Anda di halaman 1dari 26

TOPIK I

MENGHITUNG BIAYA PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya energi.
Banyak orang menggunakan energi untuk kesejahteraan hidup. Selain itu
Indonesia juga dikenal dengan sumber daya alam yang melimpah. Energi
listrik merupakan salah satu contoh energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat
dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap
kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur
hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua
memerlukan listrik.
Berkembangnya teknologi yang semakin maju menyebabkan
banyaknya penggunaan akan listrik. Kebutuhan listrik yang sangat tinggi
seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat kini
telah menjadi bahasan utama di masyarakat itu sendiri. Untuk menghindari
terjadinya krisis energi listrik, maka diperlukan suatu kesadaran untuk
menggunakan listrik secara lebih efisien.
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi
listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai
ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya
pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka ragam
peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik yang
digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban
induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier,
motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif)
mengeluarkan daya reaktif.
Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat
dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi
energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik
adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam
menggunakan energi listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh
daya aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua
daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai
oleh PLN.
Selain itu, perlunya usaha pengembangan sistem ketenagalistrikan
juga sangat penting dilakukan. Langkah awal dalam usaha pengembangan
sistem ketenagalistrikan adalah dengan melakukan prakiraan mengenai
besarnya kebutuhan energi listrik pada tahun-tahun mendatang dan
menyusun tarif dasar listrik secara regional. Sehingga kelangsungan suplai
energi listrik dapat terjaga.
Pada bidang pertanian listrik punya peranan penting. Pada
umumnya listrik digunakan untuk energi penggerak mesin-mesin atau alat
pertanian. Selain itu digunakan dalam pengolahan hasil pertanian dan
pengairan sawah ketika pada musim kemarau. Dengan adanya listrik akan
mampu menghasilkan produksi hasil pertanian yang berkualitas yang dapat
meningkatkan mutu hasil pertanian.
2. Tujuan Pratikum
Tujuan dari pratikum topik I Menghitung Biaya Penggunaan Energi
Listrik ini adalah :
a. Memprediksi konsumsi energi listrik yang digunakan (rumah, tempat
usaha, atau lainnya).
b. Memprediksi biaya penggunaan energi listriknya.
c. Membandingkan dengan tagihan listrik.
3. Waktu dan Tempat Pratikum
Pratikum topik I Menghitung Biaya Penggunaan Energi Listrik
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25 November 2014 pada pukul
06.00-07.00 WIB bertempat di Palur Wetan Rt 01 Rw 4 Mojolaban
Sukoharjo.

B. Tinjauan Pustaka
Dewasa ini berkembang isu utama mengenai penghematan sumber
daya alam di setiap sektor. Sumber daya alam tersebut terdiri dari minyak
bumi, batu bara, dan gas yang keberadaannya di bumi ini sudah semakin
menipis. Sumber daya alam tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui, yang akan mengakibatkan semakin lama digunakan akan
semakin habis. Sumber daya alam ini banyak digunakan sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan energi listrik. Semakin besar pemakaian energi listrik,
tentu semakin mahal biaya yang mesti dikeluarkan. Untuk itu perlu dilakukan
penghematan penggunaannya dan dicarikan alternatif cara dan strategi dalam
penggunaan energi listrik yang hemat dan efisien (Sugirianta, 2011).
Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut
untuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule. Energi listrik adalah
energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk menggerakkan
motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk
menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk
energi yang lain. Satuan daya yaitu joule/sekon sering disebut sebagai watt.
Satuan energi juga dapat dinyatakan dalam waat, yaitu watt-jam atau Wh.
1 Wh = 1 J/s x 3600 s = 3600 J
1 KWh = 1000 Wh = 3600 kJ
Pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau
menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan
muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan
W. Dalam biaya listrik terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya beban dan
pemakaian. Biaya beban adalah biaya yang harus dibayar per bulan untuk
setiap sambungan 1000 VA (1kVA). Sementara biaya pemakaian adalah biaya
untuk setiap 1kWh listrik yang digunakan. Khusus untuk golongan R1 dikenal
istilah blok yang terdiri dari blok I-III. Tujuannya adalah untuk menghemat
pemakaian listrik (Widjayanti, 2007).
Alat penghitung biaya energi listrik terpakai merupakan sebuah alat
ukur energi listrik kWh (kilo Watt hour) yang dikonversikan dalam harga
rupiah. Instrumen ini menggunakan metode pengukuran volt-ampere untuk
menentu-kan daya kWh, perubahan tampilan harga dalam setiap jam dapat
memonitoring harga pemakaian listrik. Metode pengukuran volt-ampere, pada
prinsipnya adalah mengasumsikan perubahan tegangan Vac pada resistor
pendeteksi arus sebagai perubahan arus Iac terpakai. Vac dalam bentuk analog
dikonversikan ke data digital dengan ADC (Analog to Digital Converter),
kemudian data ini sebagai input VCO (Voltage Controlled Oscillator) yang
dibangun dengan mikrokontroller menghasilkan gelombang kotak dengan
frekuensi yang bervarisi mengikuti perubahan Vac. Frekuensi inilah yang
menjadi data input untuk dikomputasi pada mikrokontroller menjadi harga-
harga rupiah sebagai konversi dari pemakaian energi listrik kWh dengan
mengacu pada perhitungan biaya PLN. Alat-alat yang telah dibuat mampu
mengukur dengan daya maksimal 491,95240 watt dengan tingkat kesalahan
rata-rata sebesar 1,33017 % dan 0,01178 % untuk pengukuran biaya terpakai
(Wicaksono, 2007).
Listrik adalah salah satu jenis utama energi. Pembangkit listrik berbasis
bahan bakar fosil adalah metode yang paling banyak digunakan dari
pembangkit listrik. Dengan demikian, pembangkit listrik tidak hanya
melelahkan sumber daya alam, tetapi juga mencemari lingkungan. Tidak
mungkin untuk menghentikan penggunaan listrik segera tetapi penting
menggunakan listrik secara effisien (Chang, 2011).
Pembangkit listrik PLN yang terbanyak menggunakan BBM (36%) dan
diikuti pembangkit yang menggunakan gas (25%), batubara (23%), tenaga air
(15%) dan panas bumi (2%). Sesuai dengan kebijakan diversifikasi energi,
penggunaan BBM untuk pembangkit listrik berangsur-angsur diusahakan
untuk digantikan dengan penggunaan energi lain seperti: gas bumi, batubara
dan energi terbarukan. Pemakaian energi primer yang menggunakan bahan
batubara untuk pembangkit listrik meningkat sangat pesat dari tahun ke
tahunnya (Sugiyono, 2012).
Untuk berpindah dari konsumsi energi rumah tangga kotor ke bersih,
harus menghitungkan effisiensi berbagai bahan bakar. Bahan bakar memasak
bervariasi dimana mereka menghasilkan panas dari satu kilowatt-jam input
bahan bakar. Demikian pula, bahan bakar pencahayaan bervariasi dalam hal
keberhasilan bercahaya mereka, yang merupakan jumlah cahaya yang mereka
berikan dari satu kilowatt-jam input bahan bakar (Foster, 2000).
Untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik nasional dan
keterbatasan ketersediaan sumber daya alam berbasis fosil, pemerintah
Indonesia sudah menerbitkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang
berisikan kebijakan pemerintah tentang pengelolaan energi nasional. Dalam
KEN ini juga telah disusun peta jalan menuju peningkatan peran energi
terbarukan dalam pembangkitan energi listrik nasional. Yang digolongkan
sebagai energi listrik terbarukan menurut KEN adalah pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS). Sebuah sistem PLTS terdiri dari panel surya, rangkaian
pengatur pengisian, penyimpan energi listrik, inverter, pengkabelan serta
konektor, dan perlengkapan mekanis lainnya. Panel surya atau photovoltaic
panel adalah komponen utama suatu PLTS yang berfungsi untuk mengubah
sinar matahari menjadi energi listrik (Kumara, 2010).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Meteran listrik
2. Bahan
a. Rekening pembayaran listrik
3. Cara Kerja
a. Memprediksi rata-rata konsumsi listrik dalam 1 bulan
b. Memprediksi biaya penggunaan energi listriknya dengan mengikuti
tatacara perhitungan oleh PLN
c. Membandingkan antara prediksi biaya penggunaan listrik dengan rata-
rata tagihan dari PLN
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Federick J and Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh.
Erlangga. Jakarta.
Chang, Pei-Chan, Chin-Yuan Fan And Jyun-Jie Lin. 2011. Monthly Electricity
Demand Forcasting Based On A Weighted Evoving Fuzzy Neural Network
Approach. International Journal Of Electrical Power & Energy Systems
Vol.33, No. 1, Hal. 17. Taiwan.
Foster, Vivien, Jean-Philippe Tre, and Quentin Wodon. 2000. Energy Consumption
And Income An Inverted-U At The Household Level. World Bank.
Kumara, Nyoman S. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah
Tangga Urban Dan Ketersediaannya Di Indonesia. Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Udayana Vol. 64, No. 9 Hal.10.
Marsudi Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Erlangga. Jakarta.
Pabla A.S. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik. Erlangga. Jakarta.
Sugirianta, Ida Bagus Ketut. 2011. Upaya Peningkatan Efisiensi Konsumsi Daya
Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Di Gedung Kantor Pusat
Politeknik Negeri Bali. Jurnal Matrix Vol. 1, No. 2. Hal. 12.
Sugiyono. 2012. Optimalisasi Pemakaian Listrik Diluar Waktu Beban Puncak
(WBP) Guna Menghindari Daya Max Plus PLN. Universitas 17 Agustus
1945. Banyuwangi.
Suyamto. 2009. Fisika Bahan Listrrik. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Wicaksono, Titis, Sadnowo, dan Haris. 2007. Rancang Bangun Alat Penghitung
Biaya Energi Listrik Terpakai Berbasis Mikrokontroler Pic 16f877. Jurnal
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 1, No. 1,
Lampung.
Widjayanti. 2007. Profil Konsumsi Energi Listrik Pada Hunian Rumah Tinggal
Studi Kasus Rumah Desain Minimalis Ditinjau Dari Aspek Pencahayaan
Buatan. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman Vol. 6, No. 2,
Hal. 4.
TOPIK II
KALIBRASI ALAT UKUR PAM

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak air untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam memenuhi kebutuhan hidup air
menjadi sesuatu yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Air juga
merupakan sumber utama dalam kehidupan. Tanpa air makhluk hidup akan
mengalami kematian. Semua makhluk hidup memerlukan air untuk
melangsungkan kehidupannya.
Di Indonesia pun ada banyak sekali sumber air yang mampu
dimanfaatkan, seperti mandi, mencuci, memasak, bahkan aliran airpun
mampu untuk memutar kincir air yang akan menggerakan generator
sehingga dapat diubah menjadi energi listrik. Sumber air yang digunakan
pada rumah-rumah biasanya dari air sumur atau air ledeng yang biasa
disebut dengan air PAM yang pada perusahan daerah menjadi PDAM.
Pada penghitungan konsumsi air di tiap-tiap rumah digunakan
meteran PAM. Alat ukur ini yang mampu mengukur jumlah air yang keluar
dari pipa air PAM ke pipa yang kita gunakan. Para konsumen terkadang
kurang mengetahui dalam ketidaksesuaian alat ukur air PAM yang
digunakan. Maka dari itu dilakukan kalibrasi untuk pengecekan ulang
dalam ketepatan alat ukur meteran PAM dengan alat ukur lain yang sebagai
standar pengukurannya.
Kegiatan kalibrasi air PAM dapat difungsikan untuk kesesuaian
meteran tersebut apakah sudah sesuai standar dari yang telah diberikan oleh
PAM. Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran.
Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi atau teliti (standar primer nasional dan internasional). Dalam jangka
yang panjang akan mampu membuat meteran PAM menjadi kurang sesuai,
sehingga perlu adanya pengecekan ulang yang nantinya apabila kurang
sesuai maka akan diganti dengan meteran PAM yang lebih presisi. Dalam
tagihan pembayaranpun juga belum sesuai dengan penggunaan sehingga
diusahakan tidak ada yang mengalami kerugian baik konsumen maupun
dari PAM sendiri.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum topik II Kalibrasi Alat Ukur PAM ini adalah:
a. Mengkalibrasi alat ukur PAM.
b. Membandingkan hasil kalibrasi dengan alat ukur (meteran) PAM.
c. Memeriksa alat yang ukur PAM sesuai dengan teori.
3. Waktu dan tempat Praktikum
Praktikum topik Kalibrasi Alat Ukur PAM ini dilaksanakan pada
hari Jumat, tanggal 28 November 2014 pukul 13.00-14.00 WIB bertempat
di Tegal Mulyo RT/RW 3/4 Mojosongo Jebres Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan
manusia, yang harus terpenuhi setiap saat. Kebutuhan air bersih ini tidak saja
menyangkut jumlah yang cukup, tetapi juga kualitas air yang sesuai standar.
Sebab hal ini mempengaruhi kualitas hidup atau standar kesehatan masyarakat
(Fatmawati, 2008).
Pada sistem air bersih, penyediaan air harus dapat mencapai daerah
distribusi dengan debit, tekanan dan kuantitas yang cukup dengan kualitas air
sesuai standar/higienis. Oleh karena itu perencanaan penyediaan air bersih
harus dapat memenuhi jumlah yang cukup, higienis, teknis yang optimal dan
ekonomis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, bahwa air bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak (Artayana, 2010).
Penyediaan air bersih untuk daerah diperkotaan dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sedangkan untuk daerah pedesaan
sampai saat ini belum ada perusahaan khusus yang bergerak dalam bidang ini.
Daerah pelayanan PDAM saat ini didefinisikan sebagai daerah yang
mendapatkan pelayanan air bersih PDAM dengan sistem perpipaan. Proyeksi
kebutuhan air dilakukan berdasarkan perkembangan jumlah penduduk serta
pola sebaran lokasi dan tingkat kebutuhan air sesuai perkembangan kota
(Riduan, 2008).
Menurut WHO sekurang-kurangnya 30.000 orang di negara-negara
berkembang meninggal dunia setiap harinya karena kekurangan air dan
fasilitas sanitasi yang kurang sehat dan angka tersebut menunjukkan
kecenderungan meningkat. Air merupakan bahan yang bagi kehidupan
manusiatidak mungkin diganti dengan yang lain, karena itu sangat penting
untuk menjaga kehidupan seperti itulah diutarakan di muka. Badan manusia
terdiri dari sekitar 65% air, kehilangan cukup banyak air dari badan akan
mengakibatkan banyak masalah dan mungkin dapat menyebabkan kematian
(Winarno, 1986).
Aliran air dalam saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
chanel flow) maupun aliran pipa (pipe-flow). Kedua jenis aliran tersebut sama
dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal yang penting. Aliran saluran
terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface), sedangkan aliran pipa
tidak demikian, karena air harus mengisi seluruh saluran. Permukaan bebas
dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran pipa, yang terkurung dalam saluran
tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara, kecuali oleh tekanan
hidrolik (Suyatman dkk, 2006).
Mutu air secara tradisional, diacukan pada air bersih atau air minum.
Tetapi rujukan demikian agak kabur. Air minum bukan berarti air murni. Air
bekandungan ion-ion mineral, melainkan justru menyehatkan. Air minum
memang bersih. Tetapi air minum tidak selalu memadai untuk keperluan
ilmiah, industri dan medis. Air minum kerap harus lebih dimurnikan untuk itu
(Hartomo, 1994).
Kalibrasi model adalah suatu upaya menentukan parameter yang cocok
digunakan pada model matematis, sehingga hasil keluaran model matematis
mendekati fenomena hasil simulasi model fisik. Kalibrasi yang dilakukan
terhadap parameter aliran pada model fisik dan model matematik melalui
proses perulangan (trial and eror), baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif (Sujatmoko, 2002).
Kalibrasi mutlak harus didasarkan pada teori ekspresi untuk kekakuan
dalam hal parameter terukur. Pasukan kalibrasi menentukan kekakuan
perangkap. Metode yang umum diterapkan bergantung pada perbandingan
dengan pasukan tarik cairan atau deteksi fitur fluktuasi termal
(Viana, 2008).
Yang disajikan asli penjelasan didasarkan pada kombinasi hanya
keadaan termodinamika dasar rantai makromolekul berguna individual (rantai
panjang atau coil) dengan tinadakan inter dan antar bersama pasukan hidrasi
intramolekul yang menarik dan menjiikan di antaranya menjadi sangat
tergantung pada suhu. Mengenal bagian pengetahuan ini, sebuah konsep
teoritis gerakan system benar-benar biologis (Milichovsky, 2010).
Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampung
memungkinkan penentuan besarnya debit, maka pengukuran kecepatan
merupakan suatu fase yang penting dalam pengukuran aliran. Kecepatan dapat
diperoleh dengan mengukur waktu yang diperlukan suatu partikel yang dapat
dikenali untuk bergerak sepanjang suatu jarak yang diketahui. Ada alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan, namun biasanya alat yang
dipergunakan tidak mengukur kecepatan secara langsung tetapi menghasilkan
suatu besaran yang dapat diukur dan dapat dihubungkan dengan kecepatan
(Streeter, 1991).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Alat ukur volume standar (ember)
b. Meteran PAM
2. Bahan
a. Air
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat ukur volume standar yang pasti ketepatannya. Dalam
hal ini, dapat digunakan ember besar atau bak air yang sebelumnya
sudah dipastikan volumenya
b. Mencatat angka awal yang tertera pada meteran PAM
c. Matikan kran lain, sehingga meteran PAM hanya mengukur air yang
akan diukur volumenya
d. Matikan kran air, bila alat ukur volume standar tersebur sudah terisi
sesuai yang diinginkan
e. Mencatat angka akhir yang tertera dalam meteran PAM
f. Menghitung volume air berdasarkan meteran PAM dan bandingkan
dengan volume alat ukur volume standar yang digunakan untuk
menampung tadi
DAFTAR PUSTAKA

Artayana, Ketut Catur Budi dan Gede Indra Atmaja. 2010. Perencanaan Instalasi
Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan
Sistem Pompa. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4, No.1. Denpasar.
Fatmawati, Leily. 2008. Analisis Jaringan Pipa Pdam Kabupaten Kudus Di
Kelurahan Undaan Kidul Dengan Epanet. Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Semarang. Semarang.
Hartomo dan Widiatmoko. 1994. Teknologi Membran Pemurnian Air. Andi Offset.
Yogyakarta.
Milichovsky, Miloslav. 2010. Water A Key Substance To Comprehension Of
Stimuli-Responsive Hydrated Reticular System. Journal of Biomaterials and
Nanobiotechnology Vol. 5 , No. 7, Hal. 17-30.
Riduan Rony, Achmad Rusdiansyah, dan Ery Suhartanto. 2008. Evaluasi Debit
Dan Tekanan Melalui Simulasi Kebutuhan Air Pada Jaringan Pipa
Distribusi Air Bersih Kota Kandangan Propinsi Kalimantan Selatan.
Universitas Brawijaya Vol 31 No 1. Malang.
Steeter, Victor I, E. Benjamin Wylie. 1991. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga.
Sujatmoko, Bambang. 2002. Kalibrasi Model Matematis 2d Horizontal Feswms
Dalam Kasus Perubahan Pola Aliran Akibat Adanya Krib Di Belokan.
Jurnal Natur Indonesia Vol. 5, No.1 Hal.29-36. Riau.
Suyatman, Kristanto Sugiharto, dan Nensi Rosalina. 2006. Hidrolika Saluran
Terbuka. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Viana, N.B, M.S. Rocha, O.N Mesquita, A. Mazolli, P.A. Mala Neto, and H. M.
Nussenzveig. 2008. Towards Absolute Clibration Of Optical Tweezars.
Instituto de Ciencius Biomedicas. Brazil.
Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Pt. Gramedia. Jakarta.
TOPIK III
MENGUKUR MASSA JENIS BAHAN PANGAN DAN HASIL PERTANIAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil pertaniannya.
Bahan pangan dan hasil- hasil pertanian berasal dari para petani. Biasanya
para petani yang memanen bahan pangan dan hasil pertanian seperti
kacang-kacangan, jagung, bawang merah, bawang putih, kentang, wortel,
tomat dan lain sebagainya akan menjual hasilnya kepada para pembeli atau
penadah yang nantinya akan dijual di Pasar Tradisional ataupun
supermarket. Sebelum hasil panen tersebut dijual biasanya ditimbang
dahulu untuk mengetahui massanya. Jumlah massa tersebut yang nantinnya
akan dikalikan dengan harga tiap kilogram misalnya dan menjadi harga jual
awal setelah dipanen.
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk

menentukan massa jenis adalah dengan adalah massa jenis, m


adalah massa dan V adalah volume. Satuan massa jenis adalah gram per
sentimeter kubik (g/cm3). Sehingga 1 g/cm3=1000 kg/m3. Massa jenis air
murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3.
Untuk menentukan massa benda dapat dilakukan dengan
menimbang benda tersebut dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca
analitik atau yang lainnya. Untuk menentukan volume benda dapat
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan bentuk bendanya. Untuk
benda yang beraturan bentuknya dapat dilakukandenganrumusan yang
sesuai. Selisih volume tersebut adalah volume benda yang dimasukkan ke
dalam gelas ukur.
Massa benda berbeda dengan berat benda, massa tidak dipengaruhi
oleh gaya gravitasi bumi, jadi massa suatu benda di bumi dengan massa
benda diruang angkasa ataupun bulan akan tetap sama massanya.
Sedangkan berat dipengaruhi gravitasi bumi, jadi berat di bumi dengan
berat di ruang angkasa akan berbeda, karena gaya gravitasinya berbeda.
Dalam perhitungan fisika massa benda banyak digunakan dalam
perhitungan, dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan, mislkan untuk
menghitung gaya suatu kendaraan, untuk mengetahui berapa gaya yang
digunakan dalam perhitungannya menggunakan massa kendaraan tersebut.
Dalam dunia pertanian massa jenis mampu untuk mendukung para
petani dalam mengetahui bahan pangan dan hasil pertanian yang ideal
sesuai dengan kebutuhan pasar. Apabila massa jenis hasil pertanian tersebut
tidak sesuai maka akan mampu untuk meningkatkan hasil pertanian pada
saat musim tanam berikutnya agar hasilnya menjadi lebih baik lagi.
Sehingga para petani tidak merugi nantinya.
2. Tujuan Pratikum
Tujuan dari pratikum topik III Mengukur Massa Jenis Bahan Pangan
dan Hasil Pertanian ini adalah :
Mengukur massa jenis hasil-hasil pertanian, seperti wortel, singkong,
dan pisang.
3. Waktu dan Tempat Pratikum
Pratikum topik III Menghitung Mengukur Massa Jenis Bahan
Pangan dan Hasil Pertanian dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 1
Desember 2014 pukul 10.00-12.00 WIB bertempat di Tegal Mulyo RT/RW
3/4 Mojosongo Jebres Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka
Komoditas pertanian secara alami bersifat higroskopis yaitu dapat
menyerap air dari udara sekeliling dan sebaliknya dapat melepaskan sebagian
air yang terkandung di dalamnya ke udara sekitar, baik sebelum maupun
setelah diolah. Sifat sifat hidratasi ini digambarkan dengan kurva isotermi
sorpsi air, yaitu kurva yang menggambarkan hubungan antara kadar air bahan
dengan kelembaban relative keseimbangan ruang tempat penyimpanan bahan
atau akivitas air (aw) pada suhu tertentu. Isotermi sorpsi air ini untuk
mendeskripsikan air dalam menjaga stabilitas pangan dan hasil pertanian
selama penyimpanan. Kurva isotermi sorpsi ini digunakan sebagai dasar untuk
penentuan sifat fisiko-kimia suatu komoditas pertanian dan bahan hasil
olahannya (Julianti, 2005).
Massa jenis (density) , sebuah benda ( adalah huruf kecil dan abjad
Yunani rho) didefinisikan sebagai massa per satuan volume :

di mana m adalah massa benda dan V merupakan volumenya. Massa jenis


merupakan sifat khas dari suatu zat murni. Benda-benda yang terbuat dari
unsur murni bisa memiliki berbagai ukuran atau massa, tetapi massa jenis akan
sama untuk seluruhnya (Giancoli, 2000).
Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material yang
didefinisikan sebagai massa persatuan unit volume. Terdapat dua jenis densitas
yaitu bulk density dan true density. Dalam hal ini yang diukur adalah bulk
density yang merupakan densitas sample termasuk pori atau rongga. Bulk
density untuk benda padatan yang besar dengan bentuk yang beraturan dapat
dilakukan dnegan cara mengukur berat dan volumenya. Sedangkan untuk
bentuk tidak beraturan Bulk Density diukur menggunakan metode
Archiemedes (Irkhos, 2008).
Wortel merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki
peranan penting dalam penyediaan sumber vitamin dan mineral. Sebagai
sumber pangan hayati, wortel banyak mengandung vitamin A dan zat-zat lain
yang berkhasiat obat, sehingga sangat baik untuk mencegah berbagai penyakit.
Wortel atau carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,
melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang. Menurut sejarahnya,
tanaman wortel berasal dari Asia Timur dan Asia Tengah. Tanaman ini
ditemukan tumbuh liar sekitar 6500 tahun yang lalu (Atmaja, 2010).
Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda
tersususn atas bahan murni, yang dapat memiliki berbagai ukuran ataupun
massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk semuanya. Satuan SI untuk
kerapatan adalah kg/m3. Kadangkala kerapatan diberikan dalam gram/cm3.
Suhu dan tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi kerapatan bahan
(Giancoli, 1997).
Kerapatan adalah penting bagi suatu materi atau bahan, kerapatan
didapatkan dari massa per volume. Materi yang sejenis, misalnya es atau besi
mmiliki massa jenis yang sama. Massa jenis dapat dihitung dengan
menggunakan rumus. Massa jenis dari suatu bahan bervariasi berdasarkan
poin-poin didalam bahan, sebagai contoh atmosfer pada bumi (yang lebih
rapat pada kedalaman paling dalam). Massa jenis umumnya dipengaruhi
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur (Young, 1996).
Bila kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda
akan tenggelam dalam air bila kerapatannya lebih kecil maka akan
mengapung. Rasio kerapatan sebuah zat terhadap air dinamakan berat jenis
suatu zat. Berat jenis adalah berat yang berdimensi yang sama dengan
besarnya kerapatan. Satuan berat jenis adalah gram per centimeter kubik.
Kerapatan gas bergantung pada tekanan dan suhu (Tipler, 1998).
Pisang (Musaceaea sp) merupakan tanaman buah-buahan yang tumbuh
dan tersebar di di seluruh Indonesia. Negara Indonesia merupakan salah satu
Negara penghasil pisang terbesar di Asia. Konsumsi pisang dengan diolah
lebih dahulu menghasilkan limbah padat berupa kulit pisang. Kulit pisang
selain digunakan sebagai pakan ternak, dapat juga di ekstrak untuk mengambil
kandungan pektin didalamnya. Kepadatan serat pisang menjadi 1.4 g/cc,
ditentukan menggunakan gradien densitas kolom dibuat dari xylene (0,865
g/cm3) dan karbon tetraklorida (1,595 g/cm3) yang merupakan penampang dari
serat pisang retak, menunjukkan sifat melingkar serat, bersama dengan adanya
beberapa fibri menonjol (Mukhopadhyay, 2008).
Hukum Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang di celupkan
seluruhnya atau sebagin ke fluida akan mengalami gaya ke atas yang sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya. Sebuah tabung dimasukkan
kedalam sebuah bejana yang berisi air, maka sebagian dari tabung tercelup ke
dalam air dan sebagian lagi muncul di udara. Besarnya gaya yag dialami oleh
tabung tersebut juga sangat tergantung pada jenis zat cair yang digunakan.
Besarnya massa jenis air yang terdapat dalam buku literatur adalah 1,00
gr/cm3. Massa suatu benda adalah ukuran banyak zat yang terkandung dalam
suatu benda. Sedangkan massa jenis adalah besaran yang menunjukkan
perbandingan antara massa dengan volume suatu benda (Nurlaili, 2011).
Suhu dan konsentrasi secara signifikan berpengaruh terhadap k, Cp dan

