Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kami sehingga makalah tentang Cairan Infus ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai penyempurna tugas pada mata kuliah steril. Makalah
ini disusun juga sebagai bahan acuan dan tambahan pengetahuan kita tentang Cairan Infus,
sehingga kita dapat mengetahui betapa pentingnya cairan infus untuk tubuh.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu mata kuliah, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menularkan pengetahuan kami kepada para
pembaca.
kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah tentang Cairan Infus ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak baik itu ibu Dosen Pengampu mata
kuliah kami maupun para pembaca sangat diharapkan demi lengkapnya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pembaca.
Terima kasih.
Daftar Isi
Halaman Judul ....................................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Infus adalah proses mengekstraksi unsur-unsur substansi terlarutkan (khususnya obat)
atau terapi dengan cara memasukkan cairan ke dalam tubuh.
Infus adalah tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada
pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan
dan pemberian makanan.
Infus adalah teknik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku,
seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.
Infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang
banyak dan waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set)
secara tetesan.
Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke
dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan,
elektrolit, obat intravena dan nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui intravena. Tindakan
ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada kehilangan cairan yang banyak,
dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi dan cara pemberian yang aman diperlukan
pengetahuan dasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa. Tindakan ini
merupakan metode efektif dan efisien dalam memberikan suplai cairan ke dalam
kompartemen intravaskuler.
Terapi intravena dilakukan berdasarkan order dokter dan perawat bertanggung jawab
dalam pemeliharaan terapi yang dilakukan. Pemilihan pemasangan terapi intravena
didasarkan pada beberapa faktor, yaitu tujuan dan lamanya terapi, diagnosa pasien, usia,
riwayat kesehatan dan kondisi vena pasien. Apabila pemberian terapi intravena dibutuhkan
dan diprogramkan oleh dokter, maka perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar,
peralatan dan prosedur yang dibutuhkan serta mengatur dan mempertahankan sistem.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari cairan infus
2. Mengetahui prinsip pemasangan infus
3. Mengetahui macam-macam cairan infus
4. Tujuan pemasangan cairan infus
5. Mengetahui prosedur pemasangan infus
6. Mengetahui pasien yang harus diinfus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN CAIRAN INFUS


Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena
pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrient
(biasanya glukosa), vitamin atau obat. (Wahyuningsih, 2005 : 68)
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan
ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)
Memasang Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set.
(Protap RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu, 2009)
Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat
menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme
dan memberikan medikasi. (Wahyuningsih, 2005 : 68)

2.2 PRINSIP PEMASANGAN INFUS


Prinsip pemasangan infus pada pediatric (anak)

Karena vena klien sangat rapuh, hindari tempat-tempat yang mudah digerakkan atau
digeser dan gunakan alat pelindung sesuai kebutuhan (pasang spalk kalau perlu)
Vena-vena kulit kepala sangat mudah pecah dan memerlukan perlindunga agar tidak
mudah mengalami infiltrasi (biasanya digunakan untuk neonatus dan bayi)
Selalu memilih tempat penusukan yang akan menimbulkan pembatasan yang minimal

Prinsip pemasangan infuse pada lansia

Pada klien lansia, sedapat mungkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil
(24-26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran darah
lebih lancar sehingga hemodilusi cairan intravena atau obat-obatan akan meningkat.
Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum (jaringan subkutan
lansia hilang). Untuk menstabilkan vena, pasang traksi pada kulit di bawah tempat
insersi
Penggunaan sudut 5 15 saat memasukkan jarum akan sangat bermanfaat karena
vena lansia lebih superficial
Pada lansia yang memiliki kulit yang rapuh, cegah terjadinya perobekan kulit dengan
meminimalkan jumlah pemakaian plester.

2.3 JENIS-JENIS CAIRAN INFUS

ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.

Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami
gangguan hati
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
Mempunyai efek vasodilator
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml
RA,
dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk
edema serebral.

KA-EN 1B
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
< 24 jam pasca operasi
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B


Indikasi:
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
Mensuplai kalium 20 mEq/L
Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B
Indikasi:
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NS
Indikasi:
Untuk resusitasi
Kehilangan Na > Cl, misal diare
Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium

(asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Indikasi:
Resusitasi
Suplai ion bikarbonat
Asidosis metabolic

MARTOS-10
Indikasi:
Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres
berat dan defisiensi protein
Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
Stres metabolik berat
Luka bakar
Infeksi berat
Kwasiokor
Pasca operasi
Total Parenteral Nutrition
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600
Indikasi:

Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI


Penderita GI yang dipuasakan
Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar,
trauma dan pasca operasi)
Stres metabolik sedang
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G
Indikasi:
Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik
ringan
Nitrisi dini pasca operasi
Tifoid

2.4 TUJUAN PEMASANGAN INFUS


Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit,
vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral
Memperbaiki keseimbangan asam basa
Memperbaiki volume komponen-komponen darah
Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
Memonitor tekan Vena Central (CVP)
Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.

2.5 PROSEDUR PEMASANGAN INFUS


Alat yang harus disiapkan:

Standar infuse
Set infuse
Cairan sesuai program medic
Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
Pengalas
Torniket
Kapas alcohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadin
Sarung tangan

Prosedur kerja:

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan
buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan
Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas
tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular (
bila sadar )
Gunakan sarung tangan steril
Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da
posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian
dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian
infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

2.6 PASIEN YANG HARUS DIINFUS


Pasien seperti apa yang harus dilakukan pemasangan infus?

Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat
langsung ke dalam Intra Vena
Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid,
digoxin)
Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui
Intra vena
Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan
injeksi intramuskuler.
BAB 3
PENUTUP

I. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai