Files 784180064774
Files 784180064774
OLEH:
DARWISMAN SIBORO
0130311-018
Ketua Jurusan
Program Studi Teknik Mesin Koordinator Tugas Akhir
ii
ABSTRAK
Element assy merupakan bagian terpenting dari sebuah filter, karena pada
element assy inilah fungsi sebuah filter kita dapatkan. Suatu mesin dapat berumur panjang
apabila filter dan bagian terpenting filter dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna.
yang terjadi padanya. Salah satu perlakuan yang sangat berpengaruh besar dan dominan
pada kesempurnaan element assy adalah proses pengovenan. Oleh karena itu penulisan ini
berisi penelitian mengenai Sirkulasi Temperatur Panas yang terjadi di Ruang Pemanasan
Oven Hot Plate guna Mengetahui Kesempurnaan Kematangan Element Assy tersebut.
Dengan melakukan analisa pada beberapa unit yang dianggap penting pada oven tersebut,
Untuk besar temperatur yang diharapkan di dalam ruang oven 220C maka:
v
DAFTAR ISI
HAL. PERSEMBAHAN.................................................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
II.1. Filter................................................................................................... 5
viii
II.2. Perpindahan Kalor secara Konduksi.................................................. 11
IV.1. Sirkulasi Panas dari Heater ke Ruang Pemanasan Element Assy ..... 40
Element Assy..................................................................................... 47
ix
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 57
LAMPIRAN.................................................................................................... 58
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2. Volume unsur untuk analisa konduksi kalor satu dimensi.......... 14
xi
Gambar 4. 2. Potongan body oven ................................................................. 43
xii
DAFTAR NOTASI
A = Luas penampang m2
C = konstanta Hilbert
d = diameter m
l = panjang m
Nu = angka Nusselt
Pr = Angka Prandtl
Re = angka Reynold
xiv
Red = angka Reynold di dalam tabung
Red.f = angka Reynold di dalam tabung yang dievaluasi pada suhu film
T = temperatur C
T = suhu fluida C
Tw = suhu benda C
V = volume m3
x = tebal dinding m
T = delta suhu C
T
= gradient suhu searah perpindahan panas C/m
x
xv
BAB I
PENDAHULUAN
filter. Komponen ini mempunyai peranan dalam fungsi filter, yaitu digunakan untuk
Element assy air filter merupakan perakitan komponen yang terdiri dari
element paper media, inner liner, outer liner, cover A, cover B. Cover dengan element
paper direkatkan dengan lem yang lebih dikenal dengan sebutan lem adhesive plastisol,
dengan ketebalan lem 3 4 mm diukur dari permukaan end plate dan berat lem dalam
cover 80 gram yang dipanaskan dengan suhu 200C 220C pada mesin oven hot
plate.
Oven hot plate merupakan mesin yang diciptakan untuk menghasilkan panas
yang kemudian digunakan memanasi element assy air filter dalam proses perakitan dari
beberapa elemen. Element assy air filter membutuhkan panas sebesar 200C 220C
dalam proses curring. Tujuan proses curring yaitu memanaskan lem yang merekat
antara cover dan element paper supaya kekuatan lem menjadi lebih tinggi dan untuk
memanaskan paper supaya daya saring element paper terhadap kotoran lebih kuat.
Sirkulasi panas menjadi pokok permasalahan dalam kualitas mesin ini. Element assy air
filter selalu membutuhkan panas yang stabil. Panas juga harus tersebar merata dalam
ruang pemanasan element assy air filter karena ukurannya yang relatif besar dan rumit.
1
Dengan panas yang stabil dan merata maka element assy air filter akan mendapat panas
secara menyeluruh baik pada paper maupun lem. Mesin ini mempunyai peranan sangat
penting dalam proses produksi pembuatan filter, yaitu dalam hal meningkatkan kualitas
1. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui berapa besar pengaruh panas yang
dihasilkan oleh oven hot plate terhadap kualitas element assy setelah proses
curring.
2. Untuk mengetahui pengaruh sirkulasi panas dari heater ke element assy terhadap
4. Untuk mengetahui proses sirkulasi panas yang dihasilkan oven hot plate.
Bagaimana sistem sirkulasi panas yang terjadi pada oven hot plate element
air filter assy sehingga dapat memanasi element assy dengan waktu yang telah
ditentukan. Penulisan tugas akhir ini adalah mengenai perpindahan kalor secara
konduksi pada keadaan stedi maupun tidak stedi, perpindahan kalor secara konveksi
paksa secara eksternal melewati silinder dan plat datar, serta tentang heater.
2
I.4. Metoda Pengumpulan Data
Untuk dapat membuat tugas akhir yang baik dan yang dapat
dipertanggungjawabkan diperlukan data yang real dan valid. Untuk itu penulis dalam
sebagai berikut:
1. Metode observasi
Merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil referensi dari
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini ditulis dengan urutan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
3
BAB III Prosedur Penelitian
air filter assy, analisa perpindahan panas terhadap body oven pada ruang
diterima oleh element assy. Dalam bab ini juga berisi tentang
BAB V Kesimpulan
Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran akan penelitian
4
BAB II
DASAR TEORI
II. 1. Filter
Filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran baik dari udara
maupun dari cairan. Oleh karena itu syarat utama dari sebuah filter adalah filter tersebut
harus bersih. Dalam dunia permesinan, filter digunakan untuk memisahkan kotoran
Fungsi filter bila dilihat dari penggolongan dan macamnya adalah sebagai
berikut:
1. Menyaring kotoran pada oli mesin (akibat dari gesekan dan panas yang
Pada dasarnya prinsip kerja filter adalah untuk menyaring kotoran yang
masuk beserta fluida (oil filter) ataupun udara (air filter), sehingga fluida atupun udara
yang akan keluar dari filter tersebut akan menjadi bersih karena sudah melalui
penyaringan.
5
Dikarenakan pentingnya fungsi filter maka diperlukan perawatan yang
teratur dan berkala dan menggantinya bila sudah atau lewat waktu pakai dengan tujuan
untuk menjaga mesin tetap awet dan mencegah kerusakan pada komponen otomotif
lainnya. Jangka waktu pakai filter bervariasi tergantung jenis dan penggunaan.
dengan cara mendapatkan campuran ( bahan bakar dan udara ) yang sesuai dengan
kebutuhan mesin.
Selain diperlukan udara yang banyak maka salah satu syarat mutlak dari
udara tersebut adalah harus bersih dari contaminant. Bentuk dari contaminant ada
5. Sealant.
Oleh karena itu udara yang banyak dan bersih tersebut dapat diperoleh
mesin dengan cara penggunaan saringan udara (air filter). Sangat berbahaya jika mesin
tidak dilengkapi dengan air filter atau saringan udara, karena jika udara kotor ( udara
yang bercampur dengan contaminant ) dan bercampur bahan bakar masuk menuju
ruang bakar maka nyala mesin tidak sempurna. Selain itu hal yang paling parah adalah
6
sehingga tenaga mesin akan berkurang. Solusi dari dinding silinder yang tergores
adalah turun mesin ( Overhoul ).Tidak cukup dengan memasangi air filter tetapi
penggantian sesuai dengan batas waktu juga harus diperhatikan. Hal yang diakibatkan
dari air filter yang tidak diganti adalah konsumsi mesin terhadap bahan bakar akan
boros. Air Filter yang tidak diganti akan mampat atau air filter tidak dapat berfungsi
Pengaruh lainnya adalah polusi udara. Karena dampak polusi udara sangat
buruk baik bagi kesehatan manusia itu sendiri ataupun bagi lingkungan. Sudah
sepantasnyalah jika pengguna mesin menggunakan air filter dan menggantinya sesuai
dengan ketentuan. Dengan demikian udara yang bersih bagi mesin akan mengurangi
polusi udara baik bagi manusia dan lingkungan dan tenaga mesinpun dapat optimal
Jika fluida kerja yang akan kita saring adalah oli. Fluida pertama kali masuk
ke filter melalui lubang inlet dengan tekanan 4-5 kgf/cm2. setelah melalui inlet gate
dan anti drain back valve, oli akan disaring ketika akan memasuki filtration area yang
kemudian akan dikeluarkan melalui outletnya dalam bentuk fluida bersih. Anti drain
back valve dalam hal ini berfungsi untuk mencegah keluarnya fluida atau oli yang
sudah masuk ke dalam filter. Hal ini berguna apabila mesin dalam keadaan berhenti
sehingga fluida atau oli tidak turun semua. Sedangkan rubber seal dalam hal ini
filtration area, dimana pada filtration area terdapat kertas penyaring yang ditahan oleh
inner liner dan outer liner. Apabila komponen penyaring lain mengalami kejenuhan
atau sudah penuh dengan kotoran dan kemampuan penyaringnya berkurang maka fluida
7
atau oli tidak bisa melalui filtration area ini. Kemudian fluida atau oli akan mencari
jalan keluar lain karena adanya tekanan yang tinggi. Akhirnya fluida atau oli bergerak
keatas dan akan menekan spring ke bawah dengan adanya tekanan yang dimilikinya
dan akan keluar melalui outlet. Dengan adanya peristiwa ini maka fluida atau oli yang
keluar hasilnya tidak bersih karena tidak melalui bagian penyaring yaitu filtration area.
Klasifikasi filter jenis ini didasarkan pada fluida kerja yang disaring
a) Oil filter
Fluida kerja yang disaring filter ini adalah minyak pelumas mesin.
b) Fuel filter
Fluida kerja yang disaring filter jenis ini adalah bahan baker mesin bermotor.
c) Air filter
Fluida kerja yang disaring oleh filter jenis ini adalah udara dan gas.
a) Spin on filter
Filter jenis ini bentuknya simetris,hanya dibuat untuk sekali pakai karena pada
model ini semua komponennya diassembling jadi satu dan tidak dapat diganti bila
8
b) Center Bolt Filter
Dinamakan center bolt filter karena ditengah filter terdapat bolt berlubang untuk
aliran fluida. Pada filter jenis ini, bila ada komponen yang rusak maka bisa
diganti.
a) Depth type
dipadatkan.
b) Surface type
Pada jenis ini, media penyaringnya berupa kertas elemen yang berbentuk lipatan -
lipatan.
Dengan hasil seperti ini maka lem merekat kuat pada cover maupun element
paper
Dengan hasil seperti itu maka lem tidak merekat kuat pada keduanya atau hanya
9
Melihat dari kegunaan serta manfaat panas yang dihasilkan oleh oven hot
plate tersebut kami bermaksud meneliti pengaruh sirkulasi panas terhadap hasil
pemanasan element assy air filter. Menurut saya sirkulasi panas ini menjadi
permasalahan pokok untuk menghasilkan element assy air filter yang berkualitas.
Untuk mengetahui kekuatan element assy air filter di dalam filter maka
dilakukan beberapa pengujian dalam mengambil contoh filter siap pakai. Berikut ini
merupakan pengujian filter untuk mengetahui kekuatan element assy air filter:
1.Bubble test
Bubble test ini dilakukan mengetahui kekuatan element assy baik pada
perekat maupun pada paper itu sendiri. Proses pengujiannya dilakukan dengan
terpasang pada fixed jig. Sebuah filter dinyatakan lolos pada bubble test apabila
persentase bubble test rate ( PBR ) yang tercapai 50 %. Hal tersebut bisa
Pa
Pressure Bubble Ratio (%) = 100 0 0
Pb
Dengan :
2.Differential pressure.