pada granul pati singkong. Namun, untuk suhu kurag berpengaruh

daripada konsentrasi, karena konsentrasi memiliki efek positif pada massa

granul pati singkong. Nilai-nilai menurun dengan meningkatnya suhu tetapi

meningkat dengan meningkatkan konsentrasi (Cansee, 2008).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Timbangan
b. Wadah
2. Bahan
a. Air
b. Cabe
c. Kopi
d. Beras
3. Cara Kerja
a. Menimbang bahan-bahan yang akan diukur massa jenisnya
b. Bahan yang sudah ditimbang dimasukan dalam gelas ukur yang berisi air
c. Menghitung pertambahan tinggi air dalam gelas ukur, sebagai volume
bahan
d. Menghitung density, masa jenis bahan dibagi volume bahan
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Yuda Pratama. 2010. Perancangan Dan Penujian Alat Pengering Jagug
Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg Per Siklus. Universitas
Sumatra Utara. Medan.
Cansee, S, Chumnueng Watyotha, Thavachai Thivavarnvorngs, Juntanee
Uriyapongson, and Jatuphong Varith. 2008. Effects of Temperature and
Consentration on Thermal Properties of Cassava starch solution.
Songklanakarin J. Sci. Journal science Technology. Vol. 30, No. 3, Hal.
405-411.
Giancoli, Dougles C. 1997. Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Giancoli, Dougles C. 2000. Fisika Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Irkhos dan Lizalidiawati. 2008. Karakterisasi Keramik Alumunium Boral
Menggunakan Metode Analisis Struktur Fasa Dan Densitas. Jurnal Gradien
Vol 4 No 1. Bengkulu.
Julianti, Elisa, Soewarno T. Soekarto, Purwiyatno Hariyadi, Atjeng M. Syarief.
2005. Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah (Sorption
Characteristics of Red Chilli Seed). Buletin Agricultural Engineering
Bearing Vol. 1 No. 2. Jakarta.
Mukhopadhyay, Samrat Ph.D., Raul Fangueiro, Ph.D., Yusuf Arpac, Ulku Sentruk.
2008. Banana Fibers-Variability and Fracture Behaviour. Journal of
Engineered Fibers and Fabrics Vol.3, issue. 2, 2008-40.
Nurlaili, Muh. Haiyum. 2011. Mengukur Massa Jenis Air Dan Minyak Tanah
Dengan Menggunakan Hukum Archimedes. Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Young, Huge D. dan Roger A. Freedman. 1997. University Physics. Addison-
Westey. England.
TOPIK IV
MENGAMATI KELEMBABAN UDARA DI DALAM KULKAS (LEMARI
PENDINGIN) DAN UDARA LUAR

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonessia merupakan Negara tropis yang cuacanya beraneka
ragam. Hal ini dipengaruhi oleh kelembaban udara pada suatu tempat
tersebut. Apabila pada cuaca awan yang mendung merupakan suatu tingkat
kelembaban yang tinggi pada lapisan udara tersebut.
Istilah Indonesia lain untuk kelembapan adalah kelengasan.
Refrigerator atau kulkas saat ini banyak dipasarkan dalam berbagai merek.
Kulkas banyak dipakai sebagai perangkat elektronik kebutuhan rumah
tangga untuk mengawetkan makanan, mendinginkan minuman, membuat
es, dan keperluan-keperluan lainnya. Prinsip kerja refrigerator sebenarnya
sangat sederhana seperti AC dalam ruangan, yaitu memindahkan kalor dari
ruang yang akan didinginkan ke ruang lain. Pada refrigerator yang saat ini
banyak dipakai di rumah, pemindahan kalor ini dilakukan refrigeran yaitu
zat cair (fluida) yang dialirkan pada refrigerator. Zat cair ini akan menyerap
kalor ketika melalui bagian ruang yang didinginkan, kemudian
melepaskannya di tempat lain.
Dalam bidang pertanian pengetahuan tentang kelembaban juga
membantu untuk mengatur pertumbuhan tanaman agar sesuai dengan kdar
aira yang dibutuhkan. Karena pada dasarnya tanaman memiliki pengaruh
suhu kelembaban untuk melakukan reaksi-reaksi berbagai macam zat.
Dengan cara inilah para petani akan mmpu membudidayakan tanaman agar
dapat tumbuh optimal.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum topik IV Mengamati Kelembaban Udara di Dalam
Kulkas (Lemari Pendingin) dan Udara Luar ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimanakah kondisi kelembaban udara di
dalam kulkas (lemari pendingin) bila dibandingkan dengan kondisi
kelembaban udara di luar kulkas.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum topik IV Mengamati Kelembaban Udara di Dalam
Kulkas (Lemari Pendingin) dan Udara Luar ini dilaksanakan pada hari,
tanggal pukul WIB bertempat di rumah Bp, Tarwoko SE, Jinten 5A Rt 04
Rw 12. Kabupaten Surakarta, Jawa Tengah.

