheumatoid Factor by Using Latex
Agglutination. India
5. Seiken Denka, 2006. MRSA Latex Test for PBP2. Available at
www.hardydiagnostic.com accessed on July 2016.

Tutorial Infeksi Tropis : Identifikasi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan


Mendeteksi Penicillin Binding Protein (PBP 2a) Melalui Metode Ekstraksi dan Aglutinasi
8

Anda mungkin juga menyukai