Test ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan element assy terhadap tekanan.
Pengujian ini biasanya dilakukan pada filter yang tidak menggunakan by pass
valve, bila digunakan pada yang menggunakan by pass valve, maka pada bagian
1
Sumber Filter Product Knowledge hal. 31
10
katupnya harus disumbat terlebih dahulu. Proses pengujian dilakukan dengan cara
sebelum tercapai tekanan yang dikehendaki, maka filter tersebut tidak lolos pada
pengujian ini.
permukaan yang satu ke permukaan yang lain. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
temperatur dan panas yang akan mengalir dari tempat yang mempunyai temperatur
tinggi ke tempat yang mempunyai temperatur yang lebih rendah. Menurut teori kinetik,
suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi unsur rata-rata molekul-molekul yang
membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan
oleh dan posisi relatif molekul-molekulnya disebut energi dalam. Jadi, semakin cepat-
cepat molekul-molekul bergerak, semakin tinggi suhu maupun energi dalam elemen
zat. Bila molekul-molekul ini di suatu daerah memperoleh energi unsur rata-rata yang
lebih besar daripada yang dimiliki oleh molekul-molekul di suatu daerah yang
yang memiliki energi yang lebih besar itu akan memindahkan sebagian energinya
tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastik (elastic impact) atau dengan
pembauran (diffusion) elektron-elektron yang bergerak secara lebih dari daerah yang
bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah (misalnya dalam logam).
Apapun mekanismenya, yang pasti akibat dari konduksi panas yang dapat diamati ialah
11
penyamaan suhu. Tetapi, jika beda suhu dipertahankan dengan penambahan dan
pembuangan panas di berbagai titik, maka akan berlangsung aliran panas yang terus-
menerus dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin.
dalam zat padat yang tidak tembus cahaya. Kita dapat mengatakan bahwa energi dapat
berpindah secar konduksi atau hantaran dan bahwa laju perpindahan kalor itu
q T
A x
T
q = kA (Watt) (2-1)
x
Dimana :
A = Luas penampang ( m2 )
T
= gradient suhu searah perpindahan panas (C/m)
x
2
Sumber Perpindahan Kalor hal. 2
3
Sumber Perpindahan Kalor hal. 2
12
Gambar 2.1 Bagan yang menunjukkan arah aliran kalor 4 .
kalor, yaitu menurut nama ahli matematika berkebangsaan perancis, Joseph Fourier.
1. Sistem pada keadaan stedi (steady state) atau keadaan tunak, yaitu jika suhu
tidak berubah menurut waktu, maka masalahnya sederhana saja, dan kita hanya
2. Sistem keadaan tidak stedi (unsteady state), yaitu apabila suhu berubah
menurut waktu.
unsur itu = perubahan energi dalam (internal energy) + energi yang dihantarkan ke luar
4
Sumber Perpindahan Kalor hal. 2
5
Sumber Perpindahan Kalor hal. 3
13
T
Laju perpindahan panas di muka kiri = q x = kA
x
T
Perubahan energi dalam = .c. A dx
A
T
Energi yang keluar dari permukaan kanan = q x +dx = kA
x x+ dx
T T
= A k + k dx
x x x
dimana :
Gambar 2.2 Volume unsur untuk analisa konduksi kalor satu dimensi 6 .
6
Sumber Perpindahan Kalor hal.3
14
Jika hubungan-hubungan laju energi di muka kiri, energi yang
dibangkitkan di dalam unsur, perubahan energi dalam, energi yang keluar dari muka
T T T T
kA + qAdx = .c. A dx Ak + k dx
x x x x x (2-2)
T T
k + q = .c
x x x
Persamaan di atas berlaku untuk konduksi kalor satu dimensi.
Di dalam bidang datar maka kita dapat menerapkan hukum Fourier. Jika
q=
kA
(T2 T1 ) (Watt) (2-3)
x
q=
k0 A
x (
(T2 T1 ) + T2 2 T12 ) (2-4)
2
7
Sumber Perpindahan Kalor hal. 3
8
Sumber Perpindahan Kalor hal. 26
9
Sumber Perpindahan Kalor hal. 26
15
Jika tidak ada sumber kalor di dalam lempeng dan dalam keadaan stedi, maka:
2T
=0
x 2
T = C1x + C2
Dimana C1 dan C2 adalah konstanta yang dapat dinilai dari syarat-syarat batas dan
T T2 x (2-5)
=
T2 T1 l
Aliran kalor pada lempeng dapat diperoleh dari hukum Fourier, yaitu 11
dt T T T T (2-6)
q = kA = kA 2 1 = 2 1
dx l l
kA
10
Sumber Heat Transfer a Basic Approach hal. 43
11
Sumber Perpindahan Kalor hal. 27
12
Sumber Perpindahan Kalor hal. 27
16
Jika di dalam sistem konduksi keadaan stedi terdapat lebih dari satu macam
bahan, seperti dalam dinding rangkap pada gambar 2.4, maka didapat persamaan
sebagai berikut 13 :
T5 T2
q= (2-7)
l1 l
+ l2 + 3
k1 A k2 A k3 A
isolasi ( misalnya serat gelas atau glass wool ) dan ada kebiasaan menggunakan nilai R,
T
R= (2-8)
q
A
Dimana :
T = delta suhu (C )
13
Sumber Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas hal. 35
14
Sumber Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas hal. 35
15
Sumber Perpindahan Kalor hal. 28
17
Q = Laju energi perpindahan panas( W )
A = Luas penampang ( m2 )
Dalam proses pendinginan atau pemanasan yang bersifat transien atau fana
Demikian pula kondisi atau syarat-syarat batas (bondary conditions) meski disesuaikan
agar cocok dengan siuasi fisik yang kentara dalam masalah perpindahan kalor keadaan
tak stedi. Analisa perpindahan kalor keadaan tak stedi jelas mempunyai arti praktis
yang nyata mengingat banyaknya proses pemanasan atau pendinginan yang harus
dengan asumsi perpindahan panas tetap konstan dan suhu udara yanguntuk memanasi
Vc p Ti T
t= ln (2-9)
hA T T
V = volume, m3
h = koefisien, W/m2 C
A = luas permukaan, m2
16
Sumber Perpindahan Kalor hal 45
18
II. 2.3. Konduktivitas Termal
Perbedaan sifat bahan dengan bahan yang lain dalam perpindahan kalor dipengaruhi
oleh konduktivitas termal yang dimiliki bahan tersebut. Mekanisme konduksi termal
pada gas cukup sederhana. Energi kinetik molekul ditunjukkan oleh suhunya, jadi pada
suhu tinggi perpindahan akan meningkat. Molekul-molekul ini selalu berada dalam
keadaan rambang, saling bertumbukan satu sama lain dimana terjadi pertukaran energi
dan momentum.
Energi termal juga dapat dihantarkan oleh zat padat melalui getaran kisi atau
angkutan melalui elektron bebas. Elektron itu membawa energi termal dan energi listrik
dari suhu tinggi ke suhu rendah. Bahan yang mempunyai sifat penghantar listrik yang
dimensi di kedua arah lain dianggap cukup besar sehingga aliran kalor dapat diandalkan
satu dimensi. Kalor yang dibangkitkan persatuan volume adalah q, dan kita andaikan
19
Gambar 2.5 Bagan menggambarkan soal konduksi satu dimensi
dengan pembangkitan kalor 17 .
Dalam situasi praktis, keadaan ini dapat terjadi jika arus listrik dialirkan
melalui bahan pengantar. Persamaan diferensial yang mengatur aliran kalor ialah 18 :
d 2T q (2-10)
+ =0
dx 2 k
Sebagai kondisi batas kita tentukan suhu kedua muka dinding, yaitu:
T = Tw pada x = L (2-11)
q 2 (2-12)
T = x + C1 x = C 2
2k
Oleh karena suhu pada masing-masing sisi dinding mesti sama, maka C1
mestilah nol. Suhu pada bidang tengah adalah To, sehingga dari persamaan diatas
didapat 19 :
T0 = C2
17
Sumber Perpindahan Kalor hal. 36
18
Sumber Perpindahan Kalor hal. 36
19
Sumber Perpindahan Kalor hal. 36
20
Jadi distribusi suhu
q 2 (2-13a)
T T0 = x
2k
Atau
T T0 x
2 (2-13b)
=
Tw T0 L
merupakan distribusi parabola. Rumus untuk suhu bidang tengah T0 bisa didapatkan
dari neraca energi. Pada bidang tunak, jumlah kalor yang dibangkitkan mestilah sama
dt .
2 kA = q A2 L
dx x = L
dimana A adalah luas penampang plat. Gradien suhu pada dinding didapatkan dengan
diferensial persamaan:
dT 2 x
= (Tw T0 ) 2 = (Tw T0 )
2
dx x = L L x = L L
k (Tw T0 )
2 .
lalu = qL
L
.
q L2
dan T0 = + Tw (2-14)
2k
persamaan (2-13a).
Persamaan distribusi suhu dapat pula ditulis dalam bentuk alternatif sebagai berikut 21 :
T Tw x2 (2-13c)
= 1 2
T0 Tw L
20
Sumber Perpindahan Kalor hal. 36
21
Sumber Perpindahan Kalor hal. 37
21
II. 4. Perpindahan kalor secara konveksi
laminar dan turbulen. Di dalam aliran laminar fluida bergerak menurut lapisan-lapisan
Kalor dipindahkan karena kondisi molekul antar lapisan dan tidak terjadi
penyimpangan di antara garis aliran. Sedangkan untuk aliran turbulen tiap-tiap partikel
bergerak tidak teratur. Partikel-partikel fluida bertindak sebagai pembawa energi dan
sebagai pemindah kalor. Gradient suhu disini juga tergantung pada laju fluida
membawa kalor dari sumber pemanas, jadi kecepatan yang tinggi akan menyebabkan
gradient suhu yang besar pula, dan demikian seterusnya. Untuk menyatakan pengaruh
menyeluruh konduksi maka kita gunakan hukum Newton tentang pendinginan yaitu 22 :
dimana :
A = luas permukaan, m2
Tw = suhu benda, C
TQ = suhu fluida, C
22
Gambar 2.6 Konveksi pada plat 23 .
gerakan dari luar atau akibat dari perbedaan massa jenis fluida.
melintasi silinder dan melintasi pelat datar secara paksa, karena hanya masalah ini yang
terjadi di dalam oven hot plate. Dalam analisa ini kita perlu memperhitungkan gradient
atau landaian tekanan ( pressure gradient ), karena hal ini mempunyai pengaruh yang
23
Sumber Perpindahan Kalor hal. 11
23
besar terhadap profil kecepatan. Bahkan, gradien tekanan inilah yang nenyebabakan
ialah sebagai berikut. Sesuai dengan teori lapisan batas, tekanan sepanjang lapisan
batas itu sama pada posisi x benda itu. Dalam hal silinder, posisi x ini dapat diukur dari
titik stagnasi depan silinder tadi. Jadi, tekanan dalam lapisan batas harus mengikuti
aliran bebas untuk aliran potensial itu, sejauh tingkah laku itu tidak berlawanan dengan
suatu prinsip dasar yang berlaku pada setiap lapisan batas. Selama aliran itu bergerak
sepanjang bagian depan silinder, tekanan akan berkurang, kemudian meningkat lagi
pada bagian belakang silinder. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya kecepatan
aliran bebas pada bagian depan silinder, dan berkurangnya kecepatan itu di bagian
belakang. Kecepatan lintang (tranverse velocity ), yaitu kecepatan yang sejajar dengan
permukaan, akan berkurang dari nilai U pada tepi luar lapisan batas hingga menjadi
24
Sumber Perpindahan Kalor hal. 265
24
Sifat-sifat dievaluasi pada suhu film, kecuali ditentukan lain 25 :
Tw + T (2-16)
Tf =
2
Dimana :
Tf = suhu akhir, C
Tw = suhu benda, C
T = suhu fluida, C
Gaya seret pada silinder ini diakibatkan oleh tekanan gesek dari apa yang
disebut seret bentuk atau seret tekan yang disebabkan oleh daerah tekanan rendah
dibagian silinder yang ditimbulkan oleh proses pemisahan aliran. Pada angka-angka
Reynolds yang rendah, yang mendekati satu, tidak terjadi pemisahan aliran, dan semua
seret disebabkan oleh gaya viskos dan gesek kental. Pada angka Reynolds di sekitar 10,
seret gesek dan seret bentuk hampir sama besar, sedang pada angka Reynolds 1000,
seret bentuk disebabkan oleh daerah aliran terpisah turbulen lebih besar. Pada angka
Reynolds di sekitar 105 berdasarkan diameter, aliran lapisan batas mungkin terjadi
turbulen, yang menyebabkan profil kecepatan menjadi curam, dan pemisahan aliran
dari silinder panas ke fluida. Kemudian terjadi peningkatan koefisien perpindahan kalor
pada bagian belakang silinder, sebagai akibat gerakan pusaran turbulen pada aliran
yang menjadi terpisah. Pada angka Reynolds yang lebih tinggi terdapat dua titik
minimum. Yamg pertama terjadi pada titik transisi dari lapisan batas laminar ke
25
Sumber Perpindahan kalor hal. 214
25
turbulen, titik minimum yang kedua terbentuk ketika lapisan batas turbulen memisah.
Perpindahan kalor meningkat cepat ketika lapisan batas menjadi turbulen, dan sekali
Oleh karena itu proses pemisahan aliran bersifat rumit, maka tidaklah
mungkin bagi kita menghitung koefisien perpindahan kalor rata-rata pada aliran silang
itu secara analitik, tetapi menurut Hilbert untuk gas menunjukkan bahwa koefisien
U d
n (2-17)
hd
= C Prf 1 / 3
kf v
f
Red.f C N
0,4 4 0,989 0,330
4 10 0,911 0,385
40 4000 0,683 0,466
4000 40000 0,193 0,618
40000 400000 0,0266 0,805
U .d U .d (2-18)
Red . f = = f
vf f
26
Sumber Perpindahan Kalor hal. 268
27
Sumber Perpindahan Kalor hal. 268
26
hx l (2-18)
NU x = = 0,33(Re x )1/ 2 (Pr)1/ 3
kx
Keterangan:
h = 2h x
h.x
NU x = = 0,453 Re1 / 2 Pr 1 / 3 (2-19)
k
(2-20)
( )
h .l
N u1 = = (Pr)1/ 3 0,037 Re L 850
0 ,8
Oven hot plate element air filter assy merupakan sebuah mesin untuk
memanasi element assy yang terdapat di PT. Panata Jaya Mandiri dan untuk memenuhi
ketentuan pemanasan element assy yang telah dibahas pada bab I. Mesin ini
mempunyai fungsi pokok yaitu untuk menghasilkan suhu panas dalam ruangan yang
cukup luas. Panas dihasilkan dari heater melalui konveyor yang terbuat dari plat, dan di
atas konveyor tersebut diletakkan end plate yang telah berisi lem untuk element assy.
27
II. 5.1. Sirkulasi panas Pada mesin Oven Hot Plate.
Sirkulasi panas pada mesin ini sangat sederhana yaitu heater menghasilkan
panas sebesar yang diperlukan lalu memanasi konveyor yang terbuat dari pelat.
Element assy diletakkan di atas konveyor tersebut dan mendapatkan panas pelat
konveyor. Panas ini akan terus menerus diterima oleh endplate selama element tersebut
masih berada di dalam ruangan mesin oven hot plate. Kecepatan konveyor diatur
sedemikian rupa agar lem yang ada di dalam endplate akan matang dalam kurun waktu.
Element-elemen penyusun dari mesin hot plate yang memegang peranan sangat penting
a) Konveyor.
Konveyor dalam mesin ini terbuat dari pelat baja dan berbentuk persegi panjang dengan
b) Bak heater.
Bak heater ini terbuat dari keramik yang tahan api dan berguna sebagai
dudukan heater. Pada mesin oven hot plate ini ada Dalam satu bak terdapat 6 alur
c) Heater
Adapun jenis heater yang dipergunakan pada mesin oven hot plate adalah
jenis spiral heater. Heater ini berbentuk pegas panjang dengan panjang 1800 mm.
28
Diameter gulungan heater adalah 10,5 mm, dan menghasilkan panas tiap heater sebesar
3000 Watt. Agar lebih jelas tentang heater jenis ini, di bawah ini penulis berikan
Akan tetapi heater yang paling sering digunakan adalah jenis tubular
heater. Dan tubular heater merupakan elemen paling umum dipakai dan elemen ini
merupakan dasar terciptanya elemen jenis lain, yaitu, Flanged Immersion, Screw
29
Gambar 2.10. Screw Immersion
Heater juga mempunyai bermacam-macam jenis kegunaan, bentuk, maupun jenis pipa.
Adapun bentuk dari tubular heater yang paling sering digunakan adalah:
30
a. Bentuk U form.
Elemen bentuk ini merupakan hasil proses dari elemen-elemen pemanas tipe
turbulen. Selain digunakan dalam oven, elemen ini juga digunakan di jenis ducting, bak
b. Bentuk W form.
Bentuk ini merupakan hasil proses dari elemen pemanas tipe tubular U
31
Untuk ketentuan tekuk (bending) elemen tubular adalahsebagai berikut:
Min R1 =2 x tube.
Keterangan:
Di dalam ruangan ini element assy dipanaskan sampai mencapai suhu 200C
220C. Panas dihasilkan oleh heater dan diteruskan melalui konveyor yang terbuat dari
plat. Panas harus stabil agar dapat menghasilkan hasil yang maksimum. Untuk
menghindari adanya heat lossess yaitu panas yang merambat melalui dinding maka
ukuran ruangan ini yang relatif besar, maka setiap baris yang masuk terdapat 4-6
element assy. Jarak antara element assy ini diatur agar panas dapat tersebar pada semua
element assy. Apabila jarak tidak diatur atau antara element assy saling menempel
maka panas tidak akan sampai pada element yang saling berimpitan. Untuk mengatur
28
Sumber Technical Information United Heater Industry
32
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
START
IN
STUDI PUSTAKA
-element assy air filter
-heat transfer system
-mesin oven hot plate
BAHAN PENELITIAN
PENELITIAN PROCESS
-element assy air filter
mesin oven hot plate
DATA
ANALISA DATA
KESIMPULAN
OUT
FINISH
33
Penjelasan :
1. In
terutama pada Element Assy dengan dimensi tinggi Element Assy dan diameter End Plate
>180 mm pasca pengovenan. Secara garis besar masalah tersebut terbagi tiga:
2. Proses
a. Analisa secara perhitungan mengenai heater mesin oven, body beserta glasswool
pada mesin oven dan curring time yang terjadi di dalam mesin oven.
b. Analisa berdasarkan perhitungan curring time yang digunakan, dan besar setting
3. Out
perbaikan pada masalah-masalah yang telah disebutkan. Pada hasil akhir diinginkan
element assy matang baik pada paper medianya maupun pada lem Adhesive plastissol.
34
III. 2. Bahan dan Peralatan Penelitian.
1. Mesin oven
Mempunyai dimensi ukuran panjang 5500 mm, lebar 1400 mm, tinggi 1850
mm dan memiliki kapasitas daya tampung rata-rata 80 biji element assy. Seperti apa yang
telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa fungsi utama mesin Oven ini adalah
menghasilkan panas dengan ruangan yang cukup luas. Mesin Oven Element Assy
mempunyai unit-unit konstruksi utama : heater, batu tahan api, ducting, body dan
2. Element assy
Secara garis besar Element Assy Air filter terdiri dari komponen-komponen
utama berupa:
a. Paper Assy merupakan gabungan antara inner liner, outer liner dan paper
media,
b. Cover Atas yaitu pelat penutup paper assy pada bagian atas.
c. Cover bawah yaitu pelat penutup paper assy pada bagian bawah.
ketebalan 3 - 4 mm. Element assy yang dipergunakan adalah Element Assy dengan
dimensi dan diameter >180 mm. Penggunaan ini berdasarkan pada besar masalah yang
sering muncul.
35
3. Mesin lem Misura
Mesin ini bekerja secara pneumatic yang bertugas menuangkan lem adhesive
plastissol dari drum penampungan lem ke end plate dengan bantuan udara bertekanan 6-8
bar. Untuk kerataan keluar lem diatur dengan nosel sebagai mulut keluaran lem.
Timming hold keluaran lem, timming hold ini tergantung dari besar diameter end
plate A dan B yang terpasang, apabila semakin besar diameter end plate maka
semakin besar pula timming hold lem tersebut. Tujuan utama dari timming hold
keluran lem ini adalah untuk mendapatkan kedalaman dan kerataan lem pada
dipergunakan untuk mendorong lem adhesive plastisol dari dalam drum lem
supaya naik ke atas kemudian dituang ke dalam end plate. Besar rata-rata
tekanan udara standar yang dipakai adalah di antara 6 sampai 8 bar, apabila
kurang dari 6 bar maka lem tidak dapat naik dan jika lebih dari 8 bar maka lem
yang dituangkan dalam end plate akan terpental dan berceceran kemana-mana.
Untuk mengecek kebenaran besar tekanan udara pendorong ini, pada saat setting
dilihat pada jarum yang ditunjukkan oleh alat ukur tekanan udara.
36
4. Jig End Plate
Sebagai alat untuk dudukan End Plate serta penahan agar end Plate tersebut tidak
terlempar keluar pada saat proses pemberian lem Adhesive Plastisol. Ukuran jig ini sangat
Dipergunakan untuk mengukur kedalaman lem adhesive plastisol pada end plate.
Cara penggunaan :
Lem Adhesive Plastisol yang dituangkan dari mesin lem misura diatur lama
Setelah end plate terisi lem dengan baik end plate A atau end plate B dan
terlihat rata pada seluruh permukaan maka dilakukan pengecekan dengan jig
pengukur kedalaman lem dengan cara mencelupkan secara vertikal tegak lurus
pada empat sisi bagian dalam dan empat sisi bagian luar diameter.
2. Temperatur Control
Sebagai alat pengukur temperatur yang dihasilkan oleh heater dari mesin oven
setelah besar potensio temperatur disetting. Alat ini langsung berada pada panel body
37
mesin oven dan besar angka temperatur yang keluar berupa angka digital dalam satuan C
(derajat celcius).
4. Stop watch
terjadi didalam mesin oven dari awal masuknya element assy hingga akhir yaitu keluarnya
Komposisi perbandingan campuran adalah 20:1. Cairan ini berfungsi untuk mengetahui
cairan tersebut pada paper media setelah pengovenan, adalah paper media tersebut
berubah warna menjadi abu-abu kehitaman berarti paper media tidak matang dan
Sebagai alat yang dipergunakan untuk mengetahui besar kekuatan daya rekat
lem adhesive plastissol terhadap paper media dan end plate pasca pengovenan. Dengan
cara mencekam element assy vertikal kemudian memberi gaya tarik pada end plate secara
vertikal, apabila kertas sobek berarti daya rekat lem tersebut kuat.
38
Apabila dilihat dari aktual yang terjadi terhadap beberapa pengujian yang dilakukan maka
dapat diambil ukuran standar bahwa batas kekuatan lem yang diijinkan adalah minimal
100 kg/m2
7. Thermometer.
Alat ukur bantu yang digunakan untuk mengetahui besar nilai panas pada plat
konveyor yang terjadi pada mesin oven hot plate element air filter assy.
39
BAB IV
Dari sistem sirkulasi panas pada oven hot plate element air filter assy yang
telah disebutkan pada penjelasan bab II, maka penulis telah menganalisa sirkulasi panas
1. Sirkulasi panas dari heater ke ruang pemanasan element air filter assy
2. Analisa perpindahan panas terhadap body oven pada ruang pemanasan element air
filter assy.
3. Analisa penyebaran panas pada ruang pemanasan element air filter assy sehingga
Juga akan dilakukan pembahasan menurut perhitungan yang akan dilakukan dan
A. Oven hanya menggunakan satu jenis heater yaitu jenis spiral dengan daya 3000
B. Heater yang dipakai berjumlah 24 pcs jadi daya total heater adalah 72 kW
40
C. Panjang seluruh heater 43,2 m
Tw + T 30 C + 220 C
Suhu rata-rata Tf = = = 125C = 398 K
2 2
1. f = 0,887216 kg/m3
2. kf = 0,0335052 W/mC
4. Prf = 0,68932
U .d 15,6.0,0105
Re d f = f = 0,887216
f 2,27756.10 5
Redf = 6380,775075
41
Menurut teori Hilbert :
= C (Re d f )P
hd n 1
3
rf
kf
hx0,0105 1
= 0,193(6380,775075) 0,618 (0,68932) 3
0,0335052
hx0,0105
= 0,193.2246010506.0,8833655213
0,0335052
h x 0,0105 = 1,282985509
1,282985509
h=
0,0105
h = 122,1890961W/m2.C
dengan A = dL
q =33083,31132Watt = 33,0833 kW
42
IV.2. Analisa Perpindahan Panas Terhadap Body Oven
Body oven dibuat dengan 2 lembar plat dengan tebal 3 mm yang didalamnya
dilapisi dengan glasswool. Dari data di atas kita dapat menganalisa berapa tebal glasswool
yang dibutuhkan agar suhu pada dinding luar tidak lebih dari 50C.
Diasumsikan:
1. Kondisi stedi
3. Perpindahan panas secara radiasi di antara dinding luar dengan udara luar
diabaikan.
43
Plat = 43 W/mC
Tw =220 C = 493 K
2. kw = 0,0399166 W/mC
3. Pr = 0,68042
U w .l 15,6 x0.7
Re w = =
vw 37,0334 x10 6
Rew = 294867,9561
hw .l
= 0,332(Re w ) 2 (Pr ) 3
1 1
kw
hw .0,7
= 0,332(294867,9561) 2 (0,68042 ) 3
1 1
0,0399166
44
hw .0,7
= 0,332.543,017455 .0,879547
0,0399166
6,1387826
hw = = 8,7696895 W/m2C
0,7
T = 25C = 298 K
2. k = 0,0260812 W/mC
3. Pr = 0,70856
U .l 4 x1,85
Re = =
v 16,546 x10 6
Re = 447238,00314
h .l
= 0,332(Re ) 2 (Pr ) 3
1 1
h.1,85
= 0,332(447238,00314 ) 2 (0,70856 ) 3
1 1
0,0260812
h.1,85
= 197,9397318
0,0260812
5,162505733
h = = 2,790543639 W/m2C
1,85
45
Total hambatan thermal di antara oven cavity dengan permukaan luar dinding adalah :
1
1 l l l
Rt = + A + B + C
1 / hw A k A A k B A kC A
Tw Ts.o
= h (T T )
(1 / hw ) + (l A / k A ) + (l B / k B ) + (lC / k C ) s.o
220 50
= 2,790543639(50 25)
(1 / 8,7696895) + (0,003 / 43) + (x / 0,038) + (0,003 / 43)
170
= 69,76359098
0,1140291 + 0,0000698 + ( x / 0,038) + 0,0000698
(x / 0.038) = 2,436801168-0,1141687
(x / 0.038) = 2,322632468
x = 0,088260 m
Jadi agar suhu pada dinding luar tidak melebihi 50C maka dibutuhkan glasswool dengan
46
IV. 3. Analisa Penyebaran Panas Sehingga Panas Diterima oleh Element Assy
membutuhkan waktu. Dari sisi penulis akan menganalisa waktu yang dibutuhkan untuk
memanasi element assy dengan tebal end plate 1,0 mm dan diameter end plate 180 mm
Diasumsikan:
47
Untuk udara di dalam oven :
Tw = 220C = 493 K
2. kw = 0,0399166 W/mC
3. Pr = 0,68042
U w .l 15,6 x0,18
Re w = =
vw 37,0334 x10 6
Rew = 75823,4459
hw .l 1 1
= 0,332(75823,4459) 2 (0,68042) 3
kw
hw .0,18
= 80,407927
0,0399166
7,565126
hw = = 17,83117256 W/ m2C
0,18
Jadi h = 2 x 17,83117256 = 35,66234512 W/m2C
= 7833 kg/m3
cp = 465 J/kgC
48
waktu yang dibutuhkan untuk memanasi end plate adalah:
Vc p Ti T
t=
ln
hA T T
V 2 tebal
untuk = = tebal pelat
A r 2
3642,345
t= ln 19500
35,662345
jadi waktu yang dibutuhkan untuk memanasi end plate dengan ukuran tebal 1,0 mm dan
Hasil analisa dari data-data oven hot plate element air filter assy akan dibahas
1. Penggunaan heater.
49
1. Penggunaan heater
yang diinginkan, kita harus mengetahui berapa kecepatan udara sebagai penghantar panas.
Diasumsikan dari daya heater yang berubah menjadi panas mengalami heat loss maksimal
q (100-15)% P
Menurut analisa untuk menghasilkan suhu sebesar 220C membutuhkan q sebesar 33,833
kW untuk panjang heater 43,2m dan diameter 10,5 mm. Dengan ukuran heater yang sama
P x 85% = q
qx100 33,8331x100
P= =
85 85
P = 39,80365 kW
Daya yang dibutuhkan heater dipengaruhi oleh laju perpindahan kalor, sedangkan laju
b. Suhu fluida.
c. Kecepatan udara.
50
2. Perpindahan panas pada isolasi dinding oven.
Suhu di dalam ruang pemanasan element assy harus dijaga agar suhu tidak
keluar atau terjadi heat loss yang cukup besar. Untuk mencegah hal itu, dinding diberi
bahan isolasi seperti glasswool dengan nilai konduktivitas thermal sebesar 0,038 W/mC.
Dari analisa untuk menahan panas agar tidak terjadi heat loss, maka digunakan glasswool
setebal 88,26 mm yang diapit plat setebal 3 mm dengan nilai konduktivitas thermal sebesar
43 W/ mC. Dengan dinding seperti ini maka suhu pada permukaan luar oven sebesar
50C. semakin tebal glasswool yang digunakan pada dinding maka suhu pada permukaan
luar dinding oven semakin kecil. Dengan kata lain agar heat loss yang terjadi seminimal
Dari analisa perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya didapat waktu waktu
yang dibutuhkan untuk memanasi element assy dengan tebal 1,0 mm dan diameter 180 mm
sampai mencapai suhu 219,99C adalah 16,814982 menit. Lama tidaknya waktu yang
b. Suhu awal element assy dan suhu yang diharapkan agar element assy matang.
51
c. Suhu udara dan kecepatan udara pada oven.
Bila diukur dari ketentuan dan percobaan bahwa memanasi element air filter assy yang
sama dengan di atas membutuhkan suhu 220C dan waktu 15 menit, maka suhu yang
Vc p Ti T
t=
ln
hA T T
25 220
900 = 102,134198 ln
T 220
25 220
ln = 8,8119358
T 220
25 220
= e 8,8119358 = 6713,9035
T 220
195
T = + 220
6713,9035
T = 219,9709558 C
Hasil penelitian terhadap kertas setelah melewati proses curring pada mesin
52
a. Element assy matang
Oven dapat menghasilkan element yang bagus apabila sirkulasi panas dapat
berjalan seperti yang diinginkan. Heater dapat menghasilkan panas 200C 220C
Ketidakmatangan element assy karena suhu yang kurang dari 220C. dari
hasil analisa suhu tidak mencapai 220C karena daya heater yang kurang. Apabila
daya heater sudah disesuaikan maka kalau sampai terjadi hal itu karena adanya
heater yang putus. Selain itu menurut analisa tentang perpindahan panas konveksi
di depan adalah karena kurangnya kecepatan fluida sebagai penghantar panas, serta
konstruksi ruangan oven dengan bahan isolasi yang kurang sehingga terjadi heat
Penyebab terjadinya element assy gosong karena suhu yang dihasilkan terlalu
tinggi melebihi suhu yang diinginkan. Element assy yang terlalu lama di dalam
53
oven juga menyebabkan hal tersebut. Setting suhu yang tidak sesuai dengan
ukuran element assy menyebabkan element assy menjadi gosong. Arah penyebaran
panas yang tidak merata akan menyebabkan penumpukan panas pada sebagian
Terjadinya hal ini karena arah ducting yang tidak tegak lurus dengan
konveyor menyebabkan distribusi panas tidak merata. Selain hal itu, karena
meletakkan element assy yang berimpitan sehingga panas tidak bisa langsung
54
BAB V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan serta analisis yang telah dilakukan maka dari
1. Panas yang stabil harus dihasilkan oleh oven hot plate untuk menghasilkan kualitas
element air filter assy yang bermutu tinggi. Untuk menghasilkan panas itu oven hot
plate harus mempunyai unit kontruksi yang bagus seperti body oven, konveyor,
ducting, dll.
2. Sirkulasi panas yang merata ke seluruh ruangan pemanasan sangat dibutuhkan agar
panas yang diterima element air filter assy sesuai dengan suhu yang dibutuhkan.
Sehingga dari analisa pehitungan juga bisa disimpulkan bahwa hasil sempurna
pengovenan element air filter assy bisa diperoleh apabila panas yang terjadi di dalam ruang
oven hot plate adalah berkisar antara 220 C dan lama penovenan berkisar antara 16 menit.
Kemudian untuk besar temperatur yang diharapkan di ruang oven 220 C dapat
terwujud, maka:
55
1. Besar laju energi perpindahan kalor heater (q) adalah 33,0833 kW
V. 2. Saran
Sebuah filter akan mempunyai lifetime yang tinggi bila filter tersebut dibuat
sesempurna mungkin. Kualitas adalah nomor satu, dengan kualitas produk yang bagus
maka produk kita selalu dapat diterima oleh konsumen. Tapi juga jangan lupa akan target
Dalam pembuatan filter banyak aspek yang sangat penting agar filter tersebut
56
DAFTAR PUSTAKA
2001
2000
57