B. Tinjauan Pustaka
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi merupakan perbandingan
antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air.
Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) ditentukan
oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara
tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual. Kelembaban spesifik (specific
humidity, q)adalah perbandingan antara massa uap air (m y) dengan massa
udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut
(my) (Handoko, 1995).
Kelembaban adalah istilah untuk menjelaskan banyaknya uap air yang
dikandung udrara. Kelembaban udara dari suatu ruangan sangat
mempengaruhi berbagai hal terhadap yang ada pada ruangan tersebut. Sebagai
contoh, jika kelembaban sangat tinggi (lebih besar dari 60 % RH) maka
material yang disimpan pada ruangan tersebut akan cepat membusuk.
Kelembaban ruangan yang rendah (udara kering) membuat kandungan sayur-
sayuran akan menguap, manusia didalam ruangan merasa dingin sehingga
tidak nyaman dan akan mengurangi prduktivitas (Sumardi, 2011).
Kulkas-kulkas yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
(perumahan) memakai unit mesin kulkas yang tertutup dan lebih dikenal
dngan nama sealed unit. Artinya motor listrik beserta kompresornya disimpan
atau ditempatkan di dalam suatu bejana yang tertutup rapat, sehingga adanya
suatu jaminan gas freon tidak dapat keluar (boaor). Pada umumnya kulkas-
kulkas yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, yaitu terutama kulkas-
kulkas buatan yang terakhir, banyak memkai unit mesin kulkas yang tertutup
(Diks, 2004).
Prinsip kerja lemari es, penyejuk udara, dan pompa kalor merupakan
kebalikan dari mesin kalor. Masing-masing beroperasi untuk mentransfer kalor
dari lingkungan yang sejuk ke lingkungan yang hangat. Lemari es yang
sempurna yang tidak membutuhkan kerja untk mengambil kalor dari daerah
temperatur rendah ke temperatur tinggi, tidak mungkin ada. Ini merupakan
pernyataan Clausius mengenai hukum termodinamika kedua. Untuk
melakukan hal tersebut, harus diakukan kerja. Dengan demikikan tidak akan
ada lemari es yang sempurna (Giancoli, 2000).
Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang sangat digemari
oleh masyarakat Indonesia dan sering dijadikan sebagai pelengkap berbagai
sajian makanan atau sebagai lauk pauk. Sehingga dapat dikatakan kerupuk
merupakan makanan yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat untuk
dikonsumsi. Maka produksi kerupuk harus tetap berjalan agar kebutuhan
konsumen tetap terpenuhi (Syafriyudin, 2009).
Kerenyahan kerupuk sangat ditentukan oleh kadar airnya. Semakin
banyak mengandung air, kerupuk akan semakin kurang renyah. Kadar air
yang terikat dalam kerupuk sebelum digoreng sangat menentukan volume
pengembangan kerupuk matang. Jumlah uap air yang terdapat dalam
bahan pangan ditentukan oleh lamanya pengeringan,suhu penggorengan,
kecepatan aliran udara, kondisi bahan dan cara penumpukan serta
penambahan air sewaktu pembuatan adonan pada proses gelatinisasi.
Demikian pula jika prosentase kandungan tepung lebih banyak, maka
daya kembang kerupuk akan semakin berkurang. Sebaliknya bila
perbandingan tepung dengan bahan isi kerupuk seimbang maka daya
kembang kerupuk akan semakin besar. Pengontrolan kadar air kerupuk
dilakukan per lot, yaitu tiap tiga kereta yang dimasukkan ke dalam oven
secara bersama-sama untuk memperoleh kadar air dalam krupuk yang
seragam (Afifah, 2000).
Keras dan renyah adalah karakteristik spesifik dari produk goreng yang
disukai konsumen. Untuk mempunyai tekstur yang renyah produk menjadi
sesuai dengan keinginan konsumen, ini membutuhkan penelitian perubahan
karakteristik dari material dasar dan kondisi penggorengan. Dalam proses
penggorengan, perubahan karakteristik dari kekerasan dan kerenyahan
makanan terjadi. Perubahan ini diperkirakan karena vaporasi kadar air dan
penurunan kandungan pati dalam makanan Titik laju perubahan tekstur dari
lunak menjadi keras tersebut nampak terjadi pada saat penguapan air bebas
belum konstan atau kadar air dalam padatan di atas 15%, namun beberapa
lama setelah penguapan air bebas sudah konstan atau kadar air di bawah 15%
peningkatan kekerasan produk makin tinggi sampai akhir penggorengan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Yamsaengsung dan Moreira (2002)
yang menemukan hubungan perubahan kekerasan disebabkan penurunan kadar
air dengan pembentukan lapisan keras di permukaan dan pengembangan pori
di dalam tortilla chip (Jamaluddin, 2011).
Suhu dan kelembaban mempengaruhi kenikmatan fisik (comfort).
Batas kenyamanan ruang diukur dalam batas kelembaban udara 40%-70%
(Mangunwijaya,1981). Sedangkan suhu ruang diukur dalam batas kenyamanan
(comfort) adalah 20-27. Namun demikian batas kenyamanan selalu
tergantung pada kondisi masing-masing orang. Untuk mendapatkan kondisi
nyaman, maka banyak usaha dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban
udara dalam ruang (Setyowati, 2008).
Kelembaban relatif udara adalah perbandingan massa uap air aktual
pada volume yang diberikan dengan masa uap air saturasi pada temperatur
yang sama. Kelembaban mutlak udara berpengaruh terhadap pemindahan
cairan dari dalam ke permukaan bahan. Kelembaban relatif juga menentukan
besarnya tingkat kemampuan udara pengering dalam menampung uap air di
permukaan bahan (Syafriyudin, 2009).
Variable-variabel kelembaban, kandungan uap air atmosfer dapat
diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam
milibar, telah diuraikan. Tetapi dalam penggunaan yang lebih sering, satuan
lainnya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air. Besaran-besaran
tersebut bersama-sama dengan tekanan uap dikenal sebagai variabel
kelembaban atau humiditas. Kelembaban merupakan istilah yang umum yang
kadang-kadang termasuk air dalam fase cair di dalam tanah atau atmosfer
(awan atau presipitasi) (Trewartha, 1995).
Penyusutan dan pemekaran pada kerupuk diduga ada hubungan
dengan penguapan air bebas dalam padatan, sehingga penguapan air bebas
menyebabkan padatan mengalami penyusutan dan pemekaran. Penelitian
ini sesuai dengan penelitian Asensio (1999) serta Yamsaengsung dan
Moreira (2002) yang menjelaskan bahwa perubahan volume bahan selama
penggorengan disebabkan karena hilangnya air terikat dalam bahan. Pada
awal penggorengan mula-mula air bebas di permukaan keluar dan beberapa
lama air bebas dalam padatan juga keluar mengakibatkan padatan menjadi
menyusut. Setelah semua air bebas keluar terjadi pengerasan di permukaan
sehingga sebagian air bebas terjebak di dalam padatan. Karena air menerima
panas, sehingga menjadi uap (ekspansi) akhirnya padatan menjadi
mengembang (Jamaluddin, 2011).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Kulkas (lemari pendingin)
2. Bahan
a. Kerupuk
b. Rambak
c. Kerupuk Udang
3. Cara Kerja
a. Menguji kelembaban di masing-masing tempat (dalam kulkas dan luar
kulkas) dengan alat uji yang mudah, murah, dan cukup valid hasilnya
b. Melakukan percobaan dengan meletakan krupuk (A), rambak (B) dan
kerupuk udang (C) di dalam kulkas dan di luar kulkas selama kurang
lebih 10 jam. Seperti pada gambar berikut:
Kulkas

B
A 1m B 1m C

C
Gambar 4.1 Lokasi Penempatan Krupuk, Rambak dan Kerupuk Udang

c. Mengamati krupuk, rambak dan kerupuk udang manakah yang lebih


lembek (melempem)
d. Mencatat hasil percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Diana Nur dan Gemala Anjani. 2012. Sistem Produksi Dan Pengawasan
Mutu Kerupuk Udang Berkualitas Ekspor. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang. Semarang.
Diks, M.E. 2004. Teknik Pendingin dan Reparasinya. Bumi Aksara. Jakarta.
Giancoli, Douglas C. 2000. Fisika Edisi Kelima 1. Erlangga. Jakarta.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan
Unsur-Unsur Iklim. Bogor: Pustaka Jaya.
Jamaluddin, Budi Rahardjo, Pudji Hastuti, dan Rochmadi. 2011. Model
Matematika Optimasi Untuk Perbaikan Proses Penggorengan Vakum
Terhadap Tekstur Keripik Buah. Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 1.
Makasar.
Jamaluddin, Suardy, Siswantor, dan Suriana Laga. 2011. Pengaruh Suhu Dan
Tekanan Vakum Terhadap Penguapan Air, Perubahan Volume Dan Rasio
Densitas Keripik Buah Selama Dalam Penggorengan Vakum. Jurnal
Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 2. Makasar.
Setyowati Endang. 2008. Memanfaatkan Arang Sekam untuk Mengatur Suhu dan
Kelembaban Udara dalam Ruang. Jurnal Forum Teknik Vol. 32, No. 1
Universitas Widya Mataram. Yogyakarta.
Sumardi. 2011. Perancangan dan Pembuatan Sensor Kapasitif Untuk Pengukuran
Kelembaban Udara. Jurnal Nasional Vol. 7 No.18. Jember.
Syafriyudin, Dwi Prasetyo Purwanto. 2009. Oven Pengering Kerupuk Berbasis
Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan Pemanas Pada Industri Rumah
Tangga. Jurnal Teknologi, 71 Volume 2 Nomor 1 Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta. Yogyakarta.
Trewartha, Glenn T dan Lyle H. Horn. 1995. Pengantar Iklim Edisi Kelima. UNS
Press. